CARA APLIKASI DAN DOSIS PUPUK NPK SUSULAN SAAT BERBUNGA DALAM MENINGKATKAN PRODUKSI KEDELAI (Glycine max [L.] Merr.)

(1)

CARA APLIKASI DAN DOSIS PUPUK NPK SUSULAN SAAT BERBUNGA DALAM MENINGKATKAN PRODUKSI KEDELAI

(Glycine max [L.] Merr.)

Oleh

Ichwan Nurmanda(1), Niar Nurmauli(2), Yayuk Nurmiaty(2)

ABSTRAK

Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mencukupi kebutuhan unsur hara bagi tanaman adalah dengan pemberian pupuk. Selain diberi pupuk dasar, tanaman juga memerlukan pupuk susulan seperti pemberian pupuk majemuk NPK terutama pada saat memasuki fase generatif. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi penyerapan unsur hara oleh tanaman sehingga diharapkan akan meningkatkan produksi kedelai yang maksimum. Penelitian ini bertujuan untuk : (1) Mengetahui tanggapan tanaman kedelai terhadap perbedaan cara aplikasi pupuk NPK

susulan saat berbunga dalam meningkatkan produksi kedelai varietas Grobogan; (2) Mengetahui bentuk tangapan tanaman kedelai terhadap pengaruh peningkatan dosis pupuk NPK susulan saat berbunga dalam meningkatkan produksi kedelai varietas Grobogan; (3) Apakah bentuk

tanggapan tanaman berpengaruh pada cara aplikasi dan dosis pupuk NPK susulan saat berbunga dalam meningkatkan produksi kedelai varietas Grobogan.

Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Politeknik Negeri Lampung mulai dari bulan Maret sampai Juni 2009. Perlakuan disusun secara faktorial 2 x 5 menggunakan rancangan kelompok teracak sempurna dengan 3 ulangan, faktor pertama adalah 2 cara penerapan pupuk NPK tambahan terdiri dari digerus (L0) dan dilarutkan (L1). Faktor kedua adalah dosis pupuk NPK tambahan pada saat berbunga yaitu 0 kg/ha (P0), 20 kg/ha (P1), 40 kg/ha (P2), 60 kg/ha (P3), dan 80 (P4) kg/ha. Homogenitas ragam antarperlakuan diuji dengan Uji Bartlett dan nonkemenambahan model diuji dengan Uji Tukey. Data diolah dengan analisis ragam dilanjutkan dengan perbandingan dan polinomial ortogonal pada 0,05 dan 0,01.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1); Pemupukan dengan cara dilarutkan menghasilkan produksi yang tidak berbeda dengan pemupukan dengan cara digerus; (2) Peningkatan dosis pupuk NPK susulan berpengaruh pada tanaman kedelai varietas Grobogan berdasarkan variabel, bobot kering brangkasan, umur berbunga, dan hasil benih per hektar. Sampai dosis NPK 80 kg/ha, pupuk NPK susulan masih meningkat secara linear belum diperoleh dosis optimum ; (3) Belum terdapat kombinasi cara aplikasi pupuk dan dosis pupuk NPK susulan terbaik untuk meningkatkan produksi tanaman kedelai varietas Grobogan yang maksimum.

Kata kunci : Metode aplikasi, Dosis pupuk NPK susulan, pembungaan

1. Alumi Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Lampung 2. Dosen Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Lampung


(2)

THE METHODS OF APPLICATION AND DOSAGE OF NPK SUPPLEMENT FERTILIZER DURING FLOWERING STAGE ON THE YIELD OF SOYBEAN

(Glycine max [L.] Merr.)

By

Ichwan Nurmanda(1), Niar Nurmauli(2), Yayuk Nurmiaty(2) ABSTRACT

The objective of this study were: (1) The effect of the methods of application of NPK supplement fertilizer during flowering stage on the yield of soybean Grobogan varieties; (2) the effect of the increasing of NPK supplement fertilizer during flowering to

increase the production of soybeans Grobogan varieties; and (3) The effect of interaction between the methods of application and the dosage of NPK supplement fertilizer during flowering stage on the yield of soybean Grobogan varieties.

