PERBANDINGAN LATIHAN DENGAN MENGGUNAKAN BOLA UKURAN 4 DAN 5 TERHADAP KETEPATAN MENENDANG BOLA KE ARAH GAWANG PADA EKSTRAKULIKULER SEPAKBOLA SD NEGERI WAY PANAS TAHUN AJARAN 2013/2014

(1)

ABSTRAK

PERBANDINGAN LATIHAN DENGAN MENGGUNAKAN BOLA UKURAN 4 DAN 5 TERHADAP KETEPATAN MENENDANG

BOLA KE ARAH GAWANG PADA EKSTRAKULIKULER SEPAKBOLA SD NEGERI WAY PANAS

TAHUN AJARAN 2013/2014

Oleh Imam Mahfud

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan latihan dengan

menggunakan bola ukuran 4 dan 5 terhadap ketepatan menendang bola ke arah gawang pada ekstrakulikuler sepakbola SD Negeri Way Panas tahun pelajaran 2013/2014. Dan diharapkan bermanfaat bagi peneliti dan guru penjaskes sebagai bahan mengajar dalam kegiatan pembelajaran mata pelajaran penjaskes khususnya sepakbola.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen. Populasi yang digunakan berjumlah 24 siswa. Sampel yang digunakan adalah semua populasi yang mengikuti ekstrakulikuler sepakbola SD Negeri Way Panas yang berjumlah 24 siswa karena populasi tidak lebih dari 100 testi. Pengumpulan sampel menggunakan purposive sampling.

Dari hasil penelitian di dapat bahwa latihan dengan menggunakan bola ukuran 4 dan 5 memberikan pengaruh yang signifikan terhadap tingkat ketepatan menendang bola ke arah gawang. Latihan dengan menggunakan bola ukuran 5 memiliki pengaruh yang lebih besar terhadap tingkat ketepatan menendang bola ke arah gawang, hal ini dapat dilihat dari hasil penghitungan data yang diperoleh. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tes akhir bola ukuran 4 sebesar 3,174 lebih kecil dibandingkan dengan bola ukuran 5 sebesar 5,285.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah latihan dengan menggunakan bola ukuran 5 lebih efektif dibandingkan dengan latihan menggunakan bola ukuran 4 pada siswa ekstrakulikuler sepakbola SD Negeri Way Panas.


(2)

(3)

(4)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Identifikasi Masalah ... 5

1.3. Batasan Masalah... 5

1.4. Rumusan Masalah ... 6

1.5. Tujuan Penelitian ... 6

1.6. Manfaat Penelitian ... 7

1.7. Ruang Lingkup Penelitian ... 8

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pendidikan Jasmani ... 9

2.2. Sepakbola ... 10

2.2.1. Pengertian sepakbola ... 10

2.2.2. Teknik dasar sepakbola ... 11

2.3. latihan ... 12

2.3.1. Pengertian latihan ... 12

2.3.2. Tujuan latihan ... 13

2.3.3. Prinsip latihan ... 14

2.3.4. Komponen latihan ... 18

2.4. Bola ... 21

2.5. Modifikasi Bola ... 22

2.5.1. Bola ukuran 4 ... 22

2.5.2. Bola ukuran 5 ... 23

2.6. Menendang bola (shooting) ... 23

2.7. Ketepatan (accuracy) ... 25

2.7.1. Pengertian ketepatan (accuracy) ... 25

2.7.2. Faktor – faktor yang mempengaruhi ketepatan (accuracy) ... 25

2.8. Kerangka Pikir ... 27


(5)

3.3. Populasi dan Sampel ... 33

3.4. Variabel penelitian... .. 34

3.5. Teknik Pengumpulan Data ... 34

3.5. Teknik analisis Data ... 35

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Pengolahan data ... 39

4.2. Analisis data ... 40

4.2.1. Uji normalitas ... 40

4.2.2. Uji signifikan ... 41

4.3. Pembahasan... 43

V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 47

B. Saran ... 47

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN ... 51


(6)

(7)

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dewasa ini olahraga menjadi suatu kebutuhan bagi masyarakat, jika diamati kegiatan-kegiatan olahraga yang ada di lingkungan masyarakat sekarang ini, telah cukup tumbuh dan berkembang. Hal ini ditandai dengan kegiatan olahraga dapat dilakukan dimana saja atau di tempat yang mudah dijangkau dari jalan atau lapangan yang cukup memadai untuk berolahraga. Olahraga dapat dilakukan melalui kegiatan permainan, karena kegiatan tersebut memberikan kesenangan. Adapun jenis permainan yang dilakukan oleh anak cukup beragam, baik bersifat perorangan, pasangan, dan kelompok, selain itu permainan juga dapat divariasikan dengan menggunakan alat maupun

permainan yang tidak menggunakan alat.

Kegiatan olahraga permainan di sekolah yang diberikan oleh guru-guru bidang studi pendidikan jasmani akan banyak membantu pertumbuhan dan perkembangan anak secara menyeluruh. Artinya kegiatan olahraga permainan dapat memberikan dampak positif terhadap unsur-unsur jasmaniah, kejiwaan dan sosial. Salah satu olahraga yang diberikan oleh guru pendidikan jasmani adalah olahraga permainan sepakbola

Sepakbola merupakan jenis permainan yang paling populer di dunia, termasuk di Indonesia. Sepakbola adalah olahraga menggunakan bola yang dimainkan


(8)

oleh dua tim yang masing-masing beranggotakan 11 (sebelas) orang.

Kapan pertama kali permainan ini muncul belum dapat diketahui dengan pasti. Namun, diperkirakan sepakbola muncul jauh sebelum tahun Masehi.

Permainan ini tidak mengenal batasan usia atau pun status sosial tertentu. Oleh karena itu, permainan ini cepat sekali berkembang di seluruh dunia. Sebelum tahun 1863, permainan sepakbola dimainkan menurut konvensi di daerah sepakbola itu dimainkan. Pada masa kekaisaran Huang Ti di Cina, permainan sepakbola disebut Tsu Chiu. Permainan ini dilakukan untuk melatih fisik para prajurit perang Cina. Selain itu, sepakbola juga digunakan sebagai pengisi waktu untuk upacara khusus, misalnya ulang tahun kaisar. Pada tahun 1885, permainan sepakbola di Eropa terutama di Inggris mulai dianggap sebagai sebuah industri bisnis dan untuk mengangkat status sosial.

Sepakbola di Indonesia merupakan olahraga yang sangat merakyat dan dikenalkan pertama kali oleh Pemerintah Kolonial Belanda. Pada awalnya, masyarakat Indonesia melihat orang-orang Belanda bermain bola, lalu mereka mulai mengikutinya.

Prestasi sepakbola tidak didapat secara instan, perlu proses panjang untuk menciptakan sebuah prestasi. Salah satu pendukung terciptanya jalan menuju prestasi adalah kompetisi sepakbola yang baik, dan hal pertama yang perlu diperhatikan dalam kompetisi adalah pembinaan. Salah satunya pembinaan pemain sejak dini. Tanpa pembibitan yang tersistem dengan baik maka tahap pencapaian prestasi tidak akan tercapai dengan baik. Sistem pembibitan yang baik adalah sistem pembibitan yang mampu memberikan pondasi yang kuat untuk menuju ketahap selanjutnya yaitu spesialisasi yang selanjutnya secara


(9)

berkelanjutan dibina menjadi prestasi tingkat tinggi.

Dalam sepakbola pencapaian prestasi puncak dapat diraih bila pembinaan atlet melalui tahapan tingkat pemula sampai atlet berprestasi atau dari tahap usia dini sampai tahap usia dewasa. Pembinaan sepakbola usia dini atau usia muda mengharuskan para pelatih, guru penjas atau pembina olahraga sepakbola memperhatikan secara cermat dan teliti dalam memberikan bimbingan kepada para siswa atau atletnya. Oleh karena itu, pelatih, guru penjas atau pembina olahraga sepakbola harus memahami karakteristik siswa atau atletnya sesuai tingkat usianya.

