Variasi Tingkat Kualitas Sigma Pengertian

mengukur seberapa jauh suatu proses menyimpang dari kesempurnaan. Ide utama di balik Six Sigma adalah jika produk cacat yang ada dalam proses dapat diukur maka cara untuk menghilangkannya dan mendekati nol cacat dapat ditemukan secara sistematis. Pada tahun 1985, Bill Smith, Engineer Motorola menciptakan istilah Six Sigma, dan menjelaskan bahwa Six Sigma merupakan 3,4 cacat per juta peluang adalah tingkat optimal untuk kualitas keseimbangan dan biaya. Ini adalah terobosan nyata dalam proses peningkatan kualitas dimana produk cacat diukur terhadap jutaan peluang setiap hari.

3.6 Variasi

6 Six Sigma berkaitan dengan semua cara tentang mengurangi variasi pada proses. Standar deviasi σ merupakan indikator pada variasi proses yang sesuai antara mean dari distribusi dan batas spesifikasi. Six Sigma proses menunjukkan bahwa 6 standar deviasi muat di setiap sisi dari mean, antara mean, dan batas spesifikasi. 6 Sigma sama dengan 99,9997 jika dinyatakan dalam persentase akurasi atau 3,4 cacat per juta kesempatan untuk membuat cacat.

3.7 Tingkat Kualitas Sigma

7 Tingkat kualitas sigma adalah ukuran yang digunakan untuk menunjukkan seberapa sering cacat yang mungkin terjadi. Sigma adalah istilah matematika dan merupakan ukuran utama dari variabilitas. Ini menekankan perlunya kontrol kedua rata-rata dan variabilitas proses. Tingkat Sigma yang berbeda terkait 6 Abdurrahman Coskun. Ibid, hal 3 7 Abdurrahman Coskun. Ibid, hal 5 Universitas Sumatera Utara dengan cacat per juta peluang. Misalnya, Sigma level 1 menunjukkan bahwa mentolerir 690.000 cacat per sejuta kesempatan dengan 31 dan sigma level 6 hanya mentolerir 3,4 cacat per juta peluang dengan 99,9997. Tingkat kualitas sigma yang dihasilkan dapat dilihat pada Tabel 3.1. Tabel 3.1. Tingkat Kualitas Sigma Sigma DPMO Persentase 1 690.000 31 2 308.537 69 3 66.807 93,3 4 6.210 99,38 5 233 99,977 6 3.4 99,99966

3.8 Pengertian

Lean 8 Konsep lean adalah metodologi pengukuran kualitas dan peningkatan produktivitas yang diperkenalkan oleh sistem produksi Toyota yang didasarkan pada konsep penghapusan limbah dalam proses yang akan mengakibatkan kenaikan produktivitas dan perbaikan kecepatan dan aliran dalam value stream. Prinsip lean dapat dinyatakan sebagai perbaikan secara terus-menerus dari proses dengan cara mengeliminasi pemborosan yang terdapat dalam value stream. Lean mengidentifikasi berbagai jenis limbah dengan menggunakan terminologi Jepang dari Toyota Production System yaitu muda buang-buang waktu dan bahan, mura ketidakmerataan atau variasi, dan muri membebani pekerja atau sistem. Setiap karyawan yang berada di lingkungan lean diharapkan untuk berpikir kritis tentang pekerjaannya, membuat saran untuk menghilangkan pemborosan yang ada, dan 8 Abdurrahman Coskun. Ibid, hal 6 Universitas Sumatera Utara untuk berpartisipasi dalam perbaikan proses yang dilakukan secara terus-menerus dengan menggunakan brainstorming untuk memperbaiki masalah.

3.9 Six Sigma vs Lean