sedangkan bagian keuangan bertanggungjawab untuk menagih dan menerima pembayaran dari pelanggan.
7. Permintaan Penawaran Harga
Menurut Wing
Wahyu Winarno
2006:15.5 permintaan
penawaran harga seringkali terjadi pembeli tidak dapat secara langsung membeli barang atau jasa kepada perusahaan ketika memerlukan yang
dibutuhkannya, terutama apabila kebutuhannya meliputi jumlah yang besar dan berharga material. Pembeli yang tidak langsung membeli
biasanya mereka ingin membandingkan harga dari beberapa pemasok atau perusahaan. Pembeli yang cocok dengan harga yang ditawarkan oleh
pemasok atau perusahaan tertentu, maka pembeli tersebut akan membeli kepada pemasok atau perusahaan itu.
8. Penerimaan Pesanan Penerimaan Kas
Wing Wahyu Winarno 2006:15.8 mengatakan penerimaan pesanan penjualan merupakan kegiatan menerima order dari pembeli
kepada perusahaan. Pembeli dapat memesan barang atau jasa dapat melalui telepon, fax, e-mail, atau menggunakan formulir pesanan
penjualan. Pesanan penjualan purchase order sebenarnya sama dengan sales order, karena hanya berbeda sudut pandangannya saja. Purchase
order akan dilihat dari sisi pembeli jika mereka membeli sebuah barang atau jasa yang ditawarkan, sedangkan sales order sebagai penjual karena
mereka menjual barang atau jasa.
Purchase order dapat disediakan oleh penjual, baik melalui kantor pemasaran, atau melalui jalur internet sehingga pembeli langsung
mengambil, mengisi, dan mengirimkannya kepada perusahaan. Purchase order bisa juga dibuat sendiri oleh pembeli, karena pembeli sudah
menerapkan formulir purchase order PO khusus, tetapi yang mengisi formulir ini haruslah tetap pembeli.
9. Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Kas yang Terkomputerisasi James Hall 2009: 249-252 mengatakan teknologi dapat menjadi
alat yang sangat baik untuk mencapai perubahan organisasi. Perubahan organisasi dari bawah disebut otomatisasi, sedangkan perubahan
organisasi dari atas disebut rekayasa ulang. Otomatisasi mencakup penggunaan teknologi untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas
pekerjaan, namun sistem yang otomatis sering hanya menyerupai proses manual tradisional yang digantikannya. Rekayasa ulang meliputi
perubahan mendasar pola piker atas proses dan alur pekerjaan, tujuannya untuk memperbaiki kinerja operasional dan mengurangi biaya dengan
cara mengidentifikasi dan menghilangkan tugas yang tidak bernilai tambah.
Perpindahan yang utama dari sistem manual adalah tidak adanya fungsi akuntansi dalam operasi sehari-hari. Prosedur akuntansi tradisional
dari penagihan, pengendalian persediaan, piutang dagang, dan buku besar umum dilakukan oleh aplikasi komputer.
James Hall 2009:251 mengatakan pemasukan data, dalam proses ini dimulai dengan diterimanya sekumpulan dokumen pemberitahuan
pengiriman dari departemen penagihan. Karyawan yang melakukan pemasukan data mengkonversikan dokumen pemberitahuan pengiriman
ke media digital untuk menghasilkan file transaksi pesanan penjualan. File transaksi yang dihasilkan berisi beberapa batch pesanan penjualan,
kemudian total pengendalian batch secara otomatis dihitung untuk setiap batch yang disimpan pada file tersebut.
James Hall 2009: 252 Program edit memvalidasi transaksi dengan menguji setiap record untuk mengetahui jika terjadi kesalahan yang
diakibatkan karena pengetikan atau kesalahan logis. Program edit menghitung kembali total pengendalian batch untuk menunjukkan
perubahan yang diakibatkan oleh pemindahan record yang salah. File pesanan penjualan yang sudah diedit kemudian dijalankan untuk proses
selanjutnya. Prosedur pembaharuan menurut James Hall 2009: 252
mengatakan file pesanan penjualan yang diedit, program pembaharuan memasukkan transaksi pertama ke record buku besar pembantu
persediaan dan piutang dagang dengan menggunakan kunci sekunder untuk mencari record yang sesuai secara langsung. Record transaksi
dicatat dalam jurnal, dan program kemudian pindah ke transaksi yang selanjutnya dan mengulangi proses ini. Kegiatan ini terus berjalan sampai
seluruh catatan file transaksi selesai dibukukan, akun buku besar umum
biasanya biasanya diperbaharui setelah setiap batch, dan ketika program mencapai akhir dari file transaksi, program tersebut akan berakhir.
