Asuhan Keperawatan Pada Tn. D Dengan Prioritas Masalah Perilaku Kekerasan Di RSJ Daerah Provsu Medan
Asuhan Keperawatan pada Tn. D dengan Prioritas
Masalah Perilaku Kekerasan di RSJ Daerah
Provsu Medan
Disusun dalam Rangka Menyelesaikan
Program Studi D III Keperawatan
Oleh
Desiana Ilmiah
102500008
Program Studi DIII Keperawatan Fakultas Keperawatan
Universitas Sumatera Utara
(2)
(3)
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas lindungan-Nya yang telah diberikan kepada saya sehingga saya dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini yang berjudul perilaku kekerasan pada tuan D. Adapun tujuan dari penulisan Karya Tulis Ilmiah ini adalah dalam rangka menyelesaikan program studi D III keperawatan di Universitas Sumatera Utara.
Penyusun karya tulis ilmiah ini banyak mendapatkan bantuan , bimbingan, dan dukungan berbagai pihak . oleh karena itu , penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1. dr. Dedi Ardinata, M. Kes sebagai dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
2. Nur afi Darti S. Kep, Ns. M. Kep Sebagai Ketua Program Study DIII Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
3. Wardiyah S. Kep. Ns. M. Kep selaku dosen pembimbing karya tulis ilmiah yang penuh keikhlasan dan kesebaran telah memberi arahan, bimbingan, dan ilmu yang bermanfaat dalam penyusunan karya tulis ilmiah.
4. Sri eka wahyuni S. Kep , Ns, M. Kep selaku dosen penguji dalam sidang hasil karya tulis ilmiah
5. Seluruh dosen pengajar DIII Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara yang telah banyak mendidik selama proses perkuliahan dan staf non akademik yang membantu memfasilitasi secara administrasi
6. Kepala ruangan si Piso- piso yang telah memberi izin dalam pengambilan kasus
7. Teristimewa kepada keluargaku tercinta ayahanda (Junaedi nasution) ibunda (Diana purnama) adik adik saya (Rahmad kharisman Nasution) (Tuti alawiyah nasution)
8. Sahabat sahabat saya, Mona liza , Muflahul husna , Nisa yuriida nasution, has bullah nasution
(4)
9. Rekan-rekan mahasiswa DIII keperawatan USU yang telah memberikan semangat dan masukan dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini dan menemani penulis selama penyusunan karya tulis ilmiah ini
Penulis menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini masih jauh dari sempurna baik dari isi maupun susunan bahasa. Oleh karena itu penulis mengharapkan adanya masukan dan saran untuk perbaikan masa yang akan datang
Medan , 15 Juli, 2013
(5)
DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan ……… i
Kata Pengantar ... ii
Daftar Isi ... iv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Tujuan ... 2
C. Manfaat ... 2
BAB II PENGELOLAAN KASUS ... 3
A. Konsep Dasar Asuhan keperawatan perilaku kekerasan ... 3
1. Pengkajian ... 3
2. Analisa Data ... 7
3. Rumusan Masalah ... 8
4. Perencanaan ... 8
B. Asuhan Keperawatan Kasus ... 12
1. Pengkajian ... 12
2. Analisa Data ... 19
3. Rumusan Masalah ... 20
4. Perencanaan ... 20
5. Implementasi ... 23
6. Evaluasi ... 24
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN ... 25
A. Kesimpulan ... 25
B. Saran ... 25
DAFTAR PUSTAKA ... 26
(6)
Perilaku kekerasan merupakan suatu keadaan. dimana seseorang melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri,orang lain maupun lingkungan (stuart dan sundeen,1995).
Perilaku kekerasan atau agresif merupakan suatu bentuk perilaku yang bertujuan untuk melukai orang lain secara fisik maupun psikologis (Berkowitz, dalam Harnawati , 1993)
(7)
BAB I PENDAHULUAN
I. LATAR BELAKANG
Perilaku kekerasan merupakan suatu keadaan. dimana seseorang melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri,orang lain maupun lingkungan (stuart dan sundeen,1995).
Perilaku kekerasan atau agresif merupakan suatu bentuk perilaku yang bertujuan untuk melukai orang lain secara fisik maupun psikologis (Berkowitz, dalam Harnawati , 1993)
Perilaku kekerasan adalah suatu perasaan atau emosi yang timbul sebagai reaksi terhadap kecemasan yang meningkat dan dirasakan sebagai ancaman. Pengungkapan marah yang konstruktif dapat membuat perasaan lega. Perilaku kekerasan atau agresif merupakan suatu bentuk prilaku yang bertujuan untuk melukai seseorang secara fisik maupun psikologis.berdasarkan defenisi ini maka perilaku kekerasan dapat dilakukan secara verbal dan fisik.sedangkan marah tidak harus memiliki tujuan khusus. Marah lebih merujuk kepada suatu perangkat perasaan_perasaan yang biasanya disebut dengan perasaan marah. Dengan kata lain kemarahan adalah perasaan jengkel yang muncul sebagai respons terhadap kecemasan yang dirasakan sebagai ancaman oleh individu.
