Hasil Penelitian HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

54 digunakan seorang pemain untuk menempatkan bola ke daerah yang kosong atau daerang yang jauh dari jangkauan lawan, sehingga akan menyulitkan lawan menjangkau bola. Dengan memiliki tingkat kemampuan ketepatan pukulan forehand yang tinggi seorang pemain tenis meja akan mendapatkan angka dengan mudah untuk memenangkan suatu pertandingan. Menurut Sutarmin 2007: 17-20, service yaitu memukul bola untuk menyajikan bola pertama. Caranya, bola dipukul dengan memantul sekali di meja sendiri kemudian melewati atas permukaan netjaring dan akhirnya bola jatuh di meja lawan. Melakukan service dalam permainan tenis meja memegang peranan penting, karena dengan service kita mempunyai kesempatan untuk mendapat angka. Penguasaan teknik-teknik dasar merupakan modal dasar yang penting untuk pengembangan mutu dan seni yang tinggi dalam permainan tenis meja. Di SD Negeri Beji Kecamatan Wates Kabupaten Kulon Progo setiap siswa memiliki tingkat kemampuan pukulan forehand dan service yang berbeda-beda. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kemampuan pukulan forehand dengan skor kategori Rendah 6,67 , kategori Sedang 80 , dan kategori Tinggi 13,33 . Sedangkan kemampuan service dengan skor kategori Rendah 20 , kategori Sedang 66,67 , dan kategoti Tinggi 13,33 . Kemampuan pukulan forehand dan service peserta ekstrakurikuler tenis meja SD Negeri Beji Kecamatan Wates Kabupaten Kulon Progo sebagian besar berada pada kategori Sedang. Hal ini diartikan bahwa sebagian besar siswa sebenarnya telah mempunyai tingkat kemampuan pukulan forehand dan 55 service yang sedang. Dalam kenyataan siswa di SD Negeri Beji Kecamatan Wates Kabupaten Kulon Progo memiliki kemampuan pukulan forehand dan service Sedang. Akan tetapi keterlatihan siswa yang kurang, dengan kemampuan pukulan forehand dan service yang Sedang tersebut guru dapat membina anak untuk meningkatkan menjadi prestasi. Hasil dari pelaksanaan kemampuan pukulan forehand dan service peserta ekstrakurikuler tenis meja SD Negeri Beji Kecamatan Wates Kabupaten Kulon Progo diharapkan dapat memberikan dorongan dan gambaran kepada gurupelatih dalam kegiatan ekstrakurikuler tenis meja, bahwa dengan seringnya berlatih maka pengalaman dalam bertanding. Fungsi dari latihan diharapkan akan mampu meningkatkan koordinasi gerak yang baik dan menunjang anak untuk dapat mempunyai keterampilan yang baik pula. Suharno 1993:5 menjelaskan bahwa latihan ialah suatu proses penyempurnaan kualitas atlet secara sadar untuk mencapai prestasi yang maksimal dengan diberi beban fisik dan mental secara teratur, terarah, bertahap, meningkat dan berulang-ulang waktunya. Selain itu keragaman kategori kemampuan pukulan forehand dan service dimungkinkan dipengaruhi dengan masih belum terlatihnya siswa secara maksimal dalam penguasaan teknik-teknik permainan tenis meja, sehingga pencapaian prestasi menjadi belum maksimal. Metode pembelajaran tenis meja yang diterapkan oleh guru belum mampu meningkatkan kemampuan tenis meja dan lingkungan seperti di lingkungan seperti sekolah 56 maupun tempat mereka tinggal masih banyak yang belum mempopulerkan tenis meja, yang berdampak pada aktivitas permainan tenis meja.