Hidup doa Pribadi Pengaruh kelompok doa karismatik Katolik Vinea Dei di Kevikepan Yogyakarta terhadap perkembangan hidup doa pribadi anggota.

76 Gereja St Boniface di Florida menekankan kepada umatnya pengalaman Roh Kudus lewat pencurahan Roh atau Pembaptisan Roh Kudus yang membawa kepada pengalaman kasih Allah, semangat evangelisasi yang besar, yang ditanamkan ke dalam hati anggota-anggota sel paroki itu, penekanan pada pentingnya evangelisasi oikos Keluarga, yaitu lingkungan hidup dan lingkungan kerja mereka, pergandaan sel yang terus menerus, adorasi kontinyu yang dilaksanakan dalam paroki. Dari Gereja St Boniface di Florida inilah kemudian sistem sel paroki menyebar keseluruh Eropa lewat Don Pigi Perini dari Sant’ Eustorgio di Milano, Italia Indrakusuma, 2008: 6

C. Hidup doa Pribadi

Kehidupan seorang beriman tidak lepas dari hidup doa. Hidup doa merupakan salah satu bentuk penyerahan diri kepada kehendak Allah. Melalui berdoa komunikasi dengan Allah terjalin. Bentuk-bentuk doa sangat beragam sehingga manusia leluasa menjalin komunikasi dengan Allah dan Roh Kudus yang membimbingnya. Melalui doa manusia mengalami perjumpaan dengan Allah dan Roh Kudus, jika hubungan dengan Allah baik maka doa yang disampaikan akan lebih mendalam. Perkembangan hidup doa diiringi dengan tingkat kedewasaan iman. Semakin beriman maka doa yang disampaikan semakin mendalam. 1. Pengertian Hidup doa Menurut Harjawiyata 1977: 15 hidup doa ialah mengupayakan waktu dan kesempatan untuk terus menerus berdoa setiap hari, supaya hidup Rohani terperhatikan dan terpelihara dengan baik. Jika hidup Rohani kita baik, tentu 77 hidup kita sepanjang hari juga baik. Tanpa doa seseorang tak dapat menemukan jalan menuju Allah, tidak dapat mengerti tentang kebanaran, tidak dapat menemukan Kristus yang hadir dalam hatinya dan tidak dapat mengalami persatuan yang membahagiakan bersma Allah. Sedangkan menurut Strauss 2006: 61 mengatakan bahwa Hidup doa merupakan persatuan antara doa dan kehidupan maksudnya adalah bagaimana doa berperan dalam hidup seseorang sehingga Allah yang maha berkuasa membawa perubahan baik kepadanya. Menurut Philomena Aqudo 1988: 177 mengatakan hidup doa berarti kebiasaan rutin berdoa yang dilaksanakan dengan penuh kesadaran karena percaya akan cinta kasih dan belas kasih Tuhan. Maka dapat dikatakan bahwa hidup doa merupakan kebiasaan meluangkan waktu yang digunakan untuk berdoa setiap hari guna memelihara Roh Kudus dalam diri kita supaya Allah yang maha kuasa berkenan menganugerahkan kebaikan kepada kita. Hidup doa yang dilaksanakan dengan penuh kesadaran karena percaya akan cinta dan belas kasih Tuhan merupakan warna hidup jiwa atau batin seseorang yang terungkap dalam bahasa perbuatan sehari-hari. 2. Bentuk-bentuk Doa Doa merupakan bentuk komunikasi keselamatan antara Allah dan manusia. Berhadapan dengan realita itu dapat diambil sikap bermacam-macam. Sikap itu dapat diungkapkan dalam bentuk doa. Dengan realita keselamatan yang sedang ditanam dan dikembangkan dalam hati dan kesadaran manusia bentuk-bentuk doa yang mungkin dilakukan manusia dapat diperinci dalam tiga segi yaitu dari segi rencana keselamatan sebagai prinsip hidup, dari segi perkembangan rencana 78 keselamatan, dan dari segi keselamatan yang sedang berlangsung Darminta, 1983: 21. Dari segi rencana keselamatan sebagai prinsip hidup dapat dibagi dalam dua bentuk doa yaitu doa pujian dan doa kebaktian. Pertama, doa pujian merupakan doa yang mengangkat hati manusia kepada Tuhan. Doa pujian memandang Allah dalam diri-Nya sebagai pribadi yang tak terjangkau, kekal dan sumber segala sesuatu. Bagi orang Kristiani doa pujian merupakan bentuk pengakuan terhadap misteri Allah tritunggal. Kedua, doa kebaktian yang memandang Allah sebagai pencipta dan Tuhan. Doa kebaktian ini didasari oleh kesadaran bahwa manusia adalah ciptaan Allah. Maka manusia akan merasa takut dan gentar seperti ketakutan seorang anak yang tak mau dipisahkan dari Allah, atau ketakutan penuh hormat, yang mengakui bahwa Allah jauh Darminta, 1983: 34. Dari segi perkembangan