Untuk memperoleh prestasi yang baik dalam permainan sepakbola tentu saja harus didukung oleh penguasaan teknik dasar sepakbola. Dalam rangka usaha untuk meningkatkan prestasi maksimal pada cabang olahraga yang ditekuni, seorang atlet perlu sekali memperhatikan faktor-faktor penentunya. Faktor-faktor penentu dapat disebutkan ada tiga Faktor-faktor penting yaitu : kondisi fisik atau tingkat kesegaran jasmani, ketepatan teknik atau ketrampilan yang dimiliki, dan masalah-masalah lingkungan.

Teknik dasar yang perlu dimiliki pemain sepakbola adalah menendang (kicking), menghentikan (stoping), menggiring (dribbling), menyundul (heading), merampas (tackling), lemparan kedalam (throw-in), dan menjaga gawang (goal keeping). Salah satu teknik dasar yang sangat berpengaruh dalam permainan sepak bola adalah menendang (passing dan shooting), menendang (passing dan shooting) merupakan salah satu usaha memindahkan bola dari satu tempat ketempat lain dengan menggunakan kaki atau bagian kaki, seorang pemain sepak bola yang tidak dapat menguasai teknik


(10)

menendang bola dengan benar, maka tidak mungkin menjadi pemain sepakbola yang andal dan baik. Dilihat dari perkenaan bagian kaki ke bola, menendang dibedakan menjadi beberapa macam, yaitu menendang dengan kaki bagian dalam (inside) digunakan untuk mengumpan jarak pendek (short passing), menendang dengan kaki bagian luar (outside) digunakan untuk mengumpan jarak pendek (short passing), menendang dengan punggung kaki (instep) digunakan untuk menembak.

Dari beberapa teknik dasar tersebut, salah satu teknik dasar yang harus

dikuasai oleh pemain sepakbola antara lain menendang bola. Menendang bola merupakan suatu usaha untuk memindahkan bola dari suatu tempat ke tempat lain dengan menggunakan kaki. Berdasarkan fungsinya, menendang bola dapat digunakan sebagai cara memberikan (mengoper) bola kepada teman dalam berbagai jarak dan menembak bola ke arah gawang. Tendangan (kicking) dalam permainan sepakbola identik digunakan untuk menembak bola ke gawang (shooting at the goal).

Teknik menendang (shooting) karena salah satu unsur dalam permainan ini adalah ketepatan dalam melakukan tendangan, karena semakin tepat dalam melakukan tendangan maka peluang untuk menciptakan gol akan semakin besar.

Seperti terlihat pada ekstrakulikuler sepakbola di SD Negeri Way Panas tingkat ketepatan menendang bola pada siswa yang mengikuti ekstrekulikuler sepakbola masih kurang. Hal ini ditandai dengan masih rendahnya

pengetahuan siswa tentang teknik-teknik dasar sepakbola dan model latihan yang di gunakan guna menunjang tingkat ketepatan menendang bola ke arah


(11)

gawang masih kurang efektif dan kurang sesuai dengan karakteristik siswa SD, dan juga apakah penggunaan ukuran bola berpengaruh terhadap tingkat ketepatan menendang bola ke arah gawang. Sehinggga memungkinkan berpengaruh terhadap hasil ketepatan menendang bola pada siswa. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan model latihan dengan menggunakan bola ukuran 4 dan 5 yang diharapkan dapat meningkatkan ketepatan menendang bola ke arah gawang. Dalam hal ini peneliti ingin mengetahui Perbandingan Latihan Dengan Menggunakan bola Ukuran 4 dan 5 Terhadap Ketepatan Menendang Bola Ke Arah Gawang Pada Ekstrakulikuler Sepakbola SD Negeri Way Panas Tahun Ajaran 2013/2014.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah penulis uraikan maka dapat diidentifikasikan masalah sebagai berikut:

1. Masih kurangnya tingkat akurasi menendang bola ke arah gawang pada siswa ekstrakulikuler sepakbola SD Negeri Way Panas.

2. Masih rendahnya pengetahuan siswa tentang teknik dasar sepakbola. 3. Belum diketahuinya pengaruh penggunaan bola ukuran 4 dan 5 terhadap

tingkat ketepatan menendang bola ke arah gawang.

1.3 Batasan Masalah

Agar permasalahan dalam penelitian ini tidak meluas, maka dalam penelitian ini peneliti hanya membatasi masalah pada “Perbandingan Latihan Dengan Menggunakan Bola Ukuran 4 dan 5 Terhadap Ketepatan Menendang Bola Ke


(12)

Arah Gawang Pada Ekstrakulikuler Sepakbola SD Negeri Way Panas Tahun Ajaran 2013/2014”

1.4 Rumusan Masalah

Penelitian dalam bidang pendidikan jasmani masih perlu banyak dilakukan untuk mencari dan menggali aspek-aspek yang bermanfaat dari pendidikan jasmani tersebut. Berdasarkan latar belakang masalah penelitian, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Adakah pengaruh latihan dengan menggunakan bola ukuran 4 terhadap tingkat ketepatan menendang bola ke arah gawang?

2. Adakah pengaruh latihan dengan menggunakan bola ukuran 5 terhadap ketepatan menendang bola ke arah gawang?

3. Manakah yang lebih efektif antara latihan dengan menggunakan bola ukuran 4 dan bola ukuran 5 terhadap ketepatan menendang bola ke arah gawang pada siswa yang mengkuti ekstrakulikuler sepakbola SD Negeri Way Panas ?

1.5 Tujuan Penelitian

Berkaitan dengan hasil penelitian yang akan dicapai, maka tujuan pelaksanaan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pengaruh latihan dengan menggunakan bola ukuran 4 terhadap tingkat ketepatan menendang bola ke arah gawang.

2. Untuk mengetahui pengaruh latihan dengan menggunakan bola ukuran 5 terhadap tingkat ketepatan menendang bola ke arah gawang.


(13)

3. Untuk mengetahui manakah yang lebih efektif antara latihan dengan menggunakan bola ukuran 4 dengan latihan dengan menggunakan bola ukuran 5 terhadap tingkat ketepatan menendang bola ke arah gawang.

1.6 Manfaaat Penelitian

Dengan dilakukannya penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi seluruh pihak baik secara teoritis maupun praktis.

1. Manfaat teoritis

Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat membantu wawasan dan berguna bagi pengembangan ilmu pengetahuan dibidang sepakbola untuk usia dini dan dapat membantu peneliti lain yang berkaitan dengan

sepakbola.

2. Manfaat Praktis

a. Prodi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Universitas Lampung.

Menambah referensi kepustakaan khususnya di bidang sepakbola, mengingat masih sedikitnya referensi tentang pengembangan latihan sepak bola usia dini di perpustakaan Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Universitas Lampung.

b. Diri sendiri

Menambah wawasan dan pengalaman belajar tentang pengembangan latihan sepakbola terutama pada usia dini, dan juga sebagai upaya menerapkan teori keilmuan yang diperoleh selama mengikuti


(14)

pendidikan di Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Universitas Lampung.

1.7 Ruang Lingkup Penelitian

1. Obyek Penelitian : Untuk mengetahui perbandingan latihan dengan menggunakan bola ukuran 4 dan bola ukuran 5 terhadap tingkat ketepatan menendang bola ke arah gawang .

2. Subyek penelitian : Siswa yang mengikuti ekstrakulikuler sepakbola SD Negeri Way Panas


(15)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pendidikan Jasmani

Menurut Santoso Giriwijoyo (2012:73 ) “Pendidikan jasmani adalah kegiatan jasmani yang disajikan sebagai bagian dari kegiatan kurikuler, yang

dipergunakan sebagai media ( wahana ) bagi proses pendidikan”. Pendidikan adalah proses mengembangkan :

1. Domain kognitif, yaitu kemampuan penalaran, pengayaan

pengetahuan/keilmuan dan keluasaan wawasan, khususnya yang dapat dicapai melalui penyajian olahraga intrakurikuler.

