5. Opinion News
Berita mengenai pendapat seseorang, biasanya pendapat para cendekiawan, sarjana, ahli, atau pejabat, mengenai suatu hal,
peristiwa, dan sebagainya.
2.2.6. Unsur Berita
Chaer 2010: 17-18 menyatakan bahwa setiap berita yang bersifat langsung, berita ringan, maupun berita kisah harus berisi fakta-fakta yang
menyangkut manusia. Meskipun yang diceritakan adalah hewan atau pun benda- benda yang terdapat dalam masyarakat, semua berita itu harus mengungkap unsur
5W dan 1H. Setiap berita harus mengandung keenam unsur itu dengan fakta- faktanya.
Sependapat dengan Chaer, Romli 2009: 10 menyampaikan enam unsur dalam berita yang dikenal dengan 5W+1H. Dalam menulis berita, seorang
wartawan mengacu kepada nilai-nilai berita untuk kemudian dipadukan dengan unsur-unsur berita sebagai “rumus umum” penulisan berita, agar tercipta sebuah
berita yang lengkap. a.
What = apa yang terjadi b.
Where = di mana hal itu terjadi c.
When = kapan peristiwa itu terjadi d.
Who = siapa yang terlibat dalam kejadian itu e.
Why = kenapa hal itu terjadi f.
How = bagaimana peristiwa itu terjadi
2.2.7. Berita Utama
Mallarangeng 2010: 31 berpendapat bahwa berita utama adalah informasi atau berita yang dianggap terpenting dari seluruh informasi yang disajikan oleh
suatu koran. Berita utama juga dianggap sebagai berita paling aktual pada hari terbit sehingga ditempatkan pada halaman depan di sudut kiri atau kanan atas.
Salah satu unsur terpenting dalam berita utama adalah judul headline. Untuk menarik perhatian sekaligus untuk membedakannya dengan rubrik-rubrik lain,
headline berita utama dicetak tebal dalam ukuran besar. Judul harus singkat, tetapi pada saat yang sama harus pula mampu
mengatakan inti persoalan yang ditulis serta harus menarik perhatian agar pembaca tergiring untuk mengikuti berita selengkapnya. Luxon dalam
Mallarangeng, 2010: 34 mengatakan bahwa, headline yang tidak menarik perhatian pada lirikan pertama gagal mengemban tujuannya.
2.2.8. Kalimat
Kalimat merupakan satuan dasar wacana. Artinya, wacana hanya akan terbentuk jika ada dua kalimat atau lebih yang letaknya berurutan dan berdasarkan
kaidah kewacanaan Alwi, 2010: 317. Dilihat dari segi bentuknya, kalimat dapat dirumuskan sebagai konstruksi sintaksis terbesar yang terdiri atas dua kata atau
lebih. Dilihat dari struktur internalnya, kalimat dan klausa terdiri atas unsur predikat dan unsur subjek, dengan atau tanpa objek, pelengkap, atau keterangan
Alwi, 2010: 319. Suhardi 2013, 65 mendefinisikan fungsi kata dalam kalimat sebagai
berikut.
1. Subjek
Subjek adalah sesuatu yang diberitakan, pelaku perbuatan, sesuatu yang menjadi pokok permasalahan. Untuk mengetahui subjek dalam
kalimat dapat dilakukan dengan cara menanyakannya ke predikat dengan menggunakan kata tanya siapa. Untuk konstituen subjek adalah sebagai
berikut. 1 Ani mencuci pakaian.
Siapa yang mencuci pakaian? Jawabannya: Ani
Ani adalah subjek pada kalimat, Ani mencuci pakaian. 2.
Predikat Predikat adalah hal yang dilakukan subjek. Untuk mengetahui
predikat dapat ditanyakan kepada subjek menggunakan kata mengapa. Adapun kata-kata yang menduduki fungsi predikat P adalah
sebagai berikut Suhardi 2013, 70. a. Kata kerja, misalnya: Adik membaca buku, Kakak berlari,
dsb. b. Kata benda, misalnya: Bapak saya guru, Paman sedang di
rumah, dsb. c. Kata bilangan, misalnya: Buku itu satu, Adik saya dua, dst.
d. Kata sifat, misalnya: Karin memang pemalu, Ali tidak berani melawan kakaknya, dst.
Sukini 2010, 56 menyatakan bahwa unsur predikat suatu kalimat biasanya diduduki oleh katafrasa kerja. Misalnya dalam contoh kalimat
berikut.
2 Orang itu jatuh 3 Anak itu membersihkan halaman
Pada kedua contoh itu, kata jatuh 2, dan membersihkan 3
menduduki unsur predikat. 3.
Objek Objek adalah bagian yang terdekat dengan predikat. Sukini 2010,
60 menyatakan bahwa objek merupakan konstituen kalimat yang kehadirannya dituntut oleh predikat verba transitif pada kalimat aktif.
Letaknya langsung setelah predikat. Objek biasanya berupa nomina atau frasa nominal. Contoh konstituen objek adalah sebagai berikut.
4 Ibu mengunjungi Paman Adi. Paman Adi adalah unsur objek dalam kalimat.
4. Pelengkap
Untuk menentukan pelengkap dan objek di dalam kalimat fungsinya hampir sama. Disebabkan kesamaan itulah sering di dalam
analisis kalimat penganalisis keliru. Guna mengatasi hal tersebut, cara yang tepat untuk menentukan pelengkap atau objek dapat dilakukan hal-
hal berikut. Bila unsur-unsur yang membangun kalimat tersebut dapat
diputarbalikkan, di dalam kalimat tersebut hanya mengandung objek. Akan tetapi bila tidak maka di dalam kalimat itu terkandung pelengkap.
Berikut adalah contoh konstituen pelengkap. 5 Bibi membelikan anaknya boneka.
Boneka merupakan pelengkap dalam kalimat.
5. Keterangan
Jika objek adalah unsur yang terdekat dengan predikat, keterangan adalah unsur yang terjauh dari predikat. Berikut adalah cobtoh konstituen
keterangan. 6 Ayah tidak mengirimkan uang sejak bulan lalu.
Sejak bulan lalu merupakan keterangan dalam kalimat. Ada bermacam-macam verba yang mennduduki fungsi predikat.
Berikut ini akan dijabarkan macam-macam verba sebagai predikat.
2.2.9. Verba