rencana keselamatan dapat dibagi dalam tiga bentuk doa yaitu doa syukur, doa permohonan, dan doa tobat. Doa syukur mengungkapkan rasa syukur dan terimakasih atas tindakan-tindakan Allah yang dialami manusia. Syukur dan terima kasih merupakan reaksi manusia yang mengakui bahwa Allah menganugerahkan segala sesuatu yang diperlukan untuk hidup, terutma karena cinta Allah yang dialami. Yang kedua adalah doa permohonan. Doa permohonan bergerak dalam harapan. Meski doa harapan mengarah pada masa depan dan kepada hal yang diinginkan dari doa itu tapi pertama-tama doa itu ditujukan pada Allah yang mampu mengabulkannya. Doa permohonan juga dapat dilakukan demi kepentingan orang lain sebagai bentuk kesatuan umat keselamatan dalam Kristus. Ketiga, doa tobat. Doa tobat memohon ampun kepada Allah dan merupakan usaha untuk mengatasi hambatan dosa. Dosa 79 merupakan bentuk penghinaan terhadap Allah maka doa tobat merupakan aspek batiniah yaitu penyesalan hati. Apabila doa ini dilakukan bagi dosa orang lain karena merasa senasib dan solider dengan yang dicintai maka doa ini menjadi doa pemulihan. Dari aspek keselamatan yang sedang berlangsung didasarkan pada keinginan untuk membangun cinta lekat dengan Allah yang sedang bergiat dalam hidup manusia. Bentuk doanya adalah kontemplasi yaitu suatu usaha melekatkan hati dan budi kepada Allah. Kontemplasi berdasarkan kenyataan bahwa kerajaan Allah sudah hadir dalam diri manusia dan di dunia, dalam Kitab Suci dan Gereja. Kontemplasi menjawab kerinduan manusia untuk bersatu dengan Allah. Darminta, 1983: 35 Kebiasaan Gereja dibedakan dua bentuk doa yang pokok, yakni puji syukur eukharistia dan permohonan. Puji syukur merupakan tanggapan manusia atas segala anugerah Tuhan bukan pertama tama karena anugerah yang diterima namun mengungkapkan rasa heran dan kagum atas kemuliaan dan kebaikan Tuhan. Doa permohonan bukanlah minta-minta namun pertama-tama memuliakan kebaikan dan keluhuran Allah dengan memohon pengampunan dan belaskasihan Tuhan, sebab dosa manusia merupakan sumber kemalangan yang terbesar KWI, 1996: 197-198. Dalam sejarah doa juga timbul kebiasaan merenungkan sabda Tuhan dalam hati, seorang diri. Doa seperti ini disebut doa batin secara umum juga dibedakan dalam dua bentuk yaitu meditasi dan kontemplasi. Meditasi merupakan renungan dengan mengutamakan pikiran budi. Kontemplasi merupakan renungan yang mau memandang dengan hening diam di muka rahasia Tuhan. Bentuk doa seperti ini 80 sering dipakai oleh persekutuan doa tertentu dengan tujuan yang berbeda juga namun sejalan dengan pengalaman Gereja dalam berdoa yang berabad-abad banyak muncul bentuk dan cara berdoa yang berbagai macam yang semuanya dapat dipakai sejauh menolong guna menemukan Tuhan. Bentuk tidak mengikat, namun isinya, puji-syukur dan permohonan yang harus ada Soenarja, 1987: 11- 12. 3. Tahap Perkembangan Hidup Doa Pribadi Ketika memasuki usia orang muda seseorang seharusnya sudah memasuki fase berdoa dengan penuh kesadaran dan iman. Namun banyak juga orang yang tidak berdoa bukan karena murtad atau ateis namun karena malas atau frustasi bahkan kecewa karena doanya tidak kunjung dikabulkan. Ada pula orang yang salah berdoa karena sangat mendalam dalam berdoa namun tidak disertai dengan tindakan yang sesuai atau orang yang isi doanya dipenuhi dengan keinginan namun disertai keraguan. Orang yang seperti ini mudah diombang-ambingkan dan isi doanya cenderung menuruti nafsu kedagingannya. Doa yang benar adalah doa yang disertai keyakinan dan iman maka doa selayaknya dihidupi dalam tindakan konkrit. Perkembangan hidup doa pribadi berbarengan dengan pertumbuhan iman seseorang. Tanggapan seseorang akan wahyu Allah tercurah melalui relasi dengan Allah dan tampak dalam kehidupan doanya Eny Marsudi, 2007: 12-17. Perkembangan hidup doa pribadi mengajak seseorang menemukan Allah dalam kehidupan yang dijalaninya hingga akhirnya memasuki kehidupan spiritualitas yang lebih mendalam. Perkembangan hidup doa dapat dibagi dalam tujuh fase penyadaran yang berbarengan dengan kesadaran iman seseorang. 81

