Pengaruh Pemberian Minyak Ikan Lele (Clarias Gariepinus) Yang Diperkaya Omega 3 Terhadap Profil Lipid Lansia

i

PENGARUH PEMBERIAN MINYAK IKAN LELE
(Clarias gariepinus) YANG DIPERKAYA OMEGA 3
TERHADAP PROFIL LIPID LANSIA

MIA SRIMIATI

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2016

iii

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER
INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis berjudul Pengaruh Pemberian
Minyak Ikan Lele (Clarias gariepinus) yang Diperkaya Omega 3 terhadap Profil
Lipid Lansia adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan

belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber
informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak
diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.

Bogor, Januari 2016

Mia Srimiati
NIM I151130251

RINGKASAN
MIA SRIMIATI. Pengaruh Pemberian Minyak Ikan Lele (Clarias gariepinus)
yang Diperkaya Omega 3 terhadap Profil Lipid Lansia. Dibimbing oleh CLARA
M. KUSHARTO, IKEU TANZIHA, dan SUGENG H. SUSENO.
Indonesia merupakan salah satu negara berkepulauan yang memiliki
potensi perikanan tangkap dan perikanan budidaya, terutama ikan lele.
Pemanfaatan ikan lele semakin berkembang seiring dengan perkembangan
teknologi. Salah satunya adalah penepungan, namun kegiatan ini menyisakan

hasil samping berupa minyak yang masih bisa dimanfaatkan. Minyak ikan lele
dapat menurunkan kadar LDL (Low Density Lipoprotein) dan total kolesterol
(Rifqi 2014) pada hari ke-60, akan tetapi menunjukkan peningkatan pada hari ke90. Oleh karena itu, pada penelitian ini ditambahkan omega 3 untuk memperbaiki
kualitas minyak ikan lele dan dapat memperbaiki profil lipid lansia.
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh
pemberian minyak ikan lele (Clarias gariepinus) yang diperkaya omega 3
terhadap profil lipid lansia. Adapun tujuan khususnya adalah: (1) Menganalisis
proses pemurnian minyak ikan lele dengan perbedaan suhu bleaching (250C,
700C, dan 1000C); (2) Mengkaji stabilitas minyak ikan lele dengan metode Schaal
Oven Test; (3) Mempelajari proses kapsulasi softgel untuk minyak ikan lele; (4)
Menganalisis pengaruh pemberian minyak ikan lele terhadap kadar total
kolesterol dan LDL pada lansia.
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental yang terdiri dari tiga
tahapan, yaitu pemurnian minyak, penyimpanan, dan efikasi pada lansia. Efikasi
pada lansia menggunakan desain Randomized Controlled Trial (RCT). Penelitian
dilakukan pada bulan Februari 2014 hingga Januari 2015. Pemurnian minyak
dilakukan pada tiga suhu pemucatan yang berbeda yaitu 250C, 700C, dan 1000C.
Uji stabilitas minyak dilakukan dengan metode Schaal oven test, sedangkan
efikasi dilakukan selama 60 hari di Pos Lansia Dahlia Senja. Subjek yang
dilibatkan dalam penelitian ini harus memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.

Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah lansia wanita yang berusia di atas 60
tahun; sehat (tidak menderita infeksi sekunder) berdasarkan hasil pemeriksaan
dokter; memiliki risiko dislipidemia; telah mengikuti penjelasan penelitian;
menyetujui informed consent; bersedia untuk mematuhi prosedur penelitian.
Kriteria eksklusi pada penelitian ini adalah mempunyai kelainan kongenital/cacat
bawaan; Mempunyai alergi berat berdasarkan medical Questionnaire;
Mengonsumsi antibiotik dan/atau laxative (4 minggu sebelum penelitian); serta
berpartisipasi dalam penelitian lain.
Subjek dibagi menjadi dua kelompok, kelompok pertama (A1) diberikan
minyak ikan lele 1000 mg per hari, sedangkan kelompok kedua (A2) kontrol,
tidak diberikan minyak. Sebelum dan setelah intervensi dilakukan pengukuran
profil lipid. Proses pemurnian dilakukan di Techno Park, Fakultas Teknologi
Pertanian, IPB. Analisis biokimia darah (profil lipid) dilakukan di Laboratorium
Teknologi Penerapan Kesehatan dan Epidemiologi Klinik, Kementrian Kesehatan
Kesehatan Republik Indonesia, Bogor.

v

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa data primer yaitu data
responden lansia dan keluarganya. Data responden diantaranya identitas lansia

