Rasio perbandingan udara bahan bakar AFR

57 • Pada pembebanan 10 kg gambar 4.5, Sfc terendah terjadi pada saat menggunakan biodiesel B-04 pada putaran 2800 rpm yaitu sebesar 123,902111 gkWh. Sedangkan Sfc tertinggi terjadi saat tanpa menggunakan biodiesel B-04 pada putaran 1000 rpm yaitu sebesar 1475,739031 gkWh. • Pada pembebanan 25 kg gambar 4.6, Sfc terendah terjadi pada pengujian dengan menggunakan Solar pada putaran 1400 rpm yaitu 111,7850750 gkWh. Sedangkan Sfc tertinggi terjadi pada saat mesin menggunakan bahan bakar biodiesel B-04 pada putaran 1000 rpm sebesar 1419,2514 gkWh. Besarnya Sfc sangat dipengaruhi oleh nilai kalor bahan bakar lihat Tabel 4.1, semakin besar nilai kalor bahan bakar maka Sfc semakin kecil dan sebaliknya. Adanya kecendrungan peningkatan Sfc dengan kenaikan putaran poros pada beban konstan disebabkan oleh waktu periode persiapan pembakaran yang pendek, sehingga pencampuran bahan bakar dengan udara tidak berlangsung dengan baik. Penambahan beban pada putaran poros konstan sedikit mengurangi Sfc karena adanya kandungan oksigen yang terikat langsung pada biodiesel membantu pembakaran, sehingga pembakaran berlangsung relatif lebih baik.

4.2.4 Rasio perbandingan udara bahan bakar AFR

Rasio perbandingan bahan bakar air fuel ratio dari masing–masing jenis pengujian dihitung berdasarkan rumus berikut : AFR = . . f a m m dimana : AFR = air fuel ratio . a m = laju aliran massa bahan bakar kgjam 58 Besarnya laju aliran udara . a m diperoleh dengan membandingkan besarnya tekanan udara masuk yang telah diperoleh melalui pembacaan air flow manometer Tabel 4.3 terhadap kurva viscous flow metre calibration. Pada pegujian ini, dianggap tekanan udara Pa sebesar 100 kPa ≈ 1 bar dan temperatur Ta sebesar 27 C. kurva kalibrasi dibawah dikondisikan untuk pengujian pada tekanan udara 1013 mb dan temperatur 20 C, maka besarnya laju aliran udara yang diperoleh harus dikalikan dengan faktor koreksi berikut : f C = 3564 x a P x 5 , 2 114 a a T T + = 3564 x 1 x 5 , 2 273 27 ] 114 273 27 [ + + + = 0,946531125 Gambar 4.7 Kurva Viscous Flow Meter Calibration lit.10 hal 3-11. 59 Untuk pengujian dengan menggunakan biodiesel B-04, beban 10 kg dan putaran 1000 rpm, tekanan udara masuk = 4 mm H 2 O Tabel 4.3. Dari kurva kalibrasi diperoleh laju aliran massa udara sebesar 11,38 kgjam untuk tekanan udara masuk = 10 mm H 2 O , sehingga untuk tekanan udara masuk = 4 mm H 2 O diperoleh laju aliran massa udara sebesar 4,552 kgjam dengan interpolasi, setelah dikalikan faktor koreksi C f , maka laju aliran massa udara yang sebenarnya : a m . = 4,552 x 0,946531125 = 4,308609681 kgjam Dengan cara perhitungan yang sama, maka diperoleh harga laju aliran massa udara m a untuk masing–masing pengujian tiap variasi beban dan putaran . Dengan diperolehnya harga laju aliran massa bahan bakar, maka dapat dihitung besarnya rasio udara bahan bakar AFR. Untuk pengujian dengan menggunakan bahan bakar biodiesel B-04, beban 10 kg dan putaran 1000 rpm : AFR = 0,772298 1 4,30860968 = 5,578946 Hasil perhitungan AFR untuk masing–masing pengujian pada tiap variasi beban dan putaran dapat dilihat pada tabel di bawah ini : 60 Tabel 4.5 Perbandingan udara dan bahan bakar AFR pada pengujian biodiesel B-04 dan solar . Dengan Bahan Bakar Biodiesel B-04 Beban Statis kg Putaran rpm Perbandingan Udara dan Bahan Bakar AFR 10 1000 5,578946 1400 5,863443 1800 7,327567 2200 8,087386 2600 8,925268 2800 9,393650 25 1000 6,526122 1400 6,727349 1800 7,868811 2200 7,844524 2600 9,242730 2800 8,847204 Perbandingan harga AFR masing-masing pengujian pada setiap variasi beban dan putaran dapat dilihat pada gambar berikut : Gambar 4.8 Grafik AFR vs putaran untuk beban 10 kg. 61 Dengan Bahan Bakar Solar Beban Statis kg Putaran rpm Perbandingan Udara dan Bahan Bakar AFR 10 1000 3,655110014 1400 4,055790693 1800 4,668201728 2200 6,630199557 2600 5,610168855 2800 6,106306237 25 1000 4,746265302 1400 6,323149497 1800 7,201083460 2200 7,494103110 2600 8,415253283 2800 8,899247442 Perbandingan harga AFR masing-masing pengujian pada setiap variasi beban dan putaran dapat dilihat pada gambar berikut : Gambar 4.9 Grafik AFR vs putaran untuk beban 25 kg. 62 • Pada pembebanan 10 kg gambar 4.8, AFR terendah saat menggunakan solar pada putaran 1000 rpm yaitu 3,655110014. Sedangkan AFR tertinggi saat menggunakan biodiesel B-04 pada putaran 2800 rpm sebesar 9,393650. • Pada pembebanan 25 kg gambar 4.9, AFR terendah terjadi saat menggunakan bahan bakar Solar pada putaran 1000 rpm yaitu sebesar 4,746265. Sedangkan AFR tertinggi terjadi saat menggunakan bahan bakar biodiesel B-04 pada putaran 2600 rpm yaitu sebesar 9,242730. AFR terendah terjadi ketika menggunakan bahan bakar solar pada putaran 1000 rpm yaitu sebesar 3,655110014. Sedangkan AFR tertinggi terjadi ketika menggunakan bahan bakar biodiesel B-04 pada putaran 2600 rpm yaitu sebesar 9,242730. Semakin tinggi putaran dan beban mesin, maka semakin kecil ratio perbandingan udara bahan bakar. Ini disebabkan karena pada putaran dan beban maksimal mesin mengalami ”overlap” dimana pada saat ini terjadi proses pembakaran yang sangat cepat dimana diperlukan bahan bakar dengan jumlah besar, sehingga diperlukan udara yang besar pula untuk mengimbangi bahan bakar tadi.

4.2.5 Effisiensi volumetris