The experiment was conducted at the experiment station of Lampung State Polytechnic at Bandar Lampung from March- June 2009. Experiment was arranged in 2 x 5

factorial completely randomized design with three replications; the first factor was two ways of NPK addition fertilizer application consisting of scraped(L0) and dissolved (L1). The second factor was the addition of NPK fertilizer at the time of flowering is 0 kg/ha (P0), 20 kg/ha (P1), 40 kg/ha (P2), 60 kg/ha (P3), and 80 (P4) kg/ha . Homogenity among treatments were tested with Bartlett test and additivity were tested with Tukey test. Data were analyzed using analysis of variance followed by comparisons and orthogonal polynomials at level significant 0.05 and 0.01. The results showed that: (1) the two ways of applying the dosage of NPK supplement fertilizer by scraped method and dissolved method have no different for all observed variable except plant height; (2) the increasing of the dosage of NPK supplement fertilizer effects on plant growth and production of soybeans Grobogan varieties based on plant height, dry weight, flowering age and seed yield per hectare up to 80 kg/ha, meanwhile NPK supplement fertilizer was still being increased linearly and the optimum doses were not gained; and (3) there was no combination of fertilizing apllication method and the best NPK supplement fertilizer to increase the maximum production of soybeans Grobogan varieties.

Key word : Methods of application, Dosage, NPK Supplement fertilizer,flowering stage

1. Alumni Department Crop Scince of Agriculture Faculty, University of Lampung 2. Lecture Department Crop Scince of Agriculture Faculty, University of Lampung


(3)

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang dan Masalah

Keinginan untuk berswasembada kedelai telah beberapa kali dicanangkan, namun belum dibarengi dengan program operasional yang memadai. Melalui program revitalisasi pembangunan pertanian, pemerintah bertekad untuk meningkatkan produksi kedelai nasional menuju swasembada pada tahun 2010 (Ditkabi 2006). Program ini perlu dukungan semua pihak terkait, di antaranya dalam

meningkatkan produksi kedelai yang produktif dan efisien. Menurut perkiraan kebutuhan kacang-kacangan termasuk kedelai, meningkat sebesar 7,6 % per tahun (Suprapto, 1999). Untuk memenuhi konsumsi kedelai pemerintah terpaksa mengimpor dari luar. Sebenarnya hal itu tidak perlu dilakukan jika produksi di dalam negeri dapat dikembangkan sejalan dengan meningkatnya tuntutan kebutuhan, mengingat potensi yang ada sangat besar.

Tanah sebagai media tumbuh tanaman mempunyai daya dukung terbatas sebagai sumber unsur hara maupun sebagai penampung susulan input hara berupa pupuk selain itu, setiap lahan/tanah mempunyai tingkat keragaman yang cukup besar, tergantung dari individu tanaman atau varietas yang digunakan. Kondisi ini mengakibatkan terjadinya keragaman produktivitas untuk setiap individu tanaman, oleh karena itu kombinasi pengolahan sumber daya tanah dan aplikasi pupuk harus dilakukan secara efektif.


(4)

Selain itu pemupukan merupakan hal yang terpenting dalam proses budidaya tanaman. Pertumbuhan tanaman yang baik tergantung dari faktor lingkungan yang seimbang dan menguntungkan. Beberapa faktor pembatas pertumbuhan tanaman antara lain gulma, hama, dan penyakit yang secara langsung mengurangi potensi produksi. Kelompok faktor yang lain seperti zat hara, kerapatan, dan arah sudut daun dapat menaikkan potensi hasil dan kualitas (Harjadi, 2002).

Ketersediaan unsur hara dapat dilengkapi dengan melakukan pemupukan yaitu penambahan material ke tanah atau tajuk tanaman.

