11
Pemberdayaan juga bisa dimaknai sebagai proses pertumbuhan kekuasaan dan kemampuan diri dari kelompok miskin yang lemah,
terpinggirkan dan tertindas. Melalui proses pemberdayaan diasumsikan bahwa kelompok sosial masyarakat terbawah sekalipun bisa saja terangkat
dan muncul menjadi bagian masyarakat menengah ke atas. Hal ini bisa terjadi kalau saja mereka diberi kesempatan dan mendapat bantuan dan
difasilitasi pihak lain yang mempunyai komitmen untuk itu. Kelompok miskin di pedesaan misalnya, tidak akan mampu melakukan proses
pemberdayaan sendiri tanpa bantuan atau difasilitasi pihak lain.
2. Tujuan Pemberdayaan Masyarakat
Menurut Ambar Teguh S 2004: 80, tujuan yang ingin dicapai dari pemberdayaan adalah untuk membentuk individu atau masyarakat menjadi
mandiri. Kemandirian meliputi kemandirian berpikir, bertindak dan mengendalikan apa yang mereka lakukan tersebut. Kemandirian
masyarakat merupakan suatu kondisi yang dialami oleh masyarakat yang ditandai oleh kemampuan untuk memikirkan, memutuskan serta
melakukan sesuatu yang dipandang tepat demi mencapai pemecahan masalah-masalah yang dihadapi dengan mempergunakan daya kemampuan
yang terdiri atas kemampuan kognitif, konatif, psikomotorik, afektif dengan pengerahan sumber daya yang dimiliki oleh lingkungan internal
masyarakat tersebut. Menurut Ambar Teguh S 2004: 80, untuk mencapai kemandirian
masyarakat diperlukan sebuah proses. Melalui proses belajar maka
12
masyarakat secara bertahap akan memperoleh kemampuan tersebut. Dengan proses belajar akan diperoleh kemampuan atau daya dari waktu ke
waktu. Dengan demikian akan terakumulasi kemampuan yang memadai untuk mengantarkan kemandirian mereka. Apa yang diharapkan dari
pemberdayaan yang merupakan dari pembangunan sosial ini diharapkan dapat mewujudkan komunitas yang baik dan menjadi masyarakat yang
ideal. Sedangkan menurut Sunyoto Usman 2010: 31, usaha
memberdayakan masyarakat desa serta menanggulangi kemiskinan dan kesenjangan menjadi fenomena yang semakin kompleks, pembangunan
pedesaan dalam perkembangannya tidak semata-mata terbatas pada peningkatan produksi pertanian. Pembangunan pedesaan juga tidak hanya
cukup implementasi program peningkatan kesejahteraan sosial melalui distribusi uang dan jasa untuk mencukupi kebutuhan dasar. Lebih dari itu
adalah sebuah upaya dengan spektrum kegiatan yang menyentuh pemenuhan berbagai macam kebutuhan sehingga masyarakat dapat
mandiri, percaya diri, tidak bergantung dan dapat lepas dari belenggu struktural yang membuat hidup sengsara.
Menurut Harry Hikmat 2006: 135, bahwa tujuan pemberdayaan yaitu untuk menumbuh-kembangkan nilai tambah ekonomis, tetapi juga
nilai tambah sosial-budaya. Karena itu, kajian strategis pemberdayaan masyarakat baik masalah ekonomi, sosial, budaya maupun politik menjadi
sangat penting sebagai masukan untuk reformulasi pembangunan yang
13
berpusat pada rakyat. Melalui program pemberdayaan ini membuka peluang bagi masyarakat untuk membangun diri secara partisipatif.
Menurut Edi Suharto 2005: 60, tujuan utama pemberdayaan adalah memperkuat kekuasaan masyarakat khususnya kelompok lemah
yang memiliki ketidakberdayaan, baik karena kondisi internal misalnya persepsi mereka sendiri maupun kondisi eksternal misalnya ditindas oleh
struktur sosial yang tidak adil. Jadi kesimpulannya, bahwa upaya pemberdayaan masyarakat
bertujuan untuk membuat masyarakat menjadi mandiri, dalam arti memiliki potensi untuk mampu menyelesaikan masalah-masalah yang
mereka hadapi dan sanggup memenuhi kebutuhannya dengan tidak menggantungkan hidup mereka pada bantuan pihak luar, baik pemerintah
ataupun organisasi-organisasi non-pemerintah.
3. Tahap-Tahap Pemberdayaan