Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Self Disclosure

✗✘

6. Tahapan Self Disclosure

Self disclosure melibatkan konsekuensi positif dan negatif. Keputusan untuk mengungkapkan diri bersifat individual dan didasarkan pada beberapa pertimbangan. Adapun tahapan dalam melakukan pengungkapan diri adalah sebagai berikut : a. Pertimbangan akan motivasi melakukan pengungkapan diri. Setiap pengungkapan diri ditimbulkan oleh motivasi yang berbeda- beda pada setiap individu. Penggungkapan diri sebaiknya didorong oleh pertimbangan dan perhatian yang ada terhadap hubungan yang dijalani oleh individu, terhadap orang lain yang berada disekeliling individu dan terhadap diri sendiri. Pengungkapan diri sebaiknya berguna bagi semua orang yang terlibat. b. Pertimbangan pantas atau tidaknya pengungkapan diri. Pengungkapan diri sebaiknya sesuai dengan konteks dan hubungan yang terjalin antara pembicara dan pendengar. Individu harus memperhatikan waktu dan tempat yang tepat untuk mengungkapkan diri. Pendengar yang dipilih biasanya adalah orang yang memiliki hubungan yang dekat dengan individu. Penting untuk dipertimbangkan apakah pendengar mau mendengarkan pengungkapan diri individu. Apakah pendengar dapat mengerti hal yang diungkapkan oleh individu. “Menurut Devito Dayakisni Hudaniah, 2003 jika pendengar merupakan orang yang menyenangkan dan membuat individu merasa nyaman serta dapat membangkitkan semangat maka kemungkinan untuk membuka diri akan semakin besar. ✙✚ Sebaliknya, individu akan menutup diri pada orang-orang tertentu karena merasa kurang percaya.” c. Pertimbangan akan respon yang terbuka dan jujur. Pengungkapan diri sebaiknya dilakukan di lingkungan yang mendukung adanya respon yang jujur dan terbuka. Hindari pengungkapan diri jika pendengar berada sedang terburu-buru atau ketika mereka berada pada situasi yang tidak memungkinkan adanya respon yang jujur dan terbuka. d. Pertimbangan akan kejelasan dari pengungkapan diri. Tujuan dari pengungkapan diri adalah untuk menginformasikan bukan membuat orang lain kebingungan. Seringkali individu hanya mengungkapkan informasi yang tidak lengkap yang membingungkan pendengar. Sebaiknya individu mempertimbangkan informasi apa yang hendak diungkapkan, dan mempersiapkan diri pada konsekuensi untuk mengungkapkan diri lebih dalam lagi supaya pendengar dapat mengerti. e. Pertimbangan kemungkinan pengungkapan diri pendengar. Selama mengungkapkan diri, berikan pendengar kesempatan untuk mengungkapkan dirinya. Raven Rubin Dayakisni Hudaniah, 2003 menyatakan bila individu menceritakan sesuatu yang bersifat pribadi, pendengar akan cenderung memberikan reaksi yang sepadan. Pada umumnya individu mengharapkan orang lain memperlakukannya sama seperti individu memperlakukan orang lain tersebut. Pengungkapan diri pendengar merupakan suatu tanda pengungkapan diri individu diterima atau sesuai. ✛✜ f. Pertimbangan akan resiko yang mungkin terjadi akibat pengungkapan diri. Pengungkapan diri sebaiknya diikuti dengan pertimbangan konsekuensi yang terjadi dari pengungkapan diri tersebut. Pengungkapan diri tidak selalu menghasilkan konsekuensi yang positif seperti pemahaman dan penerimaan dari pendengar tetapi juga kemungkinan akan adanya konsekuensi negatif seperti penolakan dan ketegangan. Franke Leary Sears,dkk 1999 menyebutkan, bahwa individu dengan orientasi seksual yang berbeda berkeinginan untuk mengungkapkan diri, tetapi mereka takut bahwa pengungkapan yang mereka lakukan akan menyebabkan kemarahan, penolakan dan atau diskriminasi. Tahapan pengungkapan diri ini bukan merupakan suatu aturan kaku yang harus dilewati tahap demi tahap. Individu dapat mengungkapkan diri mengikuti tahap per tahap atau tidak secara berurutan.

