Strategi Pemasaran yang Menjadi Pertimbangan Konsumen

pembeli produk yang diinginkan, dan yang terakhir adalah user , user pihak yang mempergunakan produk tersebut.

B. Strategi Pemasaran yang Menjadi Pertimbangan Konsumen

Inti dari pemasaran marketing adalah mengindentifikasi dan memenuhi kebutuhan manusia dan sosial. Philip Kotler 2002:5 mengatakan bahwa salah satu definisi yang baik dan singkat dari pemasaran adalah “memenuhi kebutuhan dengan cara yang menguntungkan”. Tujuan pemasaran adalah mengetahui dan mememahami konsumen demikian baiknya sehingga produk atau jasa cocok bagi konsumen dan produk atau jasa itu bisa terjual dengan sendiri. Tujuan tujuan pemasaran harus dirancang sedemikian rupa sehingga pencapaian pencapaian mereka akan berkontribusi pada strategi korporasi dan dapat dilaksanakan melalui penggunaan sumber daya – sumber daya perusahaan secara efektif. Menurut Peter dan Olson 1999 startegi pemasaran dirancang untuk meningkatkan peluang dimana konsumen akan memiliki anggapan dan perasaaan positif terhadap produk, jasa dan merek tertentu, akan mencoba produk, jasa atau merek tersebut dan kemudian hari membelinya berulang ulang. Srategi pemasaran Philip Kotler 2006:58 logika pemasaran dimana unit bisnis berharap untuk mencapai tujuan pemasaranya. Strategi pemasaran yang ada salah satunya adalah bauran pemasaran atau marketing mix . Suatu strategi pemasaran bukanlah merupakan sejumlah tindakan khusus, tetapi lebih merupakan pernyataan yang menunjukan usaha usaha pemasaran pokok yang diarahkan untuk mencapai tujuan Monle Lee dan Carla Jhonson 2004:151 Marketing mix terdiri dari segala sesuatu hal yang dapat perusahaan lakukan untuk mempengaruhi permintaan akan produknya. Kemungkinan kemungkinan yang banyak itu dapat dikelompokan ke dalam empat kelompok variabel yang dikenal “ 4P “ : produk product , harga price , tempat place , dan promosi promotion . Menurut Kotler dan Amstrong 2004 :442 dikutip dari Bob Foster 2008:50 keputusan pemasaran pedagang eceran terdiri dari keutusan pasar sasaran, keputusan ragam produk dan perolehan, keputusan pelayanan dan suasan toko, keputusan harga, keputusan promosi, keputusan tempat. Selain itu pengusaha harus mengetahui pentingnya personal selling . Menurut Basu Swasta personal selling 260:1979 adalah interaksi antar individu, saling bertemu muka yang ditujukan untuk menciptakan, memperbaiki, menguasai, atau mempertahakan hubungan pertukaran yang saling menguntungkan dengan pihak lain. Pelayanan konsumen tidak hanya sekedar menjawab pertanyaan dan keluhan konsumen mengenai suatu produk atau jasa yang tidak memuaskan mereka, namun lebih dari pemecahan yang timbul setelah pembelian http:dedylondong.blogspot.com201204 Menurut Basu Swasta 261:1979 fungsi fungsi tenaga penjualan dalam melayani konsumen adalah : 1. Mengadakan Analisa Pasar: Dalam anaalisa pasar , termasuk juga mengadakan peramalan tentang penjualan yang akan datang, mengetahui dan mengawasi para pesaing dan memperhatikan lingkungan, terutama lingkungan sosial dan perekonomian. Sebenarnya, tugas penjualan ini tidak mudah. Apa yang dilakukan oleh penjual tersebut dapat berakibat pada dirinya sendiri. Seorang tenaga penjualan yang baik harus memahami dan menyadari tentang apa yang terjadi dibeberapa daerah selain disekitar perusahaan. 2. Menentukan calon konsumen Termasuk dalam fungsi ini antara lain mencari pembeli potensial, menciptakan pesanan baru dari langganan yang ada, dan mengetahui keinginan pasar. 3. Mengadakan komunikasi Komunikasi ini merupakan fungsi yang menjiwai fungsi fungsi tenaga penjualan yang ada. Fungsi ini tidaklah menitik beratkan untuk membujuk atau mempengaruhi, tetapi untuk memulai dan melangsungkan pembicaraan secara ramah dengan langganan atau calon pembeli. Komunikasi yang bersifat membunjuk hanya merupakan satu elemen saja dari fungsi komunikasi. 4. Memberikan pelayanan Pelayanan yang diberikan kepada langganan dapat diwujudkan dalam bentuk konsultasi menyangkut keinginan dan masalah – masalah yang dihadapi langganan, memberikan jasa teknis, memberikan bantuan keungan misalnya berupa kredit, melakukan penghantaran barang kerumah, dan sebagainya. 