9
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teoritis
1. Persepsi Mahasiswa mengenai Perilaku Tidak Etis Akuntan
a. Persepsi
Persepsi menurut Arfan 2011 : 93 adalah bagaimana orang-orang melihat atau menginterpretasikan suatu peristiwa objek serta manusia.
Persepsi merupakan proses dimana seseorang memilih, berusaha dan menginterpretasikan rangsangan ke dalam suatu gambaran yang terpadu
dan penuh arti. Dalam lingkup yang lebih luas, Persepsi merupakan suatu proses yang melibatkan pengetahuan-pengetahuan sebelumnya dalam
memperoleh dan menginterpretasikan stimulus yang ditunjukkan oleh pancaindra. Persepsi merupakan kombinasi antara faktor utama dunia
luar stimulus visual dan diri manusia itu sendiri pengetahuan- pengetahuan sebelumnya. Persepsi juga merupakan pengalaman tentang
objek-objek atau
hubungan-hubungan yang
diperoleh dengan
menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI, persepsi adalah
tanggapan penerimaan langsung dari sesuatu. Proses seseorang mengetahui beberapa hal melalui pancaindranya. Berdasarkan penjelasan
di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa Persepsi merupakan sikap atau
tanggapan yang diberikan dalam merespon maupun menafsirkan sebuah peristiwa.
b. Etika dan Perkembangan Moral
Kamus Besar Bahasa Indonesia dalam Bertens, K 2013 : 4 menjelaskan etika dengan membedakan tiga arti, yaitu ilmu tentang apa
yang baik dan buruk, kumpulan azas atau nilai, dan nilai mengenai benar dan salah. Etika adalah ilmu pengetahuan mengenai kesusilaan moral.
Kesusilaan mengatur perilaku manusia serta masyarakat yang ada di dalamnya. Dengan demikian, etika adalah nilai atau norma yang
dijadikan pegangan oleh individu atau masyarakat dalam mengatur tingkah lakunya. Menurut Bertens, K 2013 : 13, etika dibagi dalam dua
kelompok besar, yaitu : 1
Etika Deskriptif Etika Deskriptif melukiskan tingkah laku moral dalam arti
luas, misalnya adat kebiasaan, anggapan-anggapan tentang baik dan buruk, tindakan-tindakan yang diperbolehkan. Etika Deskriptif
mempelajari moralitas yang terdapat pada individu-individu tertentu, dalam kebudayaan-kebudayaan atau subkultur-subkultur
tertentu, dalam suatu periode sejarah, dan sebagainya. 2
Etika Normatif Etika Normatif itu tidak deskriptif melainkan preskiptif
memerintahkan, tidak melukiskan melainkan menentukan benar tidaknya tingkah laku atau anggapan moral. Etika Normatif