B. Konseling Kelompok 1. Pengertian Konseling Kelompok

Konseling kelompok adalah layanan yang ada dalam bimbingan dan konseling yang mengikutkan sejumlah peserta yaitu siswa sebagai klien dan konselor sebagai pemimpin kegiatan kelompok. Layanan konseling kelompok mengaktifkan dinamika kelompok untuk membahas berbagai hal yang berguna bagi pengembangan pribadi dan pemecahan masalah individu siswa. Sukardi 2008:68 menyatakan bahwa, “layanan ✢✣ konseling kelompok yaitu layanan bimbingan konseling yang memungkinkan peserta didik memperoleh kesempatan untuk pembahasan dan pengentasan permasalahan yang dialaminya melalui dinamika kelompok.” Konseling kelompok yang digunakan disini adalah konseling kelompok dengan menggunakan pendekatan Client Centered. “Menurut Natawidjaja M. Edi Kurnanto, 2013: 55 merupakan pendekatan yang didasari asumsi bahwa individu cenderung bergerak ke arah keseluruhan dan ke arah perwujudan diri dan anggota kelompok sebagai individu serta kelompok sebagai keseluruhan itu dapat menemukan arah sendiri dengan bantuan yang minimum dari konselor kelompok atau fasilitator.” Pendekatan Client Centered dikembangkan oleh Carl. R. Rogers. Pada dasarnya Client Centered lebih menekankan pada keaktifan anggota itu sendiri dan bukan konselor tau pemimpin kelompok, namun client centered juga tetap melihat mutu pribadi konselor, karena tugas dan fungsi utama fasilitator kelompok adalah mengerjakan apa yang diperlukan untuk menciptakan suatu iklim yang subur dan sehat di dalam kelompok. Iklim seperti itu dibentuk antara anggota-anggota kelompok dengan fasilitator dengan menciptakan hubungan yang didasari oleh sikap tertentu seperti pemahaman empati yang teliti, penerimaan, penghargaan yang positif, kehangatan, perhatian, rasa hormat, keaslian genuineness, spontan, dan keterbukaan diri self disclosure. “Menurut M. Edi Kurnanto 2013: 55 Konseling kelompok dengan pendekatan ini adalah bagaimana cara memodifikasi

Dokumen yang terkait

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK DASAR BACK EXTENTION DENGAN PENGGUNAAN MEDIA PADA SISWA KELAS X-D DI SMA NEGERI 1 TERBANGGI BESAR LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 10 48

PENGGUNAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN SIKAP KEPATUHAN SISWA TERHADAP TATA TERTIB SEKOLAH PADA SMA NEGERI 1 SEPUTIH AGUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 17 94

MENINGKATKAN PERILAKU DISIPLIN BERLALU LINTAS DENGAN MENGGUNAKAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK PADA SISWA KELAS XI SMA BINA MULYA KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

3 55 56

PENGGUNAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENYESUAIAN DIRI DI SEKOLAH PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KOTAGAJAH LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 5 77

PENURUNAN TINGKAH LAKU MENYIMPANG DENGAN MENGGUNAKAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK PADA SISWA KELAS XI SMK NEGERI 1 METRO TAHUN PELAJARAN 2013 / 2014

0 11 63

PENINGKATAN ACADEMIC SELF MANAGEMENT DENGAN MENGGUNAKAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK PADA SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 5 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

1 6 70

PENGGUNAAN KONSELING KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN COPING ADAPTIF PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 9 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

0 8 73

PENGGUNAAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KONSEP DIRI PADA SISWA KELAS XI DI SMK NEGERI 1 WAY TENONG LAMPUNG BARAT TAHUN PELAJARAN 2014/2015

1 8 70

PENGGUNAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 01 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2015/2016

1 5 93

PENGGUNAAN TEKNIK MODELING DALAM KONSELING KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KEBIASAAN BELAJAR PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 9 METRO TAHUN PELAJARAN 2014/2015

3 18 71