Pada umumnya pupuk majemuk NPK diberikan langsung dengan cara ditaburkan atau ditempatkan di dalam lubang (tugal) tanpa dilarutkan terlebih dahulu. Dengan cara tersebut pupuk majemuk NPK tidak cepat tersedia bagi tanaman, karena pupuk tersebut masih berbentuk butiran-butiran kristal dan tidak dapat diserap langsung oleh akar tanaman, untuk itu diperlukan pemupukan dengan cara melarutkan pupuk NPK ke dalam air dengan dosis tertentu.

Selain diberi pupuk dasar, tanaman juga memerlukan pupuk susulan seperti pemberian pupuk majemuk NPK terutama pada saat memasuki fase generatif. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi penyerapan unsur hara oleh tanaman sehingga diharapkan akan meningkatkan produksi kedelai yang maksimum.


(5)

1.2 Tujuan Penelitian

Berdasarkan identifikasi dan perumusan masalah, maka tujuan penelitian dirumuskan sebagai berikut:

1. Mengetahui tanggapan tanaman kedelai terhadap perbedaan cara aplikasi pupuk NPK susulan saat berbunga dalam meningkatkan produksi kedelai varietas Grobogan?

2. Mengetahui bentuk tanggapan tanaman kedelai terhadap peningkatan dosis pupuk NPK susulan saat berbunga dalam meningkatkan produksi kedelai varietas Grobogan?

3. Apakah bentuk tanggapan tanaman berpengaruh pada cara aplikasi dan dosis pupuk NPK susulan saat berbunga dalam meningkatkan produksi kedelai varietas Grobogan?

1.3 Landasan Teori

Dalam rangka menyusun penjelasan teoretis terhadap pertanyaan yang telah dikemukakan, penulis menggunakan landasan teori sebagai berikut:

Pemberian pupuk menyebabkan ketersediaan unsur hara tanaman dapat terpenuhi. Ketersediaan unsur hara juga sangat berpengaruh pada keseimbangan hormon dalam tanaman baik macam maupun jumlahnya (Marschner, 1990). Unsur hara adalah salah satu faktor yang membatasi produksi tanaman, pupuk dapat

digunakan untuk mencapai keseimbangan hara bagi pertumbuhan tanaman, sehingga dicapai produksi yang optimal (Setyamidjaja, 1986). Unsur hara bagi tanaman terbagi menjadi unsur hara makro dan mikro. Nitrogen (N), fosfor (P),


(6)

dan kalium (K) termasuk dalam unsur hara makro yang dibutuhkan dalam jumlah banyak oleh tanaman.

Pemberian pupuk NPK susulan saat berbunga pada tanaman kedelai sangat penting selain pupuk dasar. Pemupukan NPK susulan pada produksi kedelai bertujuan untuk memenuhi kebutuhan unsur hara selama masa pembungaan dalam menjamin ketersediaan asimilat pada saat pengisian polong. Selain itu pada saat fase generatif, akar tanaman akan tumbuh secara cepat dan mencapai

pertumbuhan maksimal untuk mendapatkan unsur hara di tanah sehingga diperlukan unsur hara yang lebih banyak, penambatan N oleh bintil akar juga menurun pada saat tanaman leguminosae mulai memasuki periode pembungaan bersamaan semakin meningkatnya bintil akar yang tua dan mati (Kaspar, 1987).

Hasil penelitian pemberian pupuk NPK susulan secara disiram saat awal pembungaan pada tanaman buncis mempengaruhi pertumbuhan, produksi, dan kualitas benih buncis (Ermayanti, 2008).

Nitrogen (N) ialah hara penting yang berperan dalam sintesis asam amino penyusun protein struktural dan enzim (Tisdale et al., 1985). Nitrogen adalah

suatu unsur yang paling banyak dibutuhkan dalam pertumbuhan tanaman dan merupakan penyusun setiap sel hidup sehingga terdapat pada seluruh bagian tanaman. Nitrogen merupakan pembentuk sistem cincin porphyrin dan menjadi bagian integral dari klorofil yang menjadi penangkap utama energi cahaya yang dibutuhkan dalam fotosintesis. Fotosintesis adalah proses yang memanfaatkan energi matahari oleh tanaman untuk memasok energi bagi pertumbuhannya (Purwoko dan Khafidzin, 2003).


