dari pihak eksternal perusahaan. Perusahaan yang memiliki tingkat utang yang tinggi dapat menyebabkan kreditur mempunyai hak untuk mengetahui dan mengawasi
jalannya kegiatan operasional perusahaan Lo dalam Brilianti 2013. Sari dan Adhariani 2009 menunjukkan bahwa rasio leverage yang semakin besar akan
cenderung mendorong perusahaan mengatur laba dan menyajikan laporan keuangan yang cenderung tidak konservatif.
Brigham dan Houston 2011 menyatakan bahawa kreditur akan melakukan upaya seperti dibawah ini untuk melindungi dirinya dari tindakan manajamen yang mungkin
kurang menguntungkan kreditur, tindakan tersebut diantaranya: a Melalui persyaratan yang diajukan dalam perjanjian kredit. Kreditur dapat
mensyaratkan untuk menerapkan pelaporan keuangan yang konservatif. b Jika kreditur berpendapat bahwa perusahaan mencoba mengambil keuntungan
dari mereka dengan cara yang tidak etis, maka mereka akan menghentikan pemberian kredit selanjutnya atau pemberian kredit dilakukan dengan biaya
pinjaman yang lebih tinggi daripada yang normal.
2.1.9 Konservatisme Laba
Riahi, dkk 2006 berpendapat bahwa prinsip konservatisme laba mengimplikasikan bahwa nilai terendah dari aktiva dan pendapatan serta nilai tertinggi dari kewajiban
dan beban sebaiknya yang dipilih untuk dilaporkan. Oleh karena itu, prinsip konservatisme laba mengharuskan pihak manajemen untuk menampilkan sikap
pesimistis secara umum ketika memilih teknik akuntansi untuk pelaporan laporan keuangan.
Watts 2003 mendefinisikan konservatisme sebagai perbedaan verifiabilitas yang diminta untuk pengakuan keuntungan dibandingkan kerugian. Perbedaan
verifiabilitas atas keuntungan dan kerugian ini menyebabkan ada perbedaan pada metode yang digunakan di dalam mengakui akun-akun yang berhubungan dengan
laba dan rugi. Selain itu Watts juga menyatakan bahwa konservatisme muncul dari insentif yang berkaitan dengan biaya kontrak, litigasi, pajak, dan politik, yang
memiliki tujuan untuk mengurangi biaya keagenan dan mengurangi pembayaran yang berlebihan terhadap pihak-pihak seperti manajer, pemegang saham, pengadilan, dan
pemerintah. Sedangkan Djarwanto 2004 berpendapat konservatisme umumnya diartikan sebagai
mencatat aktiva milik perusahaan dengan harga yang lebih rendah daripada harga perolehannya cost atau mencatat utang perusahaan lebih tinggi over stated. Selain
itu konservatisme juga diberi makna yaitu bila akuntan mengikuti prinsip mengakui kemungkinan rugi yang akan terjadi tetapi tidak mengantisipasikan laba yang belum
direalisi tidak diakui sebagai pendapatan pada periode itu. Suhayati dan Anggadini 2010 menyatakan bahwa konsep konservatisme didasarkan atas pendapat yang
menyatakan bahwa setiap pendapatan tidak boleh diakui dan dicatat sebelum pendapatan tersebut benar-benar diperoleh, tetapi semua kerugian dan beban
walaupun belum terjadi asalkan sudah dapat diperhitungkan boleh dicatat dan diakui.