5. Memajukan langganan Dalam memajukan langganan, tenaga penjualan bertanggung jawab atas semua tugas yang langsung berhubungan dengan langganan. Hal ini dimasukan untuk mengarahkkan tugas- tugasnya agar dapat meningkatkan laba. Dalam fungsi ini, termasuk juga pemberian saran secara pribadi seerti sasaran tentang masalah pengawasan persediaan, promosi, pengembangan barang, dan kebijakansanaan harga. Dengan memajukan penjulan langganan, penjual dapat mengharapkan adanya peningkatan dalam penjualan mereka. 6. Mempertahankan Langganan Mempertahankan langganan atau penjualan merupakan salah satu fungsi yang semata mata ditujukan untuk menciptakan goodwill serta mempertahankan hubungan baik dengan langganan. 7. Mendefinisikan Masalah Pendefinisian masalah dilakukan dengan memperhatikan dan mengikuti permintaan konsumen. Ini berarti penjual harus mengadakan analisa tentang usaha usaha konsumen sebagai sumber masalah. Selain itu, juga harus menemukan masalah masalah yang berkaitan dengan barang, jasa, harga, dan sistem penyampainnya. 8. Mengatasi Masalah Mengatasi atau menyelesaikan masalah merupakan fungsi menyeluruh yang pada dasarnya menyangkut fleksibilitas, penemuan, dan tanggapan. Jika suatu masalah memerlukan sumber sumber dari beberapa perusahaan, tenaga penjual dapat membantu untuk memperolehnya. Jadi, tenaga penjualan tersebut semata mata bertindak sebagai konsultan umum. 9. Mengatur Waktu Pengaturan waktu merupakan satu masalah paling penting yang dihadapi oleh penjual. Sering terjadi adanya banyak waktu yang terbuang dalam perjalanan, atau untuk pekerjaan pekerjaan yang tidak produktif, atau terbuang untuk menunngu saja. Untuk menghemat waktu, mereka harus banyak latihan serta mengambil pengalaman dari orang lain. 10. Mengalokasikan Sumber sumber Pengalokasian sumber sumber sering diperlukan dan dilakukan dengan memberikan bahan bagi keputusan menejemen untuk membuka transaksi baru, menutup transaksi yang tidak menguntungkan, dan mengalokasikan usaha usaha ke berbagai transaksi. 11. Meningkatkan Kemampuan Diri Ini meliputi latihan latihan dan usaha usaha pribadi untuk mencapai kemampuan fisik dan mental yang tinggi. Tentu saja tidak terlepas dari masalah motivasi dan kondisi atau kesehatan dari tenaga penjualan itu sendiri. Latihan yang lain dapat dilakukan dengan mempelajari konsumen berserta keinginannya, para pesaing beserta kegiatannya, produk yang dijual, kebijaksanaan dan program dari perusahaanya. GAMBAR 2.2Empat P Marketing Mix Adonan Pemasaran dan Pelayanan + Pelayanan Produk Harga Promosi Tempat Sumber : Philip Kotler.Prinsip Prinsip Pemasaran , hal 62, tahun 2006 Basu Swasta,Azas Azas Marketing, hal 261, tahun 1979 Pengusaha MLM dalam menjalankan bisnisnya penting sekali untuk memperhatikan pemasarannya. Terlebih lagi dalam hal strategi pemasarannya atau bauran pemasarannya yang telah diungkapkan. Dimulai dari produk yang dikeluarkan lengkap dengan keunggulan yang dimiliki lengkap dengan pelayanan yang diberikan, yang ke dua adalah harga yang ditetapkan. Dimana MarketingMix Pasar Sasaran Ragam Kualitas Desain Fitur Nama Merek Kemasan Layanan Iklan Penjualan pribadi Promosi penjualan Hubungan masyarakat Saluran Cakupan Pemilahan Lokasi Persediaan Transportasi Logistik Daftar Harga Diskon Potongan Harga Pembayaran persyaratn kredit Memberikan pelayanan Memajukan langganan Mempertahankan langganan Melakukan penjualan Pelayanan sesudah pengusaha harus menetapkan harga yang dapat dijangkau oleh konsumen. Selanjutnya adalah iklan dan promosi yang akan memunculkan minat beli konsumen untuk membeli produk yang dikeluarkan oleh pengusaha. Selanjutnya pengusaha juga harus mempertimbangkan tempat dalam menentukan penjualan sehingga akan mempermudah penyaluran distribusi produk. Terakhir adalah kualitas yang diberikan baik dalam kualitas produk ataupun kualitas layanan yang diberikan pada konsumen. Pada penelitian ini peneliti tidak menggunakan faktor tempat dari bauran pemasaran, karena penelitian ini jelas hanya diadakan pada distributor Magelang di kota Salatiga, dan peneliti menambahkan satu faktor yaitu faktor pelayanan.