a. Krisis dasar keadaan awal

Doa pada dasarnya adalah suatu pertemuan dengan Allah dan relasi dengan sesama. Cara seseorang menemukan Allah sangat beragam. Sebagian orang menemukan Allah melalui kelompok doa atau komunitas yang memperkembangkan iman namun ada juga orang menemukan Allah dalam situasi yang tidak diduga atau dalam pengalaman yang merubah hidupnya secara signifikan. Pada tahap awal perkembangan hidup doa, seseorang menanggapinya dengan sikap kritis akan makna doa yang sesungguhnya. Tidak ada kepastian seseorang yang sendirian mencari Allah akan menemukan Allah dan orang lain yang diajak untuk menemukan Allah tidak menemukan Allah Komisi Kerasulan Awam MAWI, 1984: 4-5.

b. Langkah pertama mencari Allah

Seorang yang terus mencari dan belum juga menemukan petunjuk akan mulai menyadari keberadaan orang-orang disekitarnya. Seseorang menyadari kehadiran orang-orang religius atau relawan-relawan untuk karya amal sosial karitatif, badan badan kemanusiaan dan lain sebagainya. Mungkin dalam pencarian ini seseorang dengan sadar mencari Allah atau mencari diri sendiri atau berusaha keluar dari penjara diri mencari cinta dan persahabatan sejati. Pertanyaan muncul seiring perubahan paradigma seseorang tentang Allah menjadikan orang tersebut semakin menyadari tujuan hidup yang sesungguhnya. Perubahan hidup doa dari keadaan awal menuju langkah pertama bisa berjalan dramatis atau biasa saja namun merupakan suatu kemajuan yang sangat besar dan merupakan langkah yang sangat jauh dalam hidup seseorang Komisi Kerasulan Awam MAWI, 1984: 6-7. 82

c. Kesadaran akan Allah dalam teori doa

Dalam tahapan ini seseorang mulai sadar akan kehadiran Allah dalam dirinya dan kesadaran untuk memuliakan Allah. Seseorang mulai menyadari untuk apa dia hidup dan mencari sumber kehidupan. Dalam proses pencariannya didalam otaknya ia menerima dan menanamkan bahwa sebagai pribadi ia mempunyai nilai dan arti namun masih merasa hampa. Seseorang sudah tahu segala sesuatu tentang doa namun semuanya terbatas pada teori dan belum sampai pada tindakan Komisi Kerasulan Awam MAWI, 1984: 8. Pada tahapan ini biasanya seseorang banyak mengikuti kegiatan-kegiatan keagamaan untuk menambah reverensinya tentang teori doa. Meskipun banyak mengikuti kegiatan keagamaan namun tujuan sebenarnya bukanlah untuk menamukan Allah namun hanya untuk mengetahui fakta dan menambah pengetahuan dari kegiatan-kegiatan tersebut Komisi Kerasulan Awam MAWI, 1984: 9.

d. Menemukan Allah dalam praktek doa

Dalam fase ini seseorang mulai merasa harus melakukan sesuatu untuk sungguh-sungguh menemukan Allah didalam kehidupannya melalui kemampuan dan daya tangkapnya. Doa yang dihidupi dengan semangat menemukan Allah menjadikan Allah benar-benar nyata dalam kehidupan doanya. Pada perkembangan selanjutnya seseorang mulai merasa perlu mencari semacam panduan untuk mencapai kedekatan dengan Allah sesuai dengan yang ia inginkan. Karena hanya dengan praktek doa yang ia lakukan belum mencukupi untuk menjadi sungguh beriman yang benar Komisi Kerasulan Awam MAWI, 1984: 9. 83 Karena pengetahuannya akan teori dirasa sudah mencukupi, seseorang mulai berfikir untuk memulai langkah awalnya dalam mencari Allah dalam kehidupan doanya. Seseorang yang mencapai fase ini akan mulai nyaman pada kelompok doa yang telah membantunya menemukan Allah sehingga berani memberikan kesaksian-kesaksian atau memilih untuk nyaman dengan perkembangan hidup doanya sendiri yang ia kembangkan sendiri. hidup doa yang selalu ia jalani dengan rutin semakin membawanya pada kedalaman iman akan Tuhan Komisi Kerasulan Awam MAWI, 1984: 10.

