Peranan Penyuluh Pertanian dalam Pengembangan Kelompok Tani di Kecamatan Sunggal.

(1)

PERANAN PENYULUH PERTANIAN DALAM

PENGEMBANGAN KELOMPOK TANI

DI KECAMATAN SUNGGAL

(Studi Kasus : Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Medan Krio Kec. Sunggal Kabupaten Deli Seradang)

SKRIPSI Oleh :

RIDUANSYAH SURBAKTI 0 5 0 3 0 9 0 2 9

SEP-PKP

DEPARTEMEN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(2)

PERANAN PENYULUH PERTANIAN DALAM

PENGEMBANGAN KELOMPOK TANI

DI KECAMATAN SUNGGAL

(Studi Kasus : Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Medan Krio Kec. Sunggal Kabupaten Deli Seradang)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Departemen Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat

Guna Memperoleh Derajat Sarjana Pertanian

Disetujui oleh : Komisi Pembimbing

Ketua Anggota

(Ir. Iskandarini, MM) (Ir. Lily Fauzia, M.Si)

Nip. 132 094 812 Nip. 131 763 823

DEPARTEMEN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(3)

i

RINGKASAN

Riduasnyah Subakti, 050309029 dengan judul “Peranan Penyuluh Pertanian Dalam Pengembangan Kelompok Tani di Kecamatan Sunggal” studi kasus BPP Medan Krio Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang. Penelitian ini di bombing oleh Ir. Iskandarini, MM dan Ir. Lily Fauzia, MS.i.

Daerah penelitian dilakukan secara purposive dan pengambilan sample dilakukan dengan Proportional Random Sampling. Banyak sampel pada penelitian ini adalah 30 sampel yang diambil lima dari setiap WKPP dan di Kecamatan Sunggal ada 6 WKPP.

Hasil analisis menunjukan bahwa:

1. Sikap kelompok tani terhadap program penyuluhan adalah positif dengan jumlah 17 orang dengan persentase 56,67%

2. Kurang efektifnya sebagaian kelompok tani diakibatkan tidak adanya pembinaan secara khusus terhadap penilaian tingkat kelas kelompok tani selama 3 tahun terakhir yang telah ditentukan oleh dinas pertanian.

3. Dari seluruh tugas pokok atau program kegiatan penyuluh bantuan keredit usaha tani yang tidak terlaksana sama sekali.

4. Peran penyuluh pertanian di daerah penelitian tergolong tingggi dengan total skor 309 dengan ata-rata skor 51,5.


(4)

ii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang maha Esa, atas Rahmat dan Karunia-Nya yang begitu besar yang senantiasa menyertai penulis dalam memulai, menjalani dan mengakhiri masa perkuliahan serta dapat melaksanakan praktek skripsi dan penulisan skripsi ini.

Skripsi yang berjudul “Pranan Penyuluh Pertanian dalam Pengembangan Kelompok Tani di Kecamatan Sunggal” ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menempuh ujian sarjana pada jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Ir. Iskandarini, MM sebagai Ketua Komisi Pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan dan arahan serta solusi dalam penyusunan skripsi ini.

2. Ir. Lily Fauzia, MS.i sebagai anggota Komisi pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan dalam penyelesaian skripsi ini.

3. Ir. Luhut Sihombing MP, sebagai ketua departemen Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian USU

4. Kepala BPP Medan Krio Bapak Cerdas Lubis SST, PPL Supervisor BPP Medan Krio Bapak Edy Syahputra Nst. SP dan seluruh PPL WKPP Kecamatan Sunggal yang telah banyak menolong penulis dalam penyelesaian skripsi ini


(5)

iii 6. luruh staf pengajar dan pegawai Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian USU

7. Instansi-instansi yang berkaitan dengan penelitian ini

Dengan ucapan terimakasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya penulis haturkan kepada orang tua penulis S. Surbakti dan Sariati br. Tarigan yang memberi dorongan baik moril maupun materil serta do’a kepada penulis. Kepada abang dan kakak penulis serta abang dan kakak ipar penulis B’ Junaidi, B’ Ali, B’ jeki, K’ izah, K’ Yuritna dan K’ Soraya thanks buat smuanya atas do’a dan dorongannya.

Trimakasih juga buat My Baby Rima Aprilia yang sudah banyak memberi support dan special concern kepada saya dalam pembuatan skripsi ini.

Tank’s juga buat My Best Friends Surya Hariadi, Evi Syafrina, Eko, Gina, Sita, Bida, Eka dan smua temen-temen Departemen SEP’ 05 atas dukungan dalam penyelesaian Skripsi ini.

Penulis menyadai skipsi ini masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun untuk meningkatkan mutu tulisan ini. Akhirnya penulis berharap skripsi ini berguna bagi kita semua.

Medan, Oktober 2009


(6)

iv

DAFTAR ISI

RINGKASAN... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... iv

DAFTAR GAMBAR... v

PENDAHULUAN Latar Belakan ... 1

Identifikasi Masalah ... 7

Tujuan Penelitian ... 7

Kegunaan Penelitian ... 8

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRIAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN Tinjauan Pustaka ... 9

Landasan Teori... 16

Kerangka Pemikiran ... 23

Hipotesis Penelitian ... 25

METODOLOGI PENELITIAN Metode Penentuan Daerah Penelitian ... 26

Metode Penentuan Sampel ... 26

Metode Pengumpulan Data ... 27

Metode Analisa Data ... 28

Defenisi dan Batasan Operasional ... 35

DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN Deskripsi Daerah Penelitian ... 36

Pofil, Sejarah Singkat dan Luas Kecamatan sungal ... 36

Kedaan Alam ... 37

Kedaan Penduduk ... 38

Tata Guna Lahan ... 40

Sungai-Sungai ... 40

Sarana dan Prasarana ... 40

Letak Wilayah BPP Medan Krio ... 41

Keadaan Penduduk Menurut Pekerjaan ... 41

Jumlah Petani Menurut Umur ... 42

Jumlah Petani Menurut Pendidikan ... 43


(7)

v

HASIL DAN PEMBAHASAN

Perkembangan Kelompok Tani Selama Empat (4) Tahun terakhir ... 46 Program dan Kegiatan Yang Dilakukan Penyuluh Terhadap

Kelompok Tani ... 51 Sikap anggota kelompok tani terhadap Program yang disampaikan

Penyuluh pertanian ... 61 Peranan Penyuluh Pertanian Didalam Pengembangan

Kelompok Tani ... 64 KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan ... 69 Saran ... 69

DAFTAR PUSTAKA


(8)

vi

DAFTAR TABEL

No Judul Hal

1. Daftar Data Kelompok Tani Kabupaten Deli Serdang... 4

2. Jenis Komoditi dan Luas Lahan Kec. Sunggal ... 5

3. Populasi Sampel di Kecamatan Sunggal ... 27

4. Spesifikasi Pengumpulan Data ... 28

5. Tingkat Penilaian Indokator Negatif dan Positif pada Loyalitas PPL ... 29

6. Skor Peranan Penyuluh Pertanian ... 33

7. Jumlah Desa Berikut Luas Daerah Kec. Sunggal ... 37

8. Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur di Kecamatan Sungal ... 3

9. Penduduk Menurut Agama dan Kepercayaan di Kecamatan Sunggal ... 39

10. Jumlah Penduduk Menurut Kewarganegaraan di Kecamatan Sunggal ... 39

11. Tata Guna Lahan Di Kecamatan Sunggal ... 40

12. Sarana Dan Prasarana di Kecamatan Sunggal ... 40

13. Distibusi Penduduk Menurut Pekerjaan ... 41

14. Distribusi Petani Menurut Umur Di WKPP Kecamatan Sunggal ... 42


(9)

vii 15. Distribusi Petani WKPP Kecamatan Sunggal Menurut

Tingkat Pendidikan ... 43

16. Data Wilayah Kerja Penyuluh Pertanian (WKPP) Kec. Sunggal ... 44

17. Karakteristik Kelompok Tani Kecamatan Sunggal ... 44

18. Kelas Kelompok Tani di WKPP Kecamatan Sunggal ... 46

19. Pertambahan Jumlah Kelompok Tani Kecamatan Sunggal ... 49

20. Pertambahan Jumlah Anggota Kelompok Tani Kecamatan Suggal ... 50

21. Sikap Kelompok Tani Terhadap Program Yang Disampaikan Penyuluh Pertanian ... 62


(10)

viii

DAFTAR GAMBAR

No Judul Hal


(11)

i

RINGKASAN

Riduasnyah Subakti, 050309029 dengan judul “Peranan Penyuluh Pertanian Dalam Pengembangan Kelompok Tani di Kecamatan Sunggal” studi kasus BPP Medan Krio Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang. Penelitian ini di bombing oleh Ir. Iskandarini, MM dan Ir. Lily Fauzia, MS.i.

Daerah penelitian dilakukan secara purposive dan pengambilan sample dilakukan dengan Proportional Random Sampling. Banyak sampel pada penelitian ini adalah 30 sampel yang diambil lima dari setiap WKPP dan di Kecamatan Sunggal ada 6 WKPP.

Hasil analisis menunjukan bahwa:

1. Sikap kelompok tani terhadap program penyuluhan adalah positif dengan jumlah 17 orang dengan persentase 56,67%

2. Kurang efektifnya sebagaian kelompok tani diakibatkan tidak adanya pembinaan secara khusus terhadap penilaian tingkat kelas kelompok tani selama 3 tahun terakhir yang telah ditentukan oleh dinas pertanian.

3. Dari seluruh tugas pokok atau program kegiatan penyuluh bantuan keredit usaha tani yang tidak terlaksana sama sekali.

4. Peran penyuluh pertanian di daerah penelitian tergolong tingggi dengan total skor 309 dengan ata-rata skor 51,5.


(12)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Di negara yang sedang berkembang, pada umumnya kegiatan perekonomiannya sangat ditunjukan oleh sektor pertanian, sehingga pembangunan yang menonjol juga berada pada sektor pertanian. Pembangunan yang mendasar di sektor pertanian sangat diperlukan, karena hasil pembangunan ini dapat dipergunakan untuk memperbaiki mutu makanan penduduk, memperoleh surplus produksi yang dapat di perdagangkan serta untuk mencapai dan mempertahankan swasembada penyediaan bahan makanan penduduk (Suhardiyono, 1996)

Sasaran utama dari pembangunan adalah pembangunan manusia karena tanpa adanya perubahan yang terjadi didalam diri manusia yang dibangun, maka akan sulit untuk mencapai perbaikan-perbaikan kondisi masyarakat secara terus-menerus sehingga hasil pembangunan fisik dan ekonomi menjadi kurang berarti jika tidak diketahui dengan keberhasilan pembangunan manusia yang diharapkan dapat terjadi karena adanya kegiatan penyuluhan yaitu pengetahuan, keterampilan dan sikapnya. (Suhardiyono, 1992)

Didalam mengelola usaha taninya petani mengharapkan perubahan di dalam kehidupannya, yaitu mempunyai perilaku yang lebih maju dalam melakukan usaha taninya. Usaha yang dilakukan oleh pemerintah dalam mencapai harapan petani adalah melakukan penyuluhan pertanian agar perubahan perilaku kearah yang lebih baik dalam mengelola usaha tani mereka. (Kartasapoetra, 1991)


(13)

2 Penyuluhan pertanian adalah proses pendidikan dengan sistem pendidikan nonformal untuk mengubah perilaku orang dewasa agar memiliki pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang lebih baik, sehingga sasaran dapat memilih dan mengambil keputusan dari berbagai alternatif pengetahuan yang ada untuk menyelesaikan permasalahan dalam upaya meningkatkan kesejahteraannya. (http/www.pustaka-deptan.go.id)

