Pembahasan HASIL DAN PEMBAHASAN

ortofosfat dan silika masih dapat mendukung pertumbuhan dalam kultur algae. Kebutuhan ortofosfat dan silika dalam kultur berturut-turut adalah 1,5 mgl dan 10,2 mgl FAO 1996.

B. Pembahasan

Konsentrasi amonia dalam air media mempunyai pola yang sama untuk semua perlakuan kecuali tanpa pupuk pada hari ke-7. Amonia pada air media tanpa pupuk pada hari ke-7 tidak mengalami peningkatan dan setelah hari ke-11 dilepaskan ke air media. Hal ini diduga karena pada zeocrete tanpa pupuk masih terdapat rongga-rongga yang kosong sehingga amonia masih bisa diserap sampai hari ke-7. Dengan melihat lepasan amonia sampai akhir pengukuran dapat diduga amonia masih akan dilepaskan dalam konsentrasi yang lebih besar dan akan diserap kembali pada hari berikutnya. Konsentrasi amonia berkisar antara 0,0951-0,6827 mgl. Hasil uji statistik menunjukkan substrat yang memberikan perbedaan terbesar terhadap konsentrasi amonia adalah zeocrete tanpa pupuk dan zeocrete rasio 30:1. Hal ini diduga disebabkan oleh adanya perbedaan penambahan konsentrasi N dalam substrat. Konsentrasi nitrat selama penelitian berkisar antara 0,3090-0,9143 mgl. Konsentrasi nitrat 0,9 hingga 3,5 mgl merupakan konsentrasi optimum untuk pertumbuhan algae Chu 1943, diacu dalam Andarias 1991. Hasil statistik menunjukkan substrat yang memberikan perbedaan terbesar terhadap konsentrasi nitrat adalah zeocrete tanpa pupuk dan zeocrete rasio 30:1. Hal ini diduga disebabkan perbedaan penambahan konsentrasi N dalam substrat. Nilai N total berkisar antara 0,4145-1,2976 mgl. Konsentrasi nitrogen menunjukkan kecenderungan peningkatan kadar nitrogen sampai akhir pengamatan Gambar 13. Kisaran nilai nitrogen tersebut berada dalam kondisi optimum bagi pertumbuhan algae. Hal ini sesuai dengan pernyataan Chu 1943, diacu dalam Andarias 1991 menyebutkan bahwa kisaran nitrogen optimum bagi pertumbuhan algae yaitu sebesar 0,9-3,5 mgl. Dari kandungan nitrogen sampai akhir pengamatan dapat diduga nitrogen masih akan dilepaskan dalam konsentrasi yang lebih besar dan akan diserap pada hari berikutnya. 0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0 1.2 1.4 1 3 5 7 9 11 13 15 Hari ke- N it roge n m g l Tanpa pupuk Rasio 10:1 Rasio 20:1 Rasio 30:1 Tabel 6. Kandungan nitrogen mgl setiap perlakuan selama penelitian Konsentrasi Nitrogen ppm Hari ke- Tanpa pupuk Rasio 10:1 Rasio 20:1 Rasio 30:1 1 0,5981 0,6451 0,6977 0,6464 3 0,5745 0,4433 0.6239 0,6143 5 0,4325 0,4327 0,4145 0,4941 7 0,7849 1,0761 0,9403 1,3026 9 0,9460 1,1111 1,1049 1,0206 11 0,9713 0,9814 1,2436 1,2876 13 0,6298 1,0182 0,7692 0,9946 15 1,1992 1,2732 1,1918 1,3058 Keterangan: Nilai nilai diperoleh dengan menjumlahkan konsentrasi amonia dan nitrat Gambar 13. Nitrogen rata-rata selama penelitian Konsentrasi ortofosfat yang berkisar antara 0,0058-0,0186 mgl menunjukkan bahwa lepasan ortofosfat mampu mendukung pertumbuhan algae khususnya dari kelas Bacillariophyceae, sesuai dengan pernyataan Moyle 1946 diacu dalam Andarias 1991 bahwa Bacillariophyceae akan dominan pada konsentrasi ortofosfat antara 0-0,02 mgl. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan konsentrasi ortofosfat antar perlakuan. Hal ini diduga karena penambahan konsentrasi P yang tetap pada tiap perlakuan. Dengan melihat pola lepasan orthofosfat sampai akhir pengamatan dapat diduga orthofosfat akan diserap dan kemudian dilepaskan lagi pada hari berikutnya. Konsentrasi silika berkisar antara 7,9080-62,7026 mgl juga menunjukkan bahwa lepasan silika sangat tinggi bahkan lebih besar dari konsentrasi yang ditambahkan dalam substrat zeocrete. Hal ini diduga berasal dari zeolit itu sendiri, karena penyusun utama dari zeolit adalah silika Suwardi 2002. Silika dibutuhkan algae terutama diatom Bacillariophyceae untuk pembentukan frustule dinding sel. Lepasan silika tersebut mampu mendukung pertumbuhan diatom, sesuai dengan Fogg 1975 bahwa diatom tidak akan berkembang dengan baik pada konsentrasi silika lebih kecil dari dari 0,5 mgl. Hasil uji statistik menunjukkan substrat yang memberikan perbedaan konsentrasi silika adalah zeocrete tanpa pupuk dan rasio 20:1 dengan rata-rata konsentrasi substrat tanpa pupuk paling tinggi. Hal ini diduga disebabkan adanya lepasan silika dari zeolit. Penyusun utama dari molekul zeolit adalah silika. Dengan melihat pola lepasan silika sampai akhir pengamatan dapat diduga silika akan diserap oleh substrat dan kemudian dilepaskan lagi pada hari berikutnya. Selama penelitian suhu air media berkisar antara 21,3-23,5 C. Kisaran suhu tersebut masih layak bagi pertumbuhan algae, hal ini didasarkan pernyataan Fogg 1975 bahwa suhu normal untuk kelayakan atau pertumbuhan algae berkisar dari 20-25 C. Effendi 2003 juga menyebutkan kisaran suhu yang optimum bagi pertumbuhan algae adalah 20-30 C. Nilai pH air media berkisar antara 7,5-8,0. Kisaran pH tersebut masih dapat ditolerir oleh algae hal ini didasarkan atas pernyataan Chapman dan Chapman 1973 bahwa kebanyakan algae dapat mentolerir pH dari 6,8-9,6. Kandungan oksigen terlarut selama penelitian berkisar antara 7,06-8,14 mgl. Kandungan oksigen terlarut selama penelitian tidak mengalami perubahan yang ekstrim. Salinitas air media berkisar antara 26,8-30,4 ‰. Kisaran salinitas tersebut ters ebut berada dalam batas tolerasi bagi pertumbuhan beberapa jenis algae. Phaeodactylum sp. bertoleransi terhadap kadar garam 20-70 ‰ dan mengalami pertumbuhan optimal pada kisaran 35 ‰. Kisaran salinitas untuk Chaetoceros sp. untuk mendukung pertumbuhan yang optimum adalah 25-40 ‰ Kurniastuty dan Isnansetyo 1995. Lepasan unsur hara pada tiap perlakuan menggambarkan adanya waktu tertentu yang menunjukkan unsur hara diserap oleh substrat zeocrete dan kemudian dilepaskan kembali ke air media pada waktu berikutnya. Hal ini diduga zeolit bahan pembentuk zeocrete mempunyai kemampuan untuk menyerap dan melepaskan ion-ion sesuai dengan keadaan lingkungannya. Bila di dalam air media tersedia unsur hara dalam jumlah yang banyak, maka zeolit akan menyerap unsur hara tersebut. Sebaliknya bila di dalam air media tersedia unsur hara dalam jumlah sedikit, zeolit akan melepaskannya kembali. Hal ini sesuai dengan Rahmawati dan Sutarti 1994 yang menyatakan bahwa zeolit mempunyai kemampuan untuk mendehidrasi bolak balik ion-ion. Hal ini sangat erat hubungannya dengan kemampuan zeolit sebagai penukar kation. Secara umum unsur hara lepasan substrat zeocrete meningkat di akhir penelitian. Diduga hal ini disebabkan zeolit tidak melepaskan unsur hara secara langsung setelah zeocrete dimasukkan dalam air media. Unsur hara dilepaskan perlahan-lahan sejalan dengan waktu. Dapat diduga lepasan unsur hara merupakan fungsi dari waktu. Sesuai dengan Suwardi 2002 yang menyatakan bahwa zeolit dapat mengikat dan menyimpan air dan pupuk sementara dan melepas kembali, dan berfungsi sebagai bahan penyedia lambat slow release agent yang mengatur pelepasan unsur hara dalam air. Unsur hara di lapisan mikrofilm pada substrat zeocrete mampu mendukung pertumbuhan algae perifitik. Pada kondisi air yang tidak mengalami gangguan stagnan algae akan dapat memanfaatkan unsur hara tersebut dengan optimal. Adanya pemanfaatan unsur hara oleh algae mengakibatkan unsur hara yang ada dalam air media tidak seimbang, sehingga substrat zeocrete diduga segera melepaskan unsur hara ke air media. Proses pemanfaatan dan pelepasan unsur hara akan berlangsung terus menerus hingga cadangan unsur hara dalam substrat habis dan tidak memadai lagi untuk mendukung pertumbuhan algae.

