Manfaat Pemberdayaan Pedagang Kaki Lima Kendala pemberdayaan Pedagang Kaki Lima

68 ”untuk pengawasan dalam proses pemberdayaan ini pemerintah melakukan stiap hari” Dalam tahap evaluasi pemberdayaan ini pemerintah daerah juga terus- menerus melakukan pengawasan diantaranya adalah terhadap tingkat pencapaian tujuan dalam pemberdayaan pedagang kaki lima di Alun-alun Brebes, menganalisis konsekuensi-konsekuensi lain yang mungkin terjadi di luar rencana misalnya dengan terjadinya persaingan dalam berdagang. Hal ini pun di buktikan ketika peneliti mewawancarai kepada pihak kepala pasar induk Brebes mengatakan bahwa : Untuk pengawasan sendiri dari pihak pasar induk Brebes kami secara terus-menerus melakukan pengawasan mas, diantaranya adalah terhadap pencapaian tujuan program, dilakukan dengan pengawasan terhadap kebersihan dan ketertiban dalam berdagang dan juga melakukan analisa masalah-masalah yang mungkin terjadi di luar rencana, misalnya dalam persaingan berdagang dan konsumen para pedagang kaki lima di Alun-alun Brebes. Sedangkan pengawasan ini di lakukan oleh pihak dari pengelola pasar induk Brebes mas ketika melakukan penarikan retribusi mas. 4.1.2.2.7 Terminasi Untuk tindak lanjut dalam kegiatan pemberdayaan pedagang kaki lima di Alun-alun Brebes setelah kegiatan pemberdayaan ini pemerintah senantiasa melakukan tindak lanjut dalam bentuk pembimbingan dalam ketertiban berdagang dan juga pengawasan setiap hari demi kelancaran dalam berdagang dan tata perkotaan yang bersih dan rapi.

4.1.2 Manfaat Pemberdayaan Pedagang Kaki Lima

Pemberdayaan pada pedagang kaki lima khususnya di Alun-alun Brebes adalah sebagai salah satu aset pendapatan daerah sehingga, harus diakui bahwa 69 upaya pemberdayaan PKL bukanlah hal yang mudah namun tiada masalah kecuali pasti ada solusinya. Memang, Pemerintah Kota amupun daerah pada akhirnya tidak bisa sendirian dalam penuntasan permasalahan PKL ini, perlu bekerja sama dengan berbagai elemen masyarakat kota bahkan stake holder dari kota-kota yang lain. Namun tetap saja kunci pertama adalah keseriusan dan konsistensi yang harus ditunjukkan oleh Pemerintah Kota dalam mengawal program-program terkait PKL ini. Ketika peneliti mewawancarai ibu Eni, Pedagang Kaki Lima di Alun-alun Brebes ini mengatakan bahwa manfaat yang mereka terima dalam pemberdayaan pedagang kaki lima ini adalah’ ‘Manfaate ya kanggo duweni keterampilan mas, karo kanggo ngerti sing arane kegiatan-kegiatan sing di laksanakena pemerintah Brebes, terus ya ngerti kanggo kebersihan kotane Brebes, jebule ana mas’. Hasil penelitian yang mengenai pemberdayaan pedagang kaki lima di Alun-alun Brebes ketika peneliti mewawancarai kepala pengelola pasar Pedagang Kaki Lima PKL mengatakan bahwa ; ‘ Manfaat dalam proses pemberdayaan ini adalah sebagaimana untuk dapat membantu para pedagang agar dapat berjualan sesuai dengan kebutuhan mereka dan juga sebagai aset dari pendapatan pemerintah daerah juga dalam pemasukan dari para pedagang kaki lima khususnya di Alun-alun Brebes. Sedangkan manfaat pemberdayaan untuk pedagang kaki lima adalah untuk membantu mengentaskan kemiskinan, pengangguran dan juga untuk dapat memiliki keterampilan dan kecakapan hidup dalam berjualan sebagai Pedagang Kaki Lima PKL’.

4.1.3 Kendala pemberdayaan Pedagang Kaki Lima

kendala yang mempengaruhi pemberdayaan pedagang kaki lima di Alun- alun Brebes hal ini ketika peneliti mewawancarai kepala pengelola Pasar Pedagang Kaki Lima di Alun-alun Brebes Pak Dadang adalah 70 ”kurangnya pemahaman pedagang kaki lima sehingga sulit untuk di kondisikan. Namun ada juga kendala yang mempengaruhi proses pemberdayaan pedagang kaki lima ini adalah kurangya lokasi untuk dapat membantu para pedagang kaki lima di Alun-alun Brebes sehingga keberdaan PKL yang mengganggu ketertiban dan kebersihan kota sulit untuk dikondisikan. Kendala dalam pemberdayaan pedagang kaki lima khususnya di Alun-alun Brebes adalah Pertama, dalam membuat agenda kebijakannya pemerintah cenderung bertindak sepihak sebagai agen tunggal dalam menyelesaikan persoalan. Hal tersebut dapat dilihat dari tidak diikutsertakan atau dilibatkannya perwakilan pedagang kaki lima ke dalam tim yang ‘menggodok’ konsep relokasi. Tim relokasi yang selama ini dibentuk oleh Pemerintah hanya terdiri dari Sekretaris Daerah, Asisten Pembangunan, Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Koperasi, serta Dinas Pengelolaan Pasar. Kedua, adanya perbedaan persepsi dan logika dalam memandang suatu masalah antara pemerintah dengan pedagang kaki lima tanpa disertai adanya proses komunikasi timbal balik diantara keduanya.

4.2 Pembahasan

4.2.1 Proses Pemberdayaan Pedagang Kaki Lima Di Alun-Alun Brebes

Pemberdayaan menunjuk pada kemampuan orang, khususnya kelompok rentan dan lemah sehingga mereka memiliki kekuatan atau kemampuan dalam a memenuhi kebutuhan dasarnya sehingga mereka memiliki kebebasan, dalam arti bukan saja mengemukakan pendapat, melainkan bebas dari kelaparan, bebas dari kebodohan, bebas dari kesakitan, b menjangkau sumber-sumber produktif yang memungkinkan mereka dapat meningkatkan pendapatannya dam memperoleh