Sistem penyuluhan pertanian di dalam otonomi daerah adalah sistem penyuluhan pertanian yang digerakkan oleh petani dengan demikian petani harus dimampukan dan diberdayakan, sehingga petani memiliki keahlian-keahlian yang dapat menyumbangkan kegiatannya ke arah usaha tani yang modren dan mampu bersaing, mampu menjalin jaringan kerjasama diantara sesama petani maupun dengan kelembagaan sumber ilmu/teknologi, serta mata rantai agribisnis yang peluangnya tersedia. Jadi pada akhirnya petani akan menyelenggarakan sendiri kegiatan penyuluhan pertanian, dari petani, oleh petani dan untuk petani (konsep Penyuluh Swakarsa). (http/www.litbang.deptan.go.id)

Untuk meningkatkan efektivitas dari kegiatan penyuluhan dan guna menumbuh dan mengembangkan peran serta petani dalam pembangunan pertanian, maka perlu dilakukan pembinaan terhadap kelompok tani yang terbentuk sehingga nantinya kelompok tani tersebut akan mampu untuk tumbuh dan berkembang menjadi kekuatan ekonomi yang memadai dan selanjutnya akan mampu menopang kesejahteraan anggotanya (Nazir dan dkk, 1999)

Subyek pembangunan pertanian adalah petani, masyarakat petani pada umumnya dan kelompok tani pada khususnya. Sebagai salah satu komponen dalam sistem agribisnis, maka peran kelompok sangat menentukan keberhasilan


(14)

3 pembangunan pertanian. Untuk itu telah banyak pihak yang memberikan perhatian, dukungan dan bantuan pada kelompok tani, agar kelompok tersebut dapat berperan seperti yang diharapkan, yaitu sebagai lembaga yang tidak saja berfungsi sebagai media belajar (learning by doing and discovery learning), tetapi sekaligus juga sebagai unit produksi dan unit ekonomi. Pada era agribisnis seperti sekarang ini, maka kelompok tani sebagai unit ekonomi akan mendapatkan perhatian yang lebih banyak dibandingkan sebagai media belajar dan unit produksi. (http://www.litbang.deptan.go.id)

Berdasarkan pendekatan kualitatif yang dilakukan, menunjukkan bahwa kelompok tani terbentuk atas dasar inisiatif dari para petani sendiri oleh karena adanya rasa senasib dan sepenanggungan akan lebih menjamin keberlanjutan dari kelompok tersebut. Dari sisi aparat pembina, seorang penyuluh pertanian dalam menjalankan fungsi dan peran harus memahami kondisi sosial setempat maupun latar belakang dan kemampuan petani sebagai dasar dalam penyusunan rencana kerja penyuluhan dengan tetap mengedepankan keikutsertaan petani sebagai mitra kerja. Walaupun penyuluh pertanian telah berupaya bersama petani/kelompok tani dalam menjalankan pembangunan di sektor pertanian, namun masih dibutuhkan adanya kebijaksanaan pemerintah yang berpihak kepada penyuluhan pertanian. (http://www.ntt-academia.co.id)

Secara teoritis pengembangan kelompok tani dilaksanakan dengan menumbuhkan kesadaran para petani, dimana keberadaan kelompok tani tersebut dilakukan dari, oleh dan untuk petani. Pengembangan kelompok tani perlu dilaksanakan dengan nuansa partisipatif sehingga prinsip kesetaraan, transparansi, tanggung jawab, akuntabilitas serta kerjasama menjadi muatan-muatan baru


(15)

4 dalam pemberdayaan petani. Suatu kelompok tani yang terbentuk atas dasar adanya kesamaan kepentingan diantara petani menjadikan kelompok tani tersebut dapat eksis dan memiliki kemampuan untuk melakukan akses kepada seluruh sumber daya seperti sumber daya alam, manusia, modal, informasi, serta sarana dan prasarana dalam mengembangan usahatani yang dilakukannya. (Jasmal, 2007) Tabel 1. Daftar Data Kelompok Tani 2008 Kabupaten Deli Serdang

No Nama BPP Lingkungan

Kecamatan BPP

Jumlah Kelompok

Tani

Karaktersistik Kelompok Tani

(Kelas) Luas lahan (Ha)

BT BD P L M U Sawah Darat

1 Tanjung Garbus Lubuk Pakam 53 - 9 4 32 5 3 1.765,10 72,00

Beringin 71 7 2 10 31 17 4 2.729,37 233,50

2 Jaharun Galang 45 44 1 - - - - 1.084,00 1,173,00

Pagar Merbau 69 1 4 8 39 10 7 2.376,00 59,80

3 Bangun Purba Bangun Purba 45 45 - - - 190,00 498,00

Gunung Meriah 16 16 - - - 589,00 1491,00

STM Hulu 42 40 2 - - - - 609,00 722,50

4 Biru-biru Biru-biru 52 52 - - - 1.017,20 1.659,60

STM Hilir 67 67 - - - 1.032,90 7.775,50

Deli Tua 2 2 - - - 16,00 67,00

5 Pancur Batu Pancur Batu 60 60 - - - 875,60 3.751,95

Sibolangit 46 46 - - - 676,00 2.568,70

Namorambe 80 80 - - - 1/421,10 2.690,10

6 Medan Krio Sunggal 83 - 2 26 38 11 6 2.637,00 1.462,00

Kutalimbaru 48 - - 24 18 6 - 1.351,30 3.353,00

7 Hamparan Perak Hamparan perak 203 109 21 38 26 9 - 7.060,90 2.583,30

Labuhan Deli 49 - - 29 17 2 - 4.504,50 939,10

8 Percut Sei Tuan Percut Sei Tuan 152 94 10 13 20 6 9 5.217,998 3.420,82

9 Batang Kuis Batang Kuis 30 23 2 1 3 1 - 1.113,80 549,00

Pantai Labu 86 58 3 8 13 3 1 4.471,00 936,18

10 Tanjung Morawa Tanjung Morawa 106 15 8 24 45 10 4 2.906,20 659,07

Patumbak 32 32 - - - 733,00 499,00

TOTAL 1.435 44.367,95 37.119,12

Sumber : Kantor Dinas Pertanian Kabupaten Deli Serdang Tahun 2008 Keterangan :

BT : Belum Tedaftar BD: Belum Dikukuhkan P : Pemula

L : lanjut M : Madya U : Utama

Dari tabel 1 di atas dapat dilihat bahwa kelompok tani yang berada di BPP Medan Krio Lingkungan WKPP Kecamatan Sunggal berjumlah 83 dan semuanya telah terdaftar. Untuk pemula berjumlah 24 kelompok tani, lanjut 38, madya 11 dan utama 6 kelompok tani.


(16)

5 Dinas Pemerintahan Kecamatan Sunggal melakukan berbagai kebijakan dan kerjasama dengan pihak lain untuk meningkatkan produksi pertanian khususnya pada tanaman pangan, selain itu Kecamatan ini juga merupakan salah satu daerah yang masih memandang perlunya penyuluhan pertanian untuk mengembangkan kelompok tani di daerah ini, hal ini terbukti dari keaktifan Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) di daerah ini dalam melakukan kegiatan dan pelatihan yang sering dilakukan pemerintahan tingkat II (Dinas Pertanian) setiap bulannya kepada seluruh penyuluh yang ada di BPP tersebut. Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) terletak di Desa Medan Krio, yang terdiri dari dua Kecamatan, yatu Kecamatan Sunggal dan Kecamatan Kutalimbaru Kabupaten Deli Serdang.

Berdasarkan data yang di peroleh dari Balai Penyuluhan Pertanian (BPP), yang menjadi prioritas utama masyarakat tani di daerah penelitian ini ialah pada sub sektor tanaman pangan, khususnya pada komoditi padi dan jagung. Hal ini disebabkan karena kondisi lahan yang cukup mendukung bagi komoditi tersebut. Disamping memprioritaskan sub sektor tanaman pangan, petani juga tidak mengurangi perhatiannya pada komoditi lain. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 1 dibawah ini.

Tabel.2 Jenis Komoditi dan Luas Lahan Kec. Sunggal

No JENIS KOMODITI

Komoditi Utama Luas (Ha) Komoditi Unggulan Luas (Ha)

1 Padi 3.000 Jambu 23

2 Jagung 1.188 Ubi kayu 65

3 Semangka 22

4 Kacang panjang 21

5 Cabai merah 16


(17)

6 Selain itu, kelompok tani ini juga telah memenuhi syarat suatu kelompok tani dikatakan berkembang, yaitu memiliki karakteristik “dari, oleh dan untuk

petani” yang berciri sebagai berikut :

a) Saling mengenal, akrab dan saling percaya diantara sesama anggota b) Mempunyai pandangan dan kepentingan yang sama dalam berusaha tani c) Memiliki kesamaan dalam tradisi atau pemukiman, hamparan usaha, jenis

usaha, status ekonomi maupun sosial, bahasa, pendidikan dan ekologi. d) Ada pembagian tugas dan tanggung jawab sesama anggota berdasarkan

kesepakatan bersama. (http://www.deptan.go.id)

Berdasarkan penjelasan diatas, peneliti tertarik untuk melakukan riset yang mendalam untuk mengetahui peranan penyuluh pertanian didalam pertumbuhan dan pengembangan kelompok tani yang ada di daerah penelitian.


(18)

7

Identifikasi Masalah

Berdasarkan penjelasan diatas, maka dapat dirumuskan beberapa pokok permasalahan dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut :

1) Bagaimana perkembangan kelompok tani di daerah penelitian selama empat (4) tahun terakhir?

2) Program dan kegiatan apakah yang dilakukan penyuluh terhadap kelompok tani?

3) Bagaimana sikap kelompok tani terhadap Program yang disampaikan Penyuluh pertanian?

4) Bagaimana peranan penyuluh pertanian didalam pengembangan kelompok tani?

Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

1) Untuk mengidentifikasi perkembangan kelompok tani di daerah penelitian selama empat (4) tahun terakhir.

2) Untuk mengidentifikasi program dan kegiatan apa saja yang dilakukan penyuluh pertanian terhadap kelompok tani.

3) Untuk mengidentifikasi sikap kelompok tani terhadap program yang disampaikan penyuluh pertanian.

4) Untuk menentukan peranan penyuluh pertanian di dalam pengembangan kelompok tani.


(19)

8

Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah :

1) Sebagai bahan informasi bagi penyuluh pertanian lapangan dan kelompok tani yang ada di Kecamatan Sunggal

2) Sebagai bahan masukan bagi Pemerintah dan instansi terkait lainnya dalam mengambil kebijakan, khususnya yang berhubungan dengan proses penyuluhan pertanian dan kelompok tani di Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang.


(20)

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

Tinjauan Pustaka

Di antara penyuluhan-penyuluhan yang ada di Indonesia penyuluhan pertanian merupakan penyuluhan tertua, di mulai sejak awal tahun 1990-an yakni di jaman pemerintahan Belanda di Indonesia. Dari sejak berdirinya sampai sekarang, sedikitnya ada dua pihak yang belum mengalami perubahan sejak berdirinya penyuluhan pertanian, yakni petani dan keluarganya yang menerima penyuluhan, dan petugas pemerintah sebagai pemberi penyuluhan. Pihak-pihak yang terkait dengan penyuluhan pertanian berkembang sesuai dengan perkembangan kebutuhan, baik pemerintah maupun petani dan keluarganya, swasta, lembaga swadaya masyarakat dan sebagainya.