2. Domain afektif adalah pola sikap siswa, yang terdiri dari :

 Sikap rohaniah meliputi: aspek mental, intelektual, dan spiritual,

 Sikap sosial yang sesuai dengan pengetahuan baru yang telah diperolehnya, yang sesuai dengan norma sosial kehidupan masyarakat, yang diperoleh melalui pendidikan jasmani. 3. Domain psikomotor, yaitu pola prilaku siswa sehari-hari yang sesuai

dengan pengetahuan baru dan pola sikap baru yang telah diprolehnya melalui pengalaman dan peran sertanya dalam proses pendidikan jasmani dan olahraga.


(16)

Sedangkan menurut Rusli Lutan (2000) Pendidikan jasmani disekolah merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan dan

mempunyai peranan yang penting dalam mencapai tujuan pendidikan. Dalam pelaksanaannya aktifitas jasmani dipakai sebagai wahana atau pengalaman belajar, dan melalui pengalaman itulah peserta didik tumbuh dan berkembang untuk mencapai pendidikan.

Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan utama pendidikan jasmani disekolah selain untuk meningkatkan kebugaran jasmani siswa juga untuk meningkatkan ketrampilan gerak. Dalam pelaksanaannya aktifitas jasmani dipakai sebagai wahana atau pengalaman belajar, dan melalui pengalaman itu peserta didik tumbuh dan berkembang untuk mencapai pendidikan.

2.2Sepakbola

2.2.1 Pengertian Sepakbola

Sepakbola merupakan olahraga yang paling populer di dunia. Di Indonesia, permainan sepakbola merupakan salah satu cabang olahraga yang paling digemari oleh semua lapisan masyarakat, mulai dari anak-anak, remaja, dan dewasa baik laki-laki maupun perempuan. Sepak bola terdiri dari dua tim yang masing-masing terdiri dari 11 orang. Pada saat permainannya setiap pemain berusaha memainkan sebuah bola. Tujuan permainannya adalah untuk memasukkan sebuah bola bundar ke gawang lawan ("mencetak gol"). Tim yang mencetak lebih banyak gol adalah sang pemenang. Sepakbola adalah salah satu materi permainan dan


(17)

olahraga yang diberikan dalam pembelajaran Pendidikan Jasmani di SD. Sucipto (2000:7) mendefinisikan bahwa sepakbola merupakan

permainan beregu yang terdiri dari sebelas pemain, dan salah satunya adalah penjaga gawang.

Sejalan dengan pendapat di atas, Soekatamsi (1995:11) menyatakan bahwa sepakbola adalah permainan beregu yang dimainkan oleh dua regu, yang masing-masing regu terdiri dari sebelas pemain termasuk seorang penjaga gawang. Hampir seluruh permainan dilakukan dengan mengolah bola dengan kaki, kecuali penjaga gawang dalam memainkan bola bebas menggunakan seluruh anggota badannya dengan kaki dan tangan.

Sepakbola merupakan olahraga beregu, oleh karena itu selain kemampuan teknik seorang pemain sepakbola harus bisa bekerja sama dengan pemain lain dalam satu tim sepakbola

2.2.2 Teknik dasar sepakbola

Penguasaan teknik dasar mutlak diperlukan agar prestasi dapat ditingkatkan. Lebih lanjut Harsono (1988: 100) menjelaskan bahwa: Kesempurnaan teknik-teknik dasar dari setiap gerakan adalah penting, oleh karena itu akan menentukan gerak keseluruhan. Oleh karena itu, gerak-gerak dasar setiap bentuk teknik yang diperlukan dalam setiap cabang olahraga haruslah dilatih dan dikuasai secara sempurna.

Tujuan penguasaan teknik dasar adalah untuk meningkatkan mutu

permainan sepak bola baik secara individu maupun kerjasama secara tim, selain itu dengan menguasai teknik dasar yang baik akan mempengaruhi terhadap kualitas permainannya. Sejalan dengan itu Sucipto (1999: 17)


(18)

mengemukakan bahwa: “Untuk bermain sepakbola dengan baik pemain dibekali dengan teknik dasar yang baik, pemain yang memiliki teknik dasar yang baik pemain tersebut cenderung dapat bermain sepak bola

dengan baik”. Maka dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa kedudukan aspek teknik bagi keterampilan seorang pemain sepakbola adalah penting, karena dapat bermain sepakbola dengan baik. Beberapa teknik dasar yang perlu dimiliki pemain sepakbola menurut Kosasih

(1993: 216) yaitu, “1) Teknik menendang bola, 2) Menghentikan bola, 3) Gerak tipu, 4) Teknik menyundul bola, 5) Teknik melempar bola, dan 6)

Teknik menggiring bola”.

Sedangkan Sucipto (1999: 17) menjelaskan bahwa, ”Ada beberapa teknik dasar yang perlu dimiliki pemain sepakbola adalah menendang (kicking), menyundul (heading), merampas (tackling), menggiring (dribbling), menghentikan (stoping), lemparan ke dalam (throw-in), dan menjaga gawang (goal keeping).”

2.3Latihan

2.3.1 Pengertian Latihan

Menurut Sukadiyanto (2011:5 ) latihan adalah aktivitas untuk

meningkatkan ketrampilan ( kemahiran) berolahraga dengan menggunakan berbagai peralatan sesuai dengan tujuan dan kebutuhan cabang

olahraganya. Artinya, selama dalam kegiatan proses berlatih agar dapat menguasai ketrampilan gerak cabang olahraganya selalu dibantu dengan menggunakan berbagai peralatan pendukung. Latihan sangat berguna


(19)

untuk membantu meningkatkan kemampuan seseorang terhadap suatu ketrampilan agar memperolah hasil yang baik dan maksimal. Untuk mencapai tujuan tersebut perlu diperhatikan prinsip-prinsip latihan. Sedangkan menurut Harsono (1988:323), bahwa : “ Latihan adalah proses kerja yang dilakukan secara sistematis, kontinyu dimana beban dan intensitas latihan makin hari makin bertambah, yang pada akhirnya memberikan rangsangan secara menyeluruh terhadap tubuh dan bertujuan untuk meningkatkan fisik dan mental secara bersama-sama”.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa dengan latihan yang berulang-ulang, teratur, dan sistematis akan dapat meningkatkan suatu gerak yang akan dicapai.

2.3.2 Tujuan Latihan

Menurut Sukadiyanto (2011:8) tujuan latihan secara umum adalah untuk membantu para pembina, pelatih, guru olahraga agar dapat menerapkan dan memiliki kemampuan secara konseptual serta ketrampilan dalam membantu mengungkapkan potensi olahragawan mencapai puncak. Sedangkan sasaran latihan secara umun adalah untuk meningkatkan kemampuan dan kesiapan olahragawan dalam mencapai puncak prestasi. Sedangkan tujuan dan sasaran jangka pendek waktu persiapan yang dilakukan kurang dari satu tahun. Sasaran dan tujuan utamanya langsung diarahkan pada peningkatan unsur-unsur yang mendukung kinerja fisik seperti, kekuatan, kecepatan, ketahanan, power, kelincahan, kelentukan, dan ketrampilan teknik cabang olahraga.


(20)

Adapun sasaran dan tujuan latihan secara garis besar, antara lain (1) meningkatkan kualitas fisik dasar secara umum dan menyeluruh (2) mengembangkan dan meningkatkan potensi fisik yang khusus (3)

menambah dan menyempurnakan ketrampilan teknik (4) mengembangkan dan menyempurnakan strategi, taktik, pola bermain, dan (5) meningkatkan kualitas dan kemampuan psikis olahragawan dalam bertanding.

