Bahan Penelitian Alat Penelitian

Gambar 3. Kulit manggis Gambar 4. Kulit manggis kering ditimbang Kulit buah manggis yang telah kering kemudian kembali ditimbang Gambar 4 lalu sampel di haluskan sampai menjadi serbuk simplisia Gambar 5. Setelah dihaluskan, bubuk simplisia dimasukkan ke dalam sebuah wadah dan dimaserasi selama 3 jam dengan pelarut etanol 70 Gambar 6. Sampel diaduk sesekali dengan keadaan etanol cukup merendam sampel. Gambar 5. Menghaluskan sampel Gambar 6. Maserasi sampel Setelah 3 jam, simplisia diperkolasi dengan menggunakan perkulator yang ditutup dengan aluminium foil dan dibiarkan selama 24 jam Gambar 7. Pada bagian ujung alat perkulator disumbat dengan kapas basah dan dilapisi kertas saring. Setelah 24 jam, bagian ujung perkolator yang juga disambungkan pada tabung untuk menampung cairan dapat dibuka dengan kecepatan tetesan ±20 tetesmenit. Sampel pada tabung perkolator tetap dijaga dalam kondisi terendam etanol selama dilakukan penampungan perkolat. Prosedur penampungan perkolat dilakukan sampai perkolat yang dihasilkan berwarna jernih. Semua perkolat digabung dan disaring, lalu diuapkan dengan menggunakan Vaccum Rotary Evaporator pada tekanan 1 ATM dengan temperatur ≤ 60°C sehingga hasil akhir yang didapat adalah ekstrak kental kulit buah manggis. Gambar 7. Perkolasi Ekstrak

4.7.2 Pembuatan Suspensi Bahan Uji

Ekstrak kental kulit buah manggis ditimbang menggunakan electronic balance dan massanya disesuaikan dengan konsentrasi yang diinginkan dengan cara dilarutkan dengan media Mueller Hinton Broth MHB. Ekstrak kental kulit buah manggis dimulai dari konsentrasi 100 karena belum diketahui konsentrasi ekstrak yang mampu menghambat pertumbuhan S.mutans, maka itu pengujian dimulai dengan konsentrasi terbesar. Sediakan tabung untuk diisi 1 ml MHB, kemudian pada tabung pertama diberi 1gr ekstrak kental kulit buah manggis kemudian divorteks sehingga didapatkan ekstrak etanol kulit buah manggis dengan konsentrasi 100. Kemudian dilakukan pengenceran dengan cara mengambil setengah dari konsentrasi ekstrak etanol lerak 100 menggunakan mikropipet dan diletakkan pada tabung selanjutnya untuk mendapatkan ekstrak etanol kulit buah manggis 50 pengenceran berganda. Cara yang sama dilakukan untuk mendapatkan konsentrasi selanjutnya

Dokumen yang terkait

Daya Hambat Ekstrak Etanol Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L.) Terhadap Bakteri Enterococcus faecalis Sebagai Alternatif Bahan Medikamen Saluran Akar (In Vitro)

3 289 97

Daya Antibakteri Ekstrak Etanol Kulit Buah Manggis (Garcinia Mangostana L) Terhadap Porphyromonas Gingivalis Sebagai Bahan Alternatif Medikamen Saluran Akar (In Vitro)

3 81 67

Efektifitas Daya Antibakteri Ekstrak Etanol Siwak (Salvadora persica L.) Terhadap Pertumbuhan Fusobacterium nucleatum Sebagai Alternatif Bahan Medikamen Saluran Akar (Penelitian In Vitro)

9 134 70

Daya Antibakteri Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L) terhadap Fusobacterium nucleatum sebagai Bahan Alternatif Medikamen Saluran Akar secara in Vitro

8 89 59

Efek Antibakteri Ekstrak Etanol Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L) terhadap Enterococcus faecalis sebagai Bahan Medikamen Saluran Akar (Secara In Vitro)

2 96 63

Daya atibakteri ekstrak etanol buah mahkota dewa (Phaleria macrocarpa [Scheff.] Boerl.) terhadap Fusobacterium nucleatum sebagai bahan medikamen saluran akar secara in vitro.

3 69 76

Daya Hambat Ekstrak Etanol Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L.) Terhadap Bakteri Enterococcus faecalis Sebagai Alternatif Bahan Medikamen Saluran Akar (In Vitro)

0 0 32

Daya Antibakteri Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia Mangostana Linn.) pada bakteri Streptococcus mutans sebagai Bahan Alternatif Medikamen Saluran Akar dengan Metode Dilusi In Vitro

0 0 7

Daya Antibakteri Ekstrak Etanol Kulit Buah Manggis (Garcinia Mangostana L) Terhadap Porphyromonas Gingivalis Sebagai Bahan Alternatif Medikamen Saluran Akar (In Vitro)

0 0 11

Daya Antibakteri Ekstrak Etanol Kulit Buah Manggis (Garcinia Mangostana L) Terhadap Porphyromonas Gingivalis Sebagai Bahan Alternatif Medikamen Saluran Akar (In Vitro)

0 0 17