(Yustiana dan Sudrajat, 2003)

Menurut Balai Informasi Pertanian Sumatera Utara, 1995. Penyuluh pertanian membawa 2 (dua) misi pokok, yaitu:

1. Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) 2. Ahli Teknologi

Kedua misi pokok ini merupakan tugas yang perlu dilaksanakan oleh penyuluh pertanian untuk membawa kemajuan pada sektor pertanian, pengembangan sumber daya manusia (SDM) berinti pada pengembangan prilaku dan kemampuan serta pendayagunaan kemampuan-kempauan yang telah berkembang didalam upaya-upaya peningkatan pendapatan, kesejahteraan,


(21)

10 pencipataan lapangan kerja, kesehatan lingkungan serta kelangsungan pembangunan pertanian dan pembanguan nasional. (B. Sinulingga, 1995)

Mutu petani khususnya SDM nya hanya dapat diwujudkan melalui proses pendidikan yang berintikan pemberdayaan yaitu penyuluhan Pertanian. Tanpa mutu SDM patani akan sulit dicapai akselerasi pembangunan pertanian di masa kini dan masa mendatang. Mutu SDM petani akan dapat mendukung pembangunan pertanian kini dan masa yang mendatang, karena manakala penyuluh pertanian merupakan proses pemberdayaan bukan transfer teknologi. Menyuluh bukannya “mengubah cara bertani” melainkan “mengubah petani” yang dilaksanakan melalui 6 (enam) dimensi belajar, yaitu :

1. Leraning to know (penguasaan konsep, komunikasi informasi, pemahaman

lingkungan, rasa senang memahami, mengerti dan menemukan sesuatu) 2. Learning to do (penekanan pada skill tingkat rendah hingga tingkat tinggi

menuju kearah kompetensi)

3. Learning to live together (mengenal diri sendiri, mengenal diri orang lain,

menemukan tujuan bersama dan dapat bekerjasama dengan orang lain) 4. Leraning to be (memecahkan masalah sendiri, mengambil keputusan dan

memikul tanggung jawab dan belajar untuk disiplin)

5. Learning society (mengembangkan diri secara utuh, terus menerus, seperti

Socrates mengatakan “I know nothing, I don’t where I know”. Belajarlah dari buayan hingga liang lahat. Tuntutlah ilmu walau kenegeri cina, belajar adalah intisari hidup

6. Learning organization (belajar memimpin, belajar berorganisasi, belajar


(22)

11 Penyuluhan pertanian lebih luas dan lebih jauh dari sekedar kegiatan penerangan. Penyuluhan melibatkan proses komunikasi umpan balik dan ada evaluasi terhadap perubahan perilaku yang dicapai pada diri sasaran. Penyuluh pertanian merupakan peran yang tidak mudah, harus mengubah usahatani dan perilaku petani beserta masyarakatnya. (http://www.pustaka.ut.ac.id)

Penyuluh pertanian merupakan sarana kebijaksanaan yang dapat digunakan pemerintah untuk mendorong pembangunan pertanian, oleh karena itu penyuluh pertanian harus ahli pertanian yang berkompeten, disamping bisa bekomunikasi secara efektif dengan petani, dan harus dapat mendorong minat belajar petani. Sejumlah tahapan yang harus di tempuh dalam menyusun rencana komunikasi untuk suatu kegiatan penyuluhan adalah:

1. Menganalisa masalah yang dihadapi 2. Merumuskan tujuan komunikasi 3. Memilih media

4. Menentukan pendekatan yang digunakan. (Van Den Ban dan Hawknis 1999)

Dalam melakukan penyuluhan, faktor penyampaian (pengkomunikasian) hal-hal yang disuluhkan adalah amat penting karena itu, penyuluh menuntut dipersiapkannya lebih dahulu suatu desien yang secara terperinci dan spesifik yang menggambarkan hal-hal pokok sebagai berikut:

a) Masalah yang dihadapi b) Siapa yang akan disuluh

c) Apa tujuan yang hendak dicapai dari setiap kegiatan penyuluhan d) Pendekatan yang dipakai


(23)

12 e) Metode atau saluran yang dipakai

f) Sistem evaluasi didalam rencana keseluruhan kegiatan yang dimaksud. (Nasution, 1990).

Secara garis besar ada 2 (dua) peran ataupun peranan penyuluh, yaitu

pertama sabagai transper teknologi atau menyampaikan inovasi dan

memepengaruhi sasaran agar sasaran dapat mengadopsi inovasi yang disampaikan. Kedua, sebagai jembatan atau penghubung antara pemerintah (Lembaga Penyuluhan) yang diwakili dengan masyarakat sasarannya. Sehubungan dengan peran penyuluh tersebut; Kurt Kelvin, (1941) mengemukakan ada tiga peran penyuluh yang terdiri dari kegiatan, peleburan diri dengan masyarakat sasaran menggerakkan masyarakat untuk melakukan perubahan-perubahan dan memantapkan hubungan dengan masyarakat sasaran. Lebih lanjut Lippith (1958) merinci dua peranan tersebut menjadi beberapa peran sebagai berikut:

1) Mengembangkan kebutuhan untuk melakukan perubahan melalui mengenal masalah dan kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan sasaran, memilih objek perubahan yang tepat, menganalisa motivasi dan kemampuan sasaran untuk melakukan perubahan, memilih sumber daya yang tersedia untuk tujuan perubahan dengan tepat dan memilih peran bantu yang akan dimainkan dengan tepat.

2) Menggerakan masayarakat untuk melakukan perubahan melalui tahapan, menjalin kerjasama dan hubungan baik secara terus-menerus dengan masyarakat sasaran, tokoh formal dan informal dengan tokoh masyarakat untuk merencanakan dan memantapkan usaha-usaha perubahan sesuai


(24)

13 dengan tahapan perubahan-perubahan sebagai tenaga profesional dalam pembangunan wilayah. (Nuryanto, 2000)

Dalam kaitannya dengan peran penyuluh, Mosher (1968) mengemukakan bahwa setiap penyuluh harus mampu melaksanakan 4 (empat) peran ganda sebagai berikut:

1) Sebagai Guru, dapat mempengaruhi masyarakat sasaran untuk berubah perilakunya.

2) Sebagai penganalisa, melakukan pengamatan dan memberi solusi terhadap keadaan dan masalah atau kebutuhan masyarakat sasarannya.

3) Sebagai konsultan/penasehat, memeberi alternatif pilihan perubahan yang tepat baik dilihat dari segi teknis, ekonomis, maupun nilai-nilai sosial budaya setempat.

4) Organisator, mampu menjalin hubungan dan kerjasama yang baik dengan segenap lapisan masyarakat dalam upaya untuk melakukan perubahan-perubahan yang direncanakan. (Nuryanto, 2000)

Melihat peranan penyuluh yang sangat besar dalam mengubah perilaku petani, maka untuk merealisasikannya diperlukan pola yang mantap di bidang pelayanan penyuluhan, maka senantiasa dilakukan pemantapan pola mengenai lima segi, yaitu:

1) Pemantapan struktur organisasi 2) Pemantapan personalianya 3) Pemantapan materi penyuluhan

4) Pemantapan metode sistem kerja penyuluhan


(25)

14 Terdapat berbagai faktor yang mempengaruhi kemampuan penyuluh, baik secara internal maupun eksternal. Faktor internal antara lain: tingkat pendidikan, motivasi, kepribadian dan harga diri serta keadaan sosial budaya penyuluh. Adapun faktor eksternalnya antara lain: manajemen organisasi penyuluhan, insentif atau fasilitas yang diperoleh penyuluh dalam menjalankan tugasnya serta tingkat partisipasi sasaran yang berada di bawah koordinasinya. Faktor-faktor tersebut harus diperhatikan oleh pihak pimpinan organisasi sehingga dapat dijadikan sebagai acuan untuk mengupayakan peningkatan kompetensi penyuluh. (http://www.pustaka.ut.ac.id)

Penyuluhan pertanian sebagai bagian dari upaya mencerdaskan kehidupan bangsa (khususnya petani) dan memajukan kesejahteraan Pada umumnya merupakan salah satu kunci sukses dalam rangka memperkuat kelompok tani, selain dukungan inovasi teknologi serta kebijaksanaan makro ekonomi yang berpihak pada petani (Badan PSDM, 2007). Banyak kelompok tani telah dikembangkan, tetapi banyak pula yang dipertanyakan eksistensinya. Sering kelompok tumbuh menjamur seiring dengan adanya tawaran paket kredit, tawaran subsidi sarana produksi, bantuan fisik, dan dalam rangka dianjurkan untuk menerapankan teknologi. Tetapi fakta juga telah menunjukkan, dengan berakhirnya bantuan tersebut, maka berakhir pula kelompoknya dan teknologi anjuran mulai ditinggalkan. Ini semua menunjukkan ada yang salah dengan upaya yang telah dilakukan lembaga pembina dalam mengembangkan dan memperkuat kelompok tani. (http://www. litbang.deptan.go.id)


(26)

15 Untuk itu diperlukan dukungan sumber daya manusia berkualitas melalui penyuluhan pertanian dengan pendekatan kelompok yang dapat mendukung sistem agribisnis berbasis pertanian (tanaman pangan, hortikultura, peternakan dan perkebunan). Sehubungan dengan itu perlu dilakukan pembinaan dalam rangka pertumbuhan dan pengembangan kelompok tani menjadi kelompok yang kuat dan mandiri untuk meningkatkan pendapatan petani dan keluarganya.

Pembinaan kelompok tani diarahkan pada penerapan sistem agribisnis, peningkatan peranan, peran serta petani dan anggota masyarakat pedesaan lainnya, dengan menumbuhkembangkan kerja sama antar petani dan pihak lainnya yang terkait untuk mengembangkan usahataninya. Selain itu pembinaan kelompok tani diharapkan dapat membantu menggali potensi, memecahkan masalah usahatani anggotanya secara lebih efektif, dan memudahkan dalam mengakses informasi, pasar, teknologi, permodalan dan sumber daya lainnya.

(http://www.deptan.go.id)

Penyuluhan pertanian yang efektif sangat penting didalam pembangunan pertanian, terutama di Negara yang sedang berkembang. Disamping itu, juga ada beberapa masalah yang mengurangi keefektifan penyuluhan pertanian di beberapa Negara, seperti dibawah ini:

1. Teknologi tepat guna tidak tersedia bagi petani

2. Tidak ada keterkaitan yang efektif antara penyuluh pertanian dan lembaga penelitian pertanian

3. Kurangnya tenaga lapangan yang terlatih dalam teknologi pertanian 4. Petugas penyuluh pertanian yang kurang memperoleh latihan dalam


(27)

16 5. Tenaga lapangan kurang memiliki fasilitas transportasi (mobilitas) untuk

mencapai petani dengan efektif

6. Petugas penyuluh kekurangan alat untuk mengajar dan berkomunikasi 7. Karena masalah organisasi, penyuluh dibebani tugas ganda di samping

tugas penyuluhannya sendiri. (Van Den Ban, 1999).