2.3.3 Prinsip Latihan

Prinsip latihan dilaksanakan sebagai pedoman agar tujuan latihan tercapai dalam satu kali tatap muka. Prinsip latihan menurut Sukadiyanto (2011:14) antara lain :

1. Prinsip Kesiapan

Pada prinsip kesiapan, materi dan dosis latihan harus disesuaikan dengan usia olahragawan. oleh karena itu usia olahragawan berkaitan erat dengan kesiapan kondisi secara fisiologis dan psikologis dari setiap olahragawan. Artinya, para pelatih harus mempertimbangkan dan memperhatikan tahap pertumbuhan dan perkembangan dari setiap olahragawan.

2. Prinsip Individual

Dalam merespons beban latihan untuk setiap olahragawan tentu akan berbeda-beda, sehingga beban latihan bagi setiap orang tidak dapat disamakan antara orang yang satu dengan orang yang lain. Beberapa faktor yang dapat menyebabkan perbedaan terhadap kemampuan anak dalam merespon beban latihan diantaranya adalah faktor keturunan,


(21)

kematangan, gizi, waktu istirahat dan tidur, kebugaran, lingkungan, sakit cidera dan motivasi.

3. Prinsip Adaptasi

Latihan akan menyebabkan perubahan pada jaringan didalam tubuh secara bertahap sesuai dengan tingkat pembebanan yang diberikan. Setiap harinya tingkat perubahan yang terjadi sangat sedikit dan sulit untuk diukur, sehingga diperlukan pemantauan disetiap proses latihan. Untuk itu proses latihan dilakukan secara berkelanjutan dimulai dari yang ringan ke yang berat.

4. Prinsip Beban Lebih (Overload)

Beban latihan harus mencapai atau melampaui sedikit diatas batas ambang rangsang. Sebab beban yang terlalu berat akan

mengakibatkan tidak mampu diadaptasi oleh tubuh, sedangkan jika terlalu ringan tidak berpengaruh terhadap peningkatan kualitas fisik. Untuk itu, pembebanan yang diberikan disesuaikan dengan tingkat perubahan yang terjadi pada diri olahragawan. Peningkatan beban latihan diberikan secara bertahap apabila tubuh sudah dapat mengadaptasi beban latihan yang diberikan.

5. Prinsip Progresif (Peningkatan)

Agar terjadi proses adaptasi pada tubuh, maka diperlukan prinsip beban lebih yang diikuti dengan prinsip progresif. Latihan bersifat progresif artinya, dalam pelaksanaan latihan dilakukan dari yang mudah ke yang sulit, ringan ke berat serta dilaksanakan secara berkelanjutan.


(22)

6. Prinsip Spesifikasi

Setiap bentuk latihan yang dilakukan memiliki tujuan yang khusus. Oleh karena setiap bentuk rangsang akan direspons secara khusus pula oleh tubuh, sehingga materi yang dipilih harus sesuai dengan

kebutuhan cabang olahraganya. Oleh karena itu prinsip spesialisasi ditentukan oleh : (a) spesifikasi kebutuhan energi (b) spesifikasi bentuk dan model latihan (c) spesifikasi ciri gerak dan kelompok otot yang digunakan dan (d) waktu periodisasi latihan.

7. Prinsip Variasi

Latihan dalam jangka waktu yang lama sering menimbulkan kejenuhan bagi atlet, apalagi program latihan yang dilaksanakan bersifat jangka panjang. Oleh karena itu, latihan harus dilaksanakan melalui berbagai macam variasi sehingga beban latihan akan terasa ringan dan menggembirakan. Apalagi variasi latihan yang diterapkan

sesuai dengan kebutuhan.Harsono (2004:11) menyatakan, “Untuk

mencegah kebosanan berlatih, pelatih harus kreatif dan pandai menerapkan variasi-variasi dalam latihan”.

8. Prinsip Pemanasan dan Pendinginan ( Warm-up and cool-down ) Pemanasan bertujuan untuk mempersiapkan fisik dan psikis untuk memasuki latihan inti. Sedangkan pendinginan bertujuan untuk mendinginkan kondisi tubuh dari latihan berat ke normal tidak terjadi secara mendadak.


(23)

9. Prinsip Latihan Jangka Panjang ( long term training )

Untuk meraih prestasi terbaik diperlukan latihan secara berkelanjutan dalam waktu yang lama. Pengaruh beban latihan tidak dapat

diadaptasi oleh tubuh secara mendadak, tetapi memerlukan waktu dan proses yang harus dilakukan secara bertahap dan berkelanjutan. 10.Prinsip Berkebalikan (reversibility)

Artinya, bila olahragawan berhenti dari latihan dalam tertentu bahkan dalam waktu lama, maka kualitas organ tubuhnya akan mengalami penurunan fungsi secara otomatis.

11.Prinsip Tidak Berlebihan (moderat)

Keberhasilan latihan jangka panjang sangat ditentukan oleh pembebanan yang tidak berlebihan. Artinya, pembebanan harus disesuaikan dengan tingkat kemampuan, pertumbuhan, dan perkembangan.

12.Prinsip Sistematik

Latihan yang benar adalah latihan yang dimulai dari kegiatan yang mudah sampai kegiatan yang sulit, atau dari beban yang ringan sampai beban yang berat. Hal ini berkaitan dengan kesiapan fungsi faaliah tubuh yang membutuhkan penyesuaian terhadap beratnya beban yang diberikan dalam latihan. Dengan berlatih secara sistematis dan

dilakukan berulang-ulang yang konstan, maka organisasi-organisasi sistem persyarafan dan fisiologis akan menjadi bertambah baik, gerakan yang semula sukar akan menjadi gerakan yang otomatis dan reflektif.


(24)

2.3.4 Komponen Latihan

Komponenlatihan kondisi fisik terdiri dari Kekuatan (Strength), Kecepatan (Speed), Daya tahan (Endurance), Kelentukan (Flexibility), Koordinasi (Coordination), Kelincahan, Keseimbangan, dan Power.

1. Kekuatan (Strength)

Menurut Sukadiyanto (2011: 91), kekuatan secara umum adalah kemampuan otot atau sekelompok otot untuk mengatasi beban atau tahanan. Lebih lanjut Sukadiyanto (2011: 91), menjelaskan pengertian secara fisiologi, kekuatan adalah kemampuan neomuskuler untuk mengatasi beban luar dan beban dalam. Tingkat kekuatan olahragawan di antaranya dipengaruhi oleh keadaan: panjang pendek ototnya, besar kecilnya otot, jauh dekatnya titik beban dengan titik tumpu, tingkat kelelahan, dominasi jenis otot merah atau putih, potensi otot, pemanfaatan potensi otot, teknik, dan kemampuan kontraksi otot. 2. Kecepatan (Speed)

Menurut Timo Scheunemann (2012:17) Kecepatan adalah kemampuan penain melakukan gerakan atau menempuh jarak tertentu dalam kurun waktu sesingkat mungkin. Sedangkan menurut sukadiyanto (2011:116) kecepatan adalah kemampuan otot untuk menjawab rangsang dalam waktu secepat (sesingkat) mungkin. Kecepatan sabagai hasil dari perpaduan dari panjang ayunan tungkai dan jumlah langkah. Dimana gerakan panjang ayunan dan jumlah langkah merupakan serangkaian gerak yang singkron dan kompleks dari sistem neuromuskular. Dengan


(25)

bertambahnya panjang ayunan dan jumlah langkah akan meningkatkan kecepatan bergerak.

3. Daya Tahan(Endurance)

Menurut Sukadiyanto (2011:60) daya tahan ditinjau dari kerja otot adalah kemampuan kerja otot atau sekelompok otot dalam jangka waktu tertentu, sedangkan pengertian ketahanan dari sistem energi adalah kemampuan kerja organ-organ tubuh dalam jangka waktu tertentu. Ketahanan atau daya tahan dalam dunia olahraga dikenal sebagai kemampuan peralatan organ tubuh olahragawan untuk melawan kelelahan selama berlangsungnya aktivitas atau kerja.

