60
3. Tuntutan Pidana
Berdasarkan fakta yang terungkap dalam pemeriksaan dipersidangan, Penuntut Umum telah menyusun tuntutan yang dibacakan di persidangan pada
hari Kamis, tanggal 21 November 2013, yang pada pokoknya meminta agar Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara ini menjatuhkan putusan
sebagai berikut: 1.
Menyatakan Terdakwa DEDI JUNAEDI bersalah melakukan tindak pidana “MATA UANG PALSU “sebagaimana diatur dan diancam Pidana pasal 36
ayat 2 UU RI No.7 Tahun 2011 dalam surat dakwaan; 2.
Menjatuhkan pidana terhadap terdakwa DEDI JUNAEDI dengan pidana penjara selama 2 dua tahun dikurangi selama terdakwa menjalani tahanan
dengan perintah terdakwa tetap ditahan dan denda sebesar Rp.60.000.000,- Enam Puluh Juta Rupiah subsider 1 satu bulan kurungan;
3. Menyatakan barang bukti berupa :
Pecahan uang kertas palsu Rp.100.000,- sebanyak 6 lembar, Pecahan uang palsu Rp.50.000,- sebanyak 14 lembar dirampas untuk
dimusnahkan, 1 satu buah dompet warna hitam, 1 satu unit sepeda motor merk Honda warna Putih Hitam dengan nopol F-6555-VQ berikut STNK
dikembalikan kepada Dedi Junaedi; 4.
Membebankan kepada Terdakwa membayar biaya perkara sebesar Rp.2.000,-dua ribu rupiah;
Universitas Sumatera Utara
61
4. Pertimbangan Hakim
Menimbang, bahwa atas pertanyaan Hakim Ketua Majelis, Terdakwa menyatakan telah mengerti akan isi dan maksud dakwaan Penuntut Umum;
Menimbang, bahwa atas pembacaan surat dakwaan Penuntut Umum, Terdakwa tidak mengajukan Eksepsi;
Menimbang, bahwa untuk membuktikan dakwaannya, Penuntut Umum telah mengajukan saksi-saksi yang telah memberikan keterangan dibawah sumpah
maupun yang tidak sumpah, yang pada pokoknya menerangkan sebagai berikut :
Saksi YUSAK SIBUEA , dibawah sumpah menerangkan sebagai berikut;
Bahwa saksi sebelumnya tidak kenal dengan Terdakwa, setelah bertemu di
Polsek pada saat diserahkan Terdakwa;
Bahwa Terdakwa ini diperiksa sehubungan dengan kedapatan terkait tindak pidana uang palsu;
Bahwa kejadian berlangsung pada hari Selasa, tanggal 16 Juli 2013 jam
20.30 WIB saat saksi sedang melaksanakan tugas piket Reskrim di Polsek Pasar Rebo;
Bahwa pelaku yang diserahkan adalah seorang laki-laki yang mengaku
bernama Dedi Junaedi; Selanjutnya Jaksa Penuntut Umum ada saksi lain akan tetapi tidak dapat
hadir dipersidangan walaupun telah dipanggil, dan Jaksa memohon agar keterangan saksi dapat dibacakan, dan atas persetujuan dari Hakim Ketua, bahwa
Terdakwa tidak keberatan keterangan saksi dibacakan, saksi-saksi yang ada dalam berita acara pemeriksaan, oleh kepolisian Resort Metro Jakarta Timur Sektor Pulo
Universitas Sumatera Utara
62
Gadung yang telah dibacakan oleh Jaksa Penuntut Umum pada persidangan tanggal 28 Oktober 2013 yang telah memberikan keterangan dibawah sumpah
yang pada pokoknya adalah sebagai berikut ,1.Saksi Winarno, 2. Saksi Amang Pribadi
; Selanjutnya Jaksa Penuntut Umum tidak dapat menghadirkan saksi Ahli
dipersidangan dan keterangan saksi ahli dibacakan pada persidangan Jaksa Penuntut Umum pada persidangan tanggal 06 November 2013 yang telah
memberikan keterangan dibawah sumpah yang pada pokoknya adalah sebagai
berikut Saksi Rahadi Arudji;
