2.5 Pengelolaan apotek
2.5.1 Pengadaan perbekalan farmasi
Pengadaan perbekalan farmasi harus direncanakan dengan baik agar obat tersedia dengan jenis dan jumlah yang tepat sesuai kebutuhan dan menghindari
terjadinya kekosongan perbekalan farmasi. Untuk perbekalan farmasi yang fast moving disediakan dalam jumlah yang lebih banyak, sedangkan perbekalan
farmasi yang slow moving disediakan dalam jumlah cukup sehingga setiap resep yang masuk dapat dilayani.
Dalam pengadaan perbekalan farmasi penting, hal yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan distributor adalah memperhatikan
keabsahannya, jaminan kualitas produk dan kondisi pembelian meliputi bonus, diskon, dan lain-lain, jangka waktu kredit, sistem pengembalian obat, dan
sebagainya. Pemesanan perbekalan farmasi dapat dilakukan dengan cara menghubungi
pemasok melalui salesman atau melalui telepon. Khusus narkotika, pemesanan dilakukan kepada Pedagang Besar Farmasi PBF Kimia Farma menggunakan
surat pesanan narkotika formulir N-9 rangkap 5 yang ditandatangani oleh apoteker pengelola apotek. Untuk psikotropika digunakan surat pesanan
psikotropika. Dalam penerimaan barang dari pemasok perlu dilakukan pemeriksaan oleh
asisten apoteker. Tujuan pemeriksaan adalah untuk memastikan bahwa barang yang masuk sesuai dengan faktur dan pesanan pembelian.
Desi Hernita: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi KomunitasApotek Di Apotek Sarana Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
2.5.2 Penyimpanan dan penataan
Untuk kegiatan penyimpanan, difokuskan pada tujuan agar tetap terjaminnya kualitas obat, sekaligus mendukung jalannya proses pelayanan sesuai
yang ditetapkan. Dalam penyimpanan barang ditetapkan sistem FIFO First In First Out
dimana barang yang baru diterima disimpan dibagian belakang dari barang yang diterima sebelumnya, sistem FEFO First Expired First Out yang berdasarkan
tanggal kadaluarsa barang. Setiap barang disimpan pada tempat yang bersih, tidak lembab, tidak kena matahari langsung, disusun sistematis cair-padat,sesuai
alphabet. Dalam penyimpana dan penataan obat dapat digolongkan sebagai berikut:
1. Bahan baku disusun menurut abjad dan dipisahkan antara serbuk, cairan
setengah padat dan lain-lain. 2.
Obat disusun menurut abjad dan bentuk sediaan. 3.
Barang-barang yang mudah terbakar. 4.
Serum, vaksin, suppositoria dan obat yang mudah rusak atau mudah meleleh pada suhu kamar disimpan dalam lemari es.
5. Penyimpanan obat narkotika dalam lemari khusus sesuai persyaratan yang
berlaku Permenkes No.28MenkesPerI1978, dengan tujuan untuk pengamanan.
Desi Hernita: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi KomunitasApotek Di Apotek Sarana Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
2.5.3 Penjualan pelayanan