11
pewacanaan tema, sebagai tempat mengekspresikan serta sebagai tempat untuk mengapresiasi karya, baik dari sumber pembuatan karya hingga hasil akhir dari
karya tersebut, ruang publik menunjukkan keterlibatannya secara langsung ataupun tidak langsung. Seperti yang diketahui bahwa lembaga-lembaga seni rupa
merupakan bagian dari ruang publik, seperti galeri dan museum. Lembaga-lembaga tersebut berperan untuk menampilkan karya-karya para seniman yang selanjutnya
dinikmati, diapresiasi dan dikritisi oleh para penikmat karya seni. Selain lembaga-lembaga formal seperti galeri dan museum, saat ini banyak
sekali seniman yang menamai dirinya sebagai street artists atau seniman yang lebih sering memamerkan karya-karyanya di ruang publik. Mereka tidak menghiraukan
prosedur birokrasi yang berbelit-belit untuk mengadakan sebuah pameran di institusi formal. Mereka ingin lebih dekat dengan audiens yang secara tidak
langsung lebih beragam apabila dibandingkan dengan audiens yang datang ke galeri dan museum. Fenomena-fenomena tersebut yang saat ini semakin menunjukkan
keterlibatan ruang publik dalam lingkup seni rupa. Semakin banyaknya karya seni yang dipajang di ruang publik menunjukkan bahwa pembuatan karya-karya
tersebut bertujuan untuk membuat ruang dialog secara langsung antara seniman dan masyarakat.
E. Semiotika
Semiotika pada dasarnya merupakan sebuah studi atas kode-kode atau sistem apa pun yang memungkinkan untuk memandang entitas-entitas tertentu sebagai
tanda-tanda atau sebagai sesuatu yang bermakna. Cabang ilmu ini awalnya berkembang dalam bidang bahasa dan filsafat, kemudian berkembang dalam bidang
12
desain dan seni rupa. Seperti yang dinyatakan oleh Sumbo Tinarbuko 2009: 16 bahwa semiotika adalah
... ilmu yang mempelajari tanda. Tanda-tanda tersebut menyampaikan suatu informasi sehingga bersifat komunikatif. Ia mampu menggantikan sesuatu
yang lain yang dapat dipikirkan atau dibayangkan. Cabang ilmu ini semula berkembang dalam bidang bahasa, kemudian dikembangkan pula dalam
bidang seni rupa dan disain komunikasi visual. Semiotika menurut Berger memiliki dua tokoh, yakni Ferdinand de Saussure
1857-1913 dan Charles Sanders Peirce 1839-1914. Kedua tokoh tersebut mengembangkan ilmu semiotika secara terpisah dan tidak mengenal satu sama lain.
Saussure di Eropa dan Peirce di Amerika Serikat. Latar belakang keilmuan Saussure adalah linguistik, sedangkan Peirce adalah filsafat.
Charles Sanders Peirce menglasifikasikan tanda-tanda dengan lebih sederhana. Pembedaan tipe-tipe tanda meliputi ikon, indeks dan simbol berdasarkan
relasi dengan representamen dan objeknya. Kris Budiman 2011: 20-21 menjelaskan ikon, indeks dan simbol seperti di bawah ini
1. Ikon
Ikon adalah tanda yang mengandung kemiripan visual dengan obyek yang diwakilinya, dapat pula dikatakan bahwa ikon adalah tanda yang memiliki
ciri-ciri yang sama dengan apa yang dimaksudkan. Hubungan antara representamen dan obyeknya terwujud sebagai “kesamaan dalam
beberapa kualitas”.
Gambar V: Rambu Petugas Galian
Sumber: Kumpulan Soal-Jawab Teori SIM, 1990