Landasan Teori

Penyuluhan pertanian merupakan pendidikan non formal bagi petani beserta keluarganya yang meliputi kegiatan dalam ahli pengetahuan dan keterampilan dari penyuluh lapangan kepada petani dan keluarganya berlangsung melalui proses belajar mengajar. Penyuluhan pertanian harus ahli pertanian yang berkompeten, disamping bisa berkomunikasi secara efektif dengan petani sehingga dapat mendorong minat belajar mereka dan harus berorientasi pada masalah yang dihadapi oleh petani, sesuai dengan kenyataan dan pemahaman mereka (http://www.deptan.go.id)

Tujuan utama dari penyuluhan pertanian adalah mempengaruhi para petani dan keluarganya agar berubah perilakunya, yang akan menyebabkan perbaikan mutu hidup dari para keluarga tani. Jadi perubahan perilaku itu dapat terjadi dalam 3 (tiga) bentuk, yaitu:

1. Bertambahnya perbendaharaan informasi yang berguna bagi petani

2. Tumbuhnya keterampilan, kemampuan dan kebiasaan baru yang bertambah baik.

3. Timbulnya sikap mental dan motivasi yang lebih kuat sesuai yang dikehendaki. (Yustiana dan Sudrajat, 2003)


(28)

17 “Peranan” merupakan aspek yang dinamis dari kedudukan (status) seseorang yang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukan menunjukan dia menjalankan perannya. Hak dan kewajiban haruslah dalam keseimbangan. Hak dan kewajiban itu merupakan dua hal yang saling berkaitan yang dijalankan seseorang haruslah sesuai dengan ketentuan peranan yang seharusnya dilakukan dan sesuai pula dengan harapan peranan yang dilakukan. (http://www.deptan.go.id)

Peranan adalah status atau kedudukan seseorang dalam usaha tani atau peranan juga dapat diartikan sebagi kegiatan yang dilakukan atau prilaku individu. Sedangkan yang dimaksud peranan tenaga kerja anak-anak adalah keikutsertaan tenaga kerja anak-anak dalam usaha pertanian, yaitu penyiapan lahan, pembibitan, penanaman, pemilihan dan panen. (Abbas, 1983)

Peranan ialah bagian yang dimainkan oleh seseorang pada setiap keadaan dan cara bertingkah laku untuk menyelaraskan diri dengan keadaan. Hasil penelitian Menurut Departemen Pertanian (1980) kelompok tani adalah kumpulan orang-orang tani atau petani yang terdiri atas petani dewasa (pria/wanita) yang melakukan usaha tani dan terlibat secara informal dalam suatu wilayah kelompok atas dasar keserasian dan kebutuhan bersama-sama serta berada dalam lingkungan yang sama yang dipimpin oleh kontak tani.

Menurut PPL Supervisor BPP Medan Krio Bapak Edy Syahputra Nst, SP, untuk memudahkan kegiatan penyuluhan dalam sektor pertanian, maka Wilayah Kerja Pertanian di Indonesia dibagi dalam wilayah-wilayah kerja penyuluhan yang lebih kecil. Sebagai unit terkecil dalam pembagian wilayah kerja penyuluhan pertanian adalah Wilayah Kerja Penyuluhan Pertanian yang disingkat dengan


(29)

18 WKPP, dimana setiap WKPP terdiri dai beberapa kelompok tani yang dapat meliputi satu desa atau lebih.

Menurut Peraturan Menteri Pertanian Indonesia nomor 273/Kpts/OT.160/4/2007 Tentang Pedoman Pembinaan Kelembagaan Petani, bahwa tumbuh dan berkembangnya kelompok-kelompok dalam masyarakat, umumnya didasarkan atas adanya kepentingan dan tujuan bersama, sedangkan kekompakan kelompok tersebut tergantung kepada faktor pengikat yang dapat menciptakan keakraban individu-individu yang menjadi anggota kelompok.

Pertumbuhan kelompok tani dapat dimulai dari kelompok- kelompok/organisasi sosial yang sudah ada dimasyarakat yang selanjutnya melalui kegiatan penyuluhan pertanian diarahkan menuju bentuk kelompok tani yang semakin terikat oleh kepentingan dan tujuan bersama dalam meningkatkan produksi dan pendapatan dari usaha taninya. Kelompok tani juga dapat ditumbuhkan dari petani dalam satu wilayah, dapat berupa satu dusun atau lebih, satu desa atau lebih.

Menurut Praturan Menteri Pertanian Indonesia nomor 273/Kpts/OT.160/4/2007 Tentang Pedoman Pembinaan Kelembagaan Petani, bahwa pengembangan kelompok tani diarahkan pada peningkatan kemampuan kelompoktani dalam melaksanakan fungsinya, peningkatan kemampuan para anggota dalam mengembangkan agribisnis, penguatan kelompoktani menjadi organisasi petani yang kuat dan mandiri yang dicirikan antara lain:

1) Adanya pertemuan/rapat anggota/rapat pengurus yang diselenggarakan secara berkala dan berkesinambungan.


(30)

19 2) Disusunannya rencana kerja kelompok secara bersama dan dilaksanakan oleh para pelaksana sesuai dengan kesepakatan bersama dan setiap akhir pelaksanaan dilakukan evaluasi secara partisipasi.

3) Memiliki aturan/norma yang disepakati dan ditaati bersama. 4) Memiliki pencatatan/pengadministrasian organisasi yang rapih.

5) Memfasilitasi kegiatan-kegiatan usaha bersama di sektor hulu dan hilir. 6) Memfasilitasi usaha tani secara komersial dan berorientasi pasar.

7) Sebagai sumber serta pelayanan informasi dan teknologi untukusaha para petani umumnya dan anggota kelompoktani khususnya.

8) Adanya jalinan kerja sama antara kelompo ktani dengan pihak lain.

9) Adanya pemupukan modal usaha baik iuran dari anggota atau penyisihan hasil usaha/kegiatan kelompok. (http://www.deptan.go.id)

Untuk menilai keberhasilan kelompok tani maka perlu diadakan evaluasi atau penilaian bagi kelompok tani atau yang sering disebut penilaian kelas kelompok tani. Penilaian kelas kemampuan kelompok tani tersebut dilaksanakan berdasarkan 5 tolak ukur/jurus untuk mengetahui sampai sejauh mana perkembangan atau kemampuan kelompok tani, dengan indikator-indikator sebagai berikut:

a. Kemampuan merancanakan kegiatan untuk meningkatkan produktivitas usaha tani para anggotanya, dengan nilai 300 dan indikator:

1. Mampu merencanakan usaha tani dan peningkatan usaha kelompok 2. Mampu merencanakan produk sesuai dengan permintaan pasar

(jumlah, mutu dan waktu)


(31)

20 4. Mampu merencanakan kegiatan peningkatan pengetahuan,

keterampilan dan sikap setiap anggotanya.

b. Kemampuan melaksanakan dan mentaati perjanjian dengan pihak lain dengan nilai 100 dan indikator sebagai berikut:

1. Mampu memperoleh mitra usaha yang menguntungkan bagi usaha tani anggota kelompok

2. Mampu membuat perjanjian kerjasama dengan mitra usaha 3. Mampu berperan serta dalam gerakan pembangunan pertanian

c. Kemampuan memupuk modal dan memanfaatkan pendapatan secara rasional, dengan nilai 100 dan indikator:

1. Mampu memupuk modal, baik melalui tabungan anggota, simpan pinjam maupun pendapatan dari usaha kelompok

2. Mampu mengembangkan modal usaha

3. Mampu memanfaatkan pendapatan secara produktif

4. Mampu mendapatkan dan mengembalikan kredit dari Bank atau pihak lain.

d. Kemampuan meningkatkan hubungan melembaga dengan koperasi, nilai 200 dan indikator sebagai berikut:

1. Mampu mendorong anggotanya menjadi anggota koperasi/KUD 2. Mampu memanfaatkan pengetahuan perkoperasian bagi anggota 3. Mampu memanfaatkan pelayanan yang diberikan koperasi/KUD 4. Mampu menjadikan koperasi/KUD sebagai penyedia sarana pelaksana


(32)

21 e. Kemampuan mencari dan memanfaatkan informasi, serta menggalang

kerjasama kelompok, dengan nilai 300 dengan indikator sebagai berikut: 1. Mampu secara teratur dan terus menerus mencari, menyampaikan,

meneruskan dan memanfaatkan informasi

2. Mampu mengembangkan kader kepemimpinan dan keahlian dari anggota

3. Tingkat kesejahteraan petani seluruh anggota kelompok lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata kesejahteraan keluarga daerah bersangkutan.

Penilaian dilaksanakan oleh Balai Informasi Penyuluh Pertanian (BIPP). Penilaian dilakukan minimal satu kali dalam setahun melalui laporan para penyuluh dengan tolak ukur kemapuan dengan nilai maximum 1000 dengan ketentuan sebagai berikut:

1) Kelas Pemula : nilai 0 – 250 2) Kelas Lanjut : nilai 251-500 3) Kelas Madya : nilai 501-750 4) Kelas Utama : nilai 751- 1000

Untuk lebih lanjut dapat dilihat pada lampiran 9 (sembilan)

Hasil penilaian dipergunaan sebagai bahan evaluasi kinerja masing-masing Balai Penyuluh Pertanian (BPP) dan PPL dalam pembinaan kelompok tani di wilayah kerjanya.

Berdasarkan penilaian tersebut maka dapat diukur tingkat kelas setiap kelompok tani yang mempunyai tujuan sebagai berikut:


(33)

22 a) Untuk mengetahui sampai sejauh mana tingkat kemampuan suatu kelompok tani disuatu daerah berada, sehingga dapat menetapkan kelas kelompok tersebut

b) Bagi pembina/penyuluh berguna untuk mengambil langkah-langkah dan tindakan yang tepat dalam pembinaan dan pengembangan kelompok tani. c) Pengukuran tingkat kemampuan kelompok tani bermanfaat bagi proses

pertumbuhan dan perkembangan kelompok tani selanjutnya.

Kerangka Pemikiran

Penyuluh pertanian adalah pegawai departemen pertaian yang bertugas melaksanakan kegiatan penyuluhan pertanian dan berfungsi sebagai penyebar informasi bagi petani, mengajarkan keterampilan kepada petani memberi saran dan rekomendasi, mengikthiarkan sarana dan fasilitas serta mengembangkan swakraya dan swadaya petani.

Penyuluh pertanian harus memiliki pedoman dalam menjalankan tugasnya. Acuan yang menjadi pedoman ini disusun secara sistematis dan memiliki tujuan, baik tujuan jangka pendek maupun tujuan jangka panjang yang akan dicapai disetiap pelaksanaan tugasnya. Acuan yang dijadikan pedoman inilah yang selanjutnya disebut dengan program penyuluh pertanian.

Program penyuluh pertanian dibuat dan disusun berdasarkan kepentingan petani, karena petani memiliki gambaran mengenai program yang mereka inginkan dan dikondisikan sesuai dengan usaha tani mereka. Program penyuluhan pertanian dibuat dengan peran aktif penyuluh pertanian lapangan, dengan tujuan


(34)

23 disampaikan kepada kelompok tani. Kegiatan penyuluhan pertanian di Kecamatan Sunggal berada dibawah naungan Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Medan Krio.

Didalam penyampaian program pastilah berpengaruh terhadap sikap anggota kelompok tani, apakah mereka setuju dengan program yang diberikan atau tidak. Dengan adanya peranan penyuluh pertanian (PPL) diharapkan kelompok tani di daerah penelitian dapat berkembang dengan baik sesuai dengan yang diharapkan


(35)

24

Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL)

PROGRAM

Pengembangan

Secara skematis krangka pemikiran dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

Keterangan : = Menyatakan Hubungan = Menyatakan Pengaruh

Kelompok Tani

Peranan PPL Sikap Kelompok


(36)

25

Hipotesis Penelitian

1) Kelompok tani bersikap positif terhadap program yang disampaikan penyuluh pertanian.

2) Penyuluh pertanian berperan dalam pengembangan kelompok tani didaerah penelitian.


