b. Klasifikasi data, adalah kegiatan penempatan data menurut kelompok-
kelompok yang telah ditetapkan dalam rangka memperoleh data yang benar- benar diperlukan dan akurat untuk dianalisis lebih lanjut.
c. Penyusunan data, adalah kegiatan menyusun data yang saling berhubungan
dan merupakan satu kesatuan yang bulat dan terpadu pada subpokok bahasan sehingga mempermudah interpretasi data.
E. Analisis Data
Analisis data adalah menguraikan data dalam bentuk kalimat yang tersusun
secara sistematis, jelas dan terperinci yang kemudian diinterpretasikan untuk memperoleh suatu kesimpulan. Analisis data yang dipergunakan dalam penelitian
ini adalah analisis kualitatif dan penarikan kesimpulan dilakukan dengan metode induktif, yaitu menguraikan hal-hal yang bersifat khusus lalu menarik kesimpulan
yang bersifat umum sesuai dengan permasalahan yang dibahas dalam penelitian.
35
35
Ibid. hlm. 95.
V. PENUTUP A.
Simpulan
Setelah dilakukan penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa
1. Alasan terjadinya disparitas pidana antara Putusan No.2Pid.Sus-
Anak2015PN.KBU dengan Putusan No.6Pid.Sus-Anak2014PN.KBU adalah karena faktor subjektif dan faktor objektif terhadap pelaku tindak
pidana ini, yaitu: A.
Faktor Subjektif meliputi : 1
Faktor-faktor yang mendorong terdakwa melakukan tindak pidana misalnya keadaan ekonomi, faktor pergaulan, faktor sosial dan lain-lain;
2 Apakah terdakwa sebelumnya sudah pernah dihukum atau tidak;
3 Peranan terdakwa seperti apa;
4 Tingkat pengetahuanpemahaman terdakwa, misalnya: perbedaan tingkat
pendidikan; 5
Cara melakukan tindak pidana antara pelakuterdakwa yang satu dengan pelakuterdakwa yang lain berbeda; dan
6 Banyaknya barang bukti
B. Faktor Objektif meliputi:
1 Kerugian yang di alami korban ;
2 Jumlah dan jenis barang yang di curi;
3 Akibat atau dampak yang di timbulkan dimasyarakat.
2. Akibat disparitas pidana terhadap pelaku anak antara Putusan No.2Pid.Sus-
Anak2015PN.KBU dengan Putusan No.6Pid.Sus-Anak2014PN.KBU adalah lebih berpengaruh terhadap mental atau psikis anak itu sendiri,
Dampak positifnya si pelaku atau si terdakwa diputus sesuai dengan hukumannya dan merasa jera akan lebih baik perilaku terdakwa setelah keluar
dari lapas. Sedangkan dampak negatif yang dirasakan dalam diri anak yaitu akan timbul rasa kekecewaan terhadap peraturan dan hukum yang ditegakan
oleh aparatur penegak hukum. Dampak lain akibat disparitas pidana yang terjadi terhadap anak satu dengan anak lainnya yaitu lebih kepada perilaku,
dalam hal ini terjadinya kesenjangan sifat atau perilaku anak terhadap anak yang lain, dimana yang awalnya mereka berteman akrab bisa menjadi
bermusuhan atau tidak saling menegur atau menyapa, karena merasa tidak adil antara putusan hakim yang dijatuhi terhadap mereka. Sedangkan untuk
dampak disparitas terhadap pembinaan anak itu sendiri yaitu anak merasa kecewa, melamun dan malas dalam mengikuti program pembinaan.