(7)

Fosfor (P) diserap tanaman dalam bentuk ion fosfat (H2PO4 – ) .

Fungsi unsur fosfor merangsang perkembangan akar sehingga tanaman akan lebih tahan terhadap kekeringan, mempercepat masa panen, dan menambah nilai gizi dari biji (Copeland dan McDonald, 2001). Fosfor merupakan bagian

essensial dan banyak gula fosfat yang berperan dalam nukleotida, seperti RNA dan DNA, serta bagian dari fosfolipid pada membran. Fosfor mempunyai peran dalam reaksi-reaksi respirasi dan fase gelap fotosintesis. Fosfor juga penting dalam metabolisme energi, karena keberadaanya dalam ATP, ADP, AMP, dan pirofosfat (Salisbury dan Ross, 1995).

Pada tanaman, fosfor dapat merangsang pertumbuhan dan perkembangan perakaran. Pengaruh fosfor terhadap produksi yaitu dapat meningkatkan hasil, bobot kering tanaman, bobot biji, memperbaiki kualitas hasil, serta mempercepat masa pematangan. Fosfor mempertinggi daya resistensi terhadap serangan penyakit utama terutama cendawan (Hakim, et al., 1986).

Unsur kalium dibutuhkan tanaman dalam jumlah yang besar, yakni terbesar kedua setelah nitrogen. Kalium dalam tanaman tidak menjadi komponen struktur dalam senyawa organik, namun mutlak dibutuhkan untuk proses pertumbuhan dan produksi tanaman. Kalium merupakan pengaktif dari sejumlah besar enzim yang penting untuk fotosintesis dan respirasi (Salisbury dan Ross, 1995). Di dalam tanaman kalium sangat mobil dan ditransportasikan kesemua jaringan muda. Peran lain K dalam tanaman terjadi pada sel-sel khusus tanaman yang disebut sel penjaga yang berada disekitar stomata. Turgor sel penjaga mengatur tingkat pembukaan stomata dan dengan demikian juga mengatur pertukaran gas dan uap


(8)

melalui stomata. Turgor sebagian besar diatur oleh pergerakan keluar masuk K didalam sel-sel penjaga.

1.4 Kerangka Pemikiran

Dalam usaha peningkatan produksi tanaman kedelai dibutuhkan upaya yang optimal untuk mendapatkan hasil yang maksimum. Upaya tersebut dapat dilakukan dengan cara menerapkan prinsip agronomik, selain itu juga

memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman seperti air, cahaya, dan unsur hara.

Peningkatan produksi tanaman dapat dilakukan salah satunya dengan mencukupi kebutuhan dan meningkatkan efisiensi penggunaan pupuk, dosis pupuk dan waktu pemberian pupuk yang tepat adalah untuk menjamin ketersedian asimilat selama fase pengisian biji/buah.

Pupuk makro NPK dosis rekomendasi umumnya diberikan pada saat tanam. Dalam produksi tanaman kedelai, pemberian NPK susulan pada awal

pembungaan selain dosis NPK rekomendasi, memberikan kontribusi lebih baik dalam pertumbuhan dan produksi tanaman kedelai. Hasil penelitian pemupukan NPK (16:16:16) susulan secara digerus saat awal pembungaaan menghasilkan jumlah polong, bobot 100 butir, dan hasil perhektar tetapi belum diketahui dosis optimum NPK susulan dalam meningkatkan hasil kedelai jika dibandingkan dengan tanpa pemberian NPK susulan. Hasil penelitian pemupukan pemberian NPK susulan secara disiram saat awal pembungaan pada tanaman buncis, dosis NPK (16:16:16) 60—90 kg/ha Peningkatan dosis pupuk NPK tambahan