4. Kelentukan (Flexibility)

Menurut Sukadiyanto (2011:137) kelentukan adalah luas gerak satu persendian atau beberapa persendian. Lebih lanjut Sukadiyanto (2011:137) menjelaskan ada dua macam fleksibilitas yaitu : (1) fleksibilitas statis ditentukan oleh ukuran dari luas gerak (range of motion) satu persendian atau beberapa persendian (2) fleksibilitas dinamis kemampuan seseorang dalam bergerak dengan kecepatan yang tinggi.

5. Koordinasi ( cordination )

Menurut Grana dan Kalenak (1991:253) dalam Sukadiyanto (2011:149) koordinasi adalah kemampuan otot dalam mengontrol gerak dengan tepat agar dapat mencapai satu tugas fisik khusus. Sedangkan menurut Schmidt(1988:265) dalam Sukadiyanto (2011:149) koordinasi adalah


(26)

perpaduan gerak dari dua atau lebih persendian yang satu sama lainnya saling berkaitan dalam menghasilkan satu ketrampilan gerak.

6. Kelincahan ( agility )

"Kelincahan adalah kemampuan untuk mengubah arah dan posisi tubuh dengan cepat dan tepat pada waktu bergerak, tanpa kehilangan

keseimbangan dan kesadaran akan posisi tubuh" (Harsono, 1988: 172). "Kelincahan merupakan gabungan dari kecepatan dengan koordinasi" (Sukadiyanto, 2002: 35). Kelincahan diperlukan pada cabang olahraga yang bersifat permainan. Kelincahan berkaitan dengan gerak tubuh yang melibatkan gerak kaki dan perubahan-perubahan yang cepat dari posisi badan. Kelincahan pada prinsipnya berperan untuk aktivitas yang melibatkan gerak tubuh yang berubah-ubah dengan tetap memelihara keseimbangan.

7. Keseimbangan ( balance )

Keseimbangan sangat penting dalam kehidupan maupun olahraga untuk itu penting dimana tanpa keseimbangan orang tidak dapat melakukan aktivitas dengan baik. Selanjutnya keseimbangan menurut (Barrow dan McGee: 1979) yang dikutip oleh Harsono (1988: 223) kemampuan untuk mempertahankan sistem neuromuscular kita dalam kondisi statis, atau mengontrol sistem neuromuscular tersebut dalam suatu posisi atau sikap yang efisien selagi kita bergerak

8. Power

Menurut Sukadiyanto (2011: 128), power merupakan gabungan atau hasil kali dari kekuatan dengan kecepatan. Pada dasarnya setiap bentuk


(27)

latihan kekuatan dan kecepatan keduanya selalu melibatkan unsur power. Untuk itu, urutan latihan untuk meningkatkan power diberikan setelah olahragawan diberikan unsur kekuatan dan kecepatan.

2.4 Bola

Bola merupakan alat yang digunakan untuk bermain sepakbola. Bola yang digunakan dalam permainan hendaknya memenuhi syarat yang ditentukan oleh FIFA yang berarti bola tersebut telah diuji secara resmi dan telah sesuai dengan persyaratan teknis. Bola menurut FIFA (2008:14) adalah alat yang digunakan dalam permainan sepakbola yang berbentuk bulat terbuat dari kulit atau bahan lain yang sesuai, lingkaran tidak lebih dari 70 cm (28 inci) dan tidak kurang dari 68 cm (27 inci), berat tidak lebih dari 450 g (16 ons) dan tidak kurang dari 410 g (14 os ), tekanan udara 0,6-1,1 atm (600-1100 g/cm2) pada permukaan laut (8,5 lbs/sk inci-15,6 lbs/sk inci).

Gambar 1. Bola menurut FIFA


(28)

2.5 Modifikasi Bola

Modifikasi secara umum adalah mengubah atau menyesuaikan. Modifikasi merupakan salah satu cara yang digunakan untuk mempermudah proses pembelajaran.

Esensi modifikasi adalah menganalisa sekaligus mengembangkan materi pelajaran dengan cara meruntunkannya dalam bentuk aktivitas belajar yang potensial dapat memperlancar siswa dalam belajarnya. Cara ini dimaksudkan untuk menuntun, mengarahkan, dan membelajarkan siswa dari yang tadinya tidak bisa menjadi bisa, dari tingkat yang tadinya lebih rendah menjadi memiliki tingkat yang lebih tinggi.Yoyo Bahagia (2010: 27)

Dilihat dari tujuan modifikasi menurut Lutan (1988) yang dikutip Bahagia (2010: 29),bahwa : Modifikasi dalam mata pelajaran pendidikan jasmani diperlukan dengan tujuan agar: a) Siswa memperoleh kepuasan dalam mengikuti pelajaran. b)Meningkatkan kemungkinan keberhasilan dalam berpartisipasi. c) Siswa dapat melakukan pola gerak secara benar.

2.5.1 Bola Ukuran Empat

Menurut FIFA (2008) Berbentuk bulat.terbuat dari kulit atau bahan lainnya, lingkaran keliling tidak kurang 62 cm dan dan tidak lebih dari 64 cm, berat bola pada saat pertandingan dimulai tidak kurang dari 400 g dan tidak lebih dari 440 g, tekanan udara sama dengan 0,4 – 0,6 atm (400 – 600 g/cm2), bola tidak boleh memantul kurang dari 55 cm dan tidak boleh lebih 65 cm pada pantulan pertama ketika dijatuhkan dari ketinggian 2 meter.


(29)

2.5.2 Bola Ukuran Lima

Menurut FIFA (2008) bola ukuran lima adalah bola yang berbentuk bulat, terbuat dari kulit khusus atau bahan lainnya yang cocok, tahan terhadap air dan abrasi, lingkaran bola tidak kurang dari 68 cm dan tidak lebih dari 70 cm, berat bola tidak kurang dari 410 g dan tidak lebih dari 450 g, tekanan udara sama dengan 0,4 – 0,6 atm.

2.6 Menendang Bola ( Shooting)

Menurut Sucipto(2000:11) “menendang bola merupakan pola gerak dominan yang paling penting dalam permainan sepakbola.

Dari sudut pandang penyerang, tujuan sepakbola adalah melakukan

tendangan (shooting ) ke gawang lawan, seorang pemain harus mempunyai dan menguasai keterampilan dasar menendang bola, dan selanjutnya mengembangkan sederetan teknik menendang ( shooting) yang

memungkinkan untuk melakukan tendangan (shooting) dan mencetak gol dari berbagai posisi di lapangan.

Menendang bola merupakan salah satu teknik dalam permainan sepakbola selain menyundul (heading), merampas (tackling), menggiring (dribbling), menghentikan (stoping), lemparan ke dalam (throw-in), dan menjaga gawang (goal keeping). Menendang bola dengan keras ke gawang guna mencetak gol merupakan hal tersulit karena perlu kematangan dan kecerdikan pemain dalam menendang bola agar tidak dapat dijangkau atau ditangkap kiper. Cara lain pemain sendiri yang mengiring bola dengan kecepatan yang disesuaikan sebelum menendang bola ke dalam gawang.


(30)

Dilihat dari perkenaan bagian kaki ke bola menurut Sucipto dkk (1999:17) teknik menendang dibagi beberapa macam yaitu: "Menendang dengan kaki bagian dalam (inside), kaki bagian luar (outside), punggung kaki (instep) dan punggung kaki bagian dalam (inside of the instep)."

a. Menendang dengan kaki bagian dalam (inside)

Gambar 2. Menendang bola dengan kaki bagian dalam Diadopsi dari http://ryosoul.wordpress.com

b. Menendang kaki bagian luar (outside),

Gambar 3. Menendang bola dengan kaki bagian luar Diadopsi dari http://ryosoul.wordpress.com


(31)

c. menendang punggung kaki (instep)

Gambar 4. Menendang dengan punggung kaki Diadopsi dari http://ryosoul.wordpress.com

2.7 Ketepatan ( accuracy )

2.7.1 Pengertian Ketepatan (Accuracy)

Suharno (1981: 32) menyatakan bahwa ketepatan adalah kemampuan seseorang untuk mengarahkan suatu gerak ke suatu sasaran sesuai dengan tujuannya. Dengan kata lain bahwa ketepatan adalah kesesuain antara kehendak (yang diinginkan) dan kenyataan (hasil) yang diperoleh terhadap sasaran (tujuan) tertentu. Ketepatan merupakan faktor yang diperlukan seseorang untuk mencapai target yang diinginkan. Ketepatan berhubungan dengan keinginan seseorang untuk memberi arah kepada sasaran dengan maksud dan tujuan tertentu

Dari pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa ketepatan adalah kemampuan dalam melakukan gerak ke arah sasaran tertentu dengan melibatkan beberapa faktor pendukung dan terkoordinasi dengan baik secara efektif dan efisien.