Perilaku kekerasan adalah suatu perasaan/ emosi yang timbul sebagai reaksi terhadap kecemasan yang meningkat dan dirasakan sebagai ancaman. Marah juga merupakan reaksi ungkapan perasaan terhadap keadaan yang tidak menyenangkan seperti kecewa, tidak puas, tidak tercapai keinginan. pengungakapan marah secara konstruktif akan menimbulkan perasaan lega. berusaha untuk mengeksperesikan marah dengan cara cara yang dapat diterima dengan sosial. Penulis memilih judul perilaku kekerasan karena perilaku kekersaan sangat berbahaya dan penulis ingin tahu dampak apa yang ditimbulkan akibat perilaku kekerasan klien.
(8)
II. Tujuan
Adapun tujuan penulisan karya ilmiah ini adalah untuk asuhan keperawatan bagi pasien gangguan jiwa dengan perilaku kekerasan
Tujuan khusus :
a. Mampu melakukan pengkajian pada klien perilaku kekerasan
b. Mampu menegakkan diagnosa keperawatan pada klien dengan masalah perilaku kekerasan
c. Mampu membuat intervensi keperawatan pada klien dengan masalah perilaku kekerasan
d. Mampu melakukan implementasi keperawatan pada klien dengan prilaku kekerasan
e. Mampu membuat evaluasi keperawatan pada klien perilaku kekerasan
III. Manfaat
Hasilan dari penulisa karya tulis ilmiah diharapkan mampu menambah pengetahuaan
1. Pengembangan ilmu keperawatan jiwa agar mahasiswa mengetahui asuhan keperawatan perilaku kekerasan
2. Untuk praktik lapangan di rumah sakit jiwa mengetahui apa yang akan dilakukan pada klien perilaku kekerasan
3. Untuk kegiatan belajar mengajar ilmu keperawatan jiwa khusunya perilaku kekerasan
4. Pengembangan ilmu keperwatan jiwa khususnya kebutuhan klien dengan masalah perilaku kekerasan
(9)
BAB II
PENGELOLAAN KASUS
A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
1. Pengkajiaan
Perilaku kekerasan merupakan suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri, orang lain maupun lingkungan (Stuart dan Sundeen,1995).
Perilaku kekerasan atau agresif merupakan suatu bentuk perilaku yang bertujuaan untuk melukai orang lain secara fisik maupum psikologis ( Berkowitz, dalam Harnawati,1993).
Setiap aktivitas bila tidak dicegah dapat mengarah pada kematiaan. (Stuart dan Sundeen, 1998).
Suatu keadaan dimana individu mengalami perilaku yang dapat melukai secara fisik baik terhadap diri sendiri atau orang lain.
( Towsend, 1998).
Suatu keadan dimana klien mengalamin perilaku yang dapat membahayakan klien sendiri, lingkungan termasuk orang lain, dan barang barang ( Maramis,1998). Perilaku kekerasan dapat dibagi dua menjadi perilaku kekerasan secara verbal dan fisik ( Ketner et al,1995)
Tanda dan Gejala
Fisik : mata melotot/pandangan tajam, tangan mengepal, rahang meng, wajah memerah dan tegang, serta postur tubuh kaku
Verbal : mengancam, mengumpat dengan kata kata kotor, berbicara dengan nada keras kasar, dan ketus
Perilaku : menyerang orang laim, melukai diri sendiri/orang lain, merusak lingkungan,amuk/agresif
Emosi : tidak adekuat, tidak aman dan nyaman, merasa terganggu, dendam, jengkel, tidak berdaya, bermusuhan, mengamuk, ingin berkelahi, menyalahkan, dan menuntut.
(10)
Intelektual : mendominasi, cerewet, kasar, berdebat, meremehkan, dan Tidak jarang mengeluarkan kata kata bernada sarkasme
Spiritual : merasa diri berkuasa, merasa diri benar, keragu raguan, tidak bermoral, dan kreativitas terhambat.
Sosial : menarik diri, pengasingan, penolakan, kekerasan, ejekan. Perhatian : bolos, melarikan diri, dan melakukan penyimpangan seksual.