(9)

meningkatkan produksi dan kualitas benih buncis secara linear berdasarkan variabel jumlah cabang total, kecepatan berkecambah benih, dan bobot kering kecambah normal benih buncis dan juga benih bervigor awal tinggi dan dapat mempertahankan vigor benih lebih baik setelah dua bulan disimpan dibandingkan dengan dosis di bawah 60 dan di atas 120 kg NPK/ha sehingga digunakan dosis pupuk 0kg/ha, 20kg/ha, 40kg/ha, 60kg/ha, dan 80kg/ha guna mengetahui dosis optimum NPK susulan dalam meningkatkan hasil dan mutu kedelai varietas Grobogan.

Pemberian pupuk susulan tanaman famili legum, saat fase generatif penyerapan hara melalui akar sudah mulai menurun. Hal ini terjadi karena bintil akar sudah terdegradasi dan daya serap akar sudah menurun sedangkan kebutuhan hara untuk pengisian polong dan biji semakin meningkat. Dengan pemberian pupuk NPK susulan saat berbunga (50% tanaman kedelai sudah berbunga dalam satu satuan percobaan) diharapkan pertumbuhan tanaman akan lebih baik dibandingkan dengan tanaman yang tidak diberi pupuk NPK susulan.

Pemberian pupuk NPK susulan pada fase generatif dapat menyediakan kebutuhan hara yang diperlukan tanaman kedelai dalam pembentukan polong dan pengisian biji. Pada tanaman legume seperti kedelai, pada saat memasuki fase

generatif/pengisian polong, hanya sedikit unsur hara yang diangkut ke akar dan bagian vegetatif lainnya. Dengan demikian, pertumbuhan akar tertekan sehingga proses pengambilan hara dari dalam tanah menjadi terhambat. Hal ini dapat menyebabkan kegiatan pada bintil akar terganggu. Untuk pembentukan dan pengisian biji unsur nitrogen, fospor, dan kalium dibutuhkan oleh tanaman kedelai


(10)

dalam jumlah yang berimbang dan cukup agar produksinya meningkat dan mutu yang dihasilkan tinggi.

Dosis pupuk NPK susulan yang optimum akan menghasilkan produksi yang maksimal. Unsur-unsur yang terkandung dalam pupuk NPK susulan yang diberikan akan meningkatkan proses metabolisme sehingga pertumbuhan dan perkembangan tanaman kedelai akan optimal. Unsur hara yang masuk ke jaringan tanaman ditranslokasikan ke sel-sel yang membutuhkan. Selanjutnya terjadi proses fotosintesis di daun yang menghasilkan asimilat. Asimilat ini

dimanfaatkan untuk proses pembelahan sel di seluruh jaringan tanaman dan penambahan ukuran sel, serta penggantian sel-sel yang telah rusak.

Terjadinya proses pembelahan sel menyebabkan proses pertumbuhan vegetatif dan generatif tanaman semakin meningkat. Ini dapat dilihat dari bobot kering berangkasan dan umur berbunga sebagai akibat akumulasi bahan organik pada jaringan tanaman.

Oleh karena meningkatnya asimilat akan memacu terjadinya pembelahan dan pembesaran sel, sehingga jumlah polong kedelai yang dihasilkan akan semakin banyak dan produksi yang dihasilkan dapat meningkat. Peningkatan

pembentukan bahan-bahan kimia yang ditranslokasikan ke dalam benih dapat meningkatkan ukuran benih yang semakin besar. Ukuran benih yang semakin besar dengan demikian produksi per hektar juga dapat meningkat.