2.7.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ketepatan ( accuracy )

Ketepatan dipengaruhi oleh berbagai faktor baik internal maupun eksternal. Faktor internal adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam


(32)

diri subjek sehingga dapat dikontrol oleh subjek. Faktor eksternal dipengaruhi dari luar subjek, dan tidak dapat dikontrol oleh diri subjek. Menurut Suharno (1981: 32) faktor-faktor penentu baik tidaknya ketepatan (accuracy) adalah; (a) Koordinasi tinggi, (b) Besar kecilnya sasaran, (c) Ketajaman indera dan pengaturan saraf, (d) Jauh dekatnya sasaran, (e) Penguasaan teknik yang benar akan mempunyai sumbangan baik terhadap ketepatan mengarahkan gerakan, (f) Cepat lambatnya gerakan, (g) Feeling dan ketelitian, (h) Kuat lemahnya suatu gerakan. Dari uraian di atas dapat digolongkan antara faktor internal maupun faktor eksternal. Faktor internal antara lain koordinasi ketajaman indera, penguasaan teknik, cepat lambatnya gerakan, feeling dan ketelitian, serta kuat lemahnya suatu gerakan. Faktor internal dipengaruhi oleh keadaan subjek. Sedangkan faktor eksternal antara lain besar kecilnya sasaran dan jauh dekatnya jarak sasaran. Sukadiyanto (2002: 102-104)

mengemukakan ada beberapa faktor yang mempengaruhi ketepatan, antara lain: tingkat kesulitan, pengalaman, keterampilan sebelumnya, jenis keterampilan, perasaan, dan kemampuan mengantisipasi gerak. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang menentukan ketepatan adalah faktor yang berasal dari dalam diri seseorang (internal) dan faktor yang berasal dari luar diri seseorang (eksternal). Faktor internal antara lain keterampilan (koordinasi, kuat lemah gerakan, cepat lambatnya gerakan, penguasaan teknik,

kemampuan mengantisipasi gerak, perasaan (feeling), ketelitian, dan ketajaman indera). Sedangkan faktor eksternal antara lain tingkat


(33)

kesulitan (besar kecilnya sasaran, jarak), dan keadaan lingkungan. Agar seseorang memiliki ketepatan (accuracy) yang baik perlu diberikan latihan-latihan tertentu. Suharno (1981: 32) menyatakan bahwa latihan ketepatan mempunyai ciri-ciri, antara lain harus ada target tertentu untuk sasaran gerak, kecermatan atau ketelitian gerak sangat menonjol

kelihatan dalam gerak (ketenangan), waktu dan frekuensi gerak tertentu sesuai dengan peraturan, adanya suatu penilaian dalam target dan latihan mengarahkan gerakan secara teratur dan terarah.

Menurut Suharno (1981: 32) cara-cara pengembangan ketepatan adalah sebagai berikut:

1. Frekuensi gerakan dan diulang-ulang agar otomatis.

2. Jarak sasaran mulai dari yang dekat kemudian dipersulit dengan menjauhkan jarak.

3. Gerakan dari yang lambat menuju yang cepat.

4. Setiap gerakan perlu adanya kecermatan dan ketelitian yang tinggi dari anak latih.

5. Sering diadakan penilaian dalam pertandingan-pertandingan percobaan maupun pertandingan resmi.

2.8 Kerangka Pikir

Berdasarkan uraian dari tinjauan pustaka di atas, dapat disusun kerangka pemikiran sebagai berikut :

Teknik menendang bola memiliki peranan penting dalam permainan sepakbola. Ketepatan menendang bola sangat mutlak digunakan untuk


(34)

mencetak gol. Ketepatan menendang bola kegawang dapat dicapai jika pemain menguasai teknik menendang bola dengan baik, dan untuk menguasai teknik menendang bola diperlukan latihan.

Untuk meningkatkan ketepatan menendang bola, dalam hal ini peneliti menggunakan model latihan dengan menggunakan bola ukuran 4 dan 5 dengan berbagai variasi latihan seperti seperti passing berpasangan, berkelompok, kucing-kucingan dan latihan shooting. Selanjutnya peneliti ingin mengetahui pengaruh dari model latihan dengan menggunakan bola tersebut terhadap ketepatan menendang bola ke arah gawang.

2.9 Hipotesis

Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap

permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang dikumpulkan. Berdasarkan uraian diatas maka hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut :

H0 : Tidak ada pengaruh yang signifikan latihan dengan menggunakan bola ukuran 4 dan bola ukuran 5 terhadap tingkat ketepatan

menendang bola ke arah gawang.

H1 : Ada pengaruh yang signifikan latihan dengan menggunakan bola ukuran 4 terhadap tingkat ketepatan menendang bola ke arah gawang.

H2 : Ada pengaruh yang signifikan latihan dengan menggunakan bola ukuran 5 terhadap tingkat ketepatan menendang bola ke arah gawang.


(35)

H3 : Latihan dengan menggunakan bola ukuran 5 lebih signifikan dibandingkan latihan dengan menggunakan bola ukuran 4.


(36)

III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Metode dalam penelitian ini menggunakan metode eksperimen, dengan rancangan true exsperimental design yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh suatu variabel bebas (treatment) terhadap variabel terikat dengan cara memanipulasi variabel bebas untuk kemudian melihat efeknya pada variabel terikat.

Uhar Suharsaputra (2012:151) menjelaskan bahwa “metode eksperimen merupakan salah satu metode penelitian (inkuiri) dengan pendekatan

kuantitatif yang dipandang paling kuat dalam mengkaji berbagai gejala yang ada khususnya berkaitan dengan hubungan pengaruh suatu faktor/variabel terhadap faktor/variabel lainnya.”

Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa metode penelitian eksperimen merupakan bagian dari metode kuantitatif, dan memiliki ciri khas tersendiri dengan adanya perlakuan (treatment) yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas (treatment) terhadap variabel terikat.

Dalam penelitian ini akan dideskripsikan mengenai besarnya pengaruh variabel bebas (treatment) model latihan dengan menggunakan bola ukuran 4 dan 5 terhadap variabel terikat (Y) tingkat ketepatan menendang bola ke arah gawang.


(37)

3.2 Rancangan Penelitian

Rancangan dalam penelitian ini menggunakan: “Pretest dan Post test Disign”. Mengenai desain penelitian ini Arikunto (1997) Rancangan penelitian dapat digambarkan sebagai berikut:

Kelompok A X1 O1 X2 Kelompok B Y1 O2 Y2

Gambar 5. Rancangan penelitian

Keterangan:

Kelompok A = Latihan dengan menggunakan bola ukuran 4 Kelompok B = Latihan dengan menggunakan bola ukuran 5 X1 dan Y1 = Tes awal

X2 dan Y2 = Tes akhir

O1 = Kelompok latihan dengan menggunakan bola ukuran 4 O2 = Kelompok latihan dengan menggunakan bola ukuran 5

Pembagian kelompok di dasarkan pada tes awal menendang bola kearah gawang.Setelah hasil tes awal dirangking kemudian subjek yang memiliki prestasi setara dipasang-pasangkan kedalam kedua kelompok. Dengan demikian kedua kelompok tersebut sebelum diberi perlakuan merupakan kelompok yang sama. Apabila pada akhirnya terdapat suatu perbedaan, maka hal ini disebabkan adanya perlakuan yang diberikan.