e. Kesadaran akan Kitab Suci

Hidup doa yang mulai dinikmati membawa seseorang pada kesadaran akan ajaran-ajaran dari para pendahulu yaitu para nabi dan Yesus sendiri melalui Kitab Suci. Kitab Suci dipandang sebagai sebuah tuntunan menuju kehidupan iman yang semakin dalam. Kitab Suci bukan hanya dilihat sebagai buku yang berisi sabda Allah namun berisi semua arahan Roh Kudus dari Allah untuk menuju kehidupan yang lebih dekat dengan Allah Komisi Kerasulan Awam MAWI, 1984: 11. Kesadaran akan Kitab Suci akan muncul ketika seseorang sungguh mengalami kehadiran Allah. Dalam hidup doa Kitab Suci tidak lagi dipandang sebagai buku bacaan atau buku bimbingan etika melainkan sabda Allah. Kitab Suci menjadi sarana penyampaian sabda Allah dan cara Allah berkomunikasi. Bisa saja seseorang merasa bingung karena belum menangkap sepenuhnya makna yang terkandung dalam Kitab Suci namun yang terpenting adalah kesadaran diri bahwa Allah telah bersama dirinya Komisi Kerasulan Awam MAWI, 1984: 12. 84

f. Menerima Allah memasuki kondisi kehidupan manusia

Kitab Suci membawa seseorang menuju pada kehidupan yang lebih dekat dengan Allah, sehingga seseorang merasa lebih dekat dengan Allah dalam kehidupannya. Keadaan ini membawa seseorang untuk mulai menerima Allah memasuki kondisi kehidupannya. Dengan demikian seseorang tersebut sudah siap menerima konsekuensi untuk hidup lebih baik dalam kehidupannya sehari-hari Komisi Kerasulan Awam MAWI, 1984: 13. Dalam fase ini seseorang telah merasakan ‘terang’ dan terang ini telah diizinkan untuk masuk dalam kehidupannya. Hidup doa yang menerima Allah dalam kondisi kehidupannya menjadikan seseorang dapat berdoa dimanapun dan dalam keadaan apapun. Allah bukan lagi sosok yang membosankan dan diawang- awang karena Allah sangat dekat bahkan ada didalam diri kita sendiri, Allah juga merasakan apa yang dialami oleh manusia. Pengalaman ini menjadikan seseorang mencintai Allah seperti mencintai dirinya sendiri Komisi Kerasulan Awam MAWI, 1984: 13-14.

g. Memasuki kehidupan doa yang lebih mendalam

Kehidupan doa yang lebih mendalam membawa pada suatu keyakinan yang kuat seperti kata-kata Paulus: “Aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup dalam aku” Gal 2:20. Doa sebagai kesatuan dengan Tuhan selalu berarti rahmat, yang harus datang dari Tuhan: “Tidak ada seorangpun yang dapat datang kepadaKu, jikalau ia tidak ditarik oleh Bapa” Yoh 6:44. Kehidupan doa yang mendalam mendorong seseorang untuk hidup lebih 85 mendalam dalam memaknai kerajaan Allah. Injil Mat 13:44–52 menyampaikan tiga buah perumpaman untuk mencari kerajaan Allah sebagai harta yang terpendam, mutiara terindah dan pukat. Kehidupan doa yang lebih mendalam mendorong seseorang untuk meninggalkan segala sesuatu untuk mencari harta yang terpendam, menjual segala sesuatu untuk mendapatkan mutiara terindah dan ahirnya menjadi ikan yang dipilih. Kehidupan doa yang mendalam menjadikan Allah merajai diri sehingga kerajaan Allah tampak nyata dalam diri yang diwujudnyatakan dalam doa. Dalam kesatuan dengan Tuhan, dicapai suatu tahap kesatuan di mana terasa seolah-olah yang menentukan Tuhan saja. Dalam pengalaman mistik sifat rahmat doa secara jelas dan konkrit dialami dan dirasakan Komisi Kerasulan Awam MAWI, 1984: 15-16.

D. Kelompok Doa Karismatik Katolik Vinea Dei dalam Perkembangan