20
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN
2.1 Tinjauan Pustaka
2.1.1 Hubungan Internasional
Hubungan internasional berawal dari kontak dan interaksi di antara negara- negara di dunia, terutama dalam masalah politik. Namun, seiring dengan
perkembangan zaman, isu-isu internasional ini mengalami banyak perkembangan. negara ataupun aktor non-negara mulai menunjukkan ketertarikannya akan isu-isu
internasional di luar isu politik, seperti isu ekonomi, lingkungan hidup, sosial dan
kebudayaan.
Hubungan internasional bersifat sangat kompleks serta interdisipliner, karena di dalamnya terdapat bermacam-macam bangsa yang memiliki kedaulatan
masing-masing. Sehingga memerlukan mekanisme yang lebih menyeluruh dan rumit daripada hubungan antar kelompok manusia di dalam suatu negara. Namun,
pada dasarnya, tujuan utama studi hubungan internasional adalah mempelajari perilaku internasional, yaitu perilaku para aktor negara dan non-negara. Perilaku
tersebut bisa berwujud perang, konflik, kerjasama, pembentukan aliansi, interaksi
dalam organisasi internasional dan sebagainya.
Hubungan internasional yang pada dasarnya merupakan studi mengenai interaksi lintas batas negara oleh state actor maupun non-state actor memiliki
berbagai macam pengertian. Dalam buku “Pengantar Ilmu Hubungan
Internasional ” Agung Banyu Perwita Yanyan Mochamad Yani. menyatakan
bahwa:
Studi tentang hubungan internasional banyak diartikan sebagai suatu studi tentang interaksi antar aktor yang melewati batas-batas negara. Terjadinya
hubungan internasional merupakan suatu keharusan sebagai akibat adanya saling ketergantungan dan bertambah kompleksnya kehidupan manusia dalam
masyarakat internasional sehingga interdependensi tidak memungkinkan adanya suatu negara yang menutup diri terhadap dunia luar“ Perwita Yani, 2005 : 3-
4.
2.1.2 Organisasi Internasional
Organisasi internasional merupakan salah satu aktor politik internasional. Organisasi internasional diperlukan dalam rangka kerjasama, menyesuaikan dan
mencari kompromi untuk meningkatkan kesejahteraan serta memecahkan persoalan bersama, serta mengurangi pertikaian yang timbul. Organisasi juga
diperlukan dalam menjajagi sikap bersama dan mengadakan hubungan dengan negara lain. Ciri organisasi internasional yang mencolok ialah merupakan suatu
organisasi yang permanen untuk melanjutkan fungsinya yang telah ditetapkan. Organisasi itu mempunyai instrumen dasar constituent instrument yang akan
memuat prinsip-prinsip dan tujuan, struktur maupun cara organisasi itu bekerja. Organisasi internasional dibentuk berdasarkan perjanjian, dan biasanya agar dapat
melindungi kedaulatan negara, organisasi itu mengadakan kegiatannya sesuai dengan persetujuan atau rekomendasi serta kerjasama, dan bukan semata-mata
bahwa kegiatan itu haruslah dipaksakan atau dilaksanakan Suryokusumo, 2010:10.
Organisasi Internasional merupakan pola kerjasama yang melintasi batas- batas negara dengan didasari struktur organisasi yang jelas dan lengkap serta
diharapkan atau diproyeksikan untuk berlangsung dan melaksanakan fungsi- fungsinya secara berkesinambungan dan melembaga guna mengusahakan
tercapainya tujuan-tujuan yang diperlukan serta disepakati bersama, baik antara pemerintah dengan pemerintah maupun antara sesama kelompok non-pemerintah
pada negara yang berbeda Rudy, 2002 : 92. Sepak terjang organisasi internasional dalam interaksi hubungan
internasional telah mengantarnya menjadi salah satu aktor yang cukup berpengaruh dalam dialektika interaksi antar-aktor Hubungan Internasional. Lain
halnya dengan aktor negara yang pasti memiliki politik luar negeri yang kemudian menjadi kepentingan nasional sebuah negara untuk selalu dipegang dalam setiap
proses interaksi internasional, organisasi internasional tidak memiliki politik luar negeri. Namun, organisasi internasional bisa menjadi instrumen bagi pelaksanaan
kebijakan luar negeri negara-negara anggotanya. Adapun peranan organisasi internasional dalam politik dunia menurut Pentland Little and Smith, 2006 : 242-
243, yaitu: a. Sebagai instrumen dari kebijakan luar negeri negara-negara anggota,
b. Untuk mengatur perilaku dan tindakan negara-negara anggota, c. Bertindak berdasar keputusannya sebagai aktorlembaga yang mandiri
otonom.