(nama, jenis kelamin, berat badan, tinggi badan, tingkat pendidikan dll), status
kesehatan, konsumsi pangan, profil lipid (total kolesterol, LDL, HDL dan
trigliserida), dan ukuran antropometri (berat badan dan tinggi badan).
Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara dan pengukuran secara
langsung terhadap responden. Data diolah menggunakan MS Excell dan SPSS
versi 16.0.
Minyak yang telah dimurnikan mengalami penurunan jumlah asam lemak
bebas, bilangan peroksida, bilangan anisidin, dan bilangan total oksidasi. Jumlah
parameter oksidasi minyak yang telah dimurnikan menjadi turun sesuai dengan
standar IFOS, baik yang dimurnikan pada suhu 250C, 700, maupun 1000C. Minyak
yang dimurnikan pada suhu yang lebih rendah memiliki profil asam lemak yang
lebih tinggi dibandingkan dengan minyak kasar, baik SFA (Saturated Fatty Acid),
MUFA (Mono Unsaturated Fatty Acid), dan PUFA (Poly Unsaturated Fatty
Acid). Namun, suhu yang rendah tidak efektif untuk mendapatkan rendemen
minyak murni, rendemen yang didapatkan hanya sebesar 22%. Rendemen
tertinggi diperoleh pada suhu pemucatan 1000C, yaitu sebesar 84%.
Minyak ikan lele yang telah dimurnikan kemudian disimpan dengan
menggunakan metode Schaal Oven Test. Hasilnya menunjukkan bahwa minyak
yang tidak ditambahkan dengan vitamin E (kontrol) tidak stabil dibandingkan
dengan minyak yang ditambahkan dengan vitamin E, minyak tersebut sudah

menunjukkan kerusakan dan tidak sesuai dengan IFOS pada hari ke 31. O’Brien
(2009) mengatakan bahwa satu hari di suhu oven sebanding dengan 15 hari di
suhu normal. Berdasarkan konversi tersebut minyak ikan lele yang tidak
ditambahkan dengan vitamin E dapat disimpan selama 465 hari atau 15.5 bulan.
Sementara itu, minyak ikan lele yang ditambahkan dengan antioksidan vitamin E
mengalami kerusakan pada hari ke 48 pada suhu oven. Artinya minyak ikan lele
yang ditambahkan antioksidan dapat disimpan lebih lama, yaitu sekitar 720 hari
atau 24 bulan.
Karakteristik responden pada dua kelompok bersifat homogen. Asupan
energi, protein, lemak, dan karbohidrat pada kedua kelompok tidak berbeda
signifikan, artinya konsumsi responden homogen. Dengan begitu, konsumsi tidak
menjadi variabel pengganggu dalam penelitian ini. Namun, terdapat peningkatan
yang signifikan (p

Dokumen yang terkait

Pengaruh Padat Tebar Tinggi Terhadap Pertumbuhan Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus)

7 89 69

Pengaruh Pemberian Minyak Ikan Lele (Clarias gariepinus) dan Fermentasinya terhadap Profil Lipid dan Penanda Biologis Fungsi Kognitif Monyet Ekor Panjang Betina Usia Tua

0 17 118

Pengaruh penyimpanan terhadap mutu biskuit yang diperkaya dengan tepung Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus) dan isolat protein Kedelai (Glycine max)

0 6 164

Pengaruh Probiotik Enterococcus faecium IS-27526 dan Minyak Ikan Lele (Clarias gariepinus) Dalam Biskuit Fungsional Yang Diperkaya dengan Tepung Ikan Lele dan Tepung Ubi Jalar (Ipomoea sp.) Terhadap Profil Mikrobiota Fekal Monyet Ekor Panjang (Macaca fasc

0 4 37

KARAKTERISASI HIDROLISAT PROTEIN IKAN LELE DUMBO (Clarias gariepinus)

0 3 8

Pengaruh Pemberian Biskuit Lele (Clarias Gariepinus) Dengan Krim Probiotik Enterococcus Faecium Is-27526 Terhadap Profil Lipid Dan Berat Badan Wanita Lansia.

0 10 80

Efikasi Biskuit Dan Minyak Ikan Lele (Clarias Gariepinus) Terhadap Profil Lipid, Stres Oksidatif Dan Fungsi Kognitif Pralansia Dan Lansia

2 38 100

KONSUMSI MINYAK IKAN LELE (Clarias gariepinus) YANG DIPERKAYA OMEGA 3 MEMPERBAIKI LOW DENSITY LIPOPROTEIN (LDL) DAN KOLESTEROL TOTAL PADA LANSIA (The consumption of catfish oil [Clarias gariepinus] enriched with omega 3 improving

0 0 6

PENGARUH PEMBERIAN VITERNA PLUS DENGAN DOSIS YANG BERBEDA PADA PAKAN TERHADAP PERTUMBUHAN BENIH IKAN LELE SANGKURIANG (Clarias gariepinus)

0 0 11

PENGARUH PEMBERIAN LARVA LALAT SEBAGAI PAKAN TAMBAHAN TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN LELE DUMBO (Clarias gariepinus)

0 0 14