Coarse Wavelength Division Multiplexing CWDM

25

2.3 Coarse Wavelength Division Multiplexing CWDM

Konsep Coarse Wavelength Division Multiplexing CWDM ialah memanfaatkan kanal spasi yang tetap untuk dapat meningkatkan band frekuensinya. Tujuan utama teknologi ini adalah menekan biaya investasi dan biaya operasi teknologi DWDM terutama untuk area metro.

2.3.1 Prinsip Kerja Coarse WDM

Prinsip kerja dasar dari CDWM adalah sama dengan prinsip kerja umum teknologi DWDM yaitu mentransmisikan kombinasi sejumlah panjang gelombang yang berbeda dengan menggunakan perangkat multipleks panjang gelombang optik dalam satu fiber. Pada sisi penerima terjadi proses kebalikannya dimana panjang gelombang tersebut dikembalikan ke sinyal asalnya.

2.3.2 Perbedaan Antara CWDM dan DWDM

Perbedaan yang paling mendasar antara CWDM dan DWDM terletak pada channel spacing parameter jarak antar kanal dan area operasi panjang gelombangnya band frekuensi [4]. CWDM memanfaatkan channel spacing 20 nm yang lebih memberi ruang kepada sistem untuk toleran terhadap dispersi. Hal ini berkaitan langsung dengan teknologi perangkat multipleks terutama laser dan filter yang akan diimplementasikan dalam sistem, dimana untuk channel spacing yang semakin presisi DWDM = 0,2 nm sd 1,2 nm laser dan filter yang digunakan akan semakin mahal. Jarak antar kanal merupakan jarak antara dua panjang gelombang yang dialokasikan sebagai referensi. Semakin sempit jarak antar kanal, maka akan semakin besar jumlah panjang gelombang yang dapat ditampung. Jarak antar kanal yang paling umum digunakan oleh para pemasok DWDM saat ini adalah: Universitas Sumatra Utara 26 0,2 nm sd 1,2 nm, sedangkan untuk CWDM ditetapkan 20 nm. Deskripsi jarak antar kanal adalah seperti yang diperlihatkan pada Gambar 2.9 dan Gambar 2.10 Gambar 2.9 Jarak Antar Kanal pada DWDM Gambar 2.10 Jarak Antar Kanal pada CWDM Pada DWDM dibutuhkan laser transmitter yang lebih stabil dan presisi daripada yang dibutuhkan pada CWDM. Artinya, DWDM menempati level teknologi yang lebih tinggi dari CWDM. Pada sistem DWDM laser yang digunakan adalah yang menggunakan teknologi tinggi dengan toleransi panjang gelombang sekitar 0,1 nm presisi dan sangat sempit dan mengakibatkan temperatur tinggi sehingga membutuhkan sistem pendingin. Sedangkan pada sistem CWDM sekitar 2-3 nm, tanpa sistem pendingin dan membutuhkan konsumsi daya yang lebih kecil hanya sekitar 15 dibanding DWDM. Demikian pula terjadi pada sistem filter diantara keduanya. Tentunya hal ini menimbulkan perbedaan biaya yang sangat signifikan. Perbedaan antara CWDM dan DWDM dapat dilihat pada Tabel 2.1 [3,4]. Universitas Sumatra Utara 27 Tabel 2.1 Perbedaan Antara CWDM dan DWDM No. Parameter CWDM DWDM 1 Jarak antarkanal 20 nm 0,2 nm sd 1,2 nm 2 Band frekuensi 1290 nm sd 1610 nm 1470 sd 1610 nm 3 Type serat optimal ITU-T G.652, G.653, G.655 ITU-T G.655 4 Area implementasi optimal Metro Jarak jauh 5 Ukuran perangkat Lebih kecil Lebih besar 6 OLA Regenerator Tidak ada Ada 7 Konsumsi daya Lebih rendah Lebih tinggi 8 Perangkat laser Lebih murah Lebih mahal Universitas Sumatra Utara 28

BAB III CROSSTALK DAN BIT ERROR RATE PADA MULTIWAVELENGTH

OPTICAL CROSS CONNECT 3.1 Umum Optical Cross Connect OXC adalah salah satu elemen jaringan yang penting yang memungkinkan dilakukannya rekonfigurasi jaringan optik, dimana lintasan cahaya dapat ditingkatkan dan diturunkan sesuai kebutuhan [6]. Hal ini menawarkan fleksibilitas routing dan dapat meningkatkan kapasitas transport jaringan WDM. Timbulnya crosstalk pada sebuah kanal optik tertentu karena interferensi dengan sinyal lain ketika dipropagasikan melalui berbagai elemen jaringan WDM dapat mengakibatkan masalah yang serius. Crosstalk pada OXC adalah salah satu kriteria mendasar yang menentukan kinerja jaringan WDM. Crosstalk menghasilkan perpindahan daya dari satu kanal ke kanal lainnya. Karena Crosstalk faktor yang menyebabkan keterbatasan, maka penggunaan OXC pada jaringan WDM secara komersial dihindari.

3.2 Optical Cross Connect OXC

Pengembangan jaringan WDM membawa kepada dibutuhkannya sebuah skema peruteean panjang gelombang secara dinamis dinamic wavelength routing yang dapat merekonfigurasi jaringan seraya memelihara nonblocking- nya. Sama seperti switch digital elektronik pada jaringan telepon. Penggunaan perutean dynamic routing juga memecahkan keterbatasan panjang gelombang yang tersedia melalui teknik penggunaan kembali panjang gelombang Wavelength-reuse. Penggunaan dan fabraksi OXC telah menjadi topik yang penting sejak penemuan WDM [7]. Universitas Sumatra Utara