Lekosit esterase Darah Profil Karakteristik Awal Subjek Terkait dengan Pemeriksaan Kimiawi Urinalisis

5. Lekosit esterase

Perbandingan dari ketiga pemeriksaan lekosit esterase kelompok perlakuan memberikan nilai p=0,779 dan pada kelompok kontrol p=0,223. Nilai p0,05 menunjukkan bahwa terdapat perbedaan tidak bermakna hasil pemeriksaan lekosit esterase pada tiga pemeriksaan. Profil lekosit esterase positif kelompok perlakuan dapat dilihat pada gambar 17. Gambar 17. Persentase Jumlah Subjek Penelitian Berdasar Profil Lekosit Esterase Positif Kelompok Kontrol dan Perlakuan Gambar 17 menunjukkan: 1. Pada kelompok kontrol ada perbedaan profil lekosit esterase pada ketiga pemeriksaan. Pemeriksaan awal terdapat 6,7 subjek yang memiliki lekosit esterase positif pada urin, pemeriksaan tengah 3,3 dan pemeriksaan akhir tidak ada. 6.7 3.3 0.0 10.0 6.7 6.7 0.0 2.0 4.0 6.0 8.0 10.0 12.0 awal tengah akhir pe re sn ta se ju m la h su bj ek p en el iti an pemeriksaan kontrol perlakuan 2. Pada kelompok perlakuan ada perbedaan profil lekosit esterase pada ketiga pemeriksaan. Pemeriksaan awal terdapat 10 subjek yang memiliki lekosit esterase positif, pemeriksaan tengah dan akhir memiliki persentase yang sama yaitu 6,7. Lekosit esterase positif dapat terjadi karena adanya piuria yang terkait dengan infeksi saluran kemih. Negatif palsu dapat terjadi karena adanya kadar glukosa urin tinggi 500 mgdL, protein tinggi 300 mgdL, berat jenis tinggi, dan oksalat tinggi. Perubahan persentase jumlah subjek penelitian lekosit esterase positif pada kelompok perlakuan sesuai dengan hipotesis penelitian. Penurunan persentase terjadi setelah pemberian edukasi pertama yang menunjukkan adanya perubahan perilaku subjek dengan memulai membiasakan minum air putih dan dapat ditunjukkan dengan perubahan profil lekosit esterase pada pemeriksaan kimiawi urinalisis. Perubahan persentase juga terjadi pada kelompok kontrol.