Rentang Respons
respon adaptif maladaptif
asertif frustasi pasif agresif kekerasan
Keterangan :
1. Asertif : individu dapat mengungkapkan marah tanpa menyalahkan orang lain dan memberikan ketenangan.
2. Frustasi : individu gagal mencapai tujuan kepuasaan saat marah dan tidak dapat menemukan alternative. 3. Pasif : individu tidak dapat mengungkapkan
perasaannya.
4. Agresif : perilaku yang menyertai marah, terdapat dorongan untuk menuntut tetapi masih terkontrol.
5. Kekerasaan : perasaan marah dan bermusuhan yang kuat serta hilang kontrol.
(11)
Faktor predisposisi
Menurut Townsed (1996) terdapat beberapa teori yang dapat menjelaskan tentang faktor predisposisi perilaku kekerasan, diantaranya adalah sebagai berikut.
Teori Biologik
Berdasarkan teori biologik, ada beberapa hal yang dapat mempengaruhi seseorang melakukan perilaku kekerasan, yaitu sebagai berikut.
Pengaruh neurofisiologik,beragam komponen system neurologis mempunyai implikasi dalam memfasilitasi dan menghambat implus agresif. System limbic sangat terlibat dalam menstimulasi timbul nya perilaku bermusuhan dan respons agresif.
Pengaruh biokimia, menurut Goldstein dalam Towsend (1996) menyatakan bahwa berbagai neurotransmitter (epinefrin,norepinefrin,dopamin,asetikolin, dan serotonin) sangat berperan dalam mempasilitasi dan menghambat implus agresif. Peningkatan hormone androgen dan norepinefrin serta penurunan serotonin dan GABA (6 dan 7 ) pada cairan serebrospinal merupakan factor predisposisi penting yang menyebabkan timbulnya perilaku agresif pada seseorang.
Pengaruh genetik, menurut penelitiaan perilaku agresif sangat erat kaitannya dengan genetik termasuk genetic tipe kariotipe XYY, yang umumnya dimiliki leh penghuni penjara pelaku tindak criminal ( narapidana )
Gangguan otak, sindroma otak organik berhubungan dengan berbagai gangguan serebral, tumor otak
( khususnya pada limbic dan lobus temporal ), trauma otak, penyakit ensefalitis, epilepsy ( epelipse lobus temporal) terbukti berpengaruh terhadap perilaku agresif dan tindak kekerasan.
Teori Psikologik
teori psikoanalitik, teori ini menjelaskan bahwa tidak terpenuhinya kepuasan dan rasa aman dapat mengakibatkan tidak berkembangnya ego dan membuat konsep diri yang rendah. Agresi dan kekerasan dapat memberikan kekuatan dan prestise yang dapat meningkatkan citra diri serta memberikan arti dalam kehidupannya. Teori lainnya berasumsi bahwa perilaku agresif dan tindak kekerasan merupakan
(12)
pengungkapan secar terbuka terhadap rasa ketidakberdayaan dan rendahnya harga diri pelaku tindakan kekerasan.
Teori pembelajaran , perilaku kekerasan merupakan perilaku yang dipelajari, individu yang memiliki pengaruh biologik terhadap perilaku kekerasan lebih cenderung untuk dipengaruhi oleh contoh peran eksternal dibandingkan anak-anak tanpa factor predisposisi biologik.
Teori Sosiolkultural
Kontrol masyarakat yang rendah dan kecendrungan menerima perilaku kekerasan sebagai cara penyelesaaian masalh dalam masyarakat merupakan faktor predisposisi terjadinya perilaku kekerasan.
Menurut shives ( 1998 ) hal- hal yang dapat menimbulkan perilaku kekerasan atau penganiayan antara lain sebagai berikut.
• Kesulitan kondisi sosial ekonomi.
• Kesulitan dalam mengkomunikasikan sesuatu.
• Ketidaksiapan seorang ibu dalam merawat anaknya dan ketidak mampuan dalam menempatkan diri sebagai orang dewasa.
• Pelaku mungkin mempunyai riwayat antisocial seperti penyalahgunaan obat dan alcohol serta tidak mampu mengontrol emosi pada saat menghadapi rasa frustasi
• Kematiaan anggota keluarga yang terpenting, kehilangan pekerjaan, perubahan tahap perkembangan, atau perubahan tahap perkembangan keluarga.
Mekanisme Koping
Perawat perlu mengidentifikasikan mekanisme koping klien, sehingga dapat membantu klien untuk mengembangkan mekanisme koping yang konstruktif dalam mengeksperesikan kemarahannya. Mekanisme koping yang umum digunakan adalah mekanisme pertahanan ego seperti displacement, sublimasi, proyeksi, represif, denial, dan reaksi formasi.
