danterpusat di Kota Singaraja, dengan total keseluruhan 26 dua puluh enam kantor instansi yaitu ;
“Dinas Kebersihan dan Pertamanan, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, Dinas Kehutanan dan Perkebunan, Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil, Dinas
Kesehatan, Dinas Komunikasi dan Informatika, Dinas Koperasi, Perdagangan dan Perindustrian, Dinas Pekerjaan Umum, Dinas Pendapatan, Dinas Pendidikan,
Dinas Perhubungan, Dinas Perikanan dan Kelautan, Dinas Pertanian dan Peternakan, Dinas Sosial, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Badan Keluarga
Berencana dan Pemerdayaan Perempuan, Badan Kepegawaian Daerah, Badan Kesatuan Bangsa dan Politik, Badan lingkungan Hidup, Badan Pelayanan
Perijinan Terpadu, Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa, Badan Penanggulangan Bencana Daerah, Badan Pengelola Keuangan dan Aset
Daerah, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Inspektorat, dan Satuan Polisi Pamong Praja”.
4
1.2 Tinjauan Umum Tentang Pemerintah Daerah
Pemerintah dan pemerintahan merupakan hal yang berbeda, Pemerintah adalah lembaga atau badan
– badan politik yang mempunyai fungsi melakukan upaya untuk mencapai tujuan Negara sedangkan pemerintahan adalah semua
kegiatan lembaga atau badan publik dalam menjalankan fungsinya untuk mencapai tujuan Negara. Dari pengertian tersebut, dapat diambil kesimpulan
bahwa pemerintah pada hakikatnya adalah aspek statis, sedangkan pemerintahan adalah aspek dinamisnya.Selanjutnya Emaya menyebutkan bahwa dalam
pemerintahan dapat dibedakan dalam pengertian luas dan dalam pengertian sempit, pengertian luas adalah segala kegiatan badan publik yang meliputi
kekuasaan legislatif, eksekutif dan yudikatif dalam usaha mencapai tujuan
4
http:www.bulelengkab.go.idindex.phpinstansi21Dinas di akses tanggal 8 Oktober 2015.
Negara.Dalam arti sempit pemerintahan adalah segala kegiatan publik yang meliputi kekuasaan eksekutif.
5
Indonesia adalah Negara kepulauan yang seluruh daerahnya merupakan daerah otonom yang mendapat pengakuan oleh Negara. Hal ini sesuai dengan
ketentuan Pasal 18 ayat 1 Undang – Undang Dasar Negara Republik Indonesia
dinyatakan bahwa “Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah – daerah provinsi dan daerah provinsi itu dibagi atas kabupaten dan kota yang tiap
– tiap provinsi, kabupaten dan kota itu, mempunyai pemerintahan daerah, yang
diatur dengan Undang – Undang.
Berdasarkan Pasal 1 angka 8 Undang – Undang Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah menyatakan bahwa, “Desentralisasi adalah penyerahan urusan pemerintahan oleh pemerintah pusat kepada daerah otonom
berdasarkan Asas Otonomi.” Pada sistem pemerintahan yang terbaru tidak lagi menerapkan sistem pemerintahan sentralisasi, melainkan sistem otonomi daerah
yang memberikan wewenang kepada pemerintahan daerah untuk mengambil kebijakan.Kelebihan sistem ini adalah sebagaian keputusan atau kebijakan yang
ada di daerah dapat diputuskan di daerah tanpa campur tangan pemerintah pusat.
6
Berdasarkan Pasal 1 angka 2 Undang – Undang Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah menyatakan bahwa, “Pemerintahan Daerah adalah
penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh pemerintah daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan
5
Jazim Hamidi dan Mustafa Lutfi, 2010, Education Antara Realita Politik dan Implementasi Hukumnya, Gramedia Pustaka Umum, Jakarta, h. 138.
6
Khairul Ikhwan Damanik, et. Al., 2010, Otonomi Daerah, Etnonasionalisme, Dan Masa Depan Indonesia, Yayasan Pustaka Obor Indonesia, Jakarta, h. 79.
prinsip otonomi seluas – luasnya dalam prinsip Negara Kesatuan Republik
Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang – Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 “Otonomi daerah adalah hak, wewenang dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan
pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia”.
Pembagian urusan pemerintahan di Indonesia, pada hakikatnya dibagi dalam kategori, yakni urusan pemerintahan yang dikelola oleh pemerintah pusat
pemerintah, urusan pemerintah yang dilaksanakan oleh pemerintah daerah provinsi,
urusan pemerintahan
yang dilaksanakan
oleh pemerintah
kabupatenkota. Urusan pemerintahan yang menjadi urusan pemerintah, meliputi :
7
1. Politik luar negeri;
2. Pertahanan;
3. Keamanan;
4. Yustisi;
5. Moneter dan fiscal nasional;
6. Agama;
Dalam menyelenggarakan
urusan pemerintahan,
pemerintah menyelenggarakan
sendiri, atau
dapat melimpahkan
sebagian urusan
pemerintahan kepada perangkat pemerintahan atau wakil pemerintahan di daerah atau dapat menugaskan kepada pemerintah daerah danatau pemerintahan
desa.Urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan pemerintah daerah, terdiri atas urusan wajib dan urusan pilihan.Urusan wajib, artinya penyelenggaraan
7
Siswanto Sunarno, 2009, Hukum Pemerintahan Daerah di Indonesia, Sinar Grafika, Jakarta, h. 34.
