Berdasarkan ketentuan di atas ada dua jenis prinsipal yaitu prinsipal produsen dan prinsipal supplier. Pada prinsipnya tidak ada perbedaan antara
keduanya dalam kaitannya dengan perjanjian penunjukkan distibutor untuk memasarkan produk FMCG dari produsen.
Sesuai dengan Pasal 12 Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 11 Tahun 2006 Tentang Ketentuan dan Tata cara Penerbitan Surat Tanda Pendaftaran
Agen atau Distributor Barang danatau jasa, secara jelas mensyaratkan adanya perjanjian yang dilegalisir oleh notaris dalam pengangkatan atau penunjukan
distributor yang dilakukan oleh prinsipal untuk memasarkan produknya di wilayah tertentu. Lebih tegasnya perjanjian pendistribusian produk FMCG
antara prinsipal dan distributor harus dalam bentuk tertulis dan dilegalisir oleh notaris.
2. Pengertian sub distributor
Menurut Pasal 1 ayat 5 Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 11 Tahun 2006 Tentang Ketentuan dan Tata cara Penerbitan Surat Tanda Pendaftaran
Agen atau Distributor Barang dan atau jasa, definisi sub distributor adalah perusahaan perdagangan nasional yang bertindak sebagai perantara untuk dan
atas namanya sendiri berdasarkan penunjukan atau perjanjian dari distributor atau distributor tunggal untuk melakukan pemasaran. Berdasarkan pengertian
tersebut sub distributor tidak melakukan perjanjian langsung dengan prinsipal, tetapi perjanjian yang dibuat adalah berdasarkan penunjukkan yang dilakukan
oleh distributor, sehingga sub distributor tidak bertanggung jawab langsung
kepada prinsipal tetapi bertanggung jawab kepada distributor sesuai dengan klausul-klausul yang dibuat dalam perjanjian pendistributian produk.
Sesuai dengan Pasal 15 ayat 1 huruf a Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 11 Tahun 2006 Tentang Ketentuan dan Tata cara Penerbitan Surat
Tanda Pendaftaran Agen atau Distributor Barang danatau jasa, secara jelas mensyaratkan adanya perjanjian yang dilegalisir oleh notaris dalam
pengangkatan atau penunjukan sub distributor yang dilakukan oleh distributor untuk menjadi perantara memasarkan produk dari produsen di wilayah tertentu.
Berdasarkan hal tersebut maka perjanjian pendistribusian produk FMCG antara distributor dan sub distributor harus dalam bentuk tertulis dan dilegalisir oleh
notaris.
3. Penunjukan sub distributor oleh distributor
Untuk produk-produk fast moving consumer goods FMCG saluran distribusi yang digunakan adalah saluran distribusi tidak langsung. Penyaluran
produk ke grosir, ritel, kemudian ke konsumen tidak dilakukan langsung oleh distributor tetapi lewat penunjukkan sub distributor. Hal tersebut diatur dengan
ketentuan Pasal 2 ayat 1 dan ayat 2 Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 11 Tahun 2006 Tentang Ketentuan dan Tata cara Penerbitan Surat Tanda
Pendaftaran Agen atau Distributor Barang danatau jasa. Dimana Agen, agen tunggal, distributor atau distributor tunggal yang telah memperoleh STP dapat
menunjuk sub agen atau sub distributor untuk menjadi perantara pemasaran produk di wilayah tertentu.
4. Manfaat keberadaan Distributor dan Sub Distributor