BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Produk kosmetik sangat diperlukan oleh manusia, baik laki-laki maupun perempuan, sejak lahir sampai meninggal dunia. Produk-produk itu
dipakai secara berulang setiap hari dan di seluruh tubuh, mulai dari rambut sampai ujung kaki Tranggono dan Latifah, 2007.
Wajah putih yang cantik dengan pipi merona segar adalah gambaran ideal wajah seorang wanita saat ini. Wajah merona lebih disukai daripada
wajah yang pucat. Rona merah yang tampak di pipi, membuat wajah tampak segar dan menarik. Oleh karena itu, pewarna pipi atau blush on termasuk
peralatan yang diperlukan dalam rangkaian make up wajah Muliyawan dan Suriana, 2013.
Pewarna pipi konvensional lazim mengandung pigmen merah atau merah kecoklatan. Umumnya pigmen yang digunakan adalah zat warna
sintetik. Zat pewarna alami yang bersifat lebih aman, dapat digunakan dan
dikembangkan. Antara lain dari pigmen karotenoid, kurkumin, antosianin dan pigmen lainnya, dimana pigmen-pigmen tersebut dapat kita peroleh dari
jaringan-jaringan tanaman yang ada di sekitar kita. Ada yang terdapat dalam jaringan buah, bunga, daun, batang maupun akardari kelopak tanaman buah,
sayuran maupun bunga Nollet, 1996.
Universitas Sumatera Utara
Banyak flora asli Indonesia yang dapat dimanfaatkan sebagai pewarna alamisalah satunya yang mempunyai potensi untuk dikembangkan yaitu
kecombrang Etlingera elatior Jack R.M.Smith. Kecombrang tumbuh liar di daerah pegunungan,bunga berwarna merah
muda dan
merah.Kecombrangmengandung pigmen warna
alami yaitu antosianidin.Antosianidin dapat diaplikasikan sebagai pewarna alami sehingga
dapat meningkatkan nilai manfaat dari bunga tersebutTang, 1991. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis berkeinginan untuk membuat
pewarna pipi yang berasal dari bunga kecombrang.Dilakukan ekstraksi zat warna bunga kecombrang yang kemudian dilanjutkan pada pembuatan sediaan
pewarna pipi dengan menggunakan zat warna alami dari ekstrak bungakecombrang.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka perumusan masalah pada penelitian ini adalah:
a. Apakah ekstrak bunga kecombrang dapat digunakan sebagai pewarna
dalam pewarna pipi? b.
Apakah sediaan pewarna pipi dengan menggunakan ekstrak bunga kecombrang stabil dalam penyimpanan pada suhu kamar?
c. Apakahsediaan pewarna pipi dengan menggunakan ekstrak dari bunga
kecombrang tidak menyebabkan iritasi saat digunakan?
1.3 Hipotesis