(37)

METODOLOGI PENELITIAN, PENETAPAN SAMPEL, DEFENISI DAN BATASAN OPERASIONAL

Metode Penentuan Daerah Penelitian

Pemilihan daerah penelitian ditentukan secara purposive (sengaja), sesuai dengan tujuan penelitian, yaitu di Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang, dengan alasan di Kecamatan ini terdapat Balai Penyuluhan pertanian (BPP) dan kelompok tani yang aktif. Kelompok Tani dibagi berdasarkan Wilayah Kerja Penyuluh Pertanian (WKPP) yang terdiri atas 6 WKPP dan setiap WKPP terdapat 7-16 kelompok tani yang terdiri dari beberapa desa. WKPP tersebut langsung dibawah naungan Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Medan Krio yang aktif dan sangat berperan tehadap kelompok tani yang ada.

Metode Penentuan Sampel

Sampel yang diambil didalam penelitian ini adalah penyuluh pertanian lapangan (PPL) dan anggota kelompok tani, maka untuk itu metode penentuan sampel akan dilakukan dengan:

a. Untuk sampel penyuluh dilakukan dengan cara sensus. Di kecamatan ini tedapat 6 (enam) penyuluh petanian lapangan (PPL) Dengan 6 (enam) wilayah kerja penyuluh pertanian (WKPP)

b. Untuk sampel angota kelompok tani dilakukan secara acak dengan mengunakan Metode Random Sampling dan penentuan jumlah sampel di tetapkan 5 sampel setiap WKKP.


(38)

27 Dari 6 WKPP adapun jumlah anggota kelompok tani yang akan diteliti sebanyak 30 anggota kelompok tani, yang diambil secara acak berdasarkan

Random Sampling. Menurut Wirartha (2006) untuk penelitian yang menggunakan

analisis data dengan statistik, ukuran sampel paling kecil 30, dan ukuran ini sudah dapat dikatakan mewakili dari populasi.

Penjelasan dapat dilihat di tabel 3 berikut ini: Tabel 3. Populasi Sampel di Kecamatan Sunggal

No WKPP Jlh

Kel. Tani

Jlh anggota

Jumlah sampel

1 Medan Krio 15 691 5

2 Sunggal Kanan 16 725 5

3 Suka Maju 7 430 5

4 Serbajadi 16 819 5

5 Sei Semayang 16 627 5

6 Sei Mencirim 13 949 5

J U M L A H 83 4241 30

Sumber : Balai Penyuluhan Pertanian (BPP), Tahun 2008 Metode Pengumpulan Data

Data yang diperoleh didalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari PPL dan kelompok tani Kecamatan Sunggal melalui pengamatan dan wawancara langsung dengan menggunakan daftar pertanyaan (kuisioner) yang telah dipersiapkan sebelumnya.

Data sekunder diperoleh dari lembaga atau instansi terkait seperti, Kantor BPP, Kantor Camat Sunggal, kantor Kepala Desa serta literature atau buku-buku yang berhubungan dengan penelitian ini. Jenis dan data yang dikumpulkan dapat dilihat melalui tabel 4 dibawah ini.


(39)

28

Tabel 4. Spesifikasi Pengumpulan Data

No Jenis data Sumber Metode

Wawancara Observasi 1 Program PPL BPP dan PPL

2 Deskripsi daerah penelitian Kantor Camat dan BPP 3 Sikap Kelompok Tani Kelompok tani (Ketua) 4 Pranan Penyuluh RPL

5 Identitas Kelompok Tani Dinas Pertanian Kab. Deli Serdang Sumber : Diolah dari Daerah Penelitian Tahun 2008

Metode Analisa Data

Untuk menyelesaikan masalah 1 dengan menggunakan analisis deskriptif, yaitu dengan melihat perkembangan kelompok tani empat (4) tahun terakhir.

Untuk menyelesaikan masalah 2 dengan menggunakan analisis deskriptif, yaitu dengan melihat kegiatan yang diberikan penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) kepada Kelompok Tani.

Untuk menguji hipotesis 3 dalam menentukan sikap petani dianalisis dengan menggunakan Skala Likert, yaitu dengan pemberian skor pada setiap pilihan jawaban, yaitu:

a. SS = Sangat Setuju, bernilai 5 b. S = Setuju, bernilai 4 c. R = Ragu-ragu, bernilai 3 d. TS = Tidak Setuju, bernilai 2 e. STS = Sangat Tidak Setuju, bernilai 1

Untuk memperoleh nilai positif dan negatif akan dijabarkan dengan tabel dibawah ini:


(40)

29

Tabel 5. Tingkat Penilaian Indokator Negatif dan Positif pada Loyalitas PPL

TINGKAT PENILAIAN POSITIF NEGATIF

Sangat Setuju 5 1

Setuju 4 2

Ragu-ragu 3 3

Tidak Setuju 2 4

Sangat Tidak Setuju 1 5

Sumber: Diolah dari Daerah Penelitian Tahun 2008

Mengukur Sikap Petani digunakan dengan Skala Pengukuan Likert, dengan rumus:

T = 50 + 10 X – X

Keterangan: T = Skor Standart X = Skor Responden

X = Rata-rata skor kelompok S = Deviasi standar kelompok

Kriteria uji apabila

T 50 = Sikap positif

T ≤ 50 Sikap negatif (Daniel,1992)

Untuk menguji hipotesis 4 dengan menggunakan skor, yaitu dengan melihat peranan penyuluh pertanian didalam pengembangan kelompok tani, Hal yang di analisis didalam pranan penyuluh adalah sebagai berikut:

1. PERTEMUAN

a. PPL melakukan pertemuan rutin dengan kelompok Tani dan sesuai kebutuhan

b. PPL melakukan pertemuan dengan kelompok Tani jika ada masalah c. Tidak melakukan pertemuan


(41)

30 2. KUNJUNGAN USAHA TANI

I) a. PPL melakukan kunjungan usaha tani rutin dan sesuai kebutuhan

b. PPL melakukan kunjungan usaha tani jika ada masalah c. PPL tidak melakukan kunjungan usaha tani

II) a. PPL sering mengunjungi kelompok tani dan menanyakan masalah

kelompok tani

b. PPL jarang mengunjungi kelompok tani dan menanyakan masalah kelompok tani

c. PPL tidak pernah mengunjungi kelompok tani 3. DISKUSI

a. Melakukan diskusi dengan anggota kelompok tani secara rutin b. Melakukan diskusi dengan anggota kelompok tani jika ada masalah c. Tidak pernah melakukan diskusi

4. INFORMASI

a. PPL sering menyebarkan informasi pertanian dan mengajarkan pengetahuan serta keterampilan, dan sesuai dengan kebutuhan b. PPL jarang menyebarkan informasi pertanian dan jarang mengajarkan

pengetahuan serta keterampilan sesuai dengan kebutuhan

c. Tidak menyebarkan informasi pertanian dan tidak mengajarkan pengetahuan serta keterampilan

5. KREDIT

I) a. PPL membantu dalam pengadaan kredit usaha tani sesuai kebutuhan b. PPL membantu dalam pengadaan kredit usaha tani tidak sesuai kebutuhan c. PPL tidak membantu dalam pengadaan kredit usaha tani


(42)

31 II) a. sering mengikhtiarkan kelompok untuk dapat dan menggunakan kredit

b. jarang mengikhtiarkan kelompok untuk dapat dan menggunakan kredit c. tidak pernah mengikhtiarkan kelompok untuk dapat dan menggunakan

kredit

6. MENGETAHUI KEADAAN WKPP

I) a. Tahu lengkap mengenai potensi wilayah kerja (infrastruktur, sosial budaya dan lain-lain

b. Tahu sebagaian mengenai potensi wilayah kerja (infrastruktur, sosial budaya dan lain

c. Tidak tahu mengenai potensi wilayah kerja (infrastruktur, sosial budaya dll II) a. Tahu lengkap mengenai potensi sumberdaya pertanian (kondisi tanah,

iklim tofografi pengairan dan lain-lain)

b. Tahu sebagian mengenai potensi sumberdaya pertanian (kondisi tanah, iklim tufografi pengairan dan lain-lain

c. Tidak tahu mengenai potensi sumberdaya pertanian (kondisi tanah, iklim tufografi pengairan dan lain-lain.

7. BERMITRA (KERJASAMA)

I) a. Sering melakukan hubungan kerjasama (mitra) antara PPL dengan

instansi/pihak lain yang sesuai dengan kebutuhan kelompok tani

b. Jarang melakukan hubungan kerjasama (mitra) antara PPL dengan instansi/pihak lain yang sesuai dengan kebutuhan kelompok tani

c. Tidak ada melakukan kerjasama

II) a. Kerjasama terjadi atas prakarsa Penyuluh

b. Kerjasama terjadi atas prakarsa BPP


(43)

32 8. BIMBINGAN PENERAPAN TEKNOLOGI

I) a. PPL melakukan bimbingan dalam penerapan teknologi/inovasi baru dan

mengevaluasinnya secara rutin sesuai kebutuhan

b. PPL melakukan bimbingan dalam penerapan teknologi/inovasi baru tetapi tidak mengevaluasi secara rutin sesuai dengan kebutuhan

c. PPL tidak melakukan bimbingan dalam penerapan teknologi/inovasi baru

II) a. PPL sering melakukan demplot kepada kelompok tani

b. PPL jarang melakukan demplot kepada kelompok tani c. PPL tidak pernah melakukan demplot kepada kelompok tani

9. PARTISIPASI PENYULUH DALAM MENGIKUTI GOTONG ROYONG

a. > 3 kali

b. 2 Kali

c. 1Kali

10. ALSINTAN

a. Penyuluh Membantu kelompok tani dalam penyedian alsintan dan sesuai dengan kebutuhan

b. Penyuluh Membantu kelompok tani dalam penyedian alsintan tetapi tidak sesuai dengan kebutuhan

c. Penyuluh tidak Membantu kelompok tani dalam penyedian alsintan 11. SAPRODI

a. Penyuluh Membantu kelompok tani dalam penyedian Saprodi dan sesuai dengan kebutuhan

b. Penyuluh Membantu kelompok tani dalam penyedian Saprodi tetapi tidak sesuai dengan kebutuhan


(44)

33

12. RDKK (Rencana Defenitif Kebutuhan Kelompok)

a. PPL menyarankan dan membantu kelompok tani dalam penyusunan RDKK

b. PPL hanya menyarankan kelompok tani dalam pembuatan RDKK c. PPL tidak membantu dan menyarankan pembuatan RDKK

13. PELATIHAN BPP

a. PPL mengikuti latihan di BPP 2x sebulan b. PPL mengikuti latihan di BPP 1x sebulam c. PPL tidak pernah mengikuti latihan di BPP 14. PELAKSANAAN PROGRAM PENYULUHAN

a. Semua program dilaksanakan

b. ½ dari program dilaksanakan

c. Tidak ada program

15. MONITORING DAN EVALUASI KEGIATAN PENYULUHAN

a. 2 kali setahun

b. 1 kali setahun

c. Tidak pernah

Dari keterangan diatas dapat dikemukakan bahwa jumlah skor untuk mengetahui peranan penyuluh pertanian berada antara 20-60.

Tabel 6. Skor Peranan Penyuluh Pertanian

No Kategori Range

1 Tinggi 48-60

2 Sedang 34-47


(45)

34

Defenisi dan Batasan Oprasional

Untuk menghidari kesalahpahaman dalam mengartikan penelitian ini, maka dibuat defenisi dan batasan operasional, sebagai berikut:

Defenisi

1. Penyuluh pertanian adalah pegawai dari departemen pertanian (PNS), yang ditugaskan untuk melakukan kegiatan penyuluhan pertanian

2. BPP Adalah Balai Penyuluhan Pertanian

3. Kelompok tani adalah kelembagaan non formal bagi petani yang di bentuk atas dasar kesepakatan bersama, yaitu kesamaan kepentingan, kesamaan kondisi lingkungan (sosial, ekonomi dan submer daya) guna mencapai tujuan bersama

4. Kelompok tani tanaman pangan adalah sekumpulan orang yang melakukan usaha taninya dengan bergabung didalam suatu kelompok dengan memfokuskan pada tanaman pangan dengan tujuan bersama.