(11)

1.5 Hipotesis

Dari kerangka pemikiran yang telah dikemukakan dapat disimpulkan hipotesis sebagai berikut:

1. Cara aplikasi pemberian pupuk NPK susulan dilarutkan saat berbunga lebih baik dibandingkan dengan cara digerus dalam meningkatkan produksi kedelai. 2. Tanggapan tanaman dalam produksi kedelai akan meningkat seiring dengan

peningkatan dosis pupuk NPK susulan yang diberikan; setelah tanggapan maksimum dicapai, produksi akan menurun seiring dengan peningkatan dosis pupuk NPK.

3. Tanggapan tanaman kedelai terhadap peningkatan dosis pupuk NPK susulan yang diberikan berbeda pada cara digerus dan cara dilarutkan.


(12)

SANWACANA

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Dalam pengerjaan skripsi ini tidak terlepas dari berbagai hambatan dan kesulitan, namun atas bantuan berbagai pihak skripsi ini terselesaikan. Terima kasih Penulis haturkan kepada:

1. Ibu Ir. Niar Nurmauli, M.S., selaku Ketua Tim Penguji dan Pembimbing Pertama atas saran, bimbingan, kesabaran, perhatian serta pengertiannya yang telah diberikan kepada Penulis selama penelitian dan penulisan skripsi ini hingga selesai.

2. Ibu Ir. Yayuk Nurmiaty, M.S., selaku Sekretaris Tim Penguji dan Pembimbing Kedua atas saran, bimbingan, dan kesabaran yang telah diberikan selama penelitian dan penulisan skripsi ini hingga selesai.

3. Ibu Ir. Herawati Hamim, M.S., selaku Penguji bukan Pembimbing yang telah memberikan saran, kritik, dan pengarahan kepada Penulis.

4. Program Hibah Bersaing Universitas Lampung yang berkerjasama dengan Direktorat jenderal Pendidikan Tinggi tahun 2009.

5. Bapak Dr. Ir. Agus Karyanto, M.Sc., selaku Pembimbing Akademik yang telah membimbing dan memberikan saran, serta nasihat demi kebaikan penulis selama menjadi mahasiswa Fakultas Pertanian, Universitas Lampung.


(13)

persetujuan pencetakan skripsi ini.

7. Ibu Dr. Ir. Nyimas Sa’diyah, M.P., selaku Ketua Program studi Agronomi Jurusan Budidaya Pertanian, Universitas Lampung atas saran, koreksi, dan persetujuan pencetakan skripsi ini.

8. Bapak Dr. Ir. Wan Abbas Zakaria, M.S. selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas Lampung.

9. Ayahanda Suratman (Alm) dan Ibunda Sri Nuraini serta adik penulis; Rama, Annisa atas kasih sayang, support, kritikan, dan saran yang diberikan yang terus menjadi motivator utama bagi penulis dalam memasuki sebuah wahana bernama hidup dan kehidupan.

10. Prarindra Afwan S.P. , Habib Juni Rahmanto, Agus Candra, Vita Wulandari , Teddy Aditia, Albert, dan I nyoman diartawan atas segala doa, perhatian, motivasi, persahabatan, kebersamaan, hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Semoga Allah SWT membalas segala kebaikan yang telah diberikan kepada penulis dan semoga skripsi ini bermanfaat.

Bandar Lampung, Agustus 2010


(1)

melalui stomata. Turgor sebagian besar diatur oleh pergerakan keluar masuk K didalam sel-sel penjaga.

1.4 Kerangka Pemikiran

Dalam usaha peningkatan produksi tanaman kedelai dibutuhkan upaya yang optimal untuk mendapatkan hasil yang maksimum. Upaya tersebut dapat dilakukan dengan cara menerapkan prinsip agronomik, selain itu juga

memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman seperti air, cahaya, dan unsur hara.

Peningkatan produksi tanaman dapat dilakukan salah satunya dengan mencukupi kebutuhan dan meningkatkan efisiensi penggunaan pupuk, dosis pupuk dan waktu pemberian pupuk yang tepat adalah untuk menjamin ketersedian asimilat selama fase pengisian biji/buah.

