Reuse dan Revision Dalam Case-Based Reasoning

20 juga digunakan manakala umpan balik penyelesaian mengindikasikan diperlukannya perbaikan, hal ini merupakan bagian dari tahap perbaikan pada siklus CBR Mulyana dan Hartati, 2009.

2.3.4. Retension Dalam Case-Based Reasoning

Retension merupakan tahap terakhir dalam siklus CBR yang menghasilkan penyelesaian masalah terbaru yang digabung dalam sistem pengetahuan. Hal ini telah diterjemahkan menjadi berbagai pendekatan untuk merekam hasil dari penyelesain masalah sebagai sebuah kasus baru dan dapat ditambahkan dalam basis kasus. Tentunya terdapat berbagai isu tentang cara yang terbaik untuk mempelajari kasus baru dan ternyata sistem yang berbeda akan merekam informasi yang berbeda. Secara umum, pandangan modern tentang retension telah mengakomodasi perspektif yang lebih luas tentang makna dari sistem CBR untuk belajar dari pengalamannya dalam menyelesaikan masalah. Hal ini merupakan sebuah pandangan bahwa tanggapan yang besar untuk beberapa masalah yang timbul selama penerapan sistem CBR dalam skenario penyelesaian masalah yang kompleks Mulyana dan Hartati, 2009.

2.3.5. Fungsi Case-Based Reasoning

Ada tiga fungsi yang berbeda dari Case-Based Reasoning berdasarkan tingkat keterlibatan pengguna yang semakin meningkat Althoff, 2011, sebagai berikut : 1. Case-Base Reasoning untuk pendukung keputusan, dimana pemanfaatan Case-Base Reasoning pada suatu sistem digunakan sebagai pendukung keputusan untuk penyelesaian masalah. Tipe ini sangat banyak digunakan 21 dalam ruang lingkup yang membutuhkan analisa yang sangat lama dalam menyelesaikan suatu masalah. 2. Case-Base Reasoning sebagai diagnosis, dimana pengguna memanfaatkan Case-Base Reasoning dalam sistem yang digunakan sebagai alat bantu untuk menentukan hasil diagnosa suatu masalah. 3. Case-Base Reasoning sebagai manajemen pengetahuan, dalam tipe ini pemanfaatan Case-Base Reasoning digunakan untuk mengelola pengetahuan yang didapatkan dari pakar atau ahli di suatu bidang.

2.3.6. Keuntungan Case-Based Reasoning

Keuntungan menggunakan metode Case-Base Reasoning Mulyana dan Hartati, 2009, adalah : 1. Memberikan fleksibilitas dalam permodelan pengetahuan. 2. Mengatasi masalah pada domain yang belum sepenuhnya dipahami, didefinisikan, atau dimodelkan. 3. Membuat prediksi kemungkinan keberhasilan solusi yang ditawarkan untuk masalah pada saat ini. 4. Case-Base Reasoning mencerminkan penalaran manusia. 5. Case-Base Reasoning dapat digunakan untuk banyak tujuan seperti membuat rencana, membuat diagnosis, dan membuat sebuah pandangan point of view. 6. Case-Base Reasoning dapat diterapkan untuk domain aplikasi yang sangat beragam. Hal ini disebabkan oleh banyaknya cara dalam merepresentasikan sebuah kasus.