BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang dan Masalah
Sastra diciptakan untuk dinikmati, dipahami, dan dimanfaatkan oleh masyarakat.
Sastra berasal dari akar kata sas sanksekerta yang berarti mengarahkan, mengajar, memberi petunjuk, dan instruksi. Akhiran tra berarti alat atau sarana Teeuw dalam Nyoman, 2005:4.
Alat yang dijadikan cermin masyarakat untuk memberi petunjuk dan menggambarkan kehidupan masyarakat, namun juga merupakan cermin balik bagi masyarakat atau subjek
kolektif. Wellek dan Austin 1990:109 menyatakan bahwa “sastra “menyajikan kehidupan” dan “kehidupan” sebagian besar terdiri dari kenyataan sosial, walaupun karya sastra juga
“meniru” alam dan dunia subjektif manusia.” Dalam karya sastra, pengarang berusaha menggambarkan peristiwa yang dialami
masyarakat pada kehidupan sehari-hari. Karya sastra menjadi wadah yang juga tidak terlepas dari rekaman peristiwa-peristiwa kebudayaan di dalam hidup manusia, yakni pada hakikatnya
sastra dan kebudayaan itu sendiri memiliki objek yang sama, yaitu manusia masyarakat, manusia sebagai fakta sosial, dan manusia sebagai makhluk kultural Ratna, 2005:14.
Karya sastra diciptakan melalui proses kreatif yang dimiliki oleh seorang pengarang yang melihat, mengamati dan menangkap segala peristiwa dan gejolak yang terjadi dalam
lingkungan sekitarnya, lalu mengolahnya sedemikian rupa kemudian mengembangkannya dengan imajinasi yang dalam sehingga karya sastra dapat dinikmati, dipahami, dan
dimanfaatkan oleh masyarakat. Karya sastra yang diciptakan pengarang itu dapat mencerminkan gambaran realitas kehidupan sosial yang dapat berupa lingkungan, adat,
kebudayaan, dan sebagainya.
Universitas Sumatera Utara
Pengarang merupakan indikator penting dalam menyebarluaskan keberagaman unsur- unsur kebudayaan, sekaligus perkembangan tradisi masyarakat. Melalui kemampuan yang
dimiliki pengarang dapat menggali kekayaan masyarakat, memasukkannya ke dalam karya sastra, yang kemudian dinikmati oleh pembaca. Pengarang adalah anggota masyarakat itu
sendiri dan terikat pada status sosial tertentu pula dan secara tidak langsung terlibat dalam karyanya. Sehingga dalam sastra tergambar cerminan langsung dari berbagai struktur sosial,
hubungan kekeluargaan, dan lain-lain. Peneliti ingin meneliti Naskah Teater Raja Tebalek . Penelitian dengan menggunakan
kajian strukturalisme genetik. Masalah pokok yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah “Bagaimanakah subjek
kolektif, fakta sosial atau fakta kemanusiaan dan pandangan dunia pengarang yang terdapat pada naskah teater Raja Tebalek.
1.2 Rumusan Masalah 1. Bagaimanakah unsur strukturasi yang terdapat dalam naskah teater Raja Tebalek?
2. Bagaimanakah subjek kolektif di dalam naskah teater Raja Tebalek? 3.
Bagaimanakah bentuk fakta sosial atau fakta kemanusiaan dalam naskah Raja Tebalek
4. Bagaimana Pandangan dunia pengarang terhadap naskah teater Raja Tebalek? 1.3 Batasan Masalah
Masalah yang dikaji adalah subjek kolektif dan fakta sosial atau kemanusiaan, strukturasi serta pandangan dunia pengarang terhadap naskah teater Raja Tebalek.
1.4 Tujuan dan manfaat penelitian 1.4.1 Tujuan penelitian