yang menyenangkan tentang kegamjilan perilaku manusia, cerita dengan percakapan dan tingkah laku tetapi memuat berita langsung.
2.1.8 Analisis Isi
Menurut pakar PR Jim Macnamara, meningkatnya penggunaan Media Content Analisys MCA.
Di perusahan-perusahaan didorong oleh setidaknya dua peran kunci media yaitu media sebagai saluran komunikasi yang paling ampuh
powerfull dan media massa sebagai database terbesar di dunia. Menurut Wazaer dan Wiener 1978 analisis isi dalam Bulaeng 2004 adalah
suatu prosedur sistematika yang disusun untuk menguji isi informasi yang terekam. Sedangkan menurut Krippendorf 1980 mendefinisikan analisis isi suatu penelitian
untuk membuat referensi-referensi dari data ke konteks. Sedangkan definisi Kerlinger 1986 agak khas, yaitu analisis komunikasi secara sistematis, obyektif, dan secara
kuantitatif untuk mengukur variabel. Dalam definisi kerlinger ada tiga konsep yang tercakup didalamnya. Pertama,
analisis ini bersifat sistematis. Hal ini berarti isi yang akan di analisa dipilih menurut aturan-aturan yang ditetapkan secara implisit misalnya : cara penentuan sample.
Kedua, analisis bersifat obyektif. Ketiga, analisis isi bersifat kuantitatif Bulaeng, 2004 : 171.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Peneliti melakukan analisis isi untuk mengidentifikasi banyaknya berita seputar rubrik Laporan Utama dalam majalah Tempo. Metode analisis ini merupakan
teknik penelitian yang obyektif, sistematis dan terperinci tentang isi media massa Flournoy dalam Lenon, 2007.
Pada definisi Kerlinger mempunyai kesamaan dengan pengertian analisis isi seperti yang diungkapkan Berelson 1952 yaitu analisis isi sebagai suatu teknik
penelitian yang obyektif, sistematik, dan menggambarkan secara kuantitatif isi-isi pernyataan suatu komunikasi. Dan Berelson juga menambahkan bahwa analisis isi
yang tidak lebih baik daripada kategori-kategorinya. Analisis isi Content Analisys dilaksanakan dengan melakukan kuantifikasi
terhadap sifat-sifat yang terkandung dalam isi media massa. Analisis isi telah sering dipakai dalam mengkaji pesan-pesan media. Karena metode ini pada dasarnya
merupakan sebuah metode untuk menguji secara kuantitatif, keyakinan, kepentingan para editor dan penerbit, kecenderungan pembaca dengan asumsi bahwa bahan-
bahan yang dipublikasikan dapar berhasil bagi golongan tertentu, mencerminkan secara akurat kecenderungan golongan yang bersangkutan Fajar,2005. Penelitian
analisis isi seringkali hanya melihat sampel tayangan yang jumlahnya tidak banyak. Misalnya saat kita akan melakukan penelitian mengenai kekerasan seksual di
tayangan televisi, bisa jadi kita hanya mengambil sampel tayangan prime time dari tiga stasiun televisi yang lain, apalagi jika kemudian kita juga mempertimbangkan
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
keberadaan stasiun televisi lokal, maka jumlah tiga stasiun tersebut sangatlah kecil, sehingga apakah hasil penelitian representatif atau tidak menjadi sangat dilematis.
Analisis isi menampilkan tiga syarat yaitu obyektifitas, pendekatan sistematis, dan generalisasi. Analisis harus berlandaskan aturan yang dirumuskan secara
eksplisit. Untuk memenuhi syarat sistematis, untuk kategorisasi isi harus menggunakan kriteria tertentu. Hasil analisis haruslah menyajikan generalisasi artinya
temuannya haruslah mempunyai sumbangan teoretik. Dengan kata lain analisis isi merupakan tekhnik penelitian untuk melukiskan isi komunikasi nyata secara obyektif,
sistematik dan kuantitatif. Ada empat tahapan yang dilakukan dalam penelitian analisis yaitu :
1. Pemilihan Satuan Analisis
2. Konstruksi Kategori
3. Penarikan Sampel Isi dan
4. Rehabiitas Koding
2.1.9 Teori Gate Keeper