6. Darah

Perbandingan dari ketiga pemeriksaan darah kelompok perlakuan memberikan nilai p=0,223 dan pada kelompok kontrol p=0,093. Nilai p0,05 menunjukkan bahwa terdapat perbedaan tidak bermakna hasil pemeriksaan darah pada tiga pemeriksaan. Profil hematuria kelompok perlakuan dapat dilihat pada gambar 18. Gambar 18. Persentase Jumlah Subjek Penelitian Berdasar Profil Hematuria Kelompok Kontrol dan Perlakuan Gambar 18 menunjukkan: 1. Pada kelompok kontrol ada perbedaan profil hematuria dari ketiga pemeriksaan. Pemeriksaan awal terdapat 10 subjek hematuria, pemeriksaan tengah persentase naik menjadi 20, dan pada pemeriksaan akhir menurun hingga 3,3. 2. Pada kelompok perlakuan ada perbedaan profil hematuria dari ketiga pemeriksaan. Pemeriksaan awal terdapat 13,3, pemeriksaan tengah memiliki persentase 10 dan pemeriksaan akhir terdapat penurunan 3,3 menjadi 6,7 subjek hematuria. Adanya darah dalam urin dapat dikaitkan dengan infeksi saluran kemih. Positif palsu dapat terjadi karena menstruasi, sedangkan negatif palsu dapat dideteksi apabila urin mengandung vitamin C dosis tinggi, nitrit dan protein 10.0 20.0 3.3 13.3 10.0 6.7 0.0 5.0 10.0 15.0 20.0 25.0 awal tengah akhir pe rs en ta se ju m la h su bj ek p en el iti an pemeriksaan kontrol perlakuan konsentrasi tinggi. Pada kelompok perlakuan, terdapat 13.3 subjek yang mengalami hematuria pada pemeriksaan awal, setelah pemberian edukasi pertama ada penurunan 3,3. Hal ini berarti ada pengaruh penurunan hematuria karena pemberian edukasi pertama. Penurunan 3.3 juga terjadi antara pemeriksaan tengah dan akhir, hal ini menunjukkan adanya pengaruh edukasi pertama, kedua, ketiga, dan home care. Perubahan persentase jumlah subjek pada profil hematuria kelompok perlakuan sesuai dengan hipotesis penelitian. Hal ini menunjukkan ada perubahan perilaku subjek terkait kebiasaan minum air putih Pada kelompok kontrol juga ada perubahan persentase, namun perubahan ini tidak tetap atau tidak menurun. Adanya hematuria juga dapat dikarenakan adanya subjek yang mengalami menstruasi sehingga dapat muncul positif palsu dalam hasil pemeriksaan. C. Pengaruh Pemberian Edukasi Kebiasaan Minum Air Putih pada Kelompok Perlakuan Dibandingkan dengan Kelompok Kontrol pada Pemeriksaan Kimiawi Urinalisis Awal, Tengah dan Akhir Pengaruh pemberian edukasi tentang kebiasaan minum air putih pada kelompok perlakuan dapat dilihat dengan cara membandingkan hasil pemeriksaan kimiawi urinalisis awal, tengah, dan akhir subjek penelitian kelompok perlakuan dan kontrol. Perbandingan kelompok perlakuan dengan kelompok kontrol pada setiap pemeriksaan berfungsi untuk mengoreksi kelompok yang diberi intervensi dengan kelompok yang tidak diberi intervensi dalam penelitian, sehingga diharapkan adanya perubahan profil kimiawi urinalisis adalah akibat intervensi yang diberikan. Adanya hal-hal dari luar penelitian yang dapat mempengaruhi profil kimiawi urinalisis tidak dapat dikontrol oleh peneliti, misalnya kebiasaan konsumsi makanan atau gaya hidup, keadaan patologi dan fisiologi subjek penelitian serta interaksi antara kelompok perlakuan dan kontrol. Pada pemeriksaan awal telah diketahui bahwa kedua kelompok subjek penelitian memiliki karakteristik yang sama. Pada pemeriksaan tengah dan akhir kedua kelompok tersebut diharapkan memberikan perubahan yang bermakna, khususnya terhadap profil kimiawi urinalisis. Karakteristik akhir subjek penelitian terkait profil kimiawi urinalisis terdapat pada tabel IV dan V. Tabel tersebut menunjukkan bahwa pada pengukuran akhir antara kelompok perlakuan dan kontrol memiliki karakteristik berbeda tetapi tidak bermakna. Kesamaan antara karakteristik awal, tengah dan akhir penelitian menunjukkan edukasi yang diberikan selama tiga kali terkait kebiasaan minum air putih memberikan pengaruh tidak signifikan pada subjek penelitian kelompok perlakuan. Profil karakteristik awal, tengah, dan akhir berdasarkan persentase jumlah subjek penelitian kategori tidak normal disajikan pada tabel VI. Tabel IV. Profil Karakteristik Tengah Subjek Kriteria Kelompok Perlakuan Kelompok Kontrol p n kategori n kategori Protein 30 Normal: 96,7 Tidak normal: 3,3 30 Normal: 100 Tidak normal: 0 1,000 Glukosa 30 Normal: 86,7 Tidak normal: 13,3 30 Normal: 86,7 Tidak normal:13,3 0,488 Keton 30 Normal: 96,7 Tidak normal: 3,3 30 Normal: 100 Tidak normal: 0 1,000 Nitrit 30 Normal: 100 Tidak normal: 0 30 Normal: 96,7 Tidak normal: 3,3 1,000 Lekosit Esterase 30 Normal: 93,3 Tidak normal: 6,7 30 Normal:96,7 Tidak normal: 3,3 1,000 Darah 30 Normal: 90 Tidak normal: 10 30 Normal: 80 Tidak normal: 20 0,472 Tabel V. Profil Karakteristik Akhir Subjek Kriteria Kelompok Perlakuan Kelompok Kontrol p n kategori n kategori Protein 30 Normal: 96,7 Tidak normal: 3,3 30 Normal: 96,7 Tidak normal: 3,3 1,000 Glukosa 30 Normal: 90 Tidak