Permasalahan Tujuan Manfaat Kelapa Sawit

negara, pemerintah mengeluarkan berbagai kebijakan yang berkaitan dengan pengusahaan perkebunan kelapa sawit. Kebijakan-kebijakan tersebut antara lain adalah pola Perkebunan Inti Rakyat PIR sejak tahun 1978, pola kemitraan, pemberian kredit investasi oleh Bank Indonesia, dan pembatasan ekspor melalui penerapan pajak ekspor CPO untuk menjaga stabilitas harga minyak goreng di dalam negeri, oleh karena itu perlu dilakukan pengelolaan lahan untuk pemuliaan tanaman kelapa sawit. Menurut Novizan 2005 tanah idealnya dapat menyediakan sejumlah unsur hara penting yang dibutuhkan oleh tanaman. Penyerapan unsur hara oleh tanaman semestinya dapat diperbaharui sehingga kandungan unsur hara didalam tanah tetap dalam jumlah yang cukup dan seimbang. Pengambilan unsur hara oleh tumbuhan diimbangi dengan pelapukan bahan organik yang menyuplai hara bagi tanah yang menyebabkan tanah menjadi subur. Varietas unggul yang digunakan banyak petani pada umumnya memiliki sifat yang rakus terhadap unsur hara. Jika varietas unggul ini digunakan secara terus-menerus, tanah akan semakin miskin akan unsur hara. Kondisi ini dapat diperbaiki dengan penambahan unsur hara secara tepat, yakni lewat pemupukan.

1.2 Permasalahan

Apakah kandungan P dalam tanah suatu areal perkebunan kelapa sawit masih berada dalam jumlah yang cukup untuk mendukung produktifitas optimal tanaman. Untuk menjelaskan ini perlu dilakukan analisa tanah dan analisa daun. Universitas Sumatera Utara

1.3 Tujuan

- Dengan mengetahui kadar Fosfor yang terdapat dalam tanah dan daun, dapat dibuat rekomendasi banyaknya pupuk Fosfat yang harus ditambahkan untuk memenuhi kebutuhan tanaman.

1.4 Manfaat

- Sebagai bahan informasi untuk memperoleh dosis anjuran yang tepat bagi pihak perkebunan kelapa sawit - Dapat menggunakan pupuk dengan efisien untuk memperoleh produksi yang optimum Universitas Sumatera Utara BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kelapa Sawit

Tanaman kelapa sawit Palm oil termasuk tanaman monokotil yang secara taksonomi dapat diklasifikasikan sebagai berikut, yaitu : Ordo : Palmales Famili : Palmae Subfamili : Cocoidae Genus : Elaeis Spesies : Elaeis guineensis Tanaman kelapa sawit dapat juga digolongkan berdasarkan ketebalan tempurung atau cangkang dan warna buah. Berdasarkan ketebalan cangkang, tebal tipisnya cangkang tanaman kelapa sawit dapat dibagai menjadi tiga jenis atau varietas, yaitu sebagai berikut: - Dura Ciri-cirinya: tebal cangkangnya 2-8 mm, tidak terdapat lingkaran serabut pada bagian luar cangkang, daging buah relatif tipis, daging biji besar dengan kandungan minyak rendah, banyak digunakan sebagai induk betina dalam program pemuliaan. Universitas Sumatera Utara - Pisifera Ciri-cirinya: tebal cangkangnya sangat tipis bahkan hampir tidak ada, daging buah lebih tebal dari pada daging buah jenis Dura, daging biji sangat tipis, tidak dapat diperbanyak tanpa menyilangkan dengan jenis lain, dengan persilangan diperoleh jenis Tenera. Pisifera tidak dapat digunakan sebagai bahan untuk tanaman komersial, tetapi digunakan sebagai induk jantan. - Tenera Ciri-cirinya: tebal cangkangnya tipis 0,5-4 mm, terdapat lingkaran serabut disekeliling tempurung, daging buah sangat tebal, tandan buah lebih banyak tetapi ukurannya lebih kecil, merupakan hasil persilangan Dura dengan Pisifera. Jenis ini merupakan yang paling banyak ditanam dalam perkebunan dengan skala besar. Umumnya menghasilkan lebih banyak tandan buah. Berdasarkan warna buah, warna buah kelapa sawit dapat dibagi menjadi tiga jenis yaitu sebagai berikut: - Nigrescens Ciri-cirinya: buah muda berwarna ungu kehitam-hitaman, sedangkan buah yang masak berwarna jingga kehitam-hitaman - Virescens Ciri-cirinya: buah muda berwarna hijau, sedangkan buah yang masak berwarna jingga kemerah-merahan tetapi ujung buah tetap hijau Universitas Sumatera Utara - Albescens Ciri-cirinya: buah muda berwarna keputih-putihan, sedangkan buah yang masak berwarna kekuning-kuningan dan ujungnya ungu kehitaman. Tim Bina Karya Tani, 2009

2.2 Daun Folium