Menimbang, Bahwa telah mendengar pula keterangan Terdakwa dipersidangan yang pada pokoknya menerangkan;
Bahwa Terdakwa belum pernah dihukum;
Bahwa Terdakwa kedapatan mengedarkan uang palsu tersebut pada hari
Selasa tanggal 16 Juli 2013 disebuah warung pecel lele di depan RS Pasar Rebo Jalan TB Simatupang Kelurahan Gedong, kecamatan Pasar Rebo,
Jakarta Timur;
Bahwa Terdakwa kedapatan mengedarkan uang palsu, mulanya Terdakwa telah transaksijanjian melalui handphone dengan seorang yang mengaku
bernama Geni dengan maksud mau membeli uang palsu dari saudara Handoyo perantara Terdakwa, kemudian Terdakwa janjian;
Bahwa yang terdakwa dapatkan hasil dari penjualan tersebut terdakwa
mendapatkan Rp.500.000,-lima ratus ribu rupiah dari Andi sebagai pemilik uang palsu;
Universitas Sumatera Utara
63
Bahwa uang komisi dari perantara tersebut telah habis Terdakwa gunakan
untuk kebutuhan sehari-hari ; Menimbang, bahwa terhadap terdakwa telah didakwa oleh Jaksa Penuntut
Umum dengan dakwaan alternative yaitu: Kesatu Pasal 36 ayat 2 UU RI No.7 Tahun 2011 tentang Mata Uang;
Kedua Pasal 245 KUHP; Menimbang, bahwa untuk dapat dipersalahkan dalam Dakwaan Kesatu
tersebut, maka haruslah dipenuhi unsur-unsur dari tindak pidananya sebagai berikut :
1. Unsur Barang siapa;
2. Unsur menyimpan secara fisik dengan cara apapun yang diketahuinya
merupakan rupiah Palsu;
Unsur ke-1 : Barang siapa.
Menimbang, bahwa yang dimaksud dengan “barang siapa” adalah setiap orang sebagai subyek hukum pendukung hak dan kewajiban yang sehat akal
pikirannya dan dapat dimintakan pertanggungjawaban hukum atas perbuatannya; Menimbang, bahwa Terdakwa Dedi Junaedi yang oleh Penyidik telah
ditetapkan sebagai Tersangka dalam perkara ini dan oleh Penuntut Umum dihadapkan sebagai Terdakwa di persidangan dan pada awal persidangan telah
dinyatakan tentang indentitas dirinya dengan lengkap sebagaimana dalam surat dakwaan dimana semuanya telah dibenarkan oleh Terdakwa serta sesuai
pengamatan Majelis Hakim selama pemeriksaan perkara ini berlangsung tidak terdapat tanda-tanda pada diri Terdakwa yang mengindikasikan Terdakwa tidak
Universitas Sumatera Utara
64
sehat akal pikirannya, maka Majelis Hakim berpendapat bahwa Terdakwa sehat akal pikirannya dan dapat bertanggung jawab di hadapan hukum;
Menimbang, bahwa memang dalam praktek peradilan di Indonesia terdapat dua pendapat, dimana pendapat pertama menyatakan bahwa “barang siapa”
merupakan unsur delik, sedangkan pendapat yang kedua menyatakan bahwa bukan merupakan unsur delik;
Menimbang, bahwa pendapat pertama yang menyatakan “barang siapa” merupakan unsur delik maka harus dibuktikan di muka persidangan dengan alat-
alat bukti yang menjelaskan bahwa benar orang yang dihadapkan ke persidangan sebagai Terdakwa tersebut adalah benar-benar sebagai pelaku delik tersebut,
sedangkan pendapat kedua yang menyata kan bahwa “barang siapa” tidak
merupakan unsur delik melainkan unsur dari pasal, dimana pada setiap pasal selalu diawali dengan “barang siapa”, hal itu sudah cukup menunjukkan sebagai
pelaku tindak pidana ketika oleh Penyidik disangka, oleh Penuntut Umum didakwa di persidangan dan dituntut, sehingga tidak memerlukan pembuktian,