normal: 10 30 Normal: 90 Tidak normal: 10 1,000 Keton 30 Normal: 100 Tidak normal: 0 30 Normal: 100 Tidak normal: 0 - Nitrit 30 Normal: 100 Tidak normal: 0 30 Normal: 100 Tidak normal: 0 1,000 Lekosit Esterase 30 Normal: 93,3 Tidak normal: 6,7 30 Normal: 100 Tidak normal: 0 0,492 Darah 30 Normal: 93,3 Tidak normal: 6,7 30 Normal: 96,7 Tidak normal: 3,3 1,000 Keterangan: Uji Chi Square Uji Fisher - : tidak dilakukan uji statistik karena keseluruhan data termasuk kategori normal Tabel VI. Profil Karakteristik Awal, Tengah, dan Akhir Subjek Kriteria Kelompok Perlakuan Kelompok Kontrol P1 P2 P3 P1 P2 P3 Proteinuria 10 3,3 3,3 3,3 3,3 Glukosuria 13,3 13,3 10 10 13,3 10 Ketonuria 3,3 3,3 Nitrit positif 3,3 3,3 3,3 3,3 Lekosit esterase positif 10 6,7 6,7 6,7 3,3 Hematuria 13,3 10 6,7 10 20 3,3 Keterangan: P1 : pemeriksaan awal P2 : pemeriksaan tengah P3 : pemeriksaan akhir Hasil uji signifikansi antara kelompok perlakuan dengan kontrol pada pengukuran awal, tengah, dan akhir pemeriksaan kimiawi urinalisis dapat dilihat pada tabel VII. Hasil uji signifikansi profil kimiawi urinalisis pada masing-masing pemeriksaan kemudian dibandingkan antara pengukuran awal, tengah, dan akhir. Tabel VII. Signifikansi Kelompok Perlakuan Dibandingkan dengan Kelompok Kontrol pada Pengukuran Awal, Tengah, dan Akhir Kelompok Profil Kimiawi Urinalisis p Pemeriksaan Awal p Pemeriksaan Tengah p Pemeriksaan Akhir Perlakuan- kontrol Protein 0,612 1,000 1,000 Glukosa 1,000 0,488 1,000 Keton 1,000 1,000 - Nitrit 1,000 1,000 1,000 Lekosit Esterase 1,000 1,000 0,492 Darah 1,000 0,472 1,000 Keterangan: Uji Chi Square Uji Fisher - : tidak dilakukan uji statistik karena keseluruhan data termasuk kategori normal Hasil dari uji signifikansi menunjukkan bahwa perbedaan profil kimiawi urinalisis tidak signifikan antara kelompok perlakuan dan kontrol. Hal ini menunjukkan bahwa edukasi berulang 3 kali memberikan pengaruh secara tidak signifikan terhadap profil kimiawi urinalisis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil pemeriksaan kimiawi urinalisis tengah dan akhir yang dibandingkan dengan pengukuran awal menunjukkan ada perbedaan tidak bermakna secara statistik. Pengaruh pemberian edukasi berulang pada kelompok perlakuan dibanding kelompok kontrol berbeda tidak bermakna. Beberapa faktor dapat menyebabkan pengaruh pemberian edukasi berulang menjadi tidak bermakna. Konsumsi makanan dan minuman dari subjek sebelum dilakukan pemeriksaan kimiawi urinalisis dapat menjadi salah satu penyebab ada perubahan yang tidak signifikan pada ketiga pemeriksaan. Pemeriksaan urinalisis bersifat sesaat sehingga intake makanan dan minuman dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan. Kesadaran subjek penelitian kelompok kontrol untuk minum air putih sebelum pemeriksaan dilakukan juga dapat mempengaruhi hasil. Subjek menginginkan hasil pemeriksaan urinalisis yang baik dan mengetahui apabila minum air putih sebelumnya akan mempengaruhi hasil pemeriksaan sehingga pada kelompok kontrol ada perubahan hasil pemeriksaan. Pada hasil pemeriksaan awal menunjukkan bahwa sebagian besar subjek memiliki profil kimiawi urinalisis yang sudah baik. Dari pemberian edukasi diharapkan subjek yang memiliki profil kimiawi urinalisis yang sudah baik dapat mempertahankannya. Hal ini dapat mempengaruhi uji statistik tidak bermakna dari pemberian edukasi berulang. Menurut Notoatmodjo 2007 proses edukasi terdiri dari tiga bagian yaitu masukan input, proses belajar, dan keluaran output. Masukan berupa sasaran belajar yaitu subjek penelitian, sedangkan keluaran perubahan hasil pemeriksaan kimiawi urinalisis. Proses belajar yang terjadi adalah mekanisme terjadinya perubahan tindakan subjek penelitian tentang kebiasaan minum air putih setelah pemberian edukasi berulang. Proses belajar dapat dipengaruhi oleh lama pemberian edukasi dan kemampuan diri. Pemberian edukasi berulang seharusnya mampu membantu subjek penelitian untuk mengingat pentingnya membiasakan air putih jika dibandingkan dengan pemberian edukasi sekali dan tanpa diberi edukasi. Usia yang semakin tua menyebabkan penurunan fungsi organ yang digunakan untuk menerima informasi seperti indra penglihatan dan indra pendengaran dari edukasi yang diberikan. Kemampuan diri masing-masing subjek juga mempengaruhi penerimaan informasi dari setiap edukasi yang diberikan pada kelompok perlakuan. Untuk dapat menjadi perilaku, yang diperlukan yaitu pengetahuan selanjutnya timbul respon dalam bentuk sikap. Jika subjek mampu mengolah respon, maka akan timbul respon yang lebih jauh lagi yaitu berupa tindakan. Pemberian pengetahuan tanpa adanya sikap dan tindakan yang berubah dari subjek dapat mempengaruhi tidak adanya perubahan kebiasaan minum air putih sehingga diperlukan pula pengukuran pengetahuan, sikap, dan tindakan pada subjek. 68