pemerintahan yang berpedoman pada standar pelayanan minimal, dilaksanakan bertahap dan ditetapkan oleh pemerintah. Adapun untuk urusan pemerintahan
yang bersifat pilihan, baik untuk pemerintahan daerah provinsi dan pemerintahan daerah kabupatenkota, meliputi urusan pemerintahan yang secara nyata ada dan
berpotensi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sesuai dengan kondisi, kekhasan, dan potensi unggulan daerah yang bersangkutan.
8
Daerah otonom adalah kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas-batas wilayah, yang berwenang mengatur dan mengurus urusan
pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri, berdasarkan aspirasi masyarakat dalam sistem Negara Kesatuan Republik
indonesia. Berdasarkan rumusan tersebut, dalam daerah otonom terdapat unsur- unsur sebagai berikut:
9
a. Unsur elemen batas wilayah. Sebagai kesatuan masyarakat hukum
batas suatu wilayah adalah sangat menentukan untuk kepastian hukum bagi pemerintah dan masyarakat dalam melakukan interaksi hukum,
misalnya dalam penetapan kewajiban tertentu sebagai warga masyarakat seta pemenuhan hak-hak masyarakat terhadap fungsi pelayanan umum
pemerintahan dan peneingkatan kesejahteraan secara luas kepada masyarakat setempat. Di sisi lain, batas wilayah ini snagat penting
apabila ada sengketa hukum yang menyangkut wilayah perbatasan antar daerah. Dengan perkataan lain, dapat dinyatakan bahwa suatu daerah
harus mempunyai wilayah dengan batas-batas yang jelas sehingga dapat dibedakan antara daerah yang satu dengan daerah lainnya.
b. Unsur elemen pemerintahan.Eksistensi pemerintahan di daerah,
didasarkan atas legitimasi undang-undang yang memberikan kewenangan kepada pemerintahan daerah, untuk menjalankan urusan pemerintahan
yang berwenang mengatur berdasrkan kreativitasnya sendiri. Elemen pemerintahan daerah adalah meliputi pemerintahan daerah dan lembaga
DPRD sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah.
c. Unsur masyarakat.Masyarakat sebagai elemen pemerintahan daerah
merupakan kesatuan masyarakat hukum, baik gemeinscahft maupun
8
Ibid, h. 35.
9
Ibid, h. 6.
gesselscahft jelas mempunyai tradisi, kebiasaan, dan adat istiadat yang turut mewarnai sistem pemerintahan daerah, mulai dari bentuk cara
berpikir, bertindak, dan kebisasaan tertentu dalam kehidupan masyarakat. Bentuk-bentuk partisipatif budaya masyarakat antara lain gotong royong,
permusyawaratan, cara menyatakan pendapat dan pikiran yang menunjang pembangunan daerah untuk meningkatkan kesejahteraan
melalui pelayanan pemerintahan.
Konsep pemikiran tentang otonomi daerah, mengandung pemaknaan terhadap eksistensi otonomi tersebut terhadap penyelenggaraan pemerintahan
daerah.Pemikiran pertama, bahwa prinsip otonomi daerah dengan menggunakan prinsip otonomi seluas-luasnya.Artinya seluas-luasnya mengandung makna bahwa
daerah diberikan kewenangan membuat kebijakan daerah, untuk memberikan pelayanan, peningkatan peran serta, prakarsa, dan pemberdayaan masyarakat yang
bertujuan untuk peningkatan kesejahteraan rakyat.
10
Pemikiran kedua, bahwa prinsip otonomi daerah dengan menggunakan prinsip otonomi yang nyata dan bertanggung jawab. Prinsip otonomi nyata adalah
suatu prinsip bahwa untuk menangani urusan pemerintahan dilaksanakan berdasarkan tugas, wewenang, dan kewajiban yang senyatanya telah ada, serta
berpotensi untuk tumbuh, hidup dan berkembang sesuai dengan yang telah ada, serta berpotensi untuk tumbuh, hidup, dan berkembang sesuai dengan potensi dan
kekhasan daerah. Dengan demikian, isi dan jenis otonomi bagi setiap daerah tidak selalu sama dengan daerah lainnya. Adapun otonomi yang bertanggung jawab
adalah otonomi yang dalam penyelenggaraannya harus benar-benar sejalan dengan tujuan dan maksud pemberian otonomi, yang pada dasarnya untuk
10
Ibid, h. 8.
memberdayakan daerah temasuk meningkatkan kesejahteraan rakyat yang merupakan bagian utama dari tujuan nasional.
11
1.3 Pengertian Peraturan Daerah