cukup yang dibuktikan adalah perbuatannya saja; Menimbang, bahwa dalam Ilmu Hukum Pidana juga tidak secara tegas
dijelaskan tentang hal tersebut, sehingga di dalam praktek kedua pendapat di atas dipergunakan, hal tersebut tergantung dari kasus yang dihadapi, jika ada
sangkalan bahwa Terdakwa tersebut bukan sebagai pelaku delik, tetapi orang lain, maka perlu pembuktian untuk mematahkan sangkalanalibi dari Terdakwa
tersebut;
Universitas Sumatera Utara
65
Menimbang, bahwa dalam perkara ini Terdakwa tidak mengajukan alibi, tetapi Terdakwa hanya mempertahankan apa yang dilakukannya bukan
sebagaimana yang didakwakan oleh Penuntut Umum, maka “barang siapa” tidak perlu dibuktikan dengan alat bukti lain selain dari identitas Terdakwa yang sudah
ada dan diakui serta ditambah dengan pengamatan Majelis selama pemeriksaan berlangsung di persidangan ternyata Terdakwa cakap dan mampu bertindak serta
bertanggung jawab menurut hukum; Menimbang, bahwa berdasarkan uraian pertimbangan-pertimbangan
tersebut di atas, unsur “barang siapa” dalam perkara ini telah terpenuhi dan karenanya telah terbukti secara sah dan meyakinkan ;
Menimbang, bahwa oleh karena unsur pertama telah terbukti maka selanjutnya akan dipertimbangkan unsur kedua dari dakwaan tersebut ;
Unsur ke-2 : Unsur menyimpan secara fisik dengan cara apapun yang diketahuinya merupakan rupiah Palsu;
Menimbang, bahwa berdasarkan keterangan saksi-saksi dan Terdakwa di persidangan terungkap bahwa pada hari Selasa Tanggal 16 Juli 2013 sekira pukul
18.30 WIB saksi Winarno dan saksi Amang Pribadi anggota Intel Polda Metro mendapat Informasi dari seseorang yang tidak mau disebutkan namanya bahwa
ada seorang lelaki yang transaksi menjual atau mengedarkan uang palsu, bahwa pada saat itu saksi Winarno dan saksi Amang berada tidak jauh dari tempat
kejadian di warung Pecel Lele depan Rumah Sakit Pasar Rebo Jalan TB Simatupang Jakarta Timur, bersama-sama dengan anggota lainnya dari Polda
Metro Jaya dalam rangka antisipasi wilayah, kemudian saksi Winarno dan saksi
Universitas Sumatera Utara
66
Amang berhasil menangkap terdakwa Dedi Junaedi kemudian saksi Winarno dan saksi Amang Pribadi melakukan pemeriksaan, lalu saksi Winarno menanyakan
“Dimana uang palsunya” dan Terdakwa mengakui dan menunjukan bahwa uang palsu yang dibawanya berada dalam dompet dan ditaruh di dalam bagasi Motor,
selanjutnya saksi Winarno dan saksi Amang Pribadi melakukan pemeriksaan dibagasi motor Terdakwa ternyata benar ditemukan uang palsu pecahan
Rp.100.000,-seratus ribu rupiah sebanyak enam lembar dan uang pecahan Rp.50.000,-lima Puluh ribu rupiah sebanyak empat belas lembar; Dengan
demikian maka unsur ini telah terpenuhi secara sah dan menyakinkan menurut Hukum;
Menimbang, bahwa
sebagaimana terungkap
dalam persidangan,
berdasarkan keterangan saksi-saksi dan dibenarkan oleh Terdakwa, ternyata Terdakwa Dedi Junaedi pada hari Selasa tanggal 16 Juli 2013 sekira pukul 18.30
WIB bahwa saksi Winarno dan saksi Amang Pribadi anggota Intel Polda Metro Jaya mendapat Informasi dari seseorang yang tidak mau disebutkan namanya
bahwa ada seseorang lelaki yang transaksi menjual atau mengedarkan uang palsu ; Menimbang, bahwa berdasarkan saksi Winarno dan saksi Amang tidak jauh
