Obyek Sosiologi Hukum Bahan Kuliah Sosiologi Hukum

Bab II Obyek Sosiologi Hukum

Obyek Sosiologi Hukum  Beroperasinya hukum di masyarakat ius operatum atau law in action dan pengaruh timbal balik antara hukum dan masyarakat.  Dari segi statiknya struktur : kaidah sosial, lembaga sosial, kelompok social dan lapisan sosial.  Dari segi dinamiknya proses sosial, interaksi dan perubahan sosial. Menurut Soetandyo Wignyosoebroto: 1 Mempelajari hukum sebagai alat pengendali sosial by government . 2 Mempelajari hukum sebagai kaidah sosial. Kaidah moral yang dilembagakan oleh pemerintah. 3 Stratifikasi sosial dan hukum. 4 Hubungan perubahan sosial dan perubahan hukum. Menurut Soerjono Soekanto : 1. Hukum dan struktur sosial masyarakat. Hukum merupakan Social Value masyarakat. 2. Hukum, kaidah hukum dan kaidah sosial lainnya. 3. Stratifikasi sosial dan hukum. 4. Hukum dan nilai sosial budaya. 5. Hukum dan kekerasan. 6. Kepastian hukum dan keadilan hukum. 7. Hukum sebagai alat untuk melakukan perubahan sosial. BAB III MASUKAN PEMIKIRAN SOSIOLOGI HUKUM Analitical Yurisprudence oleh John Austin : Melahirkan kodifikasi yang bersifat tertutup. Dilanjutkan Hans Kelsen dengan Teory Stuffen Baw. Grundnorm 7 Hukum adalh bangunan norma-norma yang bersifat hierarkhis, lex superior derogat lege inferior, lex specialis derogat lege generalis -melahirkan faham positifisme formalisme. Historical Yurisprudensi: Von Savigny, -Hukum adalah cermin dari jiwa rakyatnya maka muncul istilah-sulis supreme juristex, dan hukum harus dilihat dari sosial budaya masyarakat. -Kekuasaan membentuk hukum ada pada rakyat maka hukum itu ditemukan seiring dengan perkembangan masyarakat dari hukum sebagai sistem masyarakat sosial masyarakatnya. -Gerakan melawan formalisme, di Inggris tokohnya adalah Jeremy Bentham dll. Sosiologische Yurisprudence Roscoe Pound -Ilmu Hukum yang sosiologis -Akan terjadi pembangkangan sosial kalau hukum dibuat tidak berdasar pada kehidupan sosial masyarakatnya. -Pada perkembangannya aliran ini timbullah aliran realisme hukum di Amerika. Legal Realisme Amerika Apa yang ada dalam kenyataan, Tool as Social Engeenering berubah daripembentuk UU Legislator , menjadi hakim. Critical Legal Study Movement: Gerakan Studi Hukum Kritis. -Lahir di Harvard, muncul atas ketidaksukaan mereka akan determinannya politik. Contoh: dalam perang Vietnam. -Pelopornya Roberto Mangabeira Unger -Tema : menolak tradisi hukum Liberal yang dominan. Adanya ketimpangan sosial yang diakibatkan oleh hukum. -Elektis pendekatan yang tidak konsisten Sintesis dua pendekatan yang digunakan bersamaan. -Membuka teori Obyektivitas hukum kaya kritik, dikembangkan oleh orang positifisme. hukum tidak bisa dipisahkan dari politik. -Hukum direkonstrusi kembali. -Hukum itu dapat dinegosiasikan. -Hukum itu subyektif, tergantung pada politik dan kekuasaan. -Hukum mengandung Hidden Politikal Interest. -CLS ,menggugat keabsahan hukum. -Mendekonstruksi hukum. TEORI-TEORI SOSIOLOGI : Teori-teori hukum Sos Hukum Emile Durkheim 8 Teori-teori sosiologis Max Weber Emile Durkheim oarng Perancis, menjelaskan bahwa hkum harus dilihat dari prespektif solidaritas yang ada di masyarakatnya. Solidaritas mekanis mechanical solidarity Masyarakat Solidaritas organik organic soidarity Solidaritas mekanis seperti mesin otomatis berbeda dengan solidaritas organis ikatan terjadi karena fungsi. Gemeinschaaft bertype : -konsensus Talcott Parson Ferdinant Tonies sederhana -paguyuban joyo diguno Gesselschaaf -simple