Teori Agensi Agency Theory

17

BAB II LANDASAN TEORI

2.1. Teori Agensi Agency Theory

Perkembangan perekonomian yang semakin maju berimbas pula pada perkembangan yang menuntut perusahaan kearah yang lebih maju pula. Kemajuan perusahaan secara umum diorientasikan menjadi perusahaan besar, perkembangan menjadi perusahaan besar membutuhkan modal yang besar dalam upayanya meningkatkan produk dan aktivitasnya. Salah satu alternatif jalan yang dipilih perusahaan dalam memperoleh dana sebagai modal usaha dengan bergabung di Bursa Efek Indonesia sebagai perusahaan go public. Sehingga perkembangan perusahaan saat ini mampu digambarkan dengan semakin bertambah dan beragamnya perusahaan yang melakukan penawaran umum pada publik masyarakat melalui Bursa Efek Indonesia BEI. Penawaran umum merupakan salah satu jalan pendanaan dari eksternal perusahaan, dalam usahanya mengembangkan perusahaan. Perusahaan go publik yang telah menawarkan kepemilikan sahamnya kepada masyarakat menunjukkan terdapat pemisahan kepemilikan antara pemilik modal investor dan pelaksana kegiatan perusahaan manajemen. Teori Agensi menyatakan teori yang mendasarkan hubungan antara prinsipal pemegang sahaminvestor dan agen manajemen Nugroho, 2012. Teori Agensi mengindikasikan hubungan keagenan yang muncul ketika satu orang atau lebih principal mempekerjakan orang lain agent untuk memberikan suatu jasa, kemudian mendelegasikan 18 wewenang pengambilan keputusan kepada agen tersebut Jensen dan Meckling, 1976 dalam Agustina, 2008. Dalam sebuah perusahaan go publik pemegang saham sebagai pemilik principal mendelegasikan wewenang pengelolaan kegiatan perusahaan kepada manajer agen dimana manajer harus memiliki tanggungjawab untuk memberikan informasi yang berkaitan tentang perusahaan kepada pemegang saham. Oleh sebab itu teori agensi mendasari diperlukannya pengungkapan informasi yang dalam hal ini pengungkapan secara sukarela berkaitan dengan perusahaan sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban penyampaian informasi pendukung berkaitan dengan perusahaan dari pihak manajemen sebagai pengelola kepada pemegang saham sebagai pemilik perusahaan. Rahmawati 2008 mendefinisikan teori keagenan mengimplikasikan adanya asimetri informasi antara manajer sebagai agen dengan pemilik yang dalam hal ini merupakan pemegang sahaminvestor. Manajer sebagai agen yang menjalankan kegiatan perusahaan memiliki informasi yang lebih mengenai perusahaan dibandingkan pemegang saham karena manajerlah yang mengelola kegiatan usaha setiap saat. Teori agensi menjelaskaan bagaimana asimetri informasi terjadi di dalam suatu perusahaan. Manajer dan pemegang saham memiliki perbedaan kepentingan masing-masing. Manajer yang melaksanakan kegiatan usaha dalam perusahaan otomatis akan mengetahui lebih banyak informasi mengenai kondisi perusahaan yang sebenarnya dibandingkan pemegang sahaminvestor. Masalah keagenan mungkin timbul saat pihak pemilik informasi yang dalam hal ini merupakan manajemen mementingkan kepentingan sendiri 19 sehingga enggan untuk meningkatkan kekayaan pemegang saham dengan menyampaikan informasi Agustina, 2008. Oleh sebab itu, informasi yang disampaikan oleh pihak manajemen terkadang tidak sesuai dengan kondisi perusahaan yang sebenarnya bahkan mungkin disembunyikan karena manajer cenderung melaporkan sesuatu yang memaksimalkan utilitasnya saja. Hal ini akan menyebabkan ketimpangan informasi antara manajer dan pemegang sahaminvestor atau yang biasa disebut asimetri informasi. Masalah keagenan menjelaskan asimetri informasi yang mungkin terjadi dalam suatu perusahaan, kondisi tersebut memungkinkan dampak negatif yang mungkin bisa muncul bagi perusahaan, sehingga pengguna informasi keuangan memerlukan alat control yang dapat mengurangi risiko terjadinya asimetri informasi tersebut. Adhi 2012 mengatakan alat kontrol tersebut berupa informasi melalui pengungkapan sukarela pada laporan tahunan annual report perusahaan.

2.2. Teori Signaling

Dokumen yang terkait

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi TimelinessPelaporan Keuangan pada Perusahaan Go Public Sektor Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

3 95 126

Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Sektor Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

72 527 91

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EARNING RESPONSE COEFFICIENT (Studi Empiris pada Perusahaan Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)

0 9 19

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGUNGKAPAN TANGGUNGJAWAB SOSIAL PERUSAHAAN DALAM LAPORAN TAHUNAN (Studi Empiris pada Perusahaan Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)

1 5 18

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGUNGKAPAN TANGGUNGJAWAB SOSIAL PERUSAHAAN DALAM LAPORAN TAHUNAN (Studi Empiris pada Perusahaan Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)

0 25 18

ANALISIS PENGARUH FAKTOR PROFITABILITAS, UKURAN PERUSAHAAN, DEWAN KOMISARIS, DAN LEVERAGE TERHADAP TINGKAT PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) (Studi Pada Perusahaan Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indosesia )

0 12 22

ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ENVIRONMENTAL DISCLOSURE PADA PERUSAHAAN DI INDONESIA (Studi Empiris pada Perusahaan Non Keuangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2012 –

4 60 134

ANALISIS PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL DAN KONDISI MAKRO EKONOMI TERHADAP RETURN SAHAM (Studi Kasus pada Industri Manufaktur Sektor Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 20

4 18 181

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHILUAS PENGUNGKAPAN SUKARELA DAN IMPLIKASINYA TERHADAP ASIMETRI INFORMASI Erna Wati Indriani

0 0 29

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi TimelinessPelaporan Keuangan pada Perusahaan Go Public Sektor Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

0 0 14