Perilaku kekerasan biasanya diawali dengan situasi berduka yang berkepanjangandari seseorang karena ditinggal oleh orang yang dianggap sangat
(13)
berpengaruh dalam hidupnya. Bila kondisi tersebut tidak teratasi, maka dapat menyebabkan seseorang rendah diri ( harga diri renda ), sehingga sulit untuk bergaul dengan orang lain. Bila ketidakmampuan bergaul dengan orang lain ini tidak diatasi maka akan mucul halusinasi berupa suara-suara atau bayangan yang meminta klien untuk melakukan tindakan kekerasan. Hal tersebutdapat berdampak pada keselamatan dirinya dan orang lain ( risiko tinggi mencederai,orang lain, dan lingkungan ).
Selain diakibatkan oleh berduka yang berkepanjangan, dukungan keluarga yang kurang baik dalam menghadapi kondisi klien dapat mempengaruhi perkembangan klien ( koping keluarga tidak efektif ). Hal ini tentunya menyebabkan klien sering keluar rumah sakit atau menimbulkan kekambuhan karena dukungan keluarga tidak maksimal ( regimen teraupetik inefektif).
2. Analisa Data
No Data Masalah Keperawatan
Data Subjek:
Klien marah- marah karna di suruh keluarganya minum obat.
Data Objek:
Klien tidak bisamenjelaskan secara
pasti kenapa dia marah
(14)
3. Rumusan masalah 1. Perilaku kekerasan
2. Resiko mencederai diri sendiri, orang lain, dan lingkungan. 3. Perubahan persepsi sensori : halusinasi
4. Harga diri rendah kronis 5. Isolasi sosial.
6. Berduka disfungsional
7. Penatalaksanaan regemin teraupetik inefektif 8. Koping keluarga inefektif
4. Perencanaan
Hari / tanggal
No . Dx Perencanaan keperawatan
Rabu / 19 1 • Mengidentifikasi penyebab
perilaku kekerasan
• Mengidentifikikasi perilaku kekerasan yang dilakukan
• Mengidentifikasi tanda dan gejala perilaku kekerasan
• Melatih klien mengontrol perilaku kekerasan secara fisik • Memasukkan kedalam jadwal
kegitan harian klien
• Klien dapat mengontrol perilaku kekerasan dengan verbal yang baik
• Klien dapat mengontrol rasa marah dengan meminta yang baik
(15)
• Klien dapat mengontrol rasa marah dengan menolak yang baik
• Memasukkan jadwal kegiatan harian klien
• Klien dapat mengontrol perilaku kekerasan dengan cara berdoa spiritual
• Memasukkan jadawal kedalam kegiatan harian klien
• Klien dapat mengontrol perilaku kekerasan dengan cara minum obat
• Memasukkan jadwal dalam kegiatan pasien
(16)
I. BIODATA
IDENTITAS PASIEN Nama : Tn. D Jenis kelamin : Laki-Laki Umur : 33 Tahun Status perkawinan : Belum Nikah Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pekerjaan : Petani
Alamat : Labuhan Batu Tanggal masuk RS : 03 -06-2011 Ruangan\kamar : Sipiso - Piso Golongan darah : -
Tanggal pengkajian : 17-06-2013 Tanggal operasi :
Diagnosa Medis : Skizoprehnia
II. KELUHAN UTAMA :
Klien mengatakan sering marah marah, pusing, merasa dirinya tidak berguna III. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG
A. Provocative/palliative 1. Apa penyebabnya :
Penyebab tuan d marah gara gara keluarga tuan d menyuruh tuan d minum obat dan dia merasa kesal.