society kuutza Gesselshaaft complex society. modern - Hukum bersifat restitutif karena pelanggaran terhadap hukum dipersonalisasikan terhadap si korban , srhingga hukum melin-kepentingan individu, hukum untuk mengganti kerugian in- dividu perdata. - conflict : disosiasi tinggi - patembayan - moshav Ricard Swartz. Masyarakat dengan solidaritas mekanis bahwa setiap pelanggaran hukum dianggap sebagai ancaman bagi kelompoknya sehingga harus ditekan, diharapkan tidak terjadi lagi, hukumnya relatif represif pidana, artinay kalau kita hendak melihat hukum-hukum yang ada, maka harus melihat dulu susunan masyarakatnya, akan tetapi bukan berarti di masyarakat gemeinschaaft tidak ada hukum perdata, hanya hukumnya cenderung ke pidana begitu juga sebaliknya. Jadi teorinya Richard Swartz justru kebalikan dari teorinya Emile Durkheim. Bab IV STRUKTUR SOSIAL Struktur Sosial dalam masyarakat terdiri dari : 1. Social Norm. 2. Social institution 3. Social Stratification. 4. Social Group. 9 Social Control maksudnya supaya semua orang punya perilaku sesuai harapan yang menimbulkan komformitas social yaitu pola perilaku yang sesuai dengan norma sehingga tercapai tujuan diberlakukannya suatu kaidah sosial. Kenyataannya sering terjadi kondisi-kondisi nonconformity, sehingga kontrol sosial yang dilakukan oleh masyarakat atau kekuasaan negara tidak sesuai harapan yang ada. Kontrol social dapat dilakukan oleh masyarakat social control by society maupun oleh Negara social control by government. Kontro oleh masyarakat melalui kaidah social non formal sementara oleh Negara dilakukan melalui kaidah social bersifat formal. Dunia kenyataan dunia ideal Das sein das sollen Norma Antara ideal dan nyata Perilaku yang disebut conform Kaidah sosial dan Hukum sebagai social Kontrol. Social Control merupakan aspek normatif dalam kehidupan sosial. Kontrol bertujuan agar perilaku masyarakat antar apa yang seharusnya nilai ideal yang terumuskan dalam norma. “Donald Black” Social Control is Quantitatif variabel kuatitatif, tidak konstan dan tidak ajeg The Quantity of law varios Intime and Place: Kuantity hukum bervariasi sesuai waktu dan tempat. Contoh : Pasal 534 bahwa memperlihatkan alat kontrasepsi diddepan umum, dipidana. Terjadi tarik-menarik antara hukum dan kontrol sosial. -Hukum menguat ketika kontrol sosial lain melemah. -Hukum melemah ketika kontrol sosial menguat. Apakah dimungkinkan sama ? -Dapat dimungkinkan karena akan memperkuat, namun ini dapat dikatakan mustahil, karena hukum merupakan Ultimum Remidium, hukum sebagai alternatif terakhir setelah kontrol sosial tidak mempan. Richard schwartz. -Kuutza kolektivisme yang lebih efektif adalah kontrol sosial secara internal. -Mashar individualistis yang efektif, kontrol sosial melalui hukum. 10 Kaidah Sosial dan Kaidah Hukum sulit dibedakan : -Karena keduannya teroperasi secara bersama dalam masyarakat. -Ke-2nya mempunyai tujuan yang sama, sebagai alat kontrol sosial. -Terjadi saling tarik diantara ke-2nya. Leopad Pospisil Kaidah dinamakan hukum jika memenuhi : atribut of authority -Kaidah itu dinamakan kaidah hukum jika dibuat oleh mereka yang punya kewenangan. atribut attention -Bahwa kaidah itu mempunyai tujuan dan berlaku secara unversal. -Kaidah berlaku secara universal dan tidak untuk sementara waktu. HUKUM DAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN. Adanya hubungan yang saling keterkaitan, interaksi dan saling ketergantungan. Hukum Sosial politik Ekonomi budaya Hukum dan politik saling