T. May Rudy Dalam bukunya ”Hukum Internasional 2”, beliau berpendapat
bahwa secara sederhana Organisasi Internasional dapat didefinisikan sebagai setiap pengaturan bentuk kerjasama internasional yang melembaga antara negara-
negara, umunya berlandaskan suatu persetujuan dasar, untuk melaksanakan fungsi-fungsi yang memberi manfaat timbal balik yang diejawantahkan melalui
pertemuan-pertemuan serta kegiatan-kegiatan staf secara berkala Rudy, 2002: 93.
Organisasi Internasional akan lebih lengkap dan menyeluruh jika didefinisikan sebagai berikut:
”Pola kerjasama yang melintasi batas-batas negara, dengan di dasari struktur organisasi jelas dan lengkap serta diharapkan atau diproyeksikan
untuk berlangsung serta melaksanakan fungsinya secara berkesinam- bungan dan melembaga guna mengusahakan tercapainya tujuan-tujuan
yang diperlukan serta disepakati bersama, baik antara pemerintah dengan pemerintah maupun antara sesama kelompok non-pemerintah pada negara
yang berbeda” Rudy, 2002: 94-95. Oleh karena itu, suatu Organisasi Internasional terdiri dari unsur-unsur:
a Kerjasama yang ruang lingkupnya melintasi batas negara b Mencapai tujuan-tujuan yang disepakati bersama
c Baik antar pemerintah atau non – pemerintah
d Struktur organisasi yang jelas dan lengkap Menurut Clive Archer dalam
buku ”International Organization“, klasifikasi organisasi internasional berdasarkan keanggotaannya terbagi manjadi 2 dua
macam, yaitu: 1.
Type of membership tipe keanggotaan
a. International Governmental Organizations IGO, yaitu organisasi
internasional dengan wakil pemerintahan-pemerintahan sebagai anggota. b.
International Non-Governmental Organizations INGO, yaitu organisasi internasional dimana anggotanya bukan mewakili pemerintahan.
2. Extent of membership jangkauan keanggotaan
a. Keanggotaan yang terbatas dalam wilayah tertentu. b. Keanggotaan yang mencakup seluruh wilayah di dunia Archer, 2001:66.
2.1.2.1 International Governmental Organizations IGO
International Governmental Organizations IGO adalah organisasi yang didirikan beberapa negara untuk mencapai tujuan bersama. Ciri-ciri IGO adalah
dibentuk oleh dua negara atau lebih, bersidang secara teratur, mempunyai sifat yang tetap dan keanggotaannya sukarela. IGO dapat diklarifikasikan menjadi dua
kategori berdasarkan keanggotaan dan tujuan, yaitu: 1.
Organisasi yang keanggotaannya dan tujuannya umum general membership and general purpose, misalnya Perserikatan Bangsa-Bangsa
PBB. Organisasi ini mempunyai ruang lingkup global dan melakukan berbagai fungsi seperti keamanan, kerjasama ekonomi, sosial dan Hak
Asasi Manusia HAM. 2.
Organisasi yang keanggotaannya umum dengan tujuan t erbatas general membership and limited purpose yang juga dikenal sebagai organisasi
fungsional karena bergerak dalam suatu bidang yang spesifik, misalnya
World Health Organization WHO, United Nations Development Program UNDP, dan lain-lain.
3. Organisasi yang keanggotaannya terbatas dengan tuju an umum limited
membership and general purpose. Organisasi ini merupakan organisasi regional yang memiliki fungsi dan tanggung jawab keamanan misalnya
Association of South East Asian Nations ASEAN, Liga Arab, dan lain- lain.
4. Organisasi yang keanggotaannya terbatas dan dengan tujuan yang terbatas
juga limited membership and limited purpose . Organisasi ini dibagi atas organisasi sosial, ekonomi, militer, pertahanan, dan lain-lain. Misalnya
North Atlantic Treaty Organization NATO, North American Free Trade Agreement NAFTA, dan lain-lain Pease, 2000 : 2.
Organisasi internasional dapat diklasifikasikan menjadi high politics dan low politics:
1. Organisasi Internasional yang melakukan aktivitas politik tingkat tinggi
High Politics. Dalam aktivitas politik tingkat tinggi termasuk didalamnya bidang diplomatik dan militer yang dihubungkan dengan keamanan dan
kedaulatan. 2.
