Hubungan Bintang Y, wye Hubungan Segitiga

Dengan tidak adanya titik netral, maka besarnya tegangan saluran dihitung antar fase, karena tegangan saluran dan tegangan fasa mempunyai besar magnitude yang sama, maka: V line = V fase Tetapi arus saluran dan arus fasa tidak sama dan hubungan antara kedua arus tersebut dapat diperoleh dengan menggunakan hukum kirchoff, sehingga: I line = akar 3 I fase = 1,73I fase Warna kabel dalam sistem 3 fasa menurut PUIL 2000 1. Fase Satu : L1 R : merah 2. Fase dua : L2 S : kuning 3. Fase tiga : L3 T : hitam 4. Penghantar netral : N : biru 5. Penghantar pembumian : PE : loreng hijau-kuning Nilai tegangan dalam sistem 3 fasa Ada 2 macam tegangan yang perlu diketahui dalam sistem 3 fasa, yaitu:  Tegangan 1 fasa, yaitu tegangan salah satu fasa dengan nol adalah 220 volt. Contohnya: R – N = 220V S – N = 220V T – N = 220V  Tegangan antar fasa, yaitu tegangan fasa satu dengan fasa yang lain, nilainya 380 volt yang berasal dari 220 volt dikali . Contohnya: R – S = 380V S – T = 380V T – R = 380V Hubungan tegangan fasa dengan tegangan line Hubungan bintang 1. atau 2. Hubungan segitiga 1. 2. 3. atau

B. KEUNTUNGAN INSTALASI PENERANGAN 3 FASA

Jumlah alat-alat rumah tangga yang menggunakan listrik, semakin hari semakin bertambah. Karena itu kebutuhan akan tenaga listrik untuk keperluan rumah tangga juga semakin meningkat. Kalau daya yang diperlukan untuk suatu instalasi cukup besar, penggunaan sambungan fasa tiga akan lebih menguntungkan daripada sambungan fasa saru. Misalkan untuk suatu instalasi diperlukan 11 kVA. Kalau digunakan sambungan fasa satu dengan tegangan 220V, arusnya akan sama dengan: Kalau digunakan sambungan fasa tiga dengan tegangan 220 380V, arus fasanya akan sama dengan: Gambar 5. Perbandingan sistem sambungan 1 fasa dengan 3 fasa Kalau untuk hantaran hubungannya yaitu hantaran yang menghubungkan alat ukur PLN dengan perlengkapan hubung bagi utama konsumen digunakan NYA dalam pipa, maka untuk sambungan fasa satu akan diperlukan NYA 16 mm 2 lihat tabel. Untuk sambungan fasa tiga sebetulnya NYA 2,5 mm 2 sudah mencukupi, tetapi menurut PUIL untuk hantaran hubung harus digunakan hantaran dengan luas penampang penghantar sekurang-kurangnya 4 mm 2 . Untuk sambungan fasa tiga diperlukan empat urat, untuk sambungan fasa satu hanya dua lihat Gambar 5. Tetapi hantaran yang diperlukan untuk sambungan fasa tiga jauh lebih ringan daripada yang diperlukan untuk sambungan fasa satu. Juga perlengkapan lainnya, misalnya perlengkapan hubung baginya, bisa lebih ringan. Menurut syarat-syarat penyambungan PLN, untuk sambungan rumah yang memerlukan lebih dari 20 A jadi lebih dari 4,4 kVA untuk 220 V, harus digunakan sambungan fasa tiga.

C. LUAS PENAMPANG KABEL

Dalam PUIL 2000 telah diatur terkait persyaratan luas penampang penghantar antara lain 1. Semua penghantar yang digunakan harus dibuat dari bahan yang memenuhi syarat, sesuai dengan tujuan penggunaannya, serta telah diperiksa dan diuji menurut standar penghantar yang dikeluarkan atau diakui oleh instansi yang berwenang. 2. Ukuran penghantar dinyatakan dalam ukuran luas penampang penghantar intinya dan satuannya dinyatakan dalam mm 2

3. Pembebanan terus menerus kabel instalasi dengan isolasi tunggal

Kabel instalasi inti tunggal berisolasi PVC yang dimaksud dalam Tabel 7.1-3 baris 1 sampai dengan baris 5, tidak diperbolehkan dibebani arus melebihi Kuat Hantar Arus KHA yang tercantum pada Tabel 7.3-1, untuk masing-masing luas penampang nominal serta jenis penghantar tembaga