dominan untuk menjadi yang paling unggul dominan primer dalam konfigurasinya. Hukum dalam kehidupan sistem sosial hukum menjadi hal yang berpengaruh. Slah satu sistem yang dominan akan diikuti oleh sistem yang lainnya, demikian juga ketika terjadi supremasi hukum maka aspek-aspek lain mengikuti. Daniel S. Lev.: Politik adalah sistem yang primer dan hukum sebagai pengikutnya kehidupan negara berkembang negara bekas jajahan. Contoh : Indonesia di masa ORBA. -ORLA Politik dominan dan hukum menyesuaikan. -ORBA Ekonomi dan hukum alat melegitimasi ekonomi. -Orde Refo Politik dominan dan hukum menyesuaikan, walau agenda awal reformasi untuk supremasi hukum. Mahfud M.D. “Hukum Produk Politik” 11 Pengaruh konfigurasi politik terhadap karakter produk hukum Variabel bebas pengaruh Variabel tergantung tergantung. Konfigurasi politik karakter produk hukum Demokratis responsif otonom, contoh kebebasan hakim. Non demokratisotoriter konservatif, ortodoks. progressif Ciri-ciri demokratis: -Peran serta publik dalam pembuatan kebijakan negara publik. -Badan perwakilan menjalankan fungsi dalam pembuatan kebijakan. -Pers bebas sebagai fungsi kontrol. Ciri-ciri hukum yang responsif atau otonom: -Hukum memenuhi kebutuhan kepentingan individu dan masyarakat. -Proses pembuatan hukum partisipatif. -Fungsi hukum sebagai instrumen pelaksana kehendak rakyat. -Interpretasi hukum dilakukan oleh yudikatif. Ciri-ciri konfigurasi hukum yang otoriter : -Pemerintah atau eksekutif dominan. -Badan perwakilan sebagai alat justifikasi tukang stempel. Pers yang tidak bisa bebas. Ciri-ciri konservatif: -Hukum untuk memenuhi visi politik penguasa. -Pembuatan hukum tidak partisipatif. -Fungsi hukum sebagai legitimasi program penguasa. -Hukum abstrak interpretasi penguasa sesuai dengan visi politiknya. Hukum respresif Hukum otonom Hukum responsif Tuj. Hukum ketertiban keabsahan kompetensikewenangan Legitimasi perlind. Masy kebenaran keadilan Dasar alasan prosedural substansial Adnya negara Peraturan2 Keras, terperin- dibuat dengan tunduk pada asas2 hukum ci namun lunak teliti mengi- + kebijakan dan mengikat kat pada yang pembuat perat. Membuat di- atur. Alasan bersifat keras, melekat secara sesuai dengan tujuan merupa- Ad hoc, tepat ketat pada oto- kan perluasan dari kompeten 12 Tersendiri. Ritas hukum. Si legislatif tujuannya. Diskresi Meresap dila- dibatasi oleh a- diperluas, tapi dipertanggung Kukan sesuai turan, pengesa- jawabkan demi tujuan. Denagn kesem- han wewenang Patan yang ada Pemaksaan Meluas, pemba- dikendalikan o- dicari kemungkinan, kira-kira tasnya lunak. Leh pembatasan insentifdst yang diciptakan hukum. Sendiri sesuai kewajiban. Politik Hukum berada hukum terlepas aspirasi hukum dan politik Di bawah kekua- dari kekerasan terintegrasi menjadi satu-ke- saan politik. Politik. Satuan Bab V Law and Social Changes PERUBAHAN SOSIAL DAN HUKUM SOCIAL CHANGE . Setiap masyarakat pasti mengalami perubahan sosial, hanya prosesnay ada yang cepat, ada yang lambat. Contoh: Orang Asmat beda dengan orang-orang kota. Perubahan yang terlalu cepat, sehingga kadang hukum sulit untuk mengikutinya. Robert Sutterland, 4 Faktor yang menyebabkan “Social Change”: 1. Karena ada proses inovation pembaruan. 2. Invention : penemuan teknologi di bidang industri, mesin dst. 3. Adaptation : adaptasi yaitu suatu proses meniru suatu cultur, gaya yang ada di masyarakat lain. 4. Adopsim: ikut dalam penggunaan penemuan teknologi. Perubahan sosial adalah perubahan yang bersifat fundamental, mendasar, menyangkut perubahan niali sosial, pola perilaku, juga menyangkut perubahan institusi sosial, interaksi sosial, norma- norma sosial. -Hubungan antara Social Change dengan hukum: hhukum harus mengiuti perubahan sosial. 