Pupuk makro NPK dosis rekomendasi umumnya diberikan pada saat tanam. Dalam produksi tanaman kedelai, pemberian NPK susulan pada awal

pembungaan selain dosis NPK rekomendasi, memberikan kontribusi lebih baik dalam pertumbuhan dan produksi tanaman kedelai. Hasil penelitian pemupukan NPK (16:16:16) susulan secara digerus saat awal pembungaaan menghasilkan jumlah polong, bobot 100 butir, dan hasil perhektar tetapi belum diketahui dosis optimum NPK susulan dalam meningkatkan hasil kedelai jika dibandingkan dengan tanpa pemberian NPK susulan. Hasil penelitian pemupukan pemberian NPK susulan secara disiram saat awal pembungaan pada tanaman buncis, dosis NPK (16:16:16) 60—90 kg/ha Peningkatan dosis pupuk NPK tambahan


(2)

7

meningkatkan produksi dan kualitas benih buncis secara linear berdasarkan variabel jumlah cabang total, kecepatan berkecambah benih, dan bobot kering kecambah normal benih buncis dan juga benih bervigor awal tinggi dan dapat mempertahankan vigor benih lebih baik setelah dua bulan disimpan dibandingkan dengan dosis di bawah 60 dan di atas 120 kg NPK/ha sehingga digunakan dosis pupuk 0kg/ha, 20kg/ha, 40kg/ha, 60kg/ha, dan 80kg/ha guna mengetahui dosis optimum NPK susulan dalam meningkatkan hasil dan mutu kedelai varietas Grobogan.

Pemberian pupuk susulan tanaman famili legum, saat fase generatif penyerapan hara melalui akar sudah mulai menurun. Hal ini terjadi karena bintil akar sudah terdegradasi dan daya serap akar sudah menurun sedangkan kebutuhan hara untuk pengisian polong dan biji semakin meningkat. Dengan pemberian pupuk NPK susulan saat berbunga (50% tanaman kedelai sudah berbunga dalam satu satuan percobaan) diharapkan pertumbuhan tanaman akan lebih baik dibandingkan dengan tanaman yang tidak diberi pupuk NPK susulan.

Pemberian pupuk NPK susulan pada fase generatif dapat menyediakan kebutuhan hara yang diperlukan tanaman kedelai dalam pembentukan polong dan pengisian biji. Pada tanaman legume seperti kedelai, pada saat memasuki fase

generatif/pengisian polong, hanya sedikit unsur hara yang diangkut ke akar dan bagian vegetatif lainnya. Dengan demikian, pertumbuhan akar tertekan sehingga proses pengambilan hara dari dalam tanah menjadi terhambat. Hal ini dapat menyebabkan kegiatan pada bintil akar terganggu. Untuk pembentukan dan pengisian biji unsur nitrogen, fospor, dan kalium dibutuhkan oleh tanaman kedelai


(3)

dalam jumlah yang berimbang dan cukup agar produksinya meningkat dan mutu yang dihasilkan tinggi.

Dosis pupuk NPK susulan yang optimum akan menghasilkan produksi yang maksimal. Unsur-unsur yang terkandung dalam pupuk NPK susulan yang diberikan akan meningkatkan proses metabolisme sehingga pertumbuhan dan perkembangan tanaman kedelai akan optimal. Unsur hara yang masuk ke jaringan tanaman ditranslokasikan ke sel-sel yang membutuhkan. Selanjutnya terjadi proses fotosintesis di daun yang menghasilkan asimilat. Asimilat ini

dimanfaatkan untuk proses pembelahan sel di seluruh jaringan tanaman dan penambahan ukuran sel, serta penggantian sel-sel yang telah rusak.

Terjadinya proses pembelahan sel menyebabkan proses pertumbuhan vegetatif dan generatif tanaman semakin meningkat. Ini dapat dilihat dari bobot kering berangkasan dan umur berbunga sebagai akibat akumulasi bahan organik pada jaringan tanaman.

