ini terbukti jika mempunyai nilai mendekati 1, maka ramalan yang baru akan
mencakup penyesuaian kesalahan yang besar pada ramalan sebelumnya. Spyros, Makridakis, 2005,. Edisi Kedua. Erlangga, Jakarta,
2.4.7 Pengujian Peramalan
Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan metode MRC Moving Range Chart. Tujuannya adalah untuk memeriksa peramalan-peramalan yang telah
dilakukan, apakah data hasil peramalan sudah dalam kondisi yang terkecil atau belum. Langkah-langkah dalam pembuatan MRC adalah sebagai berikut : John E.
Biegel ; 1992. 1.
Menghitung rentang bergerak Moving Range
1 t
1 t
t t
Y Y
Y Y
MR
Dimana : Y
t
= data aktual tahun tertentu Y = data hasil peramalan tahun tertentu
2. Menghitung rata-rata rentang bergerak
1 n
MR MR
3. Menghitung batas-batas kontrol
Batas Atas BA =
MR .
66 ,
2
Batas Bawah BB =
MR .
66 ,
2
4. Menghitung titik-titik simpangan
t t
Y Y
ke dalam peta kendali gambar 2.11. John E. Biegel ; 1992.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Fungsi peramalan yang terpilih dapat dipergunakan, apabila semua titik berada dalam batas kontrol. Tetapi bila mendapatkan suatu titik tak terkendali out
of control sewaktu memeriksa peramalan, maka kita akan mencari peramalan yang baru. Hal ini membuktikan bahwa metode peramalan tersebut tidak cocok
untuk digunakan.
Gambar 2.11 Bagan Peta Kendali
Kondisi Out Of Control, yaitu : 1.
Jika ada titik Y,-Yt yang berada diluar batas control BA atau BB
2. Aturan tiga titik
Dari tiga buah titik yang berurutan, apakah dua titik atau lebih terdapat dalam salah satu daerah A.
3. Aturan lima titik
Dari lima buah titik yang berurutan, apakah empat titik atau lebih terdapat dalam satu daerah B.
4. Aturan delapan titik
Dari delapan titik yang berurutan berada pada salah satu sisi dari garis tengah daerah C.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2.4.8 Reorder Point System ROP
Dalam sistem ROP setiap pusat distribusi pada tingkat lebih rendah meramalkan permintaan untuk produk guna melayani pelangganya, kemudian
memesan dari pusat distribusi pada tingkat lebih tinggi main warehouse apabila kuantitas dalam stock pada pusat distribusi pada tingkat lebih rendah branch
warehouse mencapai ROP. ROP dan stock pengaman ditentukan secara konvensional.
Sistem tarik dengan ROP menimbulkan Cascading effect, yaitu ; input ke setiap tingkat adalah output dari tingkat atau tahap sebelumnya, sehingga
menyebabkan saling ketergantungan di antara tingkat-tingkat dalam sistem distribusi.
Pada dasarnya metode ROP merupakan suatu teknik pengisian kembali inventori apabila total stock on-hand plus on-order jatuh atau berada dibawah titik
pemesanan kembali reorder point = ROP. ROP merupakan metode inventori yang menempatkan suatu pesanan untuk lot tertentu apabila kuantitas on-hand
berkurang sampai tingkat yang ditentukan terlebih dahulu yang dikenal sebagai titik pemesanan kembali ROP. ROP dihitung berdasarkan formula :
ROP = DLT + SS
ROP = Titik Pemesanan Kembali Reorder Point DLT = Permintaan Selama Waktu Tunggu Demand During Lead Time
SS = Stock Pengaman Safety Stock
Terdapat 4 empat factor yang menentukan ROP, yaitu : 1.
Tingkat permintaan. 2.
Waktu tunggu.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
3. Ketidakpastian dalam tingkat permintaan dan waktu tunggu pengisian
kembali. 4.
Kebijaksanaan manajemen berkaitan dengan tingkat pelayanan pelanggan yang dapat diterima.
Sumber : Gasperz, Vincent, 2004,
2.5 Pemetaan Rute Rute Maps