13 Hukum Social Change hukum akan merespon perubahan sosial jika ada sosial change, masalahnya hampir sebagian hukum tidak selalu bisa mengikuti perubahan sosial. Efektivitas hukum sebagai tertib sosial : hukum untuk sosial control. Pengendalian Sosial, menurut S. Rouck yaitu suatu proses kegiatan baik yang bersifat terencana atau tidak yang mempunyai tujuan untuk mendidik edukatif, mengajak persuasif, memaksa represif, agar perilaku masyarakat sesuai dengan kaidah yang berlaku konform, sehingga hukum sebagai Agent of Stability hukum sbg penjaga stabilitas. Pada suatu ketika hukumada di belakang tertinggal. -Perubahan Sosial. Adanya perubahan sosial yang cepat tapi hukumnya belum bisa mengikuti disebut hukum sebagai Social Lag yaitu hukum tak mampu melayani kebutuhan sosial masyarakat, atau disebut juga disorganisasi, aturan lama sudah pudar tapi aturan pengganti belum ada. -Anomie yaitu suatu kondisi di mana individu atau masyarakat tidak bisa mengukur apakah suatu perubahan dilarang atau tidak, malanggar hukum atau tidak. -Hukum sebagai pelopor perubahan “ Agent of Change” Setiap perubahan sosial menuntut perubahan hukum palin tidak ada dua institusi: 1. Lembaga Pembentuk Hukum. 2. Lembaga pelaksana Hukum. Perubahan hukum tidak harus dimaknai perubahan UU atau bunyi pasal. Hukum Modern:-Hukum tidak hanya merespon perubahan sosial yang terjadi tapi juga merespon hukum masa depan futuristik. Common Law : hukum sebagai Judge Made Law. Civil Law : yang melakukan perubahan hukum adalah Legislatif. Lembaga Legislatif lebih berperan sebagai politik daripada eksekutif. Contoh Pasal 534 KUHP : mematikan penegak hukum : secara normatif ada aturannya tapi prakteknya tidak berfungsi : dilarang mempertontonkan alat kontrasespsi di depan umum. Roscoe Pound berpendapat bahwa hukumm sebagai alat perubahan sosial, sedangkan Karl Marx justru pendapatnya bertentangan yaitu bahwa perubahan sosial tidak mungkin diciptakan oleh hukum, tetapi teknologi dan ekonomi. Hukum merupakan suprastruktur di atas ekonomi dan teknologi. Hukum sesungguhnya hanya institusi yang mengikuti perubahan sosial. Menurut Von Savigny, hukum bukan merubah konsep dalam masyarakat karena hukum tumbuh secara alamiah dalam pergaulan masyarakat yang mana hukum selalu berubah seiring perubahan sosial. Menurut Summer, ia tdak menyetujui hukum sebagai perubah sosial, menurutnya setiap perubahan sosial terjadi “ mores” yaitu aturan tidak tertulis yang hidup di masyarakat.Jadi hukum hanya melegalisasi mores menjadi hukum. 14 Hukum tidak sekedar produk masyarakat, tapi bisa dibentuk oleh pembentuk hukum itu sendiri, hakim dst. Jadi hukum bukan semata-mata tumbuh dalam masyarakat secara alami. Menurut Roscoe Pound, bahwa hukum sebagai alat perekayasa sosial, contoh: hakim merekayasa sosial, terjadi di negara Common Law sedang di negara Civil Law hukum dibentu oleh para pembentuk hukum. Dalam konsep John Austin, hukum adalah perintah dari kedaulatan, hukum sebagai instrumen yang melakukan memenuhi kebutuhan publik. Pada UU yang baru, dimasukkan hal-hal supaya masyarakatnya berubah, contoh: adanya pengaruh dari luar pada UU HaKI, UU Kepailitan, dengan maksud untuk merubah perilaku orang dibidang HaKI, Kepailitan dst, karena pada awalnya orang Indonesia tidak