5. Program adalah rencana kerja penyuluhan pertanian, tugas pokok atau kegiatan penyuluhan, yang dibuat secara tetulis dan sistematis untuk dijadikan sebagai acuan atau pedoman dalam menjalankan tugas dan memiliki tujuan.

6. Sikap adalah pengaruh/penolakan, penilaian, suka atau tida suka dan positifan atau kenegatifan terhadap suatu obyek psikologis.

7. Sikap positif adalah sikap cenderung menyukai, mendekati, menerima bahkan mengharapkan kejadian objek tertentu.


(46)

35 8. Sikap negatif adalah sikap yang cendeung menjahui, membenci,

menghindar ataupun tidak menyukai keberadaan objek tertentu.

9. Peranan adalah bagian yang dimainkan oleh seseorang pada keadaan dan cara bertingkah laku untuk melaraskan diri dengan keadaan

10. WKPP adalah wilayah kerja penyuluhan pertanian yang terdiri dari 1 (satu) atau beberapa desa.

11. Pengembangan kelompok tani adalah bertambahnya pemahaman petani terhadap sesuatu informasi serta terjadinya peningkatan kemampuan kelompok tani dalam melaksanakan fungsinya.

Batasan Operasional

1. Penelitian dilakukan di Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang. 2. Waktu pengambilan data skunder dilakukan pada bulan Februari 2009 3. Waktu penelitian dimulai pada bulan Maret 2009 sampai pertengahan Juni

2009

4. Sampel yang digunakan adalah penyuluh pertanian lapangan (PPL) dan kelompok tani.


(47)

DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN

Deskripsi Daerah Penelitian

Pofil, Sejarah Singkat dan Luas Kecamatan sungal

Kecamatan Sunggal sebelum proklamasi Kemerdekaan Repoblik Indonesia tahun 1945 merupakan daerah Datuk Serbanyaman di kepalai oleh seorang datuk yang tunduk kepada Kesultanan Deli yang berkedudukan di Sunggal. Sejak tahun 1945 kekuasaan Datuk Serbanyaman menjadi lenyap dan struktur pemerintah dirubah menjadi Kecamatan Sunggal dan Sejak itu daerah ini dipimpin oleh asisten Wedana yang tunduk kepada Wedana Deli Hilir yang berkedudukan di Labuhan Deli.

Kecamatan sunggal sebelum Perluasan dari Kotamadya Medan tahun 1972 terdiri dari 30 desa seluas 171 Km2 setelah sebagaian daerah Kecamatan Sunggal berubah menjadi 19 desa seluas 105,44 Km2. Pada Tahun 1986 luas daerah Kecamatan Sunggal menciut menjadi 92,52 Km2 dengan 17 desa dan 159 dusun dengan ibu kota kecamatan adalah desa Sei Semayang, hal ini disebabkan perluasan Kota Binjai, desa yang menjadi wilayah kota Binjai adalah Desa Tunggurono dan Sumber Mulyorejo, sehingga pada saat ini Kecamatan sunggal terdiri dari 17 desa seluas 92,52 Km2.

Berikut ditampilkan oleh tabel seluruh desa yang ada di Kecamatan Sunggal dan luas daerahnya.


(48)

37

Tabel 7. Jumlah Desa Berikut Luas Daerah Kec. Sunggal

No Desa / kelurahan Luas (Km2) Persentase (%)

1 Telaga sari 2,63 2,85

2 Sei mencirim 9,78 10,57

3 Suka maju 6,31 6,82

4 Sei beras sekata 4,70 5,08

5 Tanjung selamat 4,68 5,06

6 Sunggal kanan 4,12 4,45

7 Medan kerio 8,52 9,21

8 Paya geli 3,40 3,67

9 Puji mulio 3,96 4,28

10 Sei semayang 12,35 13,35

11 S.M. Diski 2,80 3,03

12 Serbajadi 6,44 6,96

13 Muliorejo 12,40 13,41

14 Kampung lalang 1,54 1,67

15 Purwodadi 2,16 2,34

16 Tanjung gusta 4,61 4,98

17 helvetia 2,10 2,27

Jumlah 92,52 100,00

Sumber : Kantor Camat Sunggal Kabupaten Deli Serdang, 2008

Dari data yang ditampilkan pada tabel 7 diatas, dapat dilihat bahwa desa yang paling luas di Kecamatan Sunggal adalah desa Muliorejo dengan luas wilayah 12,40 Km2 dengan persentase 13,41 dan desa yang paling sempit terdapat di desa Kampung lalang dengan luas wilayah 1,54 Km2 dengan persentase 1,67%.

Kedaan Alam

Kecamatan Sunggal daerahnya landai (dataran rendah) dengan ketinggian 20 s/d 40 mdpl, dengan suhu udara pada umumnya panas sedang yang di pengaruhi iklim musim kemarau dan penghujan. Kecamatan Sunggal memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut:

• Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Medan Sunggal dan Kecamatan Medan Tuntungan Kota Medan


(49)

38

• Sebelah Barat berbatasan dengan Kota Binjai dan Kecamatan Kutalimbaru Kab. Deli Serdang

• Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Hamparan Perak dan Kecamatan Labuhan Deli

• Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Pancur Batu dan Kecamatan Kutalimbaru Kab. Deli Serdang

Kedaan Penduduk

Berdasarkan data yang diperoleh dari kantor Camat Sunggal, jumlah penduduk Kecamatan Sunggal pada tahun 2008 sebanyak 226.935 jiwa, dengan perincian laki-laki berjumlah 113.673 jiwa dan perempuan 113.262 jiwa dan jumlah rumah tanga (RT) sebanyak 49.030 KK, untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 8. Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur di Kecamatan Sungal Tahun 2008.

No Kelompok

umur Total (pria+wanita)

Persentase (%)

1 0-4 16156 7,11

2 5-9 20848 9,18

3 10-14 24703 10,88

4 15-19 23883 10,08

5 20-24 20646 9,09

6 25-29 19094 8,41

7 30-34 18151 7,99

8 35-39 17225 7,59

9 40-44 15216 6,70

10 45-49 14898 6,56

11 50-54 13202 5,81

12 55-59 12320 5,42

13 60+ 10593 4,66

JUMLAH 226.935 100


(50)

39

Dari tabel 8 diatas dapat dilihat bahwa kelompok umur usia produktif (10-59 tahun) sebanyak 179.338 orang (78.53) dan usia tidak produktif (<10 dan >60 tahun) sebanyak 47.597 orang (20,95%).

Keadaan penduduk menurut agama dan kepercayaan dapat dilihat pada tabel 9 Berikut ini:

Tabel 9. Jumlah Penduduk Menurut Agama dan Kepercayaan di Kecamatan Sunggal Pada Tahun 2008.

No Agama Jumlah (jiwa) Persentase (%)

1 Islam 167820 73,95

2 Katolik 8222 3,61

3 Protestan 46856 20,65

4 Hindu/Budha 4037 1,79

TOTAL 226.935 100

Sumber : Kantor Camat Sunggal Kabupaten Deli Serdang, 2008

Agama yang paling banyak dianut oleh masyarakat yang ada di Kecamatan Sunggal adalah agama Islam yaitu dengan jumlah 167820 dengan persentase 73,95 %, lalu Protestan dengan jumlah 46856 dengan persentase 20,65% kemudian Katolik dengan jumlah 8222 dengan persentase 3,61% dan terakhir adalah Hindu/Budha dengan jumlah 4037 dengan persentase 1,79%

Keadaan penduduk menurut kewarganegaraan di Kecamatan Sunggal dapat dilihat pada tabel 10 berikut:

Tabel 10. Jumlah Penduduk Menurut Kewarganegaraan Di Kecamatan Sunggal Tahun 2008

No Kewarganegaraan Jumlah Persentase (%)

1 WNI 226.693 99,88

2 WNA 296 0,12

Jumlah 226.935 100


(51)

40

Tata Guna Lahan

Pola penggunaan lahan yang dimiliki oleh kecamatan Sunggal menurut fungsinya untuk pertanian adalah sebagai berikut:

Tabel 11. Tata Guna Lahan Di Kecamatan SunggalTahun 2008

No Persawahan % lahan kering %

1 Sawah ½ teknis 2439,80 Ha 74,44 Kebun tegalan 796,40 Ha 13,32 2 Sawah irigasi non PU 81,41 Ha 2,48 Perkebunan 1559,36 Ha 26,1 3 Sawah tadah hujan 767,63 Ha 23,07 Perkarangan dan lainnya 3618,80 Ha 60,58 JUMLAH 3277,44 Ha 100 5974,56 Ha 100 Sumber : Kantor Camat Sunggal Kabupaten Deli Serdang, 2008

Dari tabel 11 dapat dikemukakan bahwa jumlah daerah dataran kering lebih luas dibandingkan dengan daerah persawahan yaitu 5974,56 Ha sedangkan lahan persawahan seluas 3277,44 Ha

Sungai-Sungai

Dikecamatan sungggal terdapat 2 sungai yang berasal dai lereng bukit barisan dan bermuara ke selat malaka yaitu sungai tuntungan dan sungai belawan

Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana kecamatan akan mempengaruhi perkembangan dan kemajuan masyarakat. Semakain baik sarana dan prasarana pendukung, maka akan mempercepat laju perkembangan dari Kecamatan tersebut. Sarana dan prasarana di daerah penelitian dapat dilihat pada tabel 12 berikut:

Tabel 12. Sarana Dan Prasarana di Kecamatan Sunggal Tahun 2008 No Sarana

Pendidikan Jlh (unit) Sarana kesehatan Jlh (unit) Sarana ibadah Jlh (unit)

1 TK 46 R. Sakit 7 Masjid 85

2 SD 80 Poliklinik 23 Mushola 151

3 SMP 26 Puskesmas 3 Gereja 47

4 SMA 9 Pus. Pembantu 8 Kuil 2

5 INSTITUT 1 Balai

Pengobatan


(52)

41

Dari tabel 12 keadaan sarana dan prasarana di atas dapat disimpulkan bahwa kebutuhan masyarakat sudah dapat terpenuhi baik di bidang pendidikan dan kesehatan

Letak Wilayah BPP Medan Krio

Balai Penyuluhan Pertanian Medan Krio terletak di desa Medan Krio Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang yang terdiri dari dua kecamatan yaitu Kecamatan sunggal dan Kecamatan Kutalimbaru tetapi yang menjadi lokasi penelitian adalah di daerah Kecamatan sunggal Kabupaten Deli Serdang.

Balai Penyuluhan Pertanian (dataran rendah) dengan ketinggian 20 s/d 40 mdpl, dengan suhu udara pada umumnya 260C-330C. BPP Medan Krio memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut:

• Sebelah Barat berbatasan dengan Kota Binjai Kabupaten Langkat

• Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Hamparan Perak

• Sebelah Timur berbatasan dengan Kota Madya Medan

• Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Pancur Batu

Keadaan Penduduk Menurut Pekerjaan

Keadaan penduduk menurut pekerjaan pada daerah ini dibagi berdasarkan WKPP, yaitu dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 13. Distibusi Penduduk Menurut Pekerjaan.

