15 jumlahcabangdanterutamauntukpeningkatanjumlahpolong PasaribudanSuprapto,
1985.Fospordalamtanahbersifatimobile, sehinggahara P inidapatdiperolehtanamankedelaidaridalamtanahdandaripenambahanpupuk.
Unsurhara P padajaringandaunkedelai yang diambilpadasaatberbungaadalah
0,26−0,50 Kristanto, 2015.Penggunaanpupuk SP 36 untuktanamankedelaiberkisar50
– 100 kgha
-1
Pambudi, 2013. Tanaman kedelai memerlukan kalium yang lebih banyak daripada jagung.Unsur
hara K pada jaringan daun kedelai yang diambil pada saat berbunga adalah antara 1,71 − 2,50 Kristanto, 2015. Urnumnyatanah di Indonesia cukupkalium,
hanyapadatanah yang berpasirkandungankaliumnyamungkinrendah. Kaliummudahtersediadalamtanahdengan pH tanah 5,5.Penggunaan pupuk KCl
untuk tanaman kedelai berkisar 100- 150 kg ha
-1
Pambudi, 2013.
Purwono dan Heni 2011 tanaman kedelai akan tumbuh pada pH tanah antara 5,8−7,0. Pertumbuhan tanaman kedelai akan terlambat jika pH tanah kurang dari
5,8 dikarenakan keracunan aluminium. Tanaman kedelai dapat tumbuh dengan curah
hujan sekitar 100−400 mm bulan
-1
. Untuk mendapatkan hasil yang optimal, tanaman kedelai membutuhkan curah h
ujan antara 100−200 mm bulan
-1
.
16
III. BAHAN DAN METODE
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di rumah kaca Ilmu Tanah, Laboratorium Ilmu Tanah dan
di Laboratorium Teknologi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Lampung dari Agustus 2014 sampai dengan April 2015.
3.2 Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan adalah limbah cair tahu, batuan fosfat alam, pelarut asam
H
2
SO
4
1 N, benih kedelai, tanah, pupuk urea, pupuk KCl, aquadesdan bahan- bahan kimia yang digunakan untuk analisis pH metode pH meter, P-tersedia
pengekstrak Bray I, serapan P metode pengabuan kering di laboratorium. Alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain polibag, timbangan, kontener
ukuran 1m x 1m x 0,5m, granulator, ayakan, mixer, toples, meteran, cangkul, gembor, kertas label, botol film, pisau, plastik, oven, pH meter, tungku
pengabuan, alat destruksi,gilingan tanaman,spectrophotometer, dan alat-alat untuk analisis pH metode pH meter, P-tersedia pengekstrak Bray I, serapan P
metode pengabuan kering di laboratorium.
17
3.3 Metode Penelitian
Perlakuan disususn secara faktorial 2x4 dalam Rancangan Acak Kelompok
RAK dengan 3 kelompok. Faktor pertama adalah dosis pupuk fosfat super P yaitu ½ rekomendasi 360 kg ha
-1
atau setara dengan pupuk SP-36 dosis 100 kg ha
- 1
P
1
dan dosis rekomendasi 720 kg ha
-1
atau setara dengan pupuk SP-36 dosis 200 kg ha
-1
P
2
. Faktor keduaadalah ukuran butir pupuk fosfat super T yaitu 1 mm T
1
, 2-3 mm T
2
, 3-5 mm T
3
, dan 5 mm T
4
. Dari perlakuan diatas diperoleh 8 kombinasi yang diulang sebanyak 3 kali sehingga didapat 24 satuan percobaan.
Selain itu terdapat juga perlakuan yang diulang 3 kali dan tidak diamati secara statistik. Pengelompokan dilakukan berdasarkan waktu pengamatan.
Homogenitas ragam antar perlakuan diuji dengan uji Bartlett dan aditivitas data diuji dengan uji Tukey. Jika asumsi terpenuhi, data dianalisis ragam dan
dilanjutkan dengan uji BNT taraf 5. Uji korelasi dilakukan antara sifat kimia tanah dengan komponen pertumbuhan tanaman kedelai.