mempunyai budaya untuk melindungi hak kekayaan intelektual, denagn beranggapan bahwa hal itu karunia Tuhan yang tidak perlu dipertahankan perlindungannya. Akhirnya dalam UU itu diberi muatan agar masyarakat mengetahui hal itu , ada kemungkinan gagal atau mungkin berhasil dalam hal ini. Jika internalisasi berhasil, maka akan diterima oleh masyarakat tapi jika tidak berhasil yang terjadi “ soft development” perkembangan yang lunak atau hampir tidak ada pengaruhnya terhadap masyarakat. Hukum sebagai sarana perubahan sosial, Law As Tool of Social Engeenerig social planing. Hukum diberi muatan nilai baru yang bertujuan untuk mempengaruhi atau menimbulkan perubahan sosial secara terarah dan terencana. The Process of Social Engeenering by The Law Nilai baru Hukum UU Role expectation feed Implementasi back Role performance Social change Cara melakukan perubahan sosial menurut Soerjono Soekanto : 1. Memberi imbalan reward bagi pemegang peran. 2. Mermuskan tugas penegak hukum untuk menyerasikan peran dan kaidah hukum. 3. Mengeliminasi pengaruh negatif pihak ke-3. 15 4. Mengusahakan perubahan pada persepsi, sikap dan pemegang peran. 1. direct change Hukum 2 . Indirect change Ad 1, Dengan adanya peraturan keputusan baru maka ada perubahan nlai, pola perilaku lembaga-lembaga dst yang seketika langsung. Contoh: yurisprudensi MA, hak mewaris janda sama dengan anak kandung: mematahkan pemikiran bahwa warisan hanya untuk yang berhubungan darah. Contoh lain: UU No 1 tahun 1974 tentang perkawinan, bahwa syarat usia kawin di hukum Adat tidak ada juga di hukum Islam. Nilai Sosia adalah suatu persepsi anggapan yang ada pada sebagian besar masyarakat mengenai apa yang dianggap buruk, boleh, etis, sopan dst. Ad 2. Indirect change : terjadi ketika hukum hanya memfasilitasi tumbuhnya Agent of Change. Contoh: UU No 20 tahun 2003 tentang lembaga pendidikan orang-orang yang pintar,kuat, terdidik, diharapkan bisa mendorong perubahan masyarakat mendatang. Semakin tidak terdidik sesorang, semakin sulit melakukan perubahan sosial, karena cenderung untuk curiga, tidak bisa megakses ke luar, cenderung mempertahankan status quo, tapi kalangan pendidikan justru sebaliknya yaitu cenderung progressif untuk melaukan perubahan sosial. Menurut Chamblis Seidman 1971 Law order and Power. Proses pelembagaan: 1 efektifitas 2 kekuatan menentang Ditentukan oleh 3 penanaman unsur baru dari masyarakat. Faktor 3 kecepatan jangka waktu Menanam unsur baru. Ad 1 Seberapa jauh dalam menanamkan nilai-nilai itu ke dalam perilaku masyarakat. Ad 2 Sejauh mana resistensi masyarakat terhadap perubahan baru jika eksistensi makin kuat maka pelembagaannya makin berhasil. Ad 3 Dibagi waktu yang digunakan untuk menanam unsur baru tersebut. Faktor yang menetukan keberhasilan pencegahan hukum efektifitas hukum ada 4 : 1. Pengguanaan situasi yang dihadapi dengan baik. 2. Analisa terhadap nilai-nilai yang ada. 3. Verifikasi hipotesa. 4. Pengukuran efek UU yang ada. Menurut William Evans : prasarat yang menentukan keberhasilan hukum sebagai alat perubahan sosial : 16 1. Apakah sumber hukum yang baru memiliki kewenangan dalam wibawa. 2. Apakah hukum yang baru telah memiliki dasar pembenar yang dapat dijelaskan. 3. Apakah isi hukum yang baru telah disiarkan sedcara luas. 4. Apakah jangka waktu peralihan yang digunakan telah dipertimbangkan dengan baik. 5. Apakah penegak hukum menunjukkan rasa ketertarikannya terhadap UU yang baru. 6. Apakah pengenaan sanksi menjadi efektif.

Bab VI KEPATUHAN HUKUM