Keabsahan Data METODE PENELITIAN

H. Keabsahan Data

Keabsahan data sangat mendukung dalam menentukan hasil akhir penelitian. Oleh karena itu penelitian ini juga melalui teknik untuk memeriksa keabsahan data yaitu dengan menggunakan teknik triangulasi. Tehnik triangulasi data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah tehnik triangulasi berdasarkan sumber. Peneliti membandingkan dan mengecek balik kebenaran data melalui waktu dan alat yang berbeda. Peneliti melakukan pembandingan dan pengecekan dengan cara: 1 Membandingkan data hasil wawancara dengan data hasil pengamatan. Data hasil wawancara dengan salah satu subyek penelitian menginformasikan bahwa ketika prosesi perayaan Saparan warga meletakkan tumpeng kecil di setiap sudut desa. Namun dari pengamatan peneliti, hanya terdapat sebuah tumpeng kecil yang diletakkan ditengah-tengah pertigaan jalan desa. Data dari pengamatan peneliti lebih absah, karena subyek penelitian tersebut ketika perayaan Saparan tiba hanya diam di dalam rumah untuk menyambut para tamu yang datang berkunjung. 2 Membandingkan data yang didapat dari hasil wawancara kepada subjek terhadap subjek yang lain. Data hasil wawancara dengan seorang subyek penelitian mengungkapkan bahwa Saparan di desa Sumberejo berlangsung hanya pada hari rabu kliwon dan kamis kliwon. Namun subyek berikutnya mengungkapkan bahwa Saparan di desa Sumberejo berlangsung hanya pada hari rabu legi dan kamis kliwon. Peneliti segera menanyakan ulang pertanyaan yang sama kepada subyek kedua tersebut, yang akhirnya subyek kedua menyadari kekeliruannya. Untuk lebih mendapatkan data yang absah, peneliti menanyakan waktu pelaksanaan Saparan tersebut kepada setiap subyek yang diteliti. Para subyek memberikan informasi yang sama, yaitu Saparan hanya berlangsung pada hari rabu kliwon dan kamis kliwon. Sehingga data absah yang diterima adalah bahwa di desa Sumberejo, Saparan hanya berangsung pada hari rabu kliwon dan kamis kliwon pada bulan Sapar. 3 Membandingkan data yang diperoleh dari subjek dan informan. Peneliti mendapatkan data mengenai proses pelaksanaan Saparan dari seorang informan. Informan tersebut mengungkapkan bahwa masyarakat tunduk terhadap aturan pelarangan yang dulu pernah diberikan oleh bapak Camat. Sedangkan empat subyek penelitian telah diwawancarai peneliti dengan pertanyaan yang sama. Data yang didapat dari subyek penelitian berbeda dengan data dari informan. Para subyek penelitian mengungkapkan bahwa bapak Camat ketika itu memang memberikan pelarangan mengenai Saparan. Namun pelarangan itu adalah pelarangan bersikap boros dalam merayakan Saparan. Sehingga pada tahun-tahun tersebut masyarakat desa Sumberejo masih tetap melaksanakan Saparan namun dalam konteks yang lebih sederhana. Tanpa perayaan yang berlebihan. Peneliti melihat data dari para subyek penelitian lebih absah, karena para subyek penelitian adalah orang-orang yang selalu melaksanakan Saparan dari tahun ke tahun sejak masa muda mereka di desa Sumberejo. 40

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN