Teknik Framing Analisis Framing Model Gamson dan Modigliani

pikiran dan tindakan, serta efektif sebagai bentuk aksi politik. Depictions dapat berbentuk stigmatisasi, eufimisme, serta akronimisasi. e Visual images, pemakaian foto, diagram, grafis, tabel, kartun, dan sejenisnya untuk mengekspresikan kesan, misalnya perhatian atau penolakan, dibesarkan-dikecilkan, ditebalkan-dimiringkan, serta pemakaian warna. Visual image bersifat sangat natural, sangat mewakili realitas yang membuat erat muatan ideologi pesan dengan khalayak. 2 Reasoning Devices menekankan aspek pembenaran terhadap cara “melihat” isu. a Root analisis kausal, pembenaran isu dengan menghubungkan suatu objek atau lebih yang dianggap menjadi sebab timbulnya atau terjadinya hal lain. Tujuannya membenarkan penyimpulan fakta berdasar hubungan sebab akibat yang digambarkan atau dibeberkan. b Appeal to principle klaim moral, yakni pemikiran, prinsip, klaim moral, sebagai argumentasi pembenar membangun berita. Berupa pepatah, cerita rakyat, mitos, doktrin, ajaran, dan sejenisnya. Bertujuan membuat khalayak tak berdaya menyanggah argumentasi. Fokusnya, memanipulasi emosi agar mengarah ke sifat, waktu, tempat, cara tertentu, serta membuatnya tertutupkeras dari bentuk penalaran lain. Skema analisis framing model Gamson dan Modigliani. Sumber : Alex Sobur, “Analisis Teks Media”. 2012:177. Dedy N. Hidayat juga membuat model atau kerangka analisis framing lain yang diadopsi dari kerangka analisis yang dipergunakan Gamson dan Modigliani. Frame pembangunan yang dijadikan model tersebut merupakan perspektif atau sudut pandang, yang dipergunakan oleh media untuk mengemas berbagai isu serta peristiwa. Frame pembangunan tersebut terbentuk oleh seperangkat instrument pembingkai Framing Devices serta instrument penalar Reasoning Devices. Alex Sobur,2012:180 MEDIA PACKAGE CORE FRAME CONDENSING SYMBOLS FRAMING DEVICES REASONING DEVICES 1. Metaphors 2. Exemplars 3. Catchphrases 4. Depictions 5. Visual images 1. Root 2. Appeal to principle

2.8. Kerangka Pikir

Interpretasi pesan dalam sebuah tayangan yang terjadi pada khalayak untuk mengungkap makna yang terkandung, tidak selalu sama antara khalayak satu dengan khalayak lainnya. Namun isu-isu yang disebarkan melalui sebuah tayangan, dapat mempengaruhi khalayak. Sehingga khalayak melihat dan menganggap bahwa apa yang ditampilkan dalam tayangan tersebut adalah realita yang sedang terjadi di masyarakat. Dalam berbagai kasus kekerasan, masyarakat senantiasa memonitor perkembangannya melalui berbagai media baik online, cetak, ataupun elektronik. Tentunya masyarakat ingin mengetahui bagaimana pemerintah menangani kasus kekerasan terhadap anak tersebut. Salah satu media elektroniknya adalah televisi. Melalui televisi masyarakat mengetahui berbagai informasi. Televisi bisa menghibur, membentuk opini publik, rumor, mendorong sikap masyarakat terhadap suatu isu, dapat pula membunuh seseorang atau suatu objek. Disisi lain televisi dapat membuat masyarakat menjadi semakin cerdas, kritis, atau justru malah tenggelam kedalam pola pikir yang ingin dibentuk oleh si pembuat. Artinya media televisi dapat mempengaruhi pola pikir khalayak melalui tayangan-tayangan yang mereka buat. Mereka berusaha mengkonstruksi sebuah isu atau wacana menggunakan frame yang mereka ciptakan sendiri. Kasus kekerasan anak yang merupakan isu terhangat saat ini diangkat oleh hampir semua media, baik media cetak, media online, maupun media elektronik. Dan salah satu stasiun televisi nasional, TV ONE juga turut mengangkat isu tersebut melalui sebuah tayangan Indonesia Lawyer Club. Seperti penelitian sebelumnya yang mendeskripsikan bagaimana media online viva.co.id dan metrotvnews.com menggambarkan sosok pasangan jokowi dan jusuf kalla terkait dengan pemilihan presiden tahun 2014, pada penelitian ini peneliti ingin mempresentasikan bagaimana isu kekerasan terhadap anak dikonstruksikan melalui tayangan soft news Indonesia Lawyer Club ILC pada dua episode, yakni episode “Menyingkap Tabir Kematian Angeline yang ditayangkan pada 23 Juni 2015 dan episode “Penjahat Seksual Mengancam Anak Kita” yang ditayangkan pada 13 Oktober 2015. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan analisis framing model Gamson dan Modigliali untuk mengetahui bagaimana konstruksi yang terjadi dalam kedua episode tayangan Indonesia Lawyer Club. Analisis framing dapat digambarkan sebagai analisis untuk mengetahui bagaimana realitas dibingkai dalam sebuah tayangan. Pembingkaian ini melalui proses yang disebut konstruksi. Di sini realitas social dimaknai dan dikonstruksi dengan makna tertentu. Dalam sebuah tayangan soft news seperti talkshow dan sebagainya, biasanya telah dipersiapkan naskah pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan. Dari sini kita dapat mengetahui bagaimana konstruksi media itu dijalankan. Dengan menggunakan analisis framing model Gamson dan Modigliani, peneliti akan menganalisis masing- masing episode secara mendalam. Melalui pertanyaan-pertanyaan yang diajukan serta bagaimana tanggapan atau jawaban dari narasumber kita akan menyimpulkan seperti apa konstruksi isu yang dibuat oleh media melalui tayangan ILC tersebut. Analisis ini berangkat dari pertanyaan-pertanyaan, kenapa peristiwa yang satu diceritakan sedangkan cerita yang lainnya tidak? Mengapa sisi ini dibicarakan sedangkan sisi yang lain tidak? Mengapa narasumber itu yang dipilih, bukan yang lain? Pertanyaan- pertanyaan tersebut adalah bagaimana pentingnya melihat framing atau bingkai dalam penceritaan sebuah tayangan televisi. Gambar 1. Bagan Kerangka Pikir Isu kekerasan terhadap anak Teori Agenda Setting Tayangan Indonesia Lawyer Club Analisis Framing Model Gamson dan Modigliani: 1. Framing Device Perangkat Framing