Organisasi Internasional yang memiliki aktivitas politik tingkat rendah Low Politics. Dalam aktivitas politik tingkat rendah adalah aktivitas
dalam bidang ekonomi, sosial dan budaya. Dalam lingkup Low Politics masih dibagi dalam tiga bidang, yaitu :
a. Peran utamanya dalam bidang manajemen dan pembangunan
misalnya Bank Dunia, UNDP, IMF. b.
Peran utamanya dalam bidang konflik dan fungsional, seperti International Civil Aviation Organization ICAO, International
Telecommunication Union ITU, dan lain-lain. c.
Peran utamanya dalam bidang sosial dan kultural, seperti International Labour Organization ILO, WHO, dan lain-lain
Archer dalam Bennet, 2002:19 .
2.1.2.2 Konsep Peranan Organisasi Internasional
Peranan merupakan aspek dinamis. Apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannnya sesuai dengan kedudukannya, maka ia menjalankan suatu
peranan. Dari konsep peranan tersebut muncullah istilah peran. Peran adalah seperangkat tingkat yang diharapkan dimiliki oleh orang yang berkedudukan
dalam masyarakat. Berbeda dengan peranan yang sifatnya mengkristal, peran bersifat insidental Perwita Yani, 2005:29.
Peranan role dapat di artikan sebagai berikut: Peranan dapat dilihat sebagai tugas atau kewajiban atas suatu
posisi sekaligus juga hak atas suatu posisi. Peranan memiliki sifat saling tergantung dan berhubungan dengan harapan. Harapan-
harapan ini tidak terbatas hanya pada aksi action, tetapi juga termasuk harapan mengenai motivasi motivation, kepercayaan
beliefs, perasaan feelings, sikap attitudes dan nilai-nilai values
” Perwita Yani, 2005:30. Peranan dapat dikatakan sebagai pelaksanaan dari fungsi oleh struktur-
struktur tertentu. Peranan ini tergantung juga pada posisi atau kedudukan struktur
itu dan harapan lingkungan sekitar terhadap struktur tadi. Peranan juga di pengaruhi oleh situasi dan kondisi serta kemampuan dari si pemeran.
Pengertian lain dari peranan, yaitu:
Orientasi atau konsepsi dari bagian yang dimainkan oleh suatu pihak dalam posisi sosialnya. Dengan peranan tersebut, para
pelaku peranan individu atau organisasi akan berperilaku sesuai dengan harapan orang maupun lingkungannya. Dalam hal ini
peranan menjalankan konsep melayani untuk menghubungkan harapan-harapan yang terpola dari orang lain atau lingkungan
dengan hubungan dan pola yang menyusun
struktur sosial” Perwita Yani, 2005:31.
Konsep peranan ini pada dasarnya berhubungan dan harus dibedakan dengan konsep posisi sosial. Posisi ini merupakan elemen dari organisasi, letak
dalam ruang sosial dan kategori keanggotaan organisasi Perwita Yani, 2005:31.
Peranan Organisasi Internasional menurut Clive Archer dapat dibagi ke dalam tiga kategori, yaitu:
1. Sebagai instrumen. Organisasi Internasional digunakan oleh negara-negara
anggotanya untuk mencapai tujuan tertentu berdasarkan tujuan politik luar negerinya.
2. Sebagai arena. Organisasi Internasional merupakan tempat bertemu bagi
anggota saja untuk membicarakan dan membahas masalah dalam negeri lain dengan tujuan untuk mendapat perhatian internasional.
3. Sebagai aktor independen. Organisasi Internasional dapat membuat
keputusan-keputusan sendiri tanpa dipengaruhi oleh kekuasaan atau paksaan dari luar organisasi Archer dalam Perwita Yani, 2005 : 95.
Menurut Leroy Bennet dalam buku International Organization, Principle and Issue, sejajar dengan negara, organisasi internasional dapat melakukan dan
memiliki sejumlah peranan penting, yaitu: 1.
Menyediakan sarana kerjasama diantara negara-negara dalam berbagai bidang, dimana kerjasama tersebut memberikan keuntungan bagi sebagian
besar ataupun keseluruhan anggotanya. Selain sebagai tempat dimana keputusan tentang kerjasama dibuat juga menyediakan perangkat
administratif untuk menerjemahkan keputusan tersebut menjadi tindakan. 2.
