materi ajar harus sesuai dengan landasan konseptual dan operasional. Berikut adalah kriteria wacana yang terpilih.
a. Sesuai dengan tujuan pembelajaran
b. Relevan dengan kebutuhan siswa
c. Kontekstual
d. Sesuai dengan tingkat siswa
e. Menarik
f. Praktis
g. Menantang
h. Kaya aksi
2.3.1 Pemilihan Sumber Bahan Ajar Setelah jenis materi ditentukan langkah berikutnya adalah menentukan sumber
bahan ajar. Materi pembelajaran atau bahan ajar dapat kita temukan dari berbagai sumber seperti buku pelajaran, majalah, jurnal, koran, internet, media audio
visual, buku elektronik, VCD, DVD, dan sebagainya.
2.3.2 Implikasi Bahan Ajar Sastra di SMP
Nilai pendidikan karakter merupakan salah satu materi ajar dalam pembelajaran Bahasa dan Sastra indonesia di SMP, yaitu pada pembelajaran sastra kelas VII
semester genapl. Hal ini selaras dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang ada dalam silabus pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di SMP.
Adapun isinya adalah sebagai brikut.
Pembelajaran syair lagu merupakan salah satu jenis sastra. Syair lagu merupakan ungkapan perasaan penyair berupa puisi yang dinyanyikan. Kehadiran syair lagu
baik sebagai media atau bahan ajar dalam sejumlah pembelajaran sastlah banyak dilakukan oleh beberapa peneliti dengan tujuan agar pembelajaran sastra yang
dilaksanakan dapat meningkatkan kualitas kebudayaan manusia. Hal ini selaras dengan pendapat Reeves 1972:10, bahwa daya edukatif puisi dan karya sastra
lainnya tidak terbatas jika pemilihan bahan ajar dilakukan secara tepat. Artinya, kelayakan sebuah syair lagu sebagai bahan ajar harus diteliti sesuai dengan
kriteria pemilihan bahan ajar, dan hal ini sangat bergantung pada peran guru sastra dalam memilih bahan ajar sastra.
Masalahnya adalah bagaimana kriteria bahan ajar sastra yang baik. Berikut ini kriteria pemilihan bahan ajar menurut para ahli.
1. Sumardi dkk 1985 mengatakan bahwa ada lima kriteria yang layak
dipertimbangkan dalam memilih atau menyediakan bahan ajar sastra di sekolah. Kelima kriteria itu antara lain: 1 Latar Budaya Siswa, 2 Aspek
Psikologis, 3 Aspek Kebahasaan, 4 Nilai Karya Sastra, dan 5 Keragaman Karya Sastra bdk.Sumardi dkk., 1985;Hasyim dkk.,2001.
2. Rahmanto 1996:27 menyatakan bahwa aspek penting yang tidak boleh
dilupakan dalam memilih bahan ajar sastra yang pertama adalah dari sudut bahasa, kematangan jiwa psikologi, dan dari sudut pandang latar
belakang budaya. 3.
Pradopo 1997:57 menyatakan bahwa untuk menilai apakah sebuah karya sastra layak atau tidak untuk digunakan sebagai bahan ajar dalam
pembelajaran sastra, setidaknya mengandung tiga hal, yakni indah, sublim, dan besaragung.
Melihat pendapat dari ketiga ahli tersebut, dapat diinterpretasi bahwa teori Pradopo 1997:57 cenderung kepada karya sastra sebagai seni. Artinya karya
sastra yang bersifat seni harus mengandung keindahan, baik bentuk maupun isinya. Sementara Rahmanto melihat sebuah karya sastra layak digunakan bila
mengandung unsur seperti kebahasaan, psikologi, dan latar belakang budaya. Berbeda dengan teori Pradopo dan Rahmanto, Sumardi lebih rinci dalam
menentukan kriteria kelayakan bahan ajar sastra. Dalam hal ini peneliti sepakat dengan pendapat pradopo.
2.4 Bahan Ajar dan Pembelajaran Sastra
Pendidikan adalah proses memanusiakan manusia, yaitu pendidikan yang menempatkan peserta didik sebagai subjek karena fitrah manusia adalah pelaku
atau subjek bukan penderita atau objek Suyatno, 2004:2. Gagasan tersebut berangkat dari pendidikan yang menjadi pelanggeng dehumanisasi peniadaan
pemanusiawian manusia.
Dalam pembelajaran sastra, proses pembelajaranya harus bertumpu ke siswa sebagai subjek belajar Suyatno, 2004:8. Konsep pembelajaran sastra tidak boleh
menggunakan pendekatan struktural dengan pokok bahasan yang menekankan teori-teori. Namun, siswa hendaknya diarahkan ke pengembangan potensi diri
sendiri, yaitu berapresiasi dan berkreasi. Dengan begitu, suatu saat akan dihasilkan karya-karya besar siswa. Mengenai manfaat sastra, Jabrohim 2012 :