No WKPP Petani (KK) % Non petani (KK) %

1 WKPP Medan Krio 1.277 13.94 2.721 20.15

2 WKPP Sunggal Kanan 1.542 16.83 1.665 12.33

3 WKPP Sei Mencirim 1858 20.28 2.001 14.82

4 WKPP Serbajadi 1.378 15.04 2.236 16.60

5 WKPP Suka Maju 929 10.14 1.000 7.41

6 WKPP Sei Semayang 2.177 23.76 3.876 28.70


(53)

42

Sumber : Kantor Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Medan Krio Kec. Sunggal, 2008

Berdasarkan tabel 13 diatas jumlah penduduk menurut pekerjaan diatas jumlah penduduk non petani lebih banyak yaitu 13499 KK dan jumlah penduduk petani adalah 9161 KK, sedangkan berdasarkan WKPP jumlah penduduk non petani terbesar terdapat di WKPP Sei Semayang dengan jumlah 3.876 KK (28,70%) dan yang terkecil pada WKPP Suka Maju sebesar 1000 KK (7,41%) begitu juga pada penduduk petani yang bekerja sebagai petani jumlah terbesar terdapat pada di WKPP Sei Semayang sebesar 2.177 KK (23,76%) dan yangterkecil pada WKPP Suka maju sebesar 929 KK (10,14%)

Jumlah Petani Menurut Umur

Jumlah petani menurut umur di WKPP kecamatan Sunggal adalah berjumlah 9053, untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel 14 berikut ini:

Tabel 14. Distribusi Petani Menurut Umur Di WKPP Kecamatan Sunggal No Kecamatan/WKPP 15-20 21-30 31-40 41-50 51-60 Total

1 WKPP Medan Krio 176 283 318 302 198 1277

2 WKPP Sunggal Kanan

131 605 347 267 126 1476

3 WKPP Sei

Mencirim

184 322 661 542 383 2092

4 WKPP Serbajadi 244 365 376 273 76 1334

5 WKPP Suka Maju 93 121 246 214 132 806

6 WKPP Sei

Semayang

75 528 588 696 290 2177

Jumlah 903 2173 2408 2341 1228 9053

Sumber : Kantor Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Medan Krio Kec. Sunggal, 2008

Dari tabel 14 diatas dapat dilihat bahwa petani WKPP Sunggal yang paling banyak adalah kelompok umur 31-40 tahun yaitu berjumlah 2408 orang


(54)

43

dan yang paling sedikit ialah petani kelompok umur 15-20 yaitu berjumlah 903 orang.

Jumlah Petani Menurut Pendidikan

Sebagaian petani yang ada di WKPP Kecamatan Sunggal mengenyam berbagai tingkat pendidikan, hal ini dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 15. Distribusi Petani WKPP Kecamatan Sunggal Menurut Tingkat Pendidikan

No Kecamatan/WKPP Tdk

Sekolah SD SLTP SLTA Akademi PT

1 WKPP Medan Krio 144 933 901 761 347 268

2 WKPP Sunggal

Kanan 54 297 320 140 89 44

3 WKPP Sei Mencirim 92 8066 2318 4092 15 27

4 WKPP Serbajadi 36 235 330 125 7 4

5 WKPP Suka Maju 46 4033 1959 2046 8 14

6 WKPP Sei

Semayang 138 11.100 1968 5268 22 40

JUMLAH 510 14674 7796 12432 488 397

Sumber : Kantor Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Medan Krio Kec. Sunggal, 2008

Dari tabel 15 diatas dapat dilihat bahwa jumlah petani WKPP Kecamatan sunggal yang tidak mengenyam tingkat pendidikan sebanyak 510 orang, SD 14674 orang, SLTA sebanyak 7796 orang, SLTA sebanyak 12432 orang, Akademi sebanyak 488 orang dan Perguruan tinggi (PT) sebanyak 397 orang.

Pembagian Wilayah BPP Medan Krio Dalam WKPP

Data Pembagian Wilayah Kerja Penyuluahan Pertanian (WKPP) Kec. Sunggal 2008 dan jumlah kelompok tani dapat dilihat pada tabel 16. dibawah ini:


(55)

44

Tabel 16. Data Wilayah Kerja Penyuluh Pertanian (WKPP) Kec. Sunggal 2008

No WKPP Alamat/Desa Jlh kel

tani Nama PPL

1 WKPP Medan Krio D. Medan Krio 13 Manukar Simarmata, S.ST

D. Paya Geli 2

2 WKPP Suka Maju D. Suka Maju 7 Jueni, S.ST

3 WKPP Sei Mencirim D. Sei Mencirim 9 Zulkheri, S.ST

D. Telaga Sari 1

4 WKPP Sunggal Kanan

D. Sunggal Kanan 4

Siti Syarah, SP D. Sei Beras Kata 11

D. Tanjung Selamat

1

5 WKPP Serbajadi D. Serbajadi 12 Inna Damanik, SP

D. SM. Diski 4

6 WKPP Sei Semayang

D. Sei Semayang 7

Syahrul Ramadani

D. Mulyo Rejo 3

D. Tanjung Gusta 3

D. Purwodadi 1

D. Helvetia 2

Sumber : Kantor Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Medan Krio Kec. Sunggal, 2008

Karakteristik Kelompok Tani

Karakteristik kelompok tani di WKPP Kecamatan Sunggal dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 17. Karakteristik Kelompok Tani Kecamatan Sunggal Tahun 2007

Sumber : Kantor Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Medan Krio Kec. Sunggal, 2007 Keterangan

BD = Belum Dikukuhkan

Dari tabel 16 diatas dapat dilihat bahwa kelompok tani Kecamatan Sunggal tidak ada yang belum dikukuhkan, kelas lanjut merupakan kelas yang terbanyak di peroleh oleh kelompok tani Kecamatan Sunggal yaitu berjumlah 38

NO WKPP KELAS KELOMPOK TANI JUMLAH

BD Pemula Lanjut Madya Utama

1 Medan Krio - 3 5 2 5 15

2 Sunggal Kanan - 1 12 3 - 16

3 Suka Maju - 7 - - - 7

4 Serbajadi - 1 11 3 1 16

5 Sei Semayang - 5 9 2 - 16

6 Sei Mencirim - 7 1 1 - 9


(56)

45

kemudian untuk kelas pemula sebanayk 24 kelompok, untuk kelas madya sebanyak 11 kelompok dan utama sebanyak 6 kelompok.

Untuk memudahkan kegiatan penyuluhan dalam sektor pertanian, maka Wilayah Kerja Pertanian di Indonesia dibagi dalam wilayah-wilayah kerja penyuluhan yang lebih kecil. Sebagai unit terkecil dalam pembagian wilayah kerja penyuluhan pertanian adalah Wilayah Kerja Penyuluhan Pertanian yang disingkat dengan WKPP, dimana setiap WKPP terdiri dari beberapa kelompok tani yang dapat meliputi satu desa atau lebih.


(57)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Perkembangan Kelompok Tani Selama Empat (4) Tahun terakhir

Perkembangan kelompok tani di WKPP Kecamatan sunggal selama empat (4) tahun terakhir. dapat dilihat dari beberapa hal, yaitu kelas kelompok tani, jumlah kelompok tani dan jumlah anggota kelompok tani. Untuk lebih jelasnya perkembangan tersebut dapat dilihat pada pembahasan berikut ini:

1. Kelas Kelompok Tani

Untuk Mengetahui sampai sejauh mana perkembangan kelompok tani di daerah penelitian selama tiga tahun terakhir bila ditinjau dari perkembangan kelompok tani dapat dilihat pada tabel 18 berikut ini:

Tabel 18. Kelas Kelompok Tani di WKPP Kecamatan Sunggal

No Tahun Kelas

BD P L M U

1 2006 0 24 38 11 6

2 2007 0 24 38 11 6

3 2008 0 24 38 11 6

Sumber : BPP Medan Krio 2007 Keterangan :

BD: Belum Dikukuhkan P : Pemula

L : lanjut M : Madya U : Utama

Dari tabel 18 dapat dilihat bahwa kelas kelompok tani mulai dari tahun 2006 sampai tahun 2008 tidak mengalami perubahan. Hal ini disebabkan oleh tidak pernahnya lagi dilakukan pembinaan terhadap kelompok tani dalam penilaian (pengklasifikasian) kelompok tani mulai tahun dari 2007, dimana penilaian kelas seharusnya dilakukan secara rutin, yaitu setahun sekali yang dilaksanakan oleh tingkat II dan penilaian dilakukan oleh PPL.


(58)

47

Menurut PPL, sebenarnya sudah banyak kelompok tani Kecamatan Sunggal yang sudah pantas untuk dinaikkan kelasnya ke kelas yang lebih tinggi, hal ini dapat dilihat dari penilaian PPL terhadap kegiatan-kegiatan kelompok tani dilapangan. Untuk itu pihak BPP dan PPL mengambil kebijakan untuk bisa mengusahakan ditahun 2009 akan ada lagi penilaian yang dilakukan terhadap kelompok tani pada tiap tahunnya.

Penilaian kelompok tani dilakuan untuk melihat perkembangan kelompok tani dari segi kegiatan kelompok tani, yaitu sampai sejauh mana tingkat kemampuan kelompok tani dalam melaksanakan setiap kegiatan-kegiatan kelompok tani seperti mengambil langkah-langkah dan tindakan yang tepat dalam pembinaan dan pengembangan kelompok tani. Adapun keiatan-kegiatan tersebut adalah :

a. Kemampuan merancanakan kegiatan untuk meningkatkan produktivitas usaha tani para anggotanya, seperti :

1. Mampu merencanakan usaha tani dan peningkatan usaha kelompok 2. Mampu merencanakan produk sesuai dengan permintaan pasar

(jumlah, mutu dan waktu)

3. Mampu merencanakan pengolahan dan pemasaran hasil

4. Mampu merencanakan kegiatan peningkatan pengetahuan, keterampilan dan sikap setiap anggotanya.

b. Kemampuan melaksanakan dan mentaati perjanjian dengan pihak lain, seperti :

1. Mampu memperoleh mitra usaha yang menguntungkan bagi usaha tani anggota kelompok


(59)

48

2. Mampu membuat perjanjian kerjasama dengan mitra usaha 3. Mampu berperan serta dalam gerakan pembangunan pertanian c. Kemampuan memupuk modal dan memanfaatkan pendapatan secara

rasional, seperti :

1. Mampu memupuk modal, baik melalui tabungan anggota, simpan pinjam maupun pendapatan dari usaha kelompok

2. Mampu mengembangkan modal usaha

3. Mampu memanfaatkan pendapatan secara produktif

4. Mampu mendapatkan dan mengembalikan kredit dari Bank atau pihak lain.

d. Kemampuan meningkatkan hubungan melembaga dengan koperasi, seperti :

1. Mampu mendorong anggotanya menjadi anggota koperasi/KUD 2. Mampu memanfaatkan pengetahuan perkoperasian bagi anggota 3. Mampu memanfaatkan pelayanan yang diberikan koperasi/KUD 4. Mampu menjadikan koperasi/KUD sebagai penyedia sarana

pelaksana pengolahan dan pemasaran hasil.

e. Kemampuan mencari dan memanfaatkan informasi, serta menggalang kerjasama kelompok, seperti :

1. Mampu secara teratur dan terus menerus mencari, menyampaikan, meneruskan dan memanfaatkan informasi

2. Mampu mengembangkan kader kepemimpinan dan keahlian dari anggota


(60)

49

3. Tingkat kesejahteraan petani seluruh anggota kelompok lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata kesejahteraan keluarga daerah bersangkutan.

