BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1. Landasan Teori 2.1.1. Kelambatan Kerja
Definisi kelambatan berasal dari kata lambat yaitu perlahan-lahan geraknya, jalannya, dsb, tidak tepat pada waktunya, tidak optimal dalam
melakukan sesuatu. http:pusatbahasa.diknas.go.idkbbiindex.php
Sedangkan definisi kerja adalah sesuatu yang dikeluarkan oleh seseorang sebagai profesi, sengaja dilakukan untuk mendapatkan
penghasilan. Pengeluaran energi untuk kegiatan yang dibutuhkan oleh seseorang untuk
mencapai tujuan tertentu. Budaya Kerja adalah suatu falsafah dengan didasari pandangan hidup sebagai nilai-nilai yang menjadi sifat, kebiasaan dan juga
pendorong yang dibudayakan dalam suatu kelompok dan tercermin dalam sikap menjadi perilaku, cita-cita, pendapat, pandangan serta tindakan yang
terwujud sebagai kerja. Sumber : Drs. Gering Supriyadi,MM dan Drs. Tri Guno, LLM . http:definisi.netstory.php?title=kerja
2.1.2. Media Cetak
9
Secara garis besar media massa dapat dibedakan menjadi dua, yakni media massa cetak dan media massa elektronik. Media massa cetak maupun
elektronik merupakan media massa yang banyak digunakan oleh masyarakat di berbagai lapisan sosial, terutama di masyarakat kota. Keberadaan media
massa seperti halnya pers, radio, televisi, film, dan lain-lain, tidak terlepas kaitannya dengan perubahan-perubahan yang terjadi dalam masyarakat.
Media massa dapat menjadi jembatan yang menghubungkan komunikator dengan komunikan yang melintasi jarak, waktu, bahkan lapisan sosial dalam
masyarakat. Media cetak dalam hal ini adalah suatu bentuk media yang statis yang
mengutamakan pesan-pesan visual. Media ini terdiri dari lembaran dengan sejumlah kata, gambar atau foto dalam tata warna dan halaman hitam putih
Kasali, 1992:99.
2.1.3. Kartun dan Karikatur
Secara singkat dapat dijelaskan, bahwa karikatur, seperti halnya kartun strip, kartun gags kartun kata, kartun komik, dan kartun animasi
adalah bagian dari apa yang dinamakan kartun. Karikatur latin: carricare sebenarnya memiliki arti sebagai gambar
wajah yang didistorsikan, diplesetkan, atau dipelototkan secara karakteristik tanpa bermaksud melecehkan si pemilik wajah. Seni memletotkan wajah ini
sudah berkembang sejak abad ke-17 di Eropa, Inggris dan sampai ke Amerika bersamaan dengan perkembangan media cetak pada masa itu.
Di Indonesia, konon karikatur mulai berkembang sejak negeri ini dibawah penjajahan Belanda. Yaitu pengaruh dari gambar karikatur yang
secara berkala dimuat di surat kabar berbahasa Belanda, misalnya “de locomotif” yang beredar di Indonesia pada saat itu.
Karikaktur adalah produk suatu keahlian seorang karikaturis, baik dari segi pengetahuan, intelektual, cara melukis, psikologis, cara melobi, referensi,
bacaan, maupun bagaimana dia memilih topik isu yang tepat. Karena itu, kita bisa mendeteksi intelektual dari sudut ini. Juga, cara dia mengkritik yang
secara langsung membuat orang yang dikritik justru tersenyum. Sobur, 2006:140.
Karikatur adalah bagian dari opini penerbit yang dituangkan dalam bentuk gambar-gambar khusus. Semula, karikatur ini hanya merupakan
selingan atau ilustrasi belaka. Namun pada perkembangan selanjutnya, karikatur dijadikan sarana untuk kritik yang sehat. Dikatakan kritik sehat
karena penyampaiannya dilakukan dengan gambar-gambar lucu dan menarik. Sobur, 2006:140
2.1.4. Karikatur dalam Surat kabar