C. Keputusan Pembelian Konsumen

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Faktor-faktor yang Dipertimbangkan Konsumen dalam Melakukan Pembelian Tuperware Distributor Wilayah Magelang di Kota salatiga T1 162009085 BAB I

0 0 11

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Faktor-faktor yang Dipertimbangkan Konsumen dalam Melakukan Pembelian Tuperware Distributor Wilayah Magelang di Kota salatiga T1 162009085 BAB IV

0 0 24

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Faktor-faktor yang Dipertimbangkan Konsumen dalam Melakukan Pembelian Tuperware Distributor Wilayah Magelang di Kota salatiga T1 162009085 BAB V

0 0 2

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Faktor-faktor yang Dipertimbangkan Konsumen dalam Melakukan Pembelian Tuperware Distributor Wilayah Magelang di Kota salatiga

0 0 13

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Faktor-faktor yang Dipertimbangkan Konsumen dalam Melakukan Pembelian Tuperware Distributor Wilayah Magelang di Kota salatiga

0 0 12

T1__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: FaktorFaktor yang Konsumen dalam Pengambilan Keputusan Pembelian Produk Larissa Skin Care di Salatiga T1 BAB IV

0 0 11

T1__BAB III Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: FaktorFaktor yang Konsumen dalam Pengambilan Keputusan Pembelian Produk Larissa Skin Care di Salatiga T1 BAB III

0 0 5

T1__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: FaktorFaktor yang Konsumen dalam Pengambilan Keputusan Pembelian Produk Larissa Skin Care di Salatiga T1 BAB II

0 0 9

T1__BAB I Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: FaktorFaktor yang Konsumen dalam Pengambilan Keputusan Pembelian Produk Larissa Skin Care di Salatiga T1 BAB I

0 1 6

T1__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peran Dinas Kesehatan Kota Salatiga dalam Melakukan Pengawasan terhadap Peredaran Vaksin T1 BAB II

0 0 49