Menyediakan berbagai jalur komunikasi antar pemerintah negara-negara, sehingga dapat dieksplorasi dan akan mempermudah aksesnya apabila
timbul masalah Bennet, 2002:3. Peranan organisasi internasional dapat digambarkan sebagai individu yang
berada dalam lingkungan masyarakat internasional. Sebagai anggota masyarakat internasional, organisasi internasional harus tunduk pada peraturan-peraturan yang
telah disepakati bersama. Selain itu, melalui tindakan anggotannya, setiap anggota tersebut melakukan kegiatan-kegiatan dalam rangka mencapai tujuannya.
Peranan organisasi internasional ditujukan pada kontribusi organisasi di dalam peraturan yang lebih luas selain daripada pemecah masalah. Peranan
organisasi internasional dapat dibagi ke dalam tiga kategori, yaitu: 1.
Organisasi internasional sebagai legitimasi kolektif bagi aktivitas aktivitas organisasi dan atau anggota secara individual.
2. Organisasi internasional sebagai penentu agenda internasional.
3. Organisasi internasional sebagai wadah atau instrument bagi koalisi
antar anggota atau koordinasi kebijakan antar pemerintah sebagai mekanisme untuk menentukan karakter dan struktur kekuasaan global
Archer dalam Bennet, 2002:8.
2.1.3 Perjanjian Internasional
Dalam masyarakat
internasional, negara-negara
menampakkan kecenderungan untuk mengatur dan menuangkan hubungan-hubungan hukum
internasionalnya kedalam bentuk perjanjian internasional. Hal ini disebabkan perjanjian internasional dalam bentuk tertulis lebih memberikan jaminan
kepastian hukum bagi pihak-pihak yang bersangkutan maupun bagi pihak ketiga. perjanjian internasional memainkan peranan yang sangat penting dalam mengatur
kehidupan dan pergaulan antar negara. Melalui perjanjian internasional tiap negara menggariskan dasar kerjasama mereka, mengatur berbagai kegiatan,
menyelesaikan berbagai masalah demi kelangsungan hidup masyarakat itu sendiri. Dalam dunia yang ditandai saling ketergantungan, tidak ada satu negara yang
tidak diatur oleh perjanjian dalam kehidupan internasional Mauna,2005 : 82. Dalam pasal 2 konvensi Wina 1969, perjanjian international Trety di
definisikan sebagai: Suatu persetujuan yang dibuat antara negara dalam bentuk
tertulis, dan diatur oleh hukum internasional, apakah dalam instrumen tunggal atau dua atau lebih instrumen yang berkaitan
dan apapun nama yang diberikan padanya ”
Definisi ini kemudian dikembangkan oleh pasal 1 ayat 3 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 37 tahun 1999 tentang hubungan luar negeri yaitu:
Perjanjian internasional adalah perjanjian dalam bentuk dan sebutan apapun, yang di atur oleh hukum internasional dan dibuat
secara tertulis oleh Pemerintah Republik Indonesia dengan satu atau lebih negara, organisasi internasional atau subjek hukum
internasional lainnya, serta menimbulkan hak dan kewajiban pada Pemerintah Republik Indonesia yang bersifat hukum publik
Mauna, 2005 : 84-85.
” Menurut T. May Rudy bahwa Perjanjian internasional adalah perjanjian
yang diadakan antara anggota masyarakat bangsa-bangsa dan bertujuan untuk mengakibatkan akibat hukum tertentu jadi termasuk didalamnya perjanjian antar
negara dan perjanjian antara suatu organisasi internasional dengan organisasi internasional lainnya. Juga yang dapat dianggap sebagai perjanjian internasional,
perjanjian yang diadakan antara tahta suci dengan negara-negara Rudy, 2002: 44 Menurut T. May Rudy, menggolongkan perjanjian internasional menjadi
dua bagian, Treaty Contract dan Law Making. Berikut penjelasannya : “Penggolongan perjanjian internasional sebagai sumber hukum formal adalah
penggolongan perjanjian dalam Treaty Contract dan Law Making Treaties. Treaty Contract dimaksudkan perjanjian seperti kontrak atau perjanjian dalam hukum
perdata, hanya mengakibatkan hak dan kewajiban antara pihak yang mengadakan perjanjian itu. Contoh, perjanjian dwi kewarganegaraan, perbatasan, perdagangan,
dan pemberantasan penyelundupan. Sedangkan Law Making Treaties dimaksudkan perjanjian yang meletakkan ketentuan atau kaidah hukum bagi
masyarakat internasional sebagai keseluruhan. Contoh, Konvensi Jenewa tentang perlindungan perang tahun 1949” Rudy, 2002: 44.
2.1.4 Kerjasama Internasional