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Selama penelitian konsentrasi amonia berfluktuasi dengan kecenderungan meningkat sampai pengukuran terakhir, sedangkan nitrat berfluktuasi dengan kecenderungan meningkat sampai pengukuran terakhir untuk perlakuan tanpa pupuk, rasio 20:1, dan 30:1. Pada zeocrete 10:1, nitrat cenderung menurun sampai pengukuran terakhir. Silika cenderung menurun sampai pengukuran terakhir, sedangkan orthofosfat cenderung meningkat sampai pengukuran terakhir. Berdasarkan uji statistik terdapat perbedaan konsentrasi amonia, nitrat, dan silika di air media dari substrat yang mendapat tambahan pupuk dengan rasio N:P yang berbeda, sedangkan ortofosfat tidak menunjukkan perbedaan lepasan. Selama penelitian lepasan amonia, nitrat, dan silika dari zeocrete dapat berperan sebagai unsur hara sediaan biologis yang mendukung pertumbuhan algae. Kondisi lingkungan suhu, salinitas, pH, dan kandungan oksigen selama penelitian tidak terjadi kenaikan dan penurunan secara ekstrim dan masih berada dalam kisaran yang normal untuk mendukung berlangsungnya proses pelepasan dan pengikatan unsur hara. Kondisi tersebut masih berada dalam kisaran yang sesuai untuk mendukung pertumbuhan algae.

B. Saran

Untuk mengetahui kemampuan nutrien hasil lepasan zeocrete hasil penelitian ini perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan algae perifitik sebagai organisme uji untuk mengetahui pemanfaatan nutrien oleh algae.