13
diperkarakan ke sidang anak, jika anak sudah berumur 8 tahun dan belum berumur 18 tahun, serta belum menikah.
2. Karakteristik Kenakalan Anak
Karakteristik dari anak didik pemasyarakatan menurut Kartini Kartono 1992: 21 adalah sebagai berikut:
a. Kebut-kebutan di jalanan yang mengganggu keamanan lalu lintas dan membahayakan jiwa sendiri serta orang lain.
b. Perkelahian antargang,
antarkelompok, antarsekolah,
antarsuku tawuran, sehingga kadang-kadang membawa korban jiwa.
c. Membolos sekolah lalu bergelandangan sepanjang jalan, atau bersembunyi di tempat-tempat terpencil sambil melakukan
eksperimen bermacam-macam kedurjanaan dan tidak asusila. d. Kriminalitas anak, remaja, dan adolensens antara lain berupa
perbuatan mengancam,
intimidasi, memeras,
maling, mencuri, mencopet, merampas, menjambret, menyerang,
merampok, melakukan pembunuhan. e. Berpestapora sambil mabuk-mabukan dan menimbulkan
kekacauan yang mengganggu lingkungan. f. Perkosaan, argresivitas seksual, dan tindak asusila lainnya.
g. Kecanduan dan ketagihan bahan narkotika. h. Perjudian dan bentuk-bentuk permainan lain dengan taruhan.
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat diketahui bahwa ciri khas dari anak didik pemasyarakatan adalah perbuatan yang melanggar norma-
norma sosial
di lingkungan.
Tindakan anak
tersebut dapat
mengganggu maupun mengancam keamanan orang lain. Anak-anak tersebut dalam melakukan perbuatan tidak hanya sendiri tetapi secara
kelompok juga. Akibatnya, anak memiliki sikap kesetiakawanan yang tinggi terhadap kelompoknya, sehingga apabila terdapat salah satu
anggota kelompok mendapatkan perilaku tidak menyenangkan dari
14
kelompok lain akan memunculkan perkelaian antarakelompok atau antargang.
Santrock 2003: 519 juga menambahkan tentang karakteristik dari anak didik pemasyarakatan adalah:
a. Kontrol diri yang rendah. b. Awal melakukan kenakalan atau kejahatan pada usia dini.
c. Jenis kelamin laki-laki. d. Harapan rendah terhadap pendidikan.
e. Komitmen yang juga rendah terhadap pendidikan. f. Pengaruh teman sebaya besar dan ketahanan diri yang rendah
terhadap tekanan teman sebaya. g. Kegagalan orang tua untuk memberikan pengawasan yang
memadahi terhadap anak-anaknya. h. Penerapan disiplin yang tidak efektif oleh orang tua.
i. Tinggi di daerah perkotaan dengan tingkat kriminalitas dan mobilitas tinggi.
Berdasarkan uraian di atas mengenai karakteristik kenakalan anak, maka
diketahu bahwa
anak didik
pemasyarakatan memiliki
pengendalian diri yang rendah sehingga mudah terpengaruh oleh teman sebaya atau lingkungan, akibatnya anak bisa melakukan tindak
kriminal. Salah satu faktornya adalah bimbingan orang tua dalam mendidik dan mengawa anak masih kurang. Pentingnya bimbingan
dan pengawasan dari orang tua kepada anak akan membantu terhindar dari perilaku negatif yang ditimbulkan dari lingkungan.
Berdasarkan beberapa pendapat ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa karakteristik dari anak didik pemasyarakatan
dikenal dengan istilah narapidana anak antara lain sebagai berikut: a. Suka bolos sekolah.
b. Mudah terpengaruh hal-hal negatif dari lingkungan.
15
c. Berperilaku menentang norma dan membahayakan orang lain.
d. Berperilaku kriminal seperti mencuri, merampok, berkelahi, minum-minuman keras, memakai obat terlarang, dan tindak
asusila.
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Anak Menjadi Narapidana