Oleh karena meningkatnya asimilat akan memacu terjadinya pembelahan dan pembesaran sel, sehingga jumlah polong kedelai yang dihasilkan akan semakin banyak dan produksi yang dihasilkan dapat meningkat. Peningkatan

pembentukan bahan-bahan kimia yang ditranslokasikan ke dalam benih dapat meningkatkan ukuran benih yang semakin besar. Ukuran benih yang semakin besar dengan demikian produksi per hektar juga dapat meningkat.


(4)

9

1.5 Hipotesis

Dari kerangka pemikiran yang telah dikemukakan dapat disimpulkan hipotesis sebagai berikut:

1. Cara aplikasi pemberian pupuk NPK susulan dilarutkan saat berbunga lebih baik dibandingkan dengan cara digerus dalam meningkatkan produksi kedelai. 2. Tanggapan tanaman dalam produksi kedelai akan meningkat seiring dengan

peningkatan dosis pupuk NPK susulan yang diberikan; setelah tanggapan maksimum dicapai, produksi akan menurun seiring dengan peningkatan dosis pupuk NPK.

3. Tanggapan tanaman kedelai terhadap peningkatan dosis pupuk NPK susulan yang diberikan berbeda pada cara digerus dan cara dilarutkan.


(5)

SANWACANA

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Dalam pengerjaan skripsi ini tidak terlepas dari berbagai hambatan dan kesulitan, namun atas bantuan berbagai pihak skripsi ini terselesaikan. Terima kasih Penulis haturkan kepada:

1. Ibu Ir. Niar Nurmauli, M.S., selaku Ketua Tim Penguji dan Pembimbing Pertama atas saran, bimbingan, kesabaran, perhatian serta pengertiannya yang telah diberikan kepada Penulis selama penelitian dan penulisan skripsi ini hingga selesai.

2. Ibu Ir. Yayuk Nurmiaty, M.S., selaku Sekretaris Tim Penguji dan Pembimbing Kedua atas saran, bimbingan, dan kesabaran yang telah diberikan selama penelitian dan penulisan skripsi ini hingga selesai.

3. Ibu Ir. Herawati Hamim, M.S., selaku Penguji bukan Pembimbing yang telah memberikan saran, kritik, dan pengarahan kepada Penulis.

4. Program Hibah Bersaing Universitas Lampung yang berkerjasama dengan Direktorat jenderal Pendidikan Tinggi tahun 2009.

5. Bapak Dr. Ir. Agus Karyanto, M.Sc., selaku Pembimbing Akademik yang telah membimbing dan memberikan saran, serta nasihat demi kebaikan penulis selama menjadi mahasiswa Fakultas Pertanian, Universitas Lampung.


(6)

6. Bapak Prof. Dr. Ir. Setyo Dwi Utomo, M.Sc., selaku Ketua Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Lampung atas saran, koreksi, dan persetujuan pencetakan skripsi ini.

7. Ibu Dr. Ir. Nyimas Sa’diyah, M.P., selaku Ketua Program studi Agronomi Jurusan Budidaya Pertanian, Universitas Lampung atas saran, koreksi, dan persetujuan pencetakan skripsi ini.

8. Bapak Dr. Ir. Wan Abbas Zakaria, M.S. selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas Lampung.

9. Ayahanda Suratman (Alm) dan Ibunda Sri Nuraini serta adik penulis; Rama, Annisa atas kasih sayang, support, kritikan, dan saran yang diberikan yang terus menjadi motivator utama bagi penulis dalam memasuki sebuah wahana bernama hidup dan kehidupan.

10. Prarindra Afwan S.P. , Habib Juni Rahmanto, Agus Candra, Vita Wulandari , Teddy Aditia, Albert, dan I nyoman diartawan atas segala doa, perhatian, motivasi, persahabatan, kebersamaan, hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Semoga Allah SWT membalas segala kebaikan yang telah diberikan kepada penulis dan semoga skripsi ini bermanfaat.

Bandar Lampung, Agustus 2010