Adapun pembagian kelompok dalam penelitian ini menggunakan ordinal pairing sebagai berikut:


(38)

1 2

4 3

5 6

8 7

9 dst.

Gambar 6. Pembagian kelompok.

Adapun langkah-langkah penelitian penulis deksripsikan sebagai berikut :

Gambar 7. Langkah-langkah penelitian populasi

sampel

Tes awal

Latihan dengan menggunakan bola 4 Latihan dengan menggunakan bola 5

Tes akhir

Analisis data


(39)

3.3 Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek/objek yang akan diteliti, meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subjek atau objek itu sendiri. Uhar Suharsaputra (2012:115) mendefinisikan bahwa: “populasi

merupakan langkah yang sangat penting, dari sini dapat tergambar bagaimana keadaan populasi, sub-sub unit populasi, karakteristik umum populasi serta keluasaan dari populasi tersebut.”

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa yang mengikuti eksrtakulikuler sepakbola SD Negeri Way Panas tahun 2013/2014, yang berjumlah 24 siswa.

2. Sampel

Penetapan sampel dalam penelitian ini mengacu pendapat Suharsimi Arikunto (1997:120), yaitu:

Untuk sekedar ancer-ancer maka apabila obyek kurang dari 100, maka lebih baik diambil semua, sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah subyeknya besar dapat diambil antara 10% sampai 15% atau 20% sampai 25% atau lebih.

Seluruh populasi yang ada dalam penelitian ini berjumlah 40 siswa, yang berarti kurang dari 100 sisiwa. Berdasarkan pendapat tersebut, maka seluruh anggota populasi harus diambil. Dengan demikian teknik pengambilan sampel atau teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah total sampling.


(40)

3.4 Variabel Penelitian

Dalam konsep penelitian eksperimen yang digunakan terdapat satu variabel bebas (independen) dan satu variabel terikat (dependen)

1. Variabel bebas (independen) dalam penelitian ini adalah latihan dengan menggunakan bola ukuran 4 dan 5

2. Variabel terikat (dependen) dalam penelitian ini adalah ketepatan menendang bola ke arah gawang

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan tes. Adapun tes yang digunakan adalah tes ketepatan menendang bola ke gawang. Untuk mengukur hasil ketepatan menendang ke gawang alat yang digunakan antara lain:

1. Gawang 2. Bola kaki

3. Alat ukur (meteran) 4. Tali pembatas 5. Pluit

6. Alat tulis Pelaksanaan tes:

Pemain atau atlet berdiri dibelakang garis batas menendang bola disediakan 5 (lima) buah bola. Dengan ancang-ancang menembakan bola ke arah sasaran pada gawang, kesempatan menendang bola 2 kali. Skor pengambilan terbaik yang diambil datanya.


(41)

5

3 2 1 2 3

5

4 4

5 5

0,70 m 0,90 m 1,21 m 1,70 m 1,21 m 0,90 m 0,70 m

13 m

Gambar 8. Tes menendang bola ke gawang

Diadopsi dari buku materi pokok tes dan pengukuran ( Nurhasan : 1986)

3.6 Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini analisis data yang digunakan yaitu analisis statistik. Data yang dianalisis adalah data tes hasil menendang bola ke arah gawang. Setelah data terkumpul kemudian dilakukan pengolahan data. Sebelum dilakukan pengolahan atau analisis data penelitian, terlebih dahulu diadakan uji prasyarat analisis yang meliputi:

1,04 0,70


(42)

1. Uji Normalitas

Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan metode Liliefors dari Sudjana (2002:466). Prosedur pengujian normalitas sebagai berikut :

a. Pengamatan x1 ,x2… … … …xn dijadikan bilangan baku �1,�2… … … … �� dengan menggunakan rumus :

�� =�� − � �

(Sudjana, 2002: 466)

Keterangan:

�� = Variabel masing−masing sampel � = Rata−rata

�= Simpangan baku

b. Untuk tiap bilangan baku menggunakan daftar distribusi normal baku, kemudian dihitung peluang F Z1 = P Z≤ Zi .

c. Menghitung proporsi

Z1, Z2,…Znyang lebih kecil atau sama dengan Zi. jika proporsi dinyatakan S Zi .

makaS Zi =banyaknyaZ1, Z2,…Znyang≤Zi n

d. Hitung selisih F Zi −S Zi kemudian tentukan harga mutlaknya. Untuk menguji seberapa besar pengaruh yang diberikan kepada subyek penelitian setelah diberikan perlakuan diadakan uji beda.


(43)

2. Uji perbedaan dilakukan dengan teknik uji t dengan rumus sebagai berikut:

�= ��� � Keterangan :

t = nilai kritis untuk uji signifikasi beda � = rata-rata beda

SB = simpangan baku beda n = jumlah sampel

untuk uji t kriteria pengujiannya adalah tolak hipotesis, jika -t1 –1/2α ≤ t ≤ t1-1/2α. Untuk harga lainnya Ho ditolak, distribusi t pada tingkat kepercayaan atau taraf signifikasi α = 0.05 dengan harga t = 0,975 dengan derajat kebebasan (dk) = n – 1. Untuk lebih jelasnya lagi

mengenai uji hipotesis nol (Ho), hipotesis statistika dirumuskan sebagai berikut :

H0 : � = 0

HA : � ≠ 0

3. Uji satu pihak menggunakan rumus :

�2 = �1 −1 �1 2− �

2 −1 �22 �1+ �2−2


(44)

�= � 1− � 2 �12

�1+ �22 �2 Keterangan :

S : Simpangan baku

n1 :Jumlah sampel kelompok 1 n2 : jumlah sampel kelompok 2 � 1: Rata – rata kelompok 1 � 2: Rata – rata kelompok 2

Untuk uji t kriteria pengujian adalah tolak hipotesis, jika t > t1–α untuk harga lainnya Ho ditolak, distribusi t pada tingkat kepercayaan atau taraf signifikasi α = 0,05 dengan harga t = 0,95 dan derajat kebebasan (dk) = (n1+n2-2).


(45)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pengolahan data, maka kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Latihan dengan menggunakan bola ukuran 4 memberikan pengaruh yang signifikan terhadap tingkat ketepatan menendang bola ke arah gawang. 2. Latihan dengan menggunakan bola ukuran 5 memberikan pengaruh yang

signifikan terhadap tingkat ketepatan menendang bola ke arah gawang. 3. Latihan dengan menggunakan bola ukuran 5 memberikan peningkatan

yang lebih signifikan daripada latihan dengan menggunakan bola ukuran 4 terhadap tingkat ketepatan menendang bola ke arah gawang.

5.2 Saran

Saran-saran yang dapat penulis kemukakan berdasarkan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagi para pembina, pelatih, dan guru pendidikan jasmani dalam proses pembinaan pemain khususnya ketepatan menendang bola pada anak usia dini, hendaknya alat dan metode latihan disesuaikan dengan karakter anak dan menggunakan bola ukuran 5 dikarenakan latihan dengan


(46)

menggunakan bola ukuran 5 memberikan pengaruh lebih signifikan dibandingkan dengan bola ukuran 4 terhadap tingkat ketepatan menendang bola ke arah gawang pada siswa yang mengikuti ekstrakulikuler sepakbola SD Negeri Way Panas.

2. Bagi peneliti lanjut yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan penulis sebaiknya diadakan penelitian lebih lanjut dengan jumlah sampel dan populasi yang lebih besar pada tingkat SMP dan SMA dengan

memodifikasi alat bermain (bola) dan dengan kajian yang lebih mendalam yang hasilnya dapat diterapkan dalam dunia pendidikan ataupun


(47)

Daftar Pustaka

Arikunto, Suharsimi.1997. Prosedur Penelitian. Jakarta:Rineka Cipta Bahagia, Yoyo .2010. Modifikasi pembelajaran pendidikan jasmani

http://file.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._PEND._OLAHRAGA/1949031 61972111YOYO_BAHAGIA/MODUL_FASILITAS_%26_P_P_(MOD UL)/M-4.pdf . Diakses Tanggal 28 Maret 2013 Jam 15:25.

