Bahan Medikamen Saluran Akar Tanaman Manggis dan Nilai Farmakologisnya

kelembaban dan panas dengan curah hujan yang cukup merata. Pohon manggis selalu hijau dengan tinggi 6-20 m mempunyai batang tegak, batang pokok jelas, kulit batang cokelat, dan memiliki getah kuning, daun tunggal, ruas daun berhadapan atau bersilang berhadapan, dan berbentuk helaian. Daunnya mengkilat di bagian permukaannya, dengan permukaan atas berwarna hijau gelap dan permukaan bawah berwarna hijau terang dengan bentuk elips memanjang serta berukuran 12-23 x 4,5- 10 cm dengan panjang tangkai 1,5-2 cm. 19 Kulit, daun dan tangkai buah ini telah digunakan sebagai obat alami selama bertahun-tahun. Kulit manggis yang tebal ini digunakan untuk menyembuhkan cystisis, diare, disentri, eczema, demam, penyakit usus, pruritis, dan penyakit kulit. 19-21 Efek terapeutik kulit buah manggis erat hubungannya dengan senyawa kimia yang terkandung di dalamnya. Komponen aktif kulit buah manggis yang mengandung xanthone antara lain saponin, tanin, alkaloid dan flavonoid. 18 Saponin merupakan zat aktif yang dapat meningkatkan permeabilitas membran sehingga terjadi hemolisis sel, apabila saponin berinteraksi dengan sel kuman, kuman tersebut akan pecah atau lisis. 18 Tanin dalam konsentrasi rendah mampu menghambat pertumbuhan kuman, sedangkan pada konsentrasi tinggi, tanin bekerja sebagai antimikroba dengan cara mengkoagulasi atau mengumpulkan protoplasma kuman sehingga terbentuk ikatan yang stabil dengan protein kuman dan pada saluran pencernaan tanin diketahui dapat mengeliminasi toksin. 18 Mekanisme alkaloid sebagai antibakteri yaitu dengan menghambat sintesis dinding sel yang akan menyebabkan lisis pada sel sehingga sel mati. 18 Flavonoid merupakan kelompok senyawa fenol yang mempunyai kecenderungan untuk mengikat protein, sehingga mengganggu proses metabolisme. 18

2.3 Kerangka Teori

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN

3.1 Kerangka Konsep

Penelitian ini menganalisis pengaruh ekstrak kulit manggis terhadap Streptococcus mutans dan mengetahui kadar hambat minimum KHM. Hal ini dapat dilihat dengan membuat ekstrak dengan masing-masing konsentrasi mulai dari 100 sampai dengan 0,02437 setelah itu dicobakan kepada bakteri untuk memperoleh kadar hambat minimal bakteri KHM dan kadar bunuh minimal bakteri KBM.

3.2 Hipotesa Penelitian

Dari uraian diatas terlihat bahwa senyawa aktif dari ekstrak kulit manggis dapat berpengaruh dan memiliki efek terhadap bakteri. Maka dapat ditegakkan hipotesa bahwa: Ekstrak kulit manggis memiliki efek dan kemampuan mengeliminasi Streptococcus mutans Pertumbuhan koloni bakteri Streptococcus mutans pada konsentrasi ekstrak yang berbeda Ekstrak Kulit Manggis dengan konsentrasi : 100, 50, 25, 12,5, 6,25, 3,125, 1,56, 0,78, 0,39, 0,195, 0,0975, 0,0487, dan 0,02437 Waktu Inkubasi 24 jam Suhu Inkubasi 37°C

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

4.1 Rancangan Penelitian : Postest Only Control Group Design

4.1.1 Jenis Penelitian :

Eksperimental Laboratorium 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian 4.2.1 Tempat Penelitian : 1.Laboratorium Obat Tradisional Fakultas Farmasi USU 2.Laboratorium Pusat Penyakit Tropis UNAIR

4.2.2 Waktu Penelitian :

Maret –September 2014 4.3 Sampel dan Besar Sampel Penelitian 4.3.1 Sampel Penelitian : Koloni Streptococcus mutans ATCC 25175 yang telah diisolasi dan dibiakkan dalam media Mueller Hinton Agar MHA.

4.3.2 Besar Sampel Penelitian :

Penentuan besar sampel dilakukan berdasarkan SOP Standard Operational Procedure yang ada di Laboratorium Pusat Penyakit Tropis, Universitas Airlangga. Dari masing-masing konsentrasi dilakukan dilusi pengenceran untuk mendapatkan konsentrasi minimal yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri. a. Penentuan nilai KHM  Kelompok 1 : ekstrak dengan konsentrasi 100 = 3 sampel  Kelompok 2 : ekstrak dengan konsentrasi 50 = 3 sampel  Kelompok 3 : ekstrak dengan konsentrasi 25 = 3 sampel  Kelompok 4 : ekstrak dengan konsentrasi 12,5 = 3 sampel  Kelompok 5 : ekstrak dengan konsentrasi 6,25 = 3 sampel  Kelompok 6 : ekstrak dengan konsentrasi 3,125 = 3 sampel  Kelompok 7 : ekstrak dengan konsentrasi 1,5625 = 3 sampel  Kelompok 8 : ekstrak dengan konsentrasi 0,78 = 3 sampel

Dokumen yang terkait

Daya Hambat Ekstrak Etanol Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L.) Terhadap Bakteri Enterococcus faecalis Sebagai Alternatif Bahan Medikamen Saluran Akar (In Vitro)

3 289 97

Daya Antibakteri Ekstrak Etanol Kulit Buah Manggis (Garcinia Mangostana L) Terhadap Porphyromonas Gingivalis Sebagai Bahan Alternatif Medikamen Saluran Akar (In Vitro)

3 81 67

Efektifitas Daya Antibakteri Ekstrak Etanol Siwak (Salvadora persica L.) Terhadap Pertumbuhan Fusobacterium nucleatum Sebagai Alternatif Bahan Medikamen Saluran Akar (Penelitian In Vitro)

9 134 70

Daya Antibakteri Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L) terhadap Fusobacterium nucleatum sebagai Bahan Alternatif Medikamen Saluran Akar secara in Vitro

8 89 59

Efek Antibakteri Ekstrak Etanol Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L) terhadap Enterococcus faecalis sebagai Bahan Medikamen Saluran Akar (Secara In Vitro)

2 96 63

Daya atibakteri ekstrak etanol buah mahkota dewa (Phaleria macrocarpa [Scheff.] Boerl.) terhadap Fusobacterium nucleatum sebagai bahan medikamen saluran akar secara in vitro.

3 69 76

Daya Hambat Ekstrak Etanol Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L.) Terhadap Bakteri Enterococcus faecalis Sebagai Alternatif Bahan Medikamen Saluran Akar (In Vitro)

0 0 32

Daya Antibakteri Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia Mangostana Linn.) pada bakteri Streptococcus mutans sebagai Bahan Alternatif Medikamen Saluran Akar dengan Metode Dilusi In Vitro

0 0 7

Daya Antibakteri Ekstrak Etanol Kulit Buah Manggis (Garcinia Mangostana L) Terhadap Porphyromonas Gingivalis Sebagai Bahan Alternatif Medikamen Saluran Akar (In Vitro)

0 0 11

Daya Antibakteri Ekstrak Etanol Kulit Buah Manggis (Garcinia Mangostana L) Terhadap Porphyromonas Gingivalis Sebagai Bahan Alternatif Medikamen Saluran Akar (In Vitro)

0 0 17