2. Reasoning Device Perangkat Penalaran

Konstruksi Media Televisi tentang Kekerasan Terhadap Anak

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Tipe Penelitian

Tipe penelitian yang aka n digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah tipe penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif. Menurut Moleong, penelitian kualitatif adalah penelitian yang menggunakan latar ilmiah dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan metode wawancara, pengamatan atau pemanfaatan dokumen.Moleong,2005:5. Menurut Bogdan dan Taylor 1975 dalam Moleong 2004:3 mengemukakan metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Metode penelitian kualitatif menjelaskan bahwa pengetahuan tidak mempunyai sifat yang objektif dan sifat yang tetap, melainkan bersifat interpretif. Komunikatornya bersifat aktif, kreatif, dan memiliki kemauan bebas dan perilaku komunikasi secara internal dikendalikan oleh individu Mulyana, 2004:147. Penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena alamiah maupun fenomena buatan manusia. Fenomena itu bisa berupa bentuk, aktivitas,

Dokumen yang terkait

Konstruksi Pemberitaan Kekerasan Terhadap Jemaat Ahmadiyah Pada Tayangan Provocative Proactive (Studi Analisis Framing Tentang Konstruksi Pemberitaan Dalam Frame Kekerasan Terhadap Jemaat Ahmadiyah Pada Tayangan Provocative Proactive di Metro TV)

0 47 112

JURNALISME BENCANA DALAM KONSTRUKSI MEDIA MASSA (Analisis Wacana pada TV One Online dan Media Indonesia Online)

16 71 64

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG BENCANA KABUT ASAP (Analisis Framing Pemberitaan Bencana Kabut Asap di Televisi Nasional Metro TV dan Televisi Lokal Duta TV)

0 7 23

MOTIF MASYARAKAT MENONTON ACARA INDONESIA LAWYERS CLUB DI TV ONE (Studi Deskriptif Motif Masyarakat Surabaya Menonton Acara Indonesia Lawyers Club Di Tv One).

0 0 93

MOTIF MASYARAKAT MENONTON ACARA INDONESIA LAWYERS CLUB DI TV ONE (Studi Deskriptif Motif Masyarakat Surabaya Menonton Acara Indonesia Lawyers Club Di Tv One).

0 0 93

ANALISIS TINDAK TUTUR DALAM ACARA INDONESIA LAWYERS CLUB TV ONE.

1 13 253

Konstruksi pandangan Islam dalam media tentang fenomena LGBT Indonesia: analisis framing acara debat Kompas TV dan TV One.

0 0 90

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Nazaruddin dalam Bingkai Media Metro TV dan TV One (Analisis Framing Nazaruddin Pada Media Metro TV dan TV One)

0 0 14

KORUPSI DALAM KONSTRUKSI MEDIA: ANALISIS WACANA KRITIS PEMBERITAAN KORUPSI DI TELEVISI SWASTA NASIONAL TV ONE DAN KOMPAS TV -

0 1 48

KESANTUNAN BERBAHASA DALAM ACARA DISKUSI “INDONESIA LAWYERS CLUB” DI STASIUN TELEVISI TV ONE

0 0 15