Untuk dapat mengukur kelas kelompok tani, maka kegiatan – keiatan diatas di buat secara spesifik dan di susun kedalam bentuk Kuisioner yang telah diberikan skor dengan ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan. Untuk lebih jelas didalam penentuan skor dalam penilaian kelas kelompok tani dapat dilihat pada lampiran 25 (duapuluh lima).

2. Jumlah Kelompok Tani.

Untuk melihat perkembangan kelompok tani selama empat tahun terakhir di daerah penelitian jika dilihat dari jumlah kelompok tani dapat dilihat pada tabel 19 berikut ini :

Tabel 19. Pertambahan Jumlah Kelompok Tani Kecamatan Sunggal No Tahun Jumlah Kelompok Tani Persentase (%)

1 2006 78 Kelompok Tani -

2 2007 79 Kelompok Tani 1,27

3 2008 82 Kelompok Tani 3,66

4 2009 83 Kelompok Tani 1,20

T O T A L 6.13

Sumber : BPP Medan Krio 2009

Dari tabel 19 diatas dapat dilihat bahwa jumlah kelempok tani mulai dari tahun 2007 mengalami peningkatan menjadi 79 kelompok tani (1,27%), pada tahun 2008 menjadi 82 kelompok tani (3,66%) dan di tahun 2009 menjadi 84 kelompok tani (1,20%). Secara umum perkembangan kelompok tani selama empat tahun terakhir meningkat dengan rata-rata 1,53%.


(61)

50

3. Jumlah Anggota Kelompok Tani

Untuk melihat perkembangan kelompok tani selama empat tahun terakhir di daerah penelitian bila ditinjau dari jumlah anggota kelompok tani dapat dilihat pada tabel 20 berikut ini :

Tabel 20. Pertambahan Jumlah Anggota Kelompok Tani Kecamatan Suggal

No Tahun Jumlah Anggota Persentase (%)

1 2006 3589 -

2 2007 3437 -4.42

3 2008 4241 18.96

4 2009 4294 1.25

Jumlah 15561 15.79

Sumber : Diolah Dari Lampiran 5

Dari tabel 20 di atas dapat dilihat bahwa jumlah anggota kelompok tani mulai dari tahun 2007 mengalami penurunan yaitu 3437 anggota (-4.42%), tetapi pada tahun 2008 mengalami peninkatan menjadi 4241 anggota (18.96%) dan pada tahuan 2009 juga mengalami peninkatan dengan jumlah anggota 4294 orang (1.25%).

Pada tahun 2008 WKPP Kecamatan Sunggal berjumlah 6 WKPP dengan 6 penyuluh sedangkan pada tahun 2009 WKPP Kecamatan Sunggal mengalami pemekaran WKPP menjadi 9 WKPP dengan 9 penyuluh, Menurut PPL pemekaran ini bertujuan untuk mempermudah jangkauan proses penyuluhan pertanian sehingga lebih efektif dan efisien. Dikarenakan sebelum pemekaran PPL harus memegang beberapa desa dan beberapa kelompok tani, dengan jarak desa antar desa yang cukup jauh sehingga menyebabkan sebagian penyuluh sulit untuk menjangkau kelompok tani tersebut sehingga penyuluhan terkadang tidak merata terhadap kelompok-kelompok tani yang ada.

Pemekaran WKPP merupaka bentuk perhatian khusus dinas pertanian dan BPP terhadap kelompok tani, agar kelompok tani lebih terarah sehingga mudah


(62)

51

untuk melakukan pembinaan dan bimbingan terhadap kelompok tani dengan lebih baik. Sehingga kelompok tani dapat lebih mudah untuk dapat tumbuh dan berkembang di dunia pertanian. Pemekaran WKPP berarti bertambah pula Penyuluh pertanian di daerah penelitian.

Program dan Kegiatan Yang Dilakukan Penyuluh Terhadap Kelompok Tani Program penyuluh pertanian merupakan kegiatan penyuluh pertanian yang harus dilaksanakan dan harus dievaluasi oleh penyuluh pertanian. Kegiatan-kegiatan tersebut sering disebut juga dengan tugas pokok penyuluh pertanian yang telah disusun oleh penyuluh secara tertulis kedalam laporan rencana kerja penyuluh pertanian yang mempunyai tujuan, masalah, cara menyelesaikan masalah dan cara untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai, hal ini untuk memudahkan penyuluh dalam mengevaluasi dan melaksanakan program atau kegiatan tersebut.

Menurut Kartasaputra (1991 : 85) hal yan harus diperhatikan dalam menyusun rencana kerja adalah :

1. Keadaan petani : dalam hal ini harus diketahui tingkat pendidikan petani pada umumnya, bagaimana hubungan petani dengan masyarakat diluar pertanian.

2. Keadaan sosial ekonomi : harus diketahui bagaimana adat istiadat dan kepercayaan sesama anggota kelompok, pengaruh dan peranan KUD, tentang pemasaran hasil usaha tani yang umumnya mereka lakukan,


(63)

52

bagaimana pengaruh-pengaruh lembaga-lembaga sosial terhadap kelompok tani.

3. Keadaan pertaniannya : dalam hal ini harus diketahui tentang luas persawahan, tanah perladangan yang dimiliki oleh anggota kelompok . Dengan mengetahui hal tersebut maka suatu rencana kerja akan dengan mudah dikerjakan oleh penyuluh dan kelompok tani yang ada.

Wilayah Kerja Penyuluh Pertanian (WKPP) Kecamatan Sunggal yang di bawahi oleh BPP Medan Krio Kecamatan Sunggal memiliki 9 tugas pokok (kegiatan) penyuluh pertanian yang dijadikan sebagai program penyuluhan dan tertulis di laporan rencana kerja penyuluh pertanian sebagai acuan atau pedoman dalam menjalankan tugas penyuluh dan memiliki tujuan. Adapun (9) sembilan tugas pokok yang telah dilaukan penyuluh pertanian didaerah penelitian adalah sebagai berikut :

1. Mengidentifikasi Potensi Wilayah Kerja

Didalam mengidentifikasi potensi wilayah kerja di daerah penelitian, yang dilakukan PPL di daerah penelitian adalah sebagai berikut :

- PPL membuat format karakteristik tanah dan iklim yang terdapat di WKPP masing-masing yang ada di daerah penelitian, hal ini dilakukan PPL di daerah penelitian untuk menentukan komoditi yang sesuai untuk digunakan di daerah wilayah kerja PPL.

- PPL membuat format luas lahan yang dimiliki anggota kelompok tani sesuai dengan pengunaannya yang ada di daerah penelitian, kegiatan ini dilakukan PPL di daerah penelitian bertujuan untuk mengetahui sampai sejauh mana kebutuhan kelompok tani didalam berusaha tani, baik dalam


(1)

Lampiran 15. Jumlah Responden menjawab Peranan Penyuluh Pertanian dalam hal Bermitra (Kerjasama)

No Jumlah (orang) Persentae(%)

a 4 67

b 2 33

c 0 0

Total 6 100

Keterangan :

a. Sering melakukan hubungan kerjasama (mitra) antara PPL dengan instansi/pihak lain yang sesuai dengan kebutuhan kelompok tani b. Jarang melakukan hubungan kerjasama (mitra) antara PPL dengan instansi/pihak lain yang sesuai dengan kebutuhan kelompok tani c. Tidak ada melakukan kerjasama

Lampiran 15a. Jumlah Responden menjawab Peranan Penyuluh Pertanian dalam hal Bermitra (Kerjasama)

No Jumlah (orang) Persentae(%)

a 4 67

b 0 0

c 2 33

Total 6 100

Keterangan :

a. Kerjasama terjadi atas prakarsa Penyuluh b. Kerjasama terjadi atas prakarsa BPP


(2)

Lampiran 16. Jumlah Responden menjawab Peranan Penyuluh Pertanian dalam hal Bimbingan Penerapan Teknologi

No Jumlah (orang) Persentae(%)

a 4 67

b 2 33

c 0 0

Total 6 100

Keterangan :

a. PPL melakukan bimbingan dalam penerapan teknologi/inovasi baru dan mengevaluasinnya secara rutin sesuai kebutuhan

b. PPL melakukan bimbingan dalam penerapan teknologi/inovasi baru tetapi tidak mengevaluasi secara rutin sesuai dengan kebutuhan c. PPL tidak melakukan bimbingan dalam penerapan teknologi/inovasi baru

Lampiran 16a. Jumlah Responden menjawab Peranan Penyuluh Pertanian dalam hal Bimbingan Penerapan Teknologi

No Jumlah (orang) Persentae(%)

a 4 67

b 2 33

c 0 0

Total 6 100

Keterangan :

a. PPL sering melakukan demplot kepada kelompok tani b. PPL jarang melakukan demplot kepada kelompok tani c. PPL tidak pernah melakukan demplot kepada kelompok tani


(3)

Lampian 17. Jumlah Responden menjawab Peranan Penyuluh Pertanian dalam hal Partisipasi Penyuluh dalam Mengikuti Gotong Royong

No Jumlah (orang) Persentae(%)

a 1 17

b 3 50

c 2 33

Total 6 100

Keterangan :

a. > 3 kali

b. 2 Kali c. 1Kali

Lampiran 18. Jumlah Responden menjawab Peranan Penyuluh Pertanian dalam hal Alsintan

No Jumlah (orang) Persentae(%)

a 4 67

b 1 17

c 1 17

Total 6 100

Keterangan :

a. Penyuluh Membantu kelompok tani dalam penyedian alsintan dan sesuai dengan kebutuhan b. Penyuluh Membantu kelompok tani dalam penyedian alsintan tetapi tidak sesuai dengan kebutuhan c. Penyuluh tidak Membantu kelompok tani dalam penyedian alsintan


(4)

lampiran 19. Jumlah Responden menjawab Peranan Penyuluh Pertanian dalam hal Saprodi

No Jumlah (orang) Persentae(%)

a 6 100

b 0 0

c 0 0

Total 6 100

Keterangan :

a. Penyuluh Membantu kelompok tani dalam penyedian Saprodi dan sesuai dengan kebutuhan b. Penyuluh Membantu kelompok tani dalam penyedian Saprodi tetapi tidak sesuai dengan kebutuhan c. Penyuluh tidak Membantu kelompok tani dalam penyedian Saprodi

Lampiran 20. Jumlah Responden menjawab Peranan Penyuluh Pertanian dalam hal RDKK (Rencana Defenitif Kebutuhan Kelompok)

No Jumlah (orang) Persentae(%)

a 6 100

b 0 0

c 0 0

Total 6 100

Keterangan :


(5)

b. PPL hanya menyarankan kelompok tani dalam pembuatan RDKK

c. PPL tidak membantu dan menyarankan pembuatan RDKK

Lampiran 21. Jumlah Responden menjawab Peranan Penyuluh Pertanian dalam hal Pelatihan BPP

No Jumlah (orang) Persentae(%)

a 4 67

b 2 33

c 0 0

Total 6 100

Keterangan :

a. PPL mengikuti latihan di BPP 2x sebulan b. PPL mengikuti latihan di BPP 1x sebulam c. PPL tidak pernah mengikuti latihan di BPP

Lampiran 22. Jumlah Responden menjawab Peranan Penyuluh Pertanian dalam hal Pelaksanaan Program Penyuluhan

No Jumlah (orang) Persentae(%)

a 6 100

b 0 0

c 0 0

Total 6 100


(6)

a. Semua program dilaksanakan

b. ½ dari program dilaksanakan

c. Tidak ada program

Lampiran 23. Jumlah Responden menjawab Peranan Penyuluh Pertanian dalam hal Monitoring Dan Evaluasi Kegiatan Penyuluhan

No Jumlah (orang) Persentae(%)

a 2 33

b 4 67

c 0 0