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Dokumen yang terkait

Pengaruh Penambahan Jumlah Air Pengencer Terhadap Pemisahan Minyak Dari Cairan Pada Stasiun Pressan Di PTP Nusantara IV Pulu Raja

11 57 45

Pengaruh jumlah edukasi kebiasaan minum air putih terhadap pemeriksaan kimiawi urinalisis pada masyarakat pedukuhan Dayakan, Sardonoharjo, Ngaglik, Sleman, Yogyakarta.

0 3 181

Pengaruh jumlah edukasi kebiasaan minum air putih terhadap pemeriksaan sedimen urinalisis pada masyarakat pedukuhan Dayakan, Sardanoharjo, Ngaglik, Sleman.

0 2 132

Pengaruh Kebiasaan Minum Air Mineral Terhadap Perubahan Warna Gigi Sulung.

0 1 8

MENGHILANGKAN KEBIASAAN MINUM AIR MINERA

0 0 9

GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN PADA WANITA MENOPAUSE DI DESA BLEKIK SARDONOHARJO NGAGLIK SLEMAN YOGYAKARTA - DIGILIB UNISAYOGYA

0 1 16

PENGARUH PENGAJIAN KELOMPOK TERHADAP PENINGKATAN HARGA DIRI PADA LANSIA DI MINOMARTANI NGAGLIK SLEMAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI - Pengaruh Pengajian Kelompok terhadap Peningkatan Harga Diri pada Lansia di Minomartani Ngaglik Sleman Yogyakarta - DIGILIB

0 0 14

Efektivitas Rosella Terhadap Penurunan Tekanan Darah pada Penderita Hipertensi di RT 3 dan RT 4 Candikarang Sardonoharjo Ngaglik Sleman Yogyakarta - DIGILIB UNISAYOGYA

0 0 20

PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TENTANG SINDROM METABOLIK TERHADAP PERILAKU MASYARAKAT DI DUSUN KRODAN, MAGUWOHARJO- SLEMAN, YOGYAKARTA

0 0 161

Pengaruh jumlah edukasi kebiasaan minum air putih terhadap pemeriksaan sedimen urinalisis pada masyarakat pedukuhan Dayakan, Sardanoharjo, Ngaglik, Sleman - USD Repository

0 1 130