Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Student Teams Achievement Division

Tabel 2. Penghitungan Perkembangan Skors Individu No Nilai Tes Skors Perkembangan 1 Lebih dari 10 dibawah skors dasar 2 10 sampai 1 dibawah skors dasar 10 3 Skors 0 sampai 10 di atas skors dasar 20 4 Lebih dari 10 di atas skors dasar 30 5 Pekerjaan sempurna tanpa memerhatikan skor dasar 30 2. Menghitung Skors Kelompok Skors kelompok dihitung dengan membuat rata-rata skors perkembangan anggota kelompok, yaitu dengan menjumlahkan semua skors perkembangan individu anggota kelompok dan membagi sejumlah anggota kelompok tersebut. Sesuai dengan rata-rata skors perkembangan kelompok, diperoleh skors kelompok sebagaimana dalam kelompok sebagaimana dalam tabel 3 sebagai berikut: No Skors Kualifikasi 1 0 ≤ N ≤ 5 _ 2 6 ≤ N ≤ 15 Tim yang baik 3 16 ≤ N ≤ 20 Tim yang baik sekali 4 21 ≤ N ≤ 30 Tim yang istimewa Untuk peningkatan skors kelompok digunakan rumus Slavin, 1995:82 : Keterangan : Nk = Nilai kelompok

C. Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together NHT

Dalam penerapannya, pembelajaran kooperatif memiliki beberapa teknik pembelajaran, salah satunya adalah teknik Numbered Head Together NHT. Teknik ini memberi kesempatan kepada siswa untuk saling membagikan ide-ide dan menimbang jawaban yang paling tepat. Selain itu, teknik ini juga mendorong siswa untuk meningkatkan kerjasama mereka. Teknik ini bisa digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan usia anak didik. Teknik ini melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah materi yang tercakup dalam suatu pelajaran untuk mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut. Pada pembelajaran kooperatif teknik NHT terdapat empat struktur langkah utama yaitu: 1. Penomoran Guru mengelompokkan siswa ke dalam kelompok atau tim yang beranggotakan tiga hingga lima orang dan memberi mereka nomor sehingga setiap siswa dalam kelompok memiliki nomor yang berbeda. Setiap kelompok diberi LKS yang sama. 2. Pengajuan Pertanyaan Guru mengajukan pertanyaan atau memberikan tugas dan masing-masing kelompok mengerjakannya. Sebelum guru mengajukan pertanyaan, guru terlebih dahulu memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengerjakan LKS secara berkelompok. 3. Berfikir Bersama Setiap anggota kelompok harus berfikir bersama untuk mengerjakan pertanyaan yang terdapat pada LKS, sehingga setiap anggota kelompok bisa memberikan jawaban yang benar dan memastikan tiap anggota kelompok dapat mengerjakannyamengetahui jawabannya. 4. Pemberian Jawaban Guru menunjuk salah satu nomor anggota kelompok, setiap nomor anggota kelompok yang ditunjuk guru akan menjawab secara bergilir, nomor anggota kelompok lain menanggapi jawaban yang disampaikan oleh nomor anggota yang telah ditunjuk oleh guru, guru kemudian menuntun siswa untuk mendapatkan jawaban yang benar dan menarik kesimpulan tentang materi pembelajaran yang telah dipelajari. Berikut ini adalah gambar ilustrasi kelompok NHT dalam pembelajaran di kelas. Gambar 2. Ilustrasi pembelajaran ke lompok NHT GURU MITRA GURU ☻1 5 2 ☻ ☻ 4 3 ☻ ☻ KEL. 1 OBSERVER 1 OBSERVER 2 ☻1 5 2 ☻ ☻ 4 3 ☻ ☻ ☻1 5 2 ☻ ☻ 4 3 ☻ ☻ ☻1 5 2 ☻ ☻ 4 3 ☻ ☻ ☻1 5 2 ☻ ☻ 4 3 ☻ ☻ ☻1 5 2 ☻ ☻ 4 3 ☻ ☻ ☻1 5 2 ☻ ☻ 4 3 ☻ ☻ KEL 2 KEL. 3 KEL. 4 KEL. 5 KEL 6 KEL 7 PAPAN TULIS