FIFA. 2008. Laws Of The Game. Jakarta: PSSI

Giriwijoyo, H.Y.S. Santosa. 2012. Ilmu Faal Olahraga, Fungsi Tubuh Manusia Pada Olahraga Untuk Kesehatan dan Prestasi, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Harsono. 1988. Coaching dan Aspek-aspek Psikologis Dalam Coaching. Jakarta: CV Tambak Kusuma.

Harsono.2004. Perencanaan Program Latihan Edisi Kedua. Bandung: FPOK UPI Bandung.

http:// ryosoul.wordpress.com. Diakses Tanggal 28 maret 2013 jam 20:29 Kosasih, Engkos. 1993. Olahraga Teknik dan Program Latihan. Jakarta AKA Press Lutan, Rusli. 2000. Asas-asas Pendidikan Jasmani Pendekatan Pendidikan

Gerak di Sekolah Dasar. Jakarta: Direktorat Jenderal Olahraga, Depdiknas.

Nurhasan. 1986. Buku Materi Pokok Tes dan Pengukuran. Jakarta: UT Scheunemann, Timo. 2012. Kurikulum dan Pedoman Dasar Sepakbola

Indonesia. Jakarta. PSSI

Sucipto. 2000 . Sepakbola. Jakarta: Depdiknas.

Sucipto, et.al.1999. Sepak Bola. Jakarta: Depdikbud. Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah. Bagian Proyek Penataran Guru SLTP Setara D-III Tahun1999/2000.


(48)

Terbuka.

Sukadiyanto.2011. Pengantar Teori dan Metodologi Melatih Fisik. Bandung: CV. Lubuk Agung

Sukadiyanto. 2002. Teori dan metodologi melatih fisik petenis. Yogyakarta: Fakultas Ilmu Keolahragaan UNY.

Suharsaputra, Uhar. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Tindakan.Bandung: PT Refika Aditama.


(49)

(50)

(51)

(1)

48

menggunakan bola ukuran 5 memberikan pengaruh lebih signifikan dibandingkan dengan bola ukuran 4 terhadap tingkat ketepatan menendang bola ke arah gawang pada siswa yang mengikuti ekstrakulikuler sepakbola SD Negeri Way Panas.

2. Bagi peneliti lanjut yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan penulis sebaiknya diadakan penelitian lebih lanjut dengan jumlah sampel dan populasi yang lebih besar pada tingkat SMP dan SMA dengan

memodifikasi alat bermain (bola) dan dengan kajian yang lebih mendalam yang hasilnya dapat diterapkan dalam dunia pendidikan ataupun


(2)

Daftar Pustaka

Arikunto, Suharsimi.1997. Prosedur Penelitian. Jakarta:Rineka Cipta Bahagia, Yoyo .2010. Modifikasi pembelajaran pendidikan jasmani

http://file.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._PEND._OLAHRAGA/1949031 61972111YOYO_BAHAGIA/MODUL_FASILITAS_%26_P_P_(MOD UL)/M-4.pdf . Diakses Tanggal 28 Maret 2013 Jam 15:25.

FIFA. 2008. Laws Of The Game. Jakarta: PSSI

Giriwijoyo, H.Y.S. Santosa. 2012. Ilmu Faal Olahraga, Fungsi Tubuh Manusia Pada Olahraga Untuk Kesehatan dan Prestasi, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Harsono. 1988. Coaching dan Aspek-aspek Psikologis Dalam Coaching. Jakarta: CV Tambak Kusuma.

Harsono.2004. Perencanaan Program Latihan Edisi Kedua. Bandung: FPOK UPI Bandung.

http:// ryosoul.wordpress.com. Diakses Tanggal 28 maret 2013 jam 20:29 Kosasih, Engkos. 1993. Olahraga Teknik dan Program Latihan. Jakarta AKA Press Lutan, Rusli. 2000. Asas-asas Pendidikan Jasmani Pendekatan Pendidikan

Gerak di Sekolah Dasar. Jakarta: Direktorat Jenderal Olahraga, Depdiknas.

Nurhasan. 1986. Buku Materi Pokok Tes dan Pengukuran. Jakarta: UT Scheunemann, Timo. 2012. Kurikulum dan Pedoman Dasar Sepakbola

Indonesia. Jakarta. PSSI

Sucipto. 2000 . Sepakbola. Jakarta: Depdiknas.

Sucipto, et.al.1999. Sepak Bola. Jakarta: Depdikbud. Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah. Bagian Proyek Penataran Guru SLTP Setara D-III Tahun1999/2000.


(3)

Suharno. 1981. Ilmu Coching Umum. Yogyakarta: IKIP Yogyakarta.

Soekatamsi.1995. Permainan Besar 1 (Sepak Bola). Jakarta: Universitas Terbuka.

Sukadiyanto.2011. Pengantar Teori dan Metodologi Melatih Fisik. Bandung: CV. Lubuk Agung

Sukadiyanto. 2002. Teori dan metodologi melatih fisik petenis. Yogyakarta: Fakultas Ilmu Keolahragaan UNY.

Suharsaputra, Uhar. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Tindakan.Bandung: PT Refika Aditama.


(4)

(5)

(6)

Dokumen yang terkait

PENGARUH LATIHAN KOORDINASI TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA PADA SISWA EKSTRAKURIKULER SEPAKBOLA DI SMA NEGERI 9 BANDAR LAMPUNG

0 11 15

EFEKTIFITAS MENGAJAR METODE BAGIAN DALAM PROSES HASIL BELAJAR MENENDANG BOLA KE GAWANG PADA SISWA KELAS II SD NEGERI 1 PRINGSEWU UTARA TAHUN 2011

0 9 35

PERBANDINGAN METODE DEMONSTRASI DAN METODE KOMANDO TERHADAP KEMAMPUAN MENENDANG BOLA DALAM PERMAINAN SEPAK BOLA PADA SISWA KELAS VIII BELAMBANGAN UMPU TAHUN PELAJARAN 2011/2012

1 17 48

PERBANDINGAN LATIHAN DENGAN MENGGUNAKAN BOLA UKURAN 4 DAN 5 TERHADAP KETEPATAN MENENDANG BOLA KE ARAH GAWANG PADA EKSTRAKULIKULER SEPAKBOLA SD NEGERI WAY PANAS TAHUN AJARAN 2013/2014

0 30 51

PERBANDINGAN MODEL PENDEKATAN TAKTIS DAN TEKNIS TERHADAP KETEPATAN HASIL PUKULAN BOLA DALAM PERMAINAN KASTI PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 PURWODADI TANGGAMUS

2 46 75

HUBUNGAN ANTARA KELENTUKAN TUBUH DAN KECEPATAN REAKSI DENGAN KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA PADA PERMAINAN SEPAKBOLA SISWA EKSTRAKULIKULER SMK YADIKA BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 2015

0 3 52

MODEL LATIHAN SHOOTING KE GAWANG PADA MAHASISWA UKM SEPAK BOLA IKIP-PGRI PONTIANAK

0 8 10

PENGARUH LATIHAN MENGGIRING BOLA MENGGUNAKAN BOLA BERBEDA DITINJAU DARI KOORDINASI MATA-KAKI TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA

1 1 10

PENGARUH LATIHAN KOORDINASI MATA KAKI TERHADAP KEMAMPUAN KETEPATAN SHOOTING PADA MAHASISWA UKM SEPAK BOLA PUTRA

0 1 8

PENINGKATAN PEMBELAJARAN MENGGIRING BOLA DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA MENGGUNAKAN MODIFIKASI BOLA PLASTIK

0 1 11