Lampung, data Komisi C DPRD Kota Bandar Lampung, Raperda tata ruang Kota Bandar Lampung, serta dokumen tentang profil dan arsip
sejarah Kota Bandar Lampung yang diperoleh dari sekretariat Pemerintah
Kota Bandar Lampung.
No. Topik
Teknik Pengumpulan
Data Sumber Informasi
1. 2.
3. 4.
Decisi dalam proses perumusan kebijakan
Antisipasi dalam proses perumusan kebijakan
Nondecisi dalam proses perumusan kebijakan
Systemic dalam proses perumusan kebijakan
Wawancara Wawancara
Wawancara Wawancara
Bappeda, DPRD, dan Bagian Hukum Kota
Bandar Lampung Bappeda, DPRD, dan
Bagian Hukum Kota Bandar Lampung
Bappeda, DPRD, dan Bagian Hukum Kota
Bandar Lampung Bappeda, DPRD, dan
Bagian Hukum Kota Bandar Lampung
Tabel 1. Panduan pengumpulan Data
G. Teknik Pengolahan Data
Setelah data diperoleh dari lapangan terkumpul maka tahap berikutnya ialah mengolah data tersebut. Adapun teknik yang dilakukan dalam pengolahan data
dalam penelitian ini adalah:
1. Editing
Yaitu teknik mengolah data dengan cara meneliti kembali data yang telah diperoleh melalui wawancara mendalam dan dokumentasi untuk
menghindari kekeliruan dan kesalahan. Tahap editing yang dilakukan oleh peneliti dalam penelitian ini menyajikan hasil wawancara dan dokumentasi
dari relasi DPRD Kota Bandar Lampung dan Pemerintah Kota Bandar Lampung dalam perumusan kebijakan tata ruang wilayah Kota Bandar
Lampung, yakni berupa kalimat-kalimat yang kurang baku disajikan dengan menggunakan kalimat baku dan bahasa yang mudah dipahami,
sehingga dapat dimengerti oleh pembaca.
2. Interpretasi
Interpretasi merupakan upaya untuk memperoleh arti dan makna yang lebih mendalam dan luas terhadap hasil penelitian yang sedang dilakukan.
Pembahasan hasil penelitian dilakukan dengan cara meninjau dan mencocokkan secara kritis informasi akurat yang diperoleh di lapangan
dengan teori yang relevan.
H. Teknik Analisis Data
Data-data yang diperoleh mengenai relasi DPRD Kota Bandar Lampung dan Pemerintah Kota Bandar Lampung dalam perumusan Raperda Tata Ruang
Kota Bandar Lampung oleh eksekutif, perumusan raperda tata ruang oleh legislatif, dan pada pengundangan raperda dalam lembaran daerah selanjutnya
dianalisis secara deskriptif dengan teori yang digunakan, yaitu teori perumusan kebijakan. Tujuannya untuk membuat deskriptif, gambaran atau
lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena mengenai fakta-fakta proses perumusan
kebijakan. Spradley dalam Sugiyono 2011:244 menyatakan bahwa anlisis dalam
penelitian jenis apapun, adalah merupakan cara berfikir. Hal itu berkaitan dengan pengujian secara sistematis terhadap sesuatu untuk menentukan