9
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Kajian Teori
2.1.1 Intensitas Belajar
Kata intensitas berasal dari Bahasa Inggris yaitu intense yang berarti semangat, giat. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia 2008: 560, intensitas
diartikan sebagai keadaan tingkatan atau ukuran intensnya. Intensitas belajar adalah seberapa sering usaha siswa yang dapat menghasilkan perubahan-
perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan nilai dan sikap. Sehingga intensitas dapat diartikan sebagai suatu usaha yang dilakukan oleh
seseorang dengan penuh semangat untuk mencapai tujuan, dalam hal ini tujuan belajar.
Orang yang belajar dengan semangat tinggi, akan menunjukan hasil yang baik pula. Intensitas belajar siswa akan sangat menentukan tingkat pencapaian
tujuan belajar untuk meningkatkan hasil belajarnya. Perkataan intensitas sangat berkaitan dengan motivasi, dimana belajar diperlukan adanya intensitas atau
semangat yang tinggi terutama berdasarkan motivasi. Makin tinggi motivasi yang diberikan, akan makin berhasil hasil pelajaran itu. Jadi motivasi akan senantiasa
menentukan intensitas belajar siswa. Motivasi merupakan salah satu faktor yang dapat meningkatkan intensitas
belajar dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan yaitu untuk peningkatan
hasil belajar, sebab seseorang yang melakukan usaha dengan penuh semangat karena adanya motivasi lebih cepat mencapai hasil belajar yang diharapkan.
Tingkat intensitas belajar digolongkan menjadi tingkat intensitas belajar tinggi, sedang, dan ringan.
a. Tingkat Intensitas Belajar Tinggi Intensitas belajar tinggi merupakan intensitas yang berasal dari motivasi
belajar yang tinggi. Motivasi belajar tinggi antara lain mahasiswa berorientasi pada keberhasilan dan memiliki rasa percaya diri dalam menghadapi tugas yang
harus diselesaikan, bersikap mengarah pada tujuan dan berorientasi pada masa depan. Selain itu, peserta didik yang menyukai tugas-tugas sekolah yang cukup
sulit, lebih suka bekerja sama dengan orang yang lebih pandai meskipun orang tersebut kurang menyenangkan bagi dirinya serta tidak suka membuang-buang
waktu. b. Tingkat Intensitas Belajar Sedang
Tingkat intensitas belajar sedang umumnya memiliki tingkat motivasi belajar lebih baik dibandingkan dengan peserta didik yang memiliki tingkat motivasi
rendah. Biasanya memiliki rasa kurang percaya diri dalam menghadapi tugas dan cukup mengalami kesulitan dalam menyelesaikan tugas.
c. Tingkat Intensitas Belajar Rendah Tingkat intensitas belajar rendah memiliki ciri-ciri antara lain waktu belajar
yang sedikit, tidak memiliki tujuan belajar, tidak bergairah untuk menghadapi kesulitan dalam belajar, memiliki usaha yang sedikit dalam belajar, tidak memiliki
cita-cita yang jelas sehingga hasil belajar tidak memuaskan, dan tidak menyukai kegiatan belajar.
2.1.1.1 Indikator Intensitas Belajar Siswa Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa intensitas
belajar mempunyai beberapa indikator, diantaranya: a. Motivasi
Perilaku belajar disesuaikan dengan pebelajar. Dimyati dan Mudjiono 2013: 108 mengemukakan pada diri pebelajar terdapat kekuatan mental
penggerak belajar. Kekuatan mental yang berupa keinginan, perhatian, kemauan atau cita-cita.
Motivasi dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah keadaan yang berasal dari dalam diri
individu yang dapat melakukan tindakan belajar, termasuk didalamnya adalah perasaan menyukai materi dan kebutuhannya terhadap materi tersebut. Sedangkan
motivasi ekstrinsik adalah hal atau keadaan yang mendorong untuk melakukan tindakan karena adanya rangsangan dari luar individu, pujian, dan hadiah atau
peraturan sekolah, teladan dari orang tua, guru dan lainnya, merupakan contoh konkrit motivasi ekstrinsik yang dapat mendorong siswa untuk belajar.
Jadi, fungsi motivasi dalam belajar adalah: a
Menentukan arah perbuatan, yakni kearah tujuan yang hendak dicapai, b
Mendorong manusia untuk berbuat, c
Menyeleksi perbuatan.
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa motivasi akan mendorong seseorang yang belajar untuk memperoleh hasil belajar yang optimal.
Artinya, dengan adanya usaha yang tekun terutama didasari motivasi, maka seseorang yang belajar akan mendapatkan hasil belajar yang baik. Intensitas
motivasi peserta didik akan sangat menentukan tingkat pencapaian hasil belajar. b. Durasi kegiatan
Durasi kegiatan yaitu lamanya kemampuan penggunaan untuk melakukan kegiatan dalam hal ini belajar. Dari durasi ini dapat dipahami bahwa motivasi
terlihat dari kemampuan seseorang menggunakan waktunya untuk belajar, yaitu dengan lamanya siswa menyediakan waktu untuk belajar setiap harinya.
c. Frekuensi kegiatan Frekuensi yang dimaksud adalah keseringan kegiatan itu dilakssiswaan
dalam periode waktu tertentu. Misal seringnya siswa melakukan aktifitas belajar baik di sekolah maupun diluar sekolah.
d. Presentasi Presentasi yang dimaksud adalah gairah, keinginan atau harapan yang keras.
Artinya maksud, rencana, cita-cita, sasaran atau target hendak dicapai dengan kegiatan yang dilakukan. Hal ini dapat dilihat dari keinginan yang kuat bagi siswa
untuk belajar. e. Arah sikap
Sikap merupakan sesuatu yang dipelajari, dan sikap menentukan bagaimana individu bereaksi terhadap situasi serta menentukan apa yang dicari individu
dalam kehidupan Slameto, 2010:188. Sikap selalu berkenaan dengan suatu
objek, dan sikap terhadap objek ini disertai dengan perasaan positif atau negatif. Orang yang bersikap negatif akan cenderung untuk menjauhi, menghindari,
membenci, bahkan tidak menyukai objek tertentu. Sedangkan dalam bentuknya yang positif kecenderungan tindakan adalah mendekati, menyenangi, dan
mengharapkan objek tertentu. Sikap ini kemudian mendasari dan mendorong ke arah sejumlah perbuatan yang satu sama lainnya berhubungan.
f. Minat