Prosedur ini akan menghasilkan sejumlah laporan manajemen mencangkup rangkuman penjualan, laporan status persediaan, daftar
transaksi, daftar voucher jurnal, serta laporan anggaran dan kinerja.
D. Asuransi
1.
Pengertian Asuransi
Asuransi adalah suatu kemauan untuk menetapkan kerugian- kerugian kecil yang sudah pasti sebagai pengganti kerugian-kerugian
besar yang belum pasti, pengertian ini diangkat oleh Abbas 1989:1. Radiks Purba 1992:40 mendefinisikan asuransi menurut paham
ekonomi adalah merupakan suatu lembaga keuangan sebab melalui asuransi dapat dihimpun dana besar, yang dapat digunakan untuk
membiayai pembangunan, di samping bermanfaat bagi masyarakat yang berpartisipasi ke dalam bisnis asuransi, karena pada dasarnya asuransi
memberikan perlindungan atas kerugian keuangan yang ditimbulkan oleh peristiwa yang tidak diduga sebelumnya.
Pengertian asuransi yang ada di atas dapat memiliki kesimpulan bahwa asuransi adalah dimana seseorang melakukan perjanjian dengan
pihak perusahaan asuransi untuk mengurangi kerugian keuangan. Asuransi dapat juga bermanfaat dalam kegiatan bisnis bagi para pelaku
asuransi dan mengurangi risiko-risiko yang terjadi.
2. Tujuan dari Pengembangan Asuransi
Asuransi bertujuan untuk memindahkan risiko individu kepada perusahaan asuransi. Tujuan pertanggungan yang utama untuk
mengurangi risiko-risiko yang terdapat dan sering kita jumpai di dalam masyarakat. Menurut Abbas 1989:7-8, beberapa tujuan yang ada di
dalam asuransi adalah sebagai berikut: a.
Asuransi terutama bertujuan untuk mengurangi risiko yang sudah ada di dalam masyarakat, dengan jalan mempertanggungkan pada
perusahaan asuransi. b.
Asuransi mempunyai sifat sosial terhadap masyarakat, berarti dari risiko-risiko yang ada akan ditanggung oleh perusahaan asuransi.
Asuransi akan memberikan keuntungan-keuntungan tertentu pada masyarakat umumnya jaminan hari tua, pendidikan anak-anak, dan
lain-lain. c.
Besarnya risiko atau kerugian yang timbul bisa diketahui mengenai kerugian yang diderita, dalam arti diukur atau dapat kita temukan
risiko tersebut. d.
Kontrak asuransi dibuat secara tertulis dan mengikat pihak-pihak yang mengadakan perjanjian.
3. Manfaat dari Asuransi
Menurut Abbas 1989:11-13 asuransi memiliki banyak kegunaan untuk perseorangan, baik bagi masyarakat maupun perusahaan. Manfaat
asuransi yang dapat menampung sekian banyak risiko yang kita temui
dalam kehidupan masyarakat sehari-hari, dibawah ini akan dikemukakan lebih lanjut manfaat dari asuransi, yaitu:
a. Asuransi menyebabkan atau membuat masyarakat dan perusahaan
berada dalam kondisi yang aman. Asuransi dapat dibeli oleh para pengusaha atau orang-orang yang akan merasa aman dalam dirinya.
b. Asuransi dapat dipertahankan guna menjaga kelancaran perusahaan,
maka dengan jalan pertanggungan risiko dapat dikurangi. c.
