membutuhkan kebutuhan psikologis, sosial, dan spiritual. Hal tersebut dapat terlihat pada tahap usia tumbuh kembang anak.
Adapun karakter anak usia 10-12 tahun berhubungan dengan sikap atau perasaan yang meliputi rasa ingin tahu, bersifat imajinatif, merasa tertantang oleh
kemajemukan, sifat berani mengambil resiko dan sifat menghargai. Aspek tumbuh kembang pada anak dewasa ini adalah salah satu aspek
yang diperhatikan secara serius oleh para pakar, karena hal tersebut merupakan aspek yang menjelaskan mengenai proses pembentukan seseorang, baik secara
fisik maupun psikososial. Namun, sebagian orang tua belum memahami hal ini, terutama orang tua yang mempunyai tingkat pendidikan dan sosial ekonomi yang
relatif rendah. Mereka menganggap bahwa selama anak tidak sakit, berarti anak tidak
mengalami masalah
kesehatan termasuk
pertumbuhan dan
perkembangannya.
2.6 Perilaku Pemeliharaan Kesehatan Gigi
Menurut Herijulianti, E. 2002 kesehatan gigi dan mulut adalah salah satu aspek dari kesehatan secara keseluruhan, dimana status kesehatan gigi merupakan
hasil dari interaksi antara kondisi fisik, mental dan sosial. Aspek-aspek yang mempengaruhi kualitas kesehatan gigi dan mulut yaitu:
1. Aspek fisik merupakan aspek kesehatan yang mempengaruhi kualitas gigi dan
mulut yang disebabkan oleh keadaan yang terdapat didalam mulut. 2.
Aspek mental merupakan aspek yang disebabkan karena sikap kepercayaan dan keyakinan sehingga mempengaruhi tingkah laku seseorang.
Universitas Sumatera Utara
3. Aspek sosial merupakan aspek yang mempengaruhi kualitas kesehatan gigi dan
mulut, biasanya disebabkan oleh pengaruh sosial ekonomi yang kurang sehingga keadaan ini mempengaruhi tingkah laku seseorang.
Untuk memperbaiki mutu kesehatan gigi dan mulut harus dilaksanakan pemeliharaan secara menyeluruh yang mencakup aspek mental, fisik dan sosial
yaitu dengan upaya peningkatan kesehatan promotif, pencegahan penyakit preventif, penyembuhan penyakit kuratif, dan pemulihan kesehatan
rehabilitatif. Salah satu usaha untuk mencegah dan menanggulangi masalah kesehatan
gigi adalah melalui pendekatan pendidikan kesehatan gigi. Pendidikan kesehatan gigi yang disampaikan kepada seseorang atau masyarakat diharapkan mampu
merubah perilaku kesehatan gigi seseorang atau masyarakat. Perilaku kesehatan gigi meliputi pengetahuan, sikap dan tindakan yang
berkaitan dengan
konsep sehat
dan sakit
gigi serta
upaya pencegahanpemeliharaan kesehatan gigi. Menurut kegeles 1961 dalam
Budiharto, ada 4 faktor utama agar seseorang mau melakukan pemeliharaan kesehatan gigi, yaitu:
1. Merasa mudah terserang penyakit gigi.
2. Percaya bahwa penyakit gigi dapat dicegah.
3. Pandangan bahwa penyakit gigi dapat berakibat fatal.
4. Mampu menjangkau dan memanfaatkan fasilitas kesehatan
Pratiwi 2007 mengatakan bahwa pemeliharaan gigi sebenarnya merupakan tindakan untuk mencegah gigi dari kerusakan serta memiliki
Universitas Sumatera Utara
kesadaran untuk meningkatkan kebersihan gigi. Untuk mencegah gigi dari kerusakan ada dua hal yang perlu dilakukan yaitu mengontrol pola makanan dan
membersihkan gigi dari plak. Pengetahuan tentang kesehatan gigi sebaiknya diberikan sejak usia dini
karena pada usia dini anak mulai mengerti akan pentingnya kesehatan serta larangan yang harus dijauhi atau kebiasaan yang dapat memperngaruhi keadaan
giginya.
2.7 Pemeliharaan Kesehatan Gigi