dari tempat kejadian di warung Pecel Lele dekat Rumah Sakit Pasar Rebo Jalan TB Simatupang Jakarta Timur bersama dengan anggota lainnya berhasil
menangkap Terdakwa Dedi Junaedi kemudian saksi Winarno dan saksi Amang melakukan pemeriksaan, dimana kemudian saksi Winarno dan saksi Amang
menanyakan “Dimana Uang Palsunya “ dan kemudian terdakwa mengakuinya dan menunjukan bahwa uang palsu yang dibawanya berada didalam dompet dan
Universitas Sumatera Utara
67
ditaruh didalam bagasi motor dan setelah dilakukan penggeledahan bahwa benar ditemukan uang palsu Rp.100.000,- sebanyak enam lembar uang palsu dan
Rp.50.000,- sebanyak enam belas lembar uang palsu ; Menimbang, bahwa awalnya terdakwa telah janjian melalui handphone
dengan seorang yang mengaku bernama Sdr. Geni DPO dengan maksud mau membeli uang palsu dari Sdr. Handoyo DPO, dimana peran Terdakwa sebagai
perantara, kemudian Terdakwa dan Sdr. Geni janjian di depan RS Pasar Rebo, Jakarta Timur dan saat itu sambil terdakwa menunggu Sdr. Geni dan Sdr.
Handoyo pemilik barang berupa uang palsu, terdakwa makan pecel lele ditempat tersebut. Namun saat Terdakwa makan, Terdakwa ditangkap oleh Polisi yaitu oleh
saksi Winarno dan saksi Amang Pribadi kemudian dilakukan penggeledahan terdakwa. Atas kejadian tersebut pelaku dan barang bukti dibawa ke polsek Pasar
Rebo Jakarta Timur. Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut di
atas, maka perbuatan Terdakwa ternyata telah memenuhi semua unsur dalam Dakwaan Kesatu Penuntut Umum ;
Menimbang, bahwa sebagaimana telah Majelis pertimbangkan pula di atas, dimana ternyata perbuatan Terdakwa telah memenuhi semua unsur dalam pasal 36
ayat 2 UU RI No.7 Tahun 2011; Menimbang, bahwa karena dakwaan disusun secara alternative maka
majelis akan memilih dakwaan yang paling relevan dengn fakta-fakta dipersidangan dan untuk itu majelis akan mempertimbangkan dakwaan kesatu
pasal 36 ayat 2 UU RI No.7 Tahun 2011 tentang mata Uang;
Universitas Sumatera Utara
68
Menimbang, bahwa berdasarkan keterangan saksi-saksi maupun keterangan terdakwa dipersidangan maka majelis Hakim berpendapat bahwa semua unsur
dari pasal 36 ayat 2 UU RI No.7 Tahun 2011 tentang Mata Uang terpenuhi; Menimbang, bahwa dipersidangan tidak ditemukan alasan penghapus
pidana baik alasan pemaaf maupun alasan pembenar; Menimbang, bahwa oleh karenanya Terdakwa harus dinyatakan bersalah
melakukan tindak pidana “Mata Uang Palsu” dan harus dihukum setimpal dengan kesalahannya;
Menimbang, bahwa karena Terdakwa ditahan maka hukuman yang dijalani Terdakwa dikurangkan seluruhnya dengan tahanan yang telah dijalaninya;
Menimbang, bahwa karena Terdakwa dinyatakan bersalah dan dihukum maka Terdakwa harus dibebani untuk membayar biaya perkara yang besarnya
akan disebutkan dalam amar putusan; Menimbang, bahwa sebelum menjatuhkan hukuman terhadap Terdakwa,
Pengadilan perlu mempertimbangkan hal-hal yang meringankan maupun hal-hal yang memberatkan, yaitu:
Hal-hal yang meringankan:
Terdakwa belum pernah dihukum;
Terdakwa bersikap sopan dipersidangan; Hal-hal yang memberatkan:
Perbuatan Terdakwa meresahkan masyarakat;
Perbuatan Terdakwa merugikan orang lain;
Universitas Sumatera Utara
69
5. Amar Putusan