3.4 Pelaksanaan Penelitian
3.4.1 Pembuatan Pupuk Fosfat Super
Limbah cair tahu disiapkan dalam keadaan segar dan pelarutasam sulfatH
2
SO
4
1 N. Tepung fosfat lolos saringan 1 mm ditimbang 0,5 kg. Kemudian sebanyak
0,5 tepung batuan fosfat, 425 ml limbah cair tahu, dan 75 mlH
2
SO
4
1N secara bersamaan dan perlahan-lahan dimasukkan ke dalam mixerselama 5 menit. Setelah itu campuran tersebut dituang ke dalam toples dan di
masukkaandalam kontener 1m x 1m x 0,5m selama seminggu.Pupuk Fosfatsuper
18 dibuat granul sesuai dengan perlakuan menggunakan alat granulator yang ada di
Laboratorium Teknologi Pertanian Universitas Lampung. Pupuk Fosfatsuper akan membentuk granul dengan adanya penambahan air melalui sprayer. Setelah
operasi granulasi selesai, hasilnya diambil dan dikeringkan dengan cara penjemuran langsung oleh sinar matahari. Pupuk yang sudah kering dianalisis
distribusi diameter granul dengan menggunakan ayakan 1 mm, 2-3 mm, 3-5 mm, dan 5 mm.
3.4.2 Persiapan Media Tanam dan Analisis Tanah Awal
Tanah diambil dari kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Lampung di Desa Tanjung Sari Kecamatan Natar. Tanah digali sampai kedalaman 20 cm,
dibersihkan dari bebatuan dan akar, kemudian dikeringanginkan, diayak, dan dikompositkan. Selanjutnya tanah ditimbang seberat 5 kg Berat Kering Oven
BKO dan dimasukkan dalam polibag. Sebagian tanah diambil untuk dianalisis tanah awal. Hasil analisis tanah dan pupuk seperti pada Tabel 1.
Tabel 1. Hasil analisis awal sifat tanah dan pupuk. No
Parameter Satuan
Hasil analisis Tanah
Pupuk 1
pH H
2
O -
6,71 7,95
2 P-tersedia
ppm 5,78
- 3
P-larut -
10,8
19
3.4.3 Penanaman
Sebelum penanaman, tanah dianalisis sifat kimia awal. Benih kedelai ditanam
dipolibag yang telah berisi media tanam. Penanaman dilakukan dengan cara membenamkan benih ke dalam polibag dengan kedalaman sekitar 3 cm. Benih
ditanam sebanyak 3 tanaman dalam satu polibag.
3.4.4 Penyulaman
Penyulaman dilakukan pada saat satu minggu setelah tanam. Penyulaman
dilakukan jika benih yang tumbuh kurang dari dua tanaman atau tidak ada benih yang tumbuh dalam satu polibag. Penyulaman harus dilakukan secapat mungkin
dengan tujuan untuk menyeragamkan pertumbuhan tanaman kedelai.
3.4.5 Perlakuan Pemupukan
Pemberian pupuk dasar dilakukan 1 minggu setelah tanam MST dengan aplikasi
urea dosis 0,6 gram, dan aplikasi KCl dosis 1,6 gram. Berdasarkan perlakuan pemberian pupuk Fosfatsuper dilakukan satu hari setelah pengaplikasian pupuk
dasar. Ukuran butir pupuk yang digunakan untuk perlakuan yaitu 1 mm, 2-3 mm, 3-5 mm, dan 5 mm dengan dosis ½ rekomendasi 2,88 g 5 kgtanah
-1
atau setara dengan 360 kg ha
-1
dan dosis rekomendasi 5,76 g 5 kgtanah
-1
atau setara dengan 720 kg ha
-1 .
3.4.6 Pemeliharaan Tanaman
Pemeliharaan yang dilakukan yaitu penyiraman, pengendalian gulma,
pengendalian hama dan penyakit disesuaikan kondisi dilapang. Pemeliharaan