Penarikan biaya akan dilakukan seadil mungkin bila terdapat kecenderungan dari asuransi tersebut, yang dimaksud adalah ongkos-
ongkos asuransi harus adil menurut besar kecilnya risiko yang dipertanggungkan.
d. Asuransi menurut pandangan Abbas 1989:11-13 sebagai dasar
pemberian kredit, contohnya adalah sebagai berikut: 1
Asuransi sebagai pengangkutan yang berhubungan dengan tata perdagangan internasional, bila seseorang pedagang meminta
kredit kepada bank, selain pedagang tersebut memiliki bill of loading, konsumen, dan lain-lain juga harus mempunyai sertifikat
asuransi. 2
Pinjaman hipotik jangka panjang, dalam hal ini pemberi kredit menghendaki syarat-syarat apakah permintaan kredit mempunyai
asuransi, misalnya untuk rumah, kapal, pabrik, dan lain-lain. e.
Asuransi merupakan alat penabung, contohnya dalam asuransi jiwa saat kita mengeluarkan uang sedangkan penggunaannya di kemudian
hari. Asuransi jiwa pada waktu sekarang kurang menarik, sebab tidak begitu
menguntungkan bagi
masyarakat. Masyarakat
yang pendapatannya rendah, keadaan ekonomi tidak stabil, dan merosotnya
nilai mata uang adalah contoh masyarakat yang tidak begitu diuntungkan dengan asuransi jiwa.
f. Asuransi dapat dipandang sebagai suatu sumber pendapatan yang
didasarkan kepada financing the business, misalnya dapat diambil contoh mesin-mesin dapat dilihat secara teknis berupa kapasitas
produksi yang diberikan oleh mesin tersebut. Manusia dapat didasarkan pada sumber pendapatannya, yaitu pendapatan yang setiap
bulan diperoleh. 4.
Risiko yang Timbul dalam Asuransi Risiko sendiri adalah ketidaktentuan atau uncertainty yang
mungkin melahirkan kerugian loss. Unsur dari ketidaktentuan ini menurut Abbas Salim 1989:3-7 biasanya mendatangkan kerugian yang
timbul dalam asuransi, ketidaktentuan dapat dibagi ke dalam beberapa macam yaitu sebagai berikut:
a. Ketidaktentuan ekonomi, yaitu kejadian yang timbul sebagai
akibat dari perubahan sikap konsumen seperti perubahan minat dan selera konsumen atau terjadinya perubahan pada harga, teknologi, atau
didapatnya temuan baru. b.
Ketidaktentuan yang disebabkan oleh alam, misalnya kebakaran, badai, topan, banjir, dan lain-lain.
c. Ketidaktentuan yang disebabkan oleh perilaku manusia, seperti
peperangan, pencurian, perampokan, dan pembunuhan. Ketidaktentuan alam dan manusia masih dapat dipertanggungkan
menurut berbagai
macam keterangan
di atas,
sedangkan ketidaktentuan ekonomi tidak dapat diasuransikan karena bersifat
spekulatif dan sulit diukur keparahannya. Abbas 1989 akan menjelaskan klasifikasi dari risiko yaitu:
1 Speculative Risk, yaitu risiko yang bersifat spekulatif bisa mendatangkan laba atau rugi, misalnya pedagang mendapatkan
kerugian atau keuntungan dalam usahanya. 2 Pure Risk, yaitu risiko yang selalu menyebabkan kerugian
perusahaan asuransi yang beroperasi dalam bidang pure risk kematian, kapal tenggelam, kebakaran, dan lain-lain.
3 Personal Family Risk, yaitu risiko yang dapat dihubungkan
dengan kehilangan pendapatan dan milik. Seseorang kehilangan pendapatannya dapat disebabkan karena kematian, cacat permanen,
cacat sementara, dan pengangguran. Kerugian dari hak milik misalnya disebabkan oleh kebakaran, kilat, angin badai, air bah,
gempa bumi, kaca pecah, ledakan, huru-hara, perampokan, pencurian, pemalsuan surat tangan, penggelapan, hujan es, dan
lain-lain. 4
Bussiness Risk, yaitu risiko yang harus dihadapi oleh perusahaan asuransi, seperti kerugian yang terjadi pada waktu mengangkut
barang-barang di darat atau di laut, adanya angin panas dan udara rendah yang menyebabkan merusak tanaman, ketidakjujuran
pegawai atau karyawan perusahaan, kegagalan dalam memenuhi kontrak, dan pemogokan.
5. Pencegahan Terjadinya Kerugian dan Jenis Pencegahan Asuransi