Validitas butir soal Reliabilitas Tingkat Kesukaran Soal Daya Pembeda Soal

32 q p S M M r t t p Pbis − =

1. Validitas butir soal

Untuk menghitung validitas butir soal digunakan rumus: Keterangan : r pbis = Koefisien korelasi. M p = Rata-rata skor total yang menjawab benar pada butir soal. M t = Rata-rata skor total. S t = Simapangan baku skor total. p = Proporsi siswa yang menjawab benar setiap butir soal. q = Proporsi siswa yang menjawab salah setiap butir soal. Setelah diperoleh harga r pbis , selanjutnya harga ini dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf signifikan 5. Apabila harga r pbis r tabel maka soal dikatakan valid.

2. Reliabilitas

Untuk menghitung reliabilitas butir soal digunakan rumus: ⎟ ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎜ ⎝ ⎛ − ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ − = ∑ t t V pq V k k r 1 11 Arikunto, 2002: 163 Keterangan: = 11 r Reliabilitas instrumen = k Banyaknya butir soal = t V Varians total p = Proporsi siswa yang menjawab benar setiap butir soal. Suherman, 1990: 163 33 q = Proporsi siswa yang menjawab salah setiap butir soal. Σpq= jumlah dari pq

3. Tingkat Kesukaran Soal

Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sulit. Untuk mengetahui tingkat kesukaran suatu soal rumus yang digunakan adalah : B A B A JS JS JB JB IK + + = Keterangan : IK = Indeks kesukaran JB A = Jumlah yang benar pada butir soal pada kelompok atas JB B = Jumlah yang benar pada butir soal pada kelompok bawah JS A = Jumlah siswa pada kelompok atas JS B = Jumlah siswa pada kelompok bawah Kriteria : IK = 0,00 – 0,30 : soal sukar IK = 0,31 – 0,70 : soal sedang IK = 0,71 – 1,00 : soal mudah

4. Daya Pembeda Soal

Rumus yang digunakan untuk menghitung daya pembeda soal dari alat ukur ini adalah : A B A JS JB JB DP − = Keterangan : DP = Daya pembeda soal JB A = Jumlah yang benar pada butir soal pada kelompok atas Suherman,1990: 112 Suherman,1990: 201 34 JB B = Jumlah yang benar pada butir soal pada kelompok bawah JS A = Jumlah siswa pada kelompok atas Klasifikasi daya pembeda soal adalah : D = 0,00 – 0,20 : jelek D = 0,20 – 0,40 : cukup D = 0,41 – 0,70 : baik D = 0,71 – 1,00 : baik sekali D = negatif: soal tidak baik dan harus dibuang

G. Metode Analisis Data

Dokumen yang terkait

Pengaruh Emotional Spiritual Quotient (ESQ), Locus of Control (LOC), Time Budget Pressure, Moralitas Auditor dan Komitmen Profesional Terhadap Kualitas Audit (Studi Kasus pada Inspektorat Kabupaten Dairi)

16 78 172

ENGARUH INTELLIGENCE QUOTIENT (IQ), EMOTIONAL QUOTIENT (EQ), DAN SPIRITUAL QUOTIENT (SQ) TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN LOGIKA KELAS XI SMA NEGERI 4 TUBAN TAHUN PELAJARAN 2008/2009

0 10 18

FUNGSI MUSIK DALAM KEGIATAN TRAINING ESQ 165 SEMARANG UNTUK MENINGKATKAN SPIRITUAL QUOTIENT PESERTA

0 9 126

Efektivitas CD Interaktif sebagai Media Pembelajaran Kimia Pokok Bahasan Tata Nama Senyawa dan Persamaan Reaksi Sederhana Kelas X Semester I SMA Teuku Umar Semarang Tahun Pelajaran 20052006

0 12 101

HUBUNGAN ANTARA EMOTIONAL SPIRITUAL QUOTIENT (ESQ) DAN ALTRUISME PADA MAHASISWA KEPERAWATAN UMY

0 5 97

PENDIDIKAN BERBASIS EMOTIONAL SPIRITUAL QUOTIENT (ESQ)

0 3 105

PENGARUH PELATIHAN EMOTIONAL SPIRITUAL QUOTIENT (ESQ) TERHADAP KECERDASAN EMOSIONAL PADA MAHASISWA.

1 1 120

Penerapan Metode SQ3R dalam Pembelajaran Kooperatif untuk Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Pokok Bahasan Tata Surya pada Siswa Kelas VII SMPN 1 Tirto Pekalongan Tahun Ajaran 2006/2007.

0 0 75

Pembelajaran Fisika Berwawasan ESQ (Emotional Spiritual Quotient) Pada Pokok Bahasan Tata Surya Kelas X Semester 1 SMA Islam Hidayatullah Semarang Tahun Ajaran 2005/2006 untuk Meningkatkan Wawasan Keagamaan Siswa.

0 0 1

PENGEMBANGAN PAKET POLA BIMBINGAN PENINGKATAN EMOTIONAL SPIRITUAL QUOTIENT (ESQ) ANAK.

0 0 111