Kriteria yang ketiga [Third Criteria]: Who Avoid Vain Talk Berpaling

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 181 Menurut kebanyakan ulama‘, makna yang dimaksud dengan zakat dalam ayat ini ialah zakāt harta benda. Sebagaimana diketahui, ayat ini adalah ayat Makkiyyah. Sedangkan sesungguhnya zakat itu baru diwajibkan pada periode Madinah, tepatnya tahun 2 Hijriah. Dalam hal ini maka bisa dijelaskan bahwa m enurut makna lahiriahnya, zakāt yang diwajibkan di Madinah itu hanyalah zakāt yang mempunyai hisab dan takaran khusus. Karena sesungguhnya menurut makna lahiriahnya, prinsip zakat telah diwajibkan sejak di Mekah. Allah Swt, telah berfirman:                                     Dan Dialah yang menjadikan kebun-kebun yang berjunjung dan yang tidak berjunjung, pohon korma, tanam-tanaman yang bermacam-macam buahnya, zaitun dan delima yang serupa bentuk dan warnanya dan tidak sama rasanya. makanlah dari buahnya yang bermacam-macam itu bila Dia berbuah, dan tunaikanlah haknya di hari memetik hasilnya dengan disedekahkan kepada fakir miskin; dan janganlah kamu berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan Al- Qur‘an, Al-An‘ām 6 : 141 47 . Dapat pula diartikan bahwa yang dimaksud dengan zakat dalam ayat ini adalah zakatun nafs membersihkan diri dari kemusyrikan dan kekotoran. Sama pengertiannya dengan apa yang terdapat dalam firman- Nya: 47 Kementrian Agama RI, Al- Qur‟ān dan Terjemahan…, 146 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 182           ―Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu. Dan Sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya‖ Al- Qur‘an, Al Shams 91 : 9-10 48 . Firman Allah Swt yang menyebutkan:                            Katakanlah: Bahwasanya aku hanyalah seorang manusia seperti kamu, diwahyukan kepadaku bahwasanya Tuhan kamu adalah Tuhan yang Maha Esa, Maka tetaplah pada jalan yang Lurus menuju kepadanya dan mohonlah ampun kepadanya. dan kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang mempersekutukan- Nya, yaitu orang-orang yang tidak menunaikan zakat dan mereka kafir akan adanya kehidupan akhirat. Al- Qur‘an, Fu ilat 41 : 6-7 49 . Dapat pula diartikan bahwa yang dimaksud dengan zakat pada ayat di atas adalah kedua pengertian tersebut secara bersamaan , yaitu zakāt jiwa dan zakāt harta. Karena sesungguhnya termasuk di antara zakāt ialah zakāt diri jiwa. Dan orang mukmin yang sempurna ialah orang yang menunaikan zakāt jiwa dan zakāt harta bendanya. Menurut Wahbah al Zuhailī: 50 48 Ibid., 595 49 Ibid., 477 50 Wahbah al Zuhailī, Tafsir al-Wasith….., 1677; digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 183      Mereka menunaikan zakat wajib, yang segera mengeluarkannya untuk orang yang berhak. Zakat diwajibkan di Makkah, dan mungkin yang dimaksud adalah membersihkan jiwa dari kemusrikan dan dosa guna meraih dan mengembangkan sifat-sifat baik dan akhlak mulia. Dhahirnya, yang dimaksud zakat di sini adalah kewajiban dalam harta-harta tertentu, yang berhubungan dengan penyucian jiwa dan pemenuhan hak orang lain mustahiq. Jadi businessman muslim yang akan sukses menurut Al Qur‘an, adalah mereka yang membersihkan diri dengan cara menunaikan zakāt, mau berinfaq dan rajin ber adaqah. e. Kriteria yang kelima [Fifth Criteria] : Who Abstain From Sex Memelihara Kemaluan Sebagai orang yang beriman, apalagi seorang guru, ulama‘, tokoh masyarakat, dan panutan umat, para kiai sangat berhati-hati dalam urusan ini. Demi menjaga murū‟ah dan tazkiyah al Nafs , tak jarang para kiai pesantren beristri lebih dari satu. Di samping itu juga likathrati al Aulād untuk memperbanyak keturunan sebagai penerus dalam melakukan dakwah Islamiyah, dan penerus bisnis sharī‘ahnya, serta melanjutkan kepemimpinan pondok pesantrennya. ، ف ج صأ ، ج خإ ، ف أ ف ج : أ ، اخأ ئ ، أ . ص خ