D. Media Pembelajaran Kata media berasal dari bahasa latin medus yang secara haarfiah ber

arti „tengah‟, „perantara‟, atau „pengantar‟. Heinich dkk 1982 dalam Arsyad 2006 mengemukakan istilah medium sebagai perantara yang mengantar informasi antara sumber dan penerima. Jadi televisi, film, radio, foto, rekaman, audio, gambar yang diproyeksikan, bahan-bahan cetakan dan sejenisnya adalah media komunikasi. Apabila media itu membawa pesan-pesan atau informasi yang bertujuan instruksional atau mengandung maksud-maksud pengajaran maka media itu disebut media pembelajaran. Secara umum media mempunyai kegunaan: 1. Memperjelas pesan agar tidak verbalitas. 2. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, tenaga, dan daya indra. 3. Menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih langsung antara murid dengan sumber belajar. 4. Memungkinkan anak belajar mandiri sesuai dengan bakat dan kemampuan visual, auditori, dan kinestatiknya. 5. Memberi rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman dan menimbulkan persepsi yang sama. Selain itu, konstribusi media pembelajaran menurut Kemp and Dayton 1985 dalam Arsyad 2006 adalah: 1. Penyampaian pesan pembelajaran dapat lebih standar. 2. Pembelajar akan lebih menarik. 3. Pembelajaran menjadi lebih interaktif dengan menerapkan teori belajar. 4. Waktu pelaksanaan pembelajaran dapat diperpendek. 5. Kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan. 6. Proses pembelajaran dapat dilaksanakan kapanpun dan dimanapun diperlukan. 7. Peran guru berubah kearah yang positif. Dua sisi penting dari fungsi media dalam proses pembelajaran dikelas yaitu: 1 Membantu guru dalam mempermudah, menyederhanakan, dan mempercepat berlangsungnya proses belajar mengajar, penyajian informasi atau keterampilan secara utuh dan lengkap, serta merancang lingkup informasi dan keterampilan secara sistematis sesuai dengan tingkat kemampuan dan alokasi waktu; 2 Membantu siswa dalam mengaktifkan fungsi psikologis dalam dirinya antara lain dalam pemusatan dan mempertahankan perhatian, memelihara, keseimbangan mental, serta belajar mendorong mandiri Arifin et al., 2003. E. Lembar Kerja Siswa Media pembelajaran yang digunakan dalaam pembelajaran ini berupa Lembar Kerja Siswa LKS. Pada proses belajar mengajar, LKS digunakan sebagai sarana pembelajaran untuk menuntun siswa mendalami materi dari suatu materi pokok atau submateri pokok mata pelajaran yang telah atau sedang dijalankan. Melalui LKS siswa harus mengemukakan pendapat dan mampu mengambil kesimpulan. Dalam hal ini LKS digunakan untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Menurut Sriyono 1992, Lembar Kerja Siswa LKS adalah salah satu bentuk program yang berlandaskan atas tugas yang harus diselesaikan dan berfungsi sebagai alat untuk mengalihkan pengetahuan dan keterampilan sehingga mampu mempercepat tumbuhnya minat siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.

Dokumen yang terkait

Perbandingan antara model pembelajaran cooperative learning tipe stad dengan pembelajaran konvensional dalam rangka meningkatkan hasil belajar PAI (eksperimen kelas XI SMA Negeri 3 Tangerang)

2 14 159

Pengaruh Teknik Gnt Pada Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa Smp Kelas Vii Pada Konsep Organisasi Kehidupan

1 21 280

Penerapan model pembelajaran kooperatif dengan teknik Student Teams Achievement Division (STAD) untuk meningkatkan hasil belajar fiqih di MTs Nurul Hikmah Jakarta

0 9 145

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD MENGGUNAKAN MEDIA POWER POINT TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA PADA KONSEP IKATAN KIMIA (Kuasi Eksperimen di SMA Dharma Karya UT Tangerang Selatan)

0 13 259

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (Student Team Achievement Divisions) STAD Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa SD

1 6 165

Peningkatan pemahaman unsur interinsik pada cerpen melaui metode kooperatif tipe student teams achievement division (stad) (penelitian tindakan kelas pada siswa kelas X MA As-Syafi'iyah 01 Jkarta semester Ganjil, Tahun ajaran 2011/2012)

0 37 181

Upaya meningkatkan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe Stad (Student Teams Achievement Division) pada pembelajaran IPS kelas IV MI Miftahul Khair Tangerang

0 13 0

PERBEDAAN PENGUASAAN KONSEP SENYAWA HIDROKARBON SISWA ANTARA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DISERTAI STRATEGI PROBLEM POSING DENGAN PEMBELAJARAN KONVENSIONAL

1 16 60

Peningkatan hasil belajar PKN siswa kelas IV MI Attaqwa Bekasi Utara melalui penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Divisions)

0 5 152

PENGARUH KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS TERHADAP PENGUASAAN KONSEP MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD

0 0 12