2. Hal hal yang memperbaiki keadaan : Tuan d mengurung diri di kamar
IV.RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU A. Penyakit yang pernah dialami
klien pernah mengalami gangguan jiwa sebelum nya B. Pengobatan/tindakan
(17)
C. Pernah dirawat/dioperasi
klien pernah di rawat di rumah sakit jiwa D. Lama dirawat
Klien pernah di rawat selama 1 tahun E. Alergi
klien Tidak memiliki riwayat alergi
V. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA A. Orang tua
klien mengatakan orang tua klien tidak ada mempunyai penyakit keturunan
B. Saudara kandung
Tidak memiliki penyakit keturunan C. Penyakit keturunan yang ada
Tidak ada anggota keluarga yang mempunyai penyakit turunan D. Anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa
Tidak ada anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa E. Anggota keluarga yang meninggal
Orang tua klien sudah meninggal F. Penyebab meninggal
Orang tua klien meninggal karena sakit biasa
VI. RIWAYAT KEADAAN PSIKOSOSIAL A. Persepsi pasien tentang penyakitnya
klien tidak mengingkari penyakit nya B. Konsep diri
Gambaran diri : penampilan rapi dan bersih
Ideal diri : klien ingin cepat sembuh dan pulang Harga diri : klien merasa malu karena keadaan nya Peran diri : klien sebagai anak dalam keluarga nya Identitas : klien pernah bekerja
(18)
C. Keadaan emosi
Pada saat waawancara klien Nampak tenang D. Hubungan sosial:
Orang yang berarti : keluarga klien Hubungan dengan keluarga : baik
Hubungan dengan orang lain : kurang bergaul tidak pernah aktif dalam masyarakat
E. Spiritual
Nilai dan keyakinan : klien menganut agama islam
Kegiatan ibadah : klien rajin sholat , kadang klien sebagai imam VII. STATUS MENTAL
- Tingkat kesadaran : Bingung o Bingung/ orientasi
o Sedasi o Supor
- Penampilan : Rapi o Rapi
o Tidak rapi
o Penggunaan pakaian tidak sesuai
-pembicaraan : Lambat o Cepat o Keras o Gagap o Inkoheren o Apatis o Lambat o Membisu
o tidak mampu memulai
pembicaraan
Alam perasaan : putus asa o Lesu
o Ketakutan o Putus asa
o Gembira berlebihan
Afek : Datar o Datar
o Tumpul o Labil
o Tidak sesuai
(19)
o Bermusuhan o Tidak kooferatif o Mudah tersinggung o Kontak mata kurang o Defensif o Curiga Persepsi o Pendengaran o Penglihatan o Perabaan o Pengecapan o Penghirupan
Proses pikir : sirkumstansial o Sirkumstansial
o Tangensial
o Kehilangan asosiasi o Flight of ideas o Blocking
o Pengulangan pembicaraan /persepsi
Isi pikir : ide yang terkait o Obsesi
o Fobia o Hipokondria o Deporsonalisasi o Ide yang terkait
o Pikiran magis Waham o Agama o Somatik o Kebesaran o Curiga o Nihilistik o Sisip pikir o Siap pikir kontrol pikir
memori
o gangguan daya ingat jangka panjang
o gangguan daya ingat jangka pendek
o gangguan daya ingat saat ini o konfabulasi
(20)
IX. PEMERIKSAAN FISIK A. Keadaan umum : baik B. Tanda tanda vital
- Suhu tubuh : 36 c
- Tekanan darah : 120/80 mmhg - Pernapasan : 24x/i
- Tb : 160 cm
- Bb : 60 kg
C. Pemeriksaan head to toe Kepala dan rambut
- Bentuk : oval - Ubun ubun : - Kulit kepala : bersih Rambut
- Penyebaran dan keadaan rambut : merata
- Bau : kepala dan rambut tidak berbau khas - Warna kulit : hitam
Wajah
- Warna kulit : hitam - Struktur wajah : lonjong Mata
- Kelengkapan dan kesimetrisan : mata simetris dan sama besar
- Palpebra : tidak ada kelainan
- Konjungtiva dan sklera : isokor kiri dan kanan tidak berwarna transfaran
(21)
- Pupil : isokor dan letak nya simetris di tengah - Cornea dan iris : bening
- Visus : 5/6
- Tekanan bola mata : tidak ada kelainan
Hidung
- Tulang hidung dan posisi septum nasi : posisi normal
- Lubang hidung : simetris dan bersih
- Cuping hidung : (-)
Telinga
- Bentuk telinga : simetris - Ukuran telinga : simetris
- Lubang telinga : bersih dan simetris - Ketajaman pendengaran : normal
Mulut dan faring
- Keadaan bibir : lembab
- Keadaan gusi dan gigi : bersih - Orofaring : di tengah
Leher
- Posisi trachea : normal
- Thyroid : tidak ada pembesaran
- Suara : baik
- Kelenjar limpa : normal - Vena jugularis : teraba
- Denyut nadi karotis : teraba Pemeriksaan integument
(22)
- Kehangatan : akral hangat
- Warna : normal
- Turgor : kembali cepat
- Kelembaban :
- Kelainan pada kulit : tidak ada kelainan
pemeriksaan thoraks/ dada
- inpeksi thoraks (normal, chest,pigeon chest,flail chest, kifosis koliasis) : normal
- pernafasan (frekuensi, irama) : 20x4 vesikuler
- Tanda kesulitan bernafas : Tidak ada kesulitan bernapas
Pemeriksaan paru
- Palpasi dan getaran suara : terdengar bunyi resonan
- Perkusi : daerah yang berongga tympani
- Auskultasi(suara nafas ,suara ucapan,suara tambahan) Suara nafas : Vesikuler lebih panjang dari suara ekspirasi Suara ucapan : suara tambahan normal
Suara tambahan : tidak ada Pemeriksaan jantung
Inspeksi : bentuk dada simetris Palpasi :
Perkusi : lokasi jantung terdengar redup Auskultasi :
(23)
Kesemetrisan otot : (-) Kekuatan otot : penuh
Edema : tidak ada edema
X. POLA KEBIASAAN SEHARI –HARI I. Pola makan dan minum
Frekuensi makan/ hari : 3 kali
Nafsu/selera makan : selera makannya baik
Nyeri ulu hati : tidak memiliki riwayat nyeri ulu hati
Alergi : tidak memiliki riwayat alergi
Mual dan muntah : tidak mual dan muntah Tampak makan memisahkan diri (pasien gangguan jiwa) Klien tidak memisahkan diri dari pasien lain nya
Waktu pemberiaan makan : pagi,siang, sore Jumlah dan jenis makan : 1 porsi nasi dan lauk Waktu pemberiaan cairan/minuman : pagi,siang,sore Masalah makan dan minuman (kesulitan menelan,mengunyah) Klien tidak mengalami kesulitan
II. Perawatan diri/personal hygiene Kebersihan tubuh
Kebersihan gigi dan mulut : gigi dan mulut klien tampak bersih Kebersihan kuku kaki dan tangan : kuku klien pendek
(24)
III. Pola kegiatan/aktivitas
Uraian aktivitas pasien untuk mandi makan,eliminasi,ganti pakaian dilakukan secara mandiri,sebagian,atau total.
Mandi,makan,ganti pakaian,klien melakukan nya secara mandiri Uraian aktivitas ibadah pasien selama dirawat/sakit
Klien rajin sholat dan kadang klien jadi imam IV. Pola eliminesi
1. BAB
Pola BAB : 1x sehari Karakter feses : kuning segar
Riwayat perdarahan : tidak mengalami riwayat perdarahan
BAB terakhir :
Diare : tidak pernah
Penggunaan laktasif : 2. BAK
Pola BAK : lancar
Karakter urine : kuning
Nyeri/rasa terbakar/kesulitan BAK : tidak ada Riwayat penyakit ginjal/kandung kemih : Penggunaan diuretic : Upaya mengatasi masalah : V. Mekanisme koping
(25)
- Adaptif
o Berbicara dengan orang lain o Mampu menyelesaikan masalah o Tehnik relaksasi
o Aktivitas konstruksi o Olah raga
- Maladaptif o Minum alcohol
o Reaksi lambat/berlebihan o Bekerja berlebihan o Menghindari o Mencederai diri Analisa data
No Data Masalah keperawatan
1
2
Ds: klien merasa dirinya tidak berguna karna tidak bias melakukan apa apa
Do :klien tidak mampu melakukan kegiatan apapun mengurung diri di kamar
Ds : klien marah marah terhadap keluarganya karena
disuruh minum obat Do : klien tidak bisa menjelaskan secara pasti
kenapa dia marah Harga diri rendah
(26)
Masalah keperawatan 1. Harga diri rendah 2. Perilaku kekerasan
Diagnosa keperawatan ( PRIORITAS) 1. Perilaku kekerasan
ASUHAN KEPERAWATAN DAN RASIONAL Hari/
Tanggal
No.Dx Perencanaan Keperawatan
19/06/2013 1 Tujuan dan kriteria hasil
o Klien dapat
mengidentifikasi
penyebab perilaku kekerasan
o Klien dapat
mengidentifikasi tanda tanda perilaku kekerasan o Klien dapat menyebutkan
jenis perilaku kekerasan
yang pernah dilakukannya
o Klien dapat menyebutkan cara mengontrol perilaku kekerasan
o Klien dapat mengontrol perilaku kekerasannya secara fisik, spritual, sosial, dan dengan terapi psikofarmaka
(27)
Rencana tindakan Rasional Sp 1
• Identifikasi penyebab perilaku kekerasan
• Identifikasi tanda – tanda perilaku kekerasan • Identifikasi jenis perilaku
kekerasan
• Identifikasi akibat dari perilaku kekerasan
• Melatih klien mengontrol perilaku kekerasan secara fisik : latihan tarik napas dalam dan pukul kasur dan bantal
• Memasukkan kedalam
jadwal kegiatan harian klien
Sp 2
• Mengevaluasi jadwal
kegiatan harian klien • Melatih klien mengontrol
perilaku kekerasan secara sosial/ verbal :
• Meminta yang baik • Menolak dengan baik • Mengungkapkan
perasaan kesal
• Memasukkan kedalam jadwal kegiatan hariaan klien
• Kepercayaa n dari klien merupakan hal yang mutlak serta akan memudahk an dalam melakukan pendekatan dan tindakan keperawata n kepada klien • Menentuka n mekanisme koping yang dimiliki klien dalam menghadap i masalah serta sebagai langah awal dalam menyusun strategi berikutnya.
(28)
Sp 3
• Mengevaluasi jadwal
kegiatan hariaan klien • Melatih klien mengontrol
perilaku kekerasan secara spritual :
• Sholat/ berdoa
• Memasukkan kedalam jadwal kegiatan hariaan klien
sp 4
• Mengevaluasi jadwal
kegiatan hariaan klien
• Melatih klien cara
mengontrol perilaku kekerasan dengan cara minum obat yang baik dan benar • Deteksi dini sehingga dapat mencegah tindakan yang dapat membahay akan klien dan lingkungan sekitar • Melihat mekanisme koping klien dalam menyelesai kan masalah yang dihadapi
(29)
Hari tanggal
No dx Implementasi keperawatan Evaluasi ( SOAP)
Rabu/19
1 sp 1
• Bina hubungan saling percaya
• Identifikasi penyebab marah
• Tanda dan gejala
• Akibat perilaku
kekerasan
• Melatih klien
mengontrol perilaku kekerasa secara fisik: • Latihan tarik napas
dalam
• Memukul kasur • Memukul bantal
• Memasukkan kedalam jadwal kegiatan hariaan klien
Sp2
• Bina hubungan saling percaya
• Mengevaluasi latihan fisik ( napas dalam, pukul bantal, kasur) • Melatih cara verbal (
meminta dengan baik, menolak dengan baik, mengungakapkan
S: klien mengatakan akan melakukan jika marahnya muncul
O: klien melakukan tehnik tarik napas dalam dan pukul bantal A: masalah sebagian teratasi P: intervensi dilanjutkan S: klien mengangguk dan melakukannya O: klien melakukan latihan mengontrol perilaku kekerasan dengan cara verbal yang baik
(30)
dengan baik)
• Memasukkan ke dalam jadwal kegiatan harian klien
Sp3
• Bina hubungan saling percaya
• Mengevaluasi latihan secara fisik dan verbal • Melatih klien secara
spiritual (berdoa, sholat)
• Memasukkan kedalam jadwal kegiatan harian klien
Sp4
• Bina hubungan saling percaya
• Mengevaluasi latihan I,II,III.
• Melatih cara
mengontrol rasa marah dengan cara minum obat yang baik dan benar
teratasi
P: intervensi dilanjutkan
S: klien merasa senang
O: klien melakukan latihan mengontrol perilaku kekerasan dengan cara spiritual
A: sebagian masalh teratasi
P: intervensi dilanjutkan
S: klien merasa senang
O: klien melakukan
latihan cara mengontrol perilaku
kekerasan dengan minum obat
A: masalh teratasi
P: intervensi dihentikan
(31)
BAB III
Kesimpulan dan Saran A Kesimpulan
Perilaku kekerasan adalah merupakan suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri, orang lain maupun lingkungan Perilaku kekerasan juga dipengaruhi faktor internal dan eksternal. Faktor kesulitan ekonomi juga sangat berpengaruh .
B. Saran
1. Karya tulis ilmiah berguna untuk kegiatan praktek klinik dirumah sakit jiwa pada kasus perilaku kekerasan
2. Pengembangan ilmu keperawatan khususnya ilmu keperawatan jiwa 3. Untuk praktek belajar mengajar.
(32)
Daftar pustaka
Dalami, Ermawati dkk. (2009). Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Jiwa. Jakarta:Trans Info Media.
Erlinafsiah (2010). Modal perawat dalam praktek keperawatan jiwa. Jakarta: Trans Info Media.
Fitria, Nita. (2009). Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan
dan Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan(LP dan SP). Jakarta : Salemba
Medika.
Purba, Jenny Marlindawani dkk. (2011). Asuhan Keperawatan Pada Klien
(33)
PELAKSANAAN KEPERAWATAN Hari/
Tanggal
No. DX Implementasi keperawatan
implementasi dan evaluasi keperawatan
No dx Hari/tanggal pukul Tindakan keperawatan
Kamis/ 20 juni/ 2013 08: 00 09: 00 09: 30 10: 00 11: 00 12: 00 12: 30 13: 00 Menginstruksikan klien membersihkan ruangan
menginstruksikan personal hygene klien
klien makan klien minum obat
melatih klien cara mengontrol perilaku kekerasan sp1
klien makan siang
klien membersihkan ruangan melatih klien cara mengontrol perilaku kekerasan sp2
Jumat/ 21
juni/2013 08: 00
09: 00 09: 30 10:00 11: 00 11: 30 12: 00 Menginstruksikan klien membersihkan ruangan
Menginstruksikan klien personal hygene
Klien makan Klien minum obat Mengevaluasi sp1
Melatih klien mengontrol perilaku kekerasan sp3
(34)
12: 30 13: 00 13: 30
Klien membersihkan ruangan Mengevaluasi sp2
Melatih klien mengontrol perilaku kekerasan sp4
(1)
Hari tanggal
No dx Implementasi keperawatan Evaluasi ( SOAP)
Rabu/19
1 sp 1
• Bina hubungan saling percaya
• Identifikasi penyebab marah
• Tanda dan gejala
• Akibat perilaku
kekerasan
• Melatih klien
mengontrol perilaku kekerasa secara fisik: • Latihan tarik napas
dalam
• Memukul kasur • Memukul bantal
• Memasukkan kedalam jadwal kegiatan hariaan klien
Sp2
• Bina hubungan saling percaya
• Mengevaluasi latihan fisik ( napas dalam, pukul bantal, kasur) • Melatih cara verbal (
S: klien mengatakan akan melakukan jika marahnya muncul
O: klien melakukan tehnik tarik napas dalam dan pukul bantal A: masalah sebagian teratasi P: intervensi dilanjutkan S: klien mengangguk dan melakukannya O: klien melakukan latihan mengontrol
(2)
dengan baik)
• Memasukkan ke dalam jadwal kegiatan harian klien
Sp3
• Bina hubungan saling percaya
• Mengevaluasi latihan secara fisik dan verbal • Melatih klien secara
spiritual (berdoa, sholat)
• Memasukkan kedalam jadwal kegiatan harian klien
Sp4
• Bina hubungan saling percaya
• Mengevaluasi latihan I,II,III.
• Melatih cara
mengontrol rasa marah dengan cara minum obat yang baik dan benar
teratasi
P: intervensi dilanjutkan
S: klien merasa senang
O: klien melakukan latihan mengontrol perilaku kekerasan dengan cara spiritual
A: sebagian masalh teratasi
P: intervensi dilanjutkan
S: klien merasa senang
O: klien melakukan
latihan cara mengontrol perilaku
kekerasan dengan minum obat
A: masalh teratasi
P: intervensi dihentikan
(3)
BAB III
Kesimpulan dan Saran A Kesimpulan
Perilaku kekerasan adalah merupakan suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri, orang lain maupun lingkungan Perilaku kekerasan juga dipengaruhi faktor internal dan eksternal. Faktor kesulitan ekonomi juga sangat berpengaruh .
B. Saran
1. Karya tulis ilmiah berguna untuk kegiatan praktek klinik dirumah sakit jiwa pada kasus perilaku kekerasan
2. Pengembangan ilmu keperawatan khususnya ilmu keperawatan jiwa 3. Untuk praktek belajar mengajar.
(4)
Daftar pustaka
Dalami, Ermawati dkk. (2009). Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Jiwa. Jakarta:Trans Info Media.
Erlinafsiah (2010). Modal perawat dalam praktek keperawatan jiwa. Jakarta: Trans Info Media.
Fitria, Nita. (2009). Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan dan Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (LP dan SP). Jakarta : Salemba Medika.
Purba, Jenny Marlindawani dkk. (2011). Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Masalah Psikososial Dan Gangguan Jiwa. Medan : USU Press
(5)
PELAKSANAAN KEPERAWATAN Hari/
Tanggal
No. DX Implementasi keperawatan
implementasi dan evaluasi keperawatan
No dx Hari/tanggal pukul Tindakan keperawatan
Kamis/ 20 juni/ 2013 08: 00 09: 00 09: 30 10: 00 11: 00 12: 00 12: 30 13: 00 Menginstruksikan klien membersihkan ruangan
menginstruksikan personal hygene klien
klien makan klien minum obat
melatih klien cara mengontrol perilaku kekerasan sp1
klien makan siang
klien membersihkan ruangan melatih klien cara mengontrol perilaku kekerasan sp2
Jumat/ 21
juni/2013 08: 00
09: 00 09: 30 10:00 11: 00 Menginstruksikan klien membersihkan ruangan
Menginstruksikan klien personal hygene
Klien makan Klien minum obat Mengevaluasi sp1
(6)
12: 30 13: 00 13: 30
Klien membersihkan ruangan